Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5 Zalwa Aisyah Syahrani Mawardi
Zalwa Aisyah Syahrani Mawardi.
( Cantiknya mbak Zalwa pas ngisi acara di acara perpisahan di sekolahnya )
Kayvan Herald Hadi Wijaya
( tajemnya tuh mata mas Kayvan pas mantau mbak Zalwa )
Pukul 12 siang tepat,
Jajaran Davit yang di wakili olen manager HRD dan manager Produksi yang tadi menemani anak anak TK itu telah mengajak anak anak itu berikut guru guru mereka menuju kantin perusahaan.
" apakah tidak akan mengganggu para staf perusahaan tuan nantinya ?!
Ini masuk jam makan siang para pegawai bukan ?! "
sebuah pertanyaan yang penuh sopan santun di berikan seorang gadis dengan gamis berwarna putih dan berkerudung hitam kepada pak Agung juga pak Dimas.
Pasalnya kini kembali hanya ada pak Dimas dan pak Agung beserta beberapa orang lainnya yang menemani rombongan TK itu.
Davit dan jajarannya tentu telah berlalu dari sana sejak tadi karena hal lebih penting yang harus mereka kerjakan.
Dimas dan Agung menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan.
Kedua pria muda itu sontak menatap Zalwa tak berkedip.
Jujur,
Sejak awal melihat gadis itu, kedua pria itu merasakan ada suatu ketertarikan di hati mereka untuk gadis itu.
Suara lembut dan halus yang berasal dari seorang gadis cantik itu benar benar sukses membuat kedua pria itu seolah kehilangan kesadarannya.
Suara itu berasal dari sang kepala sekolah muda.
Dia adalah Zalwa Aisyah Syahrani
Guru sekaligus kepala sekoleh TK Albeer itu.
Dia adalah sosok gadis berusia 22 tahun.
Dahulu ia adalah salah satu penghuni yayasan yatim piatu yang juga berada di bawah naungan yayasan pondok pesantren Albeer karena ia yang seorang yatim piatu tanpa ada sanak saudara yang ia tahu.
Pondok pesantren Albeer memiliki beberapa yayasan pendidikan dan yayasan yatim piatu.
Selain itu, pondok pesantren Albeer juga memiliki beberapa minimarket yang seluruh karyawannya di ambil dari para santri yang telah lulus atau masih aktif dan mau bekerja.
Hal itu di karenakan, selain memiliki modal sendiri, yayasan pondok pesantren Albeer juga memiliki donatur tetap yang tak segan segan menggelontorkan dana kepadanya berapapun dana yang pondok pesantren itu minta.
Donatur tetap itu adalah keluarga besar tuan Roy Herald Hadi Wijaya.
Komisaris besar HADI WIJAYA GROUP.
Namun hal itu jarang di ketahui banyak orang meski pengurus pondok sekalipun.
Kecuali kyai Zhabir selaku pemilik pondok dan bu nyai Zhahira istri kyai Zhabir.
Juga beberapa petinggi pondok yang terhitung sebagai yang di tuakan di pondok pesantren itu.
Zalwa telah berada di yayasan yatim piatu itu sejak bayi.
Pasalnya sejak salah satu pengurus yayasan itu menerima dia dari seorang tukang ojek yang menemukannya tergeletak di bangku terminal tempat pria itu mengojek.
Sejak itu,
Zalwa bayi tinggal di yayasan yatim piatu itu hingga ia berusia 7 tahun.
Kemudian ketika usianya 7 tahun,
Kepala panti memasukkan gadis itu ke yayasan utama yakni pondok pesantren Albeer agar gadis itu bisa sekolah sekaligus menuntut ilmu agama di sana.
Tidak sia sia didikan sang ibu kepala panti.
Zalwa kecil tumbuh menjadi gadis cantik dan cerdas.
Kepintarannya membuat ia di lirik oleh pemilik pondok.
Di usianya yang baru menginjak umur 13 tahun, Zalwa yang memang sejak kecil telah menunjukkan gurat gurat kecantikan di wajahnya berubah menjadi gadis yang memiliki kadar kecantikan yang luar biasa.
matanya bulat dan indah, bulu matanya panjang dan lentik dengan alis yang hitam terlukis bak bulan sabit di atas kelopak matanya.
Hidungnya mancung dan rapi.
Bibirnya tipis dan mungil merekah kemerahan semerah cerry.
Pipinya yang sedikit cubby bersemu kemerahan.
Kulitnya begitu putih, bersih dan mengkilat.
Entah dari mana sebenarnya Zalwa berasal sehingga ia mewarisi kecantikan yang begitu luar biasa.
Tak heran jika ia menjadi kesayangan para pengurus panti,
Terutama ibu kepala panti.
ibu Laila Hasanah Syahrani,
Seorang wanita yang tak pernah menikah dan merawat sendiri Zalwa sejak bayi hingga bersedia memberikan nama belakangnya ke pada gadis kecil itu.
Gadis itu juga terkenal dengan keramahannya dan sopan santunnya.
Tutur bahasa Zalwa selalu lembut.
Satu hal lagi yang membuat gadis itu menjadi pusat perhatian para petinggi pondok pesantren Albeer.
Yakni kecerdasannya yang di atas rata rata.
Dan di usianya yang ke 17 tahun, selepas SMA ia mendapat beasiswa dari pondok pesantren untuk belajar di Kairo, Mesir.
Di sana gadis itu menuntut ilmu selama hampir 4 tahun,
Dan ketika ia berniat hendak melanjutkan kuliahnya ke jenjang selanjutnya.
Sang pemilik pondok, yakni Kyai Zabhir memanggilnya pulang.
Zalwa di jodohkan dengan salah satu putra sang kyai.
Yakni Zakaria Zhabir Akbar karena memang laki laki yang berusia 25 tahun itu telah lama menaruh hati kepada Zalwa.
Zalwa tentu tak menolak, selain karena dukungan dari semua orang yang menyayanginya khususnya ibu kepala panti.
Zalwa hanya berusaha menerima dengan ikhlas apapun takdir yang di berikan Allah kepadanya.
karena apapun takdir itu, ia yakin itulah yang terbaik untuknya.
Dan itulah ajaran utama yang selalu di ajarkan oleh sang ibu kepala panti, ibu Laila Khasanah ajarkan kepadanya agar Zalwa menjadi sosok yang ikhals dan tawaduk.
Setelah pertunangan, Zalwa dan ustdz Zakaria tak langsung menikah karena pria itu yang masih harus melanjutkan studynya yang masih kurang dua tahun lagi.
Ustadz Zakaria kembali ke Mesir dan menitipkan sang calon istri kepada keluarganya di panti.
Meski demikian, pria itu terbilang cukup sering pulang kembali ke Inndonesia demi memupuk cintanya kepada sang calon istri.
Sementara Zalwa,
Ia yang tak di perkenankan kembali ke Kairo, di percaya kyai Zhabir untuk memegang salah satu yayasan pendidikan yang di miliki oleh pondok pesantren itu.
Sebuah yayasan pendidikan setingkat TK.
Yakni TK Albeer al Karim.
" pak..." panggil Zalwa lagi,
" ya.... " pak Dimas tergagap.
Begitupun dengan pak Agung.
" tidak masalah bu, kami sudah mempersiapkan tempat tersendiri untuk anak anak agar tidak mengganggu karyawan yang sedang istirahat " jawab pak Dimas yang lebih dulu bisa menguasai kesadaraannya dengan cepat di banding pak Agung.
selanjutnya pak Agung pun mengangguki kata kata manager HRD itu.
Zalwa pun menerima dan berterimakasih,
kemudian ia mengajak semua murid muridnya beserta rekan rekan guru yang lain untuk mengikuti pak Agung dan pak Dimas.
" gila...cantik banget kepseknya brow,
Kejer gue deket deket dia " bisik Dimas di telinga Agung.
Agung mengangguk angguk setuju dengan kata kata Dimas.
" mendadak goblok gue depan tu cewek " kata pak Agung.
" hee...." jawab Dimas sambil menggeleng gelengkan kepalanya kemudian menepuk jidatnya sendiri.