NovelToon NovelToon
Zero: Tahta Oyama

Zero: Tahta Oyama

Status: tamat
Genre:Tamat / Tokyo Revengers
Popularitas:780
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Kota Toagi terbagi menjadi lima wilayah, masing-masing dikuasai oleh kekuatan yang berbeda. Di timur, SMA Oyama memegang kendali, dikenal sebagai sarang para berandalan. Di barat, Geng Hakkai memerintah. SMA Mishima di selatan dan SMA Tokuji di utara terus-menerus bersaing untuk memperluas pengaruh mereka. Di tengah semua wilayah ini, terdapat daerah netral yang dikuasai oleh Geng Takagawa, menjaga keseimbangan rapuh di kota tersebut.

Kaito Takeda, seorang siswa baru di SMA Oyama, datang dengan ambisi besar. Dia ingin menyatukan sekolah yang terpecah belah ini dan membawa semua berandalan di bawah satu bendera. Namun, untuk mencapai tujuannya, Kaito harus menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam SMA Oyama maupun dari geng-geng lain yang tidak akan menyerahkan wilayah mereka begitu saja.

Pertarungan sengit, pengkhianatan, dan aliansi yang tak terduga menjadi bagian dari perjuangan Kaito untuk menguasai Tahta Oyama dan menyatukan Toagi dalam satu kekuatan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Gelombang Kedua

Malam di SMA Oyama

Setelah kekacauan yang melanda SMA Oyama siang tadi, malam tiba dengan tenang, tetapi suasana di sekolah itu masih jauh dari damai. Para siswa yang terluka mendapatkan perawatan seadanya, dan yang lainnya berjaga-jaga dengan waspada, tahu bahwa musuh bisa saja kembali kapan saja.

Kaito duduk di atap gedung sekolah, menatap kota Toagi yang terhampar di bawahnya. Pikirannya dipenuhi dengan banyak hal—Ryota, SMA Mishima, kelompok misterius yang menyerang mereka, dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Makoto datang menghampiri, membawa dua kaleng minuman. Dia duduk di sebelah Kaito dan menyerahkan salah satu kaleng itu. "Lu harus minum sesuatu, Kaito. Gua tahu lu lagi mikirin banyak hal."

Kaito menerima minuman itu dan membuka kalengnya, menyesapnya perlahan. "Malam ini tenang, tapi gua nggak bisa ngelepasin perasaan kalau ini cuma ketenangan sebelum badai."

Makoto mengangguk. "Gua setuju. Mereka mundur, tapi gua yakin mereka bakal balik lagi. Mungkin dengan lebih banyak orang atau rencana yang lebih licik."

Kaito menatap Makoto dengan serius. "Gua nggak bisa nunggu mereka dateng lagi dan nyerang kita. Gua harus bertindak sebelum mereka punya kesempatan buat ngelakuin itu."

Makoto mengangkat alisnya. "Apa yang lu rencanain?"

Kaito tersenyum tipis, senyum yang mengisyaratkan bahwa dia sudah memiliki ide. "Kita harus balik nyerang sebelum mereka siap. Kali ini, kita yang bakal dateng ke mereka."

Pernyataan Hiroshi

Sementara itu, di ruang utama SMA Oyama, Hiroshi berkumpul bersama beberapa anggotanya, termasuk Rika dan Taro. Mereka sedang membahas kelompok misterius yang telah menyerang.

Hiroshi mengangguk ke arah peta kota Toagi yang terbentang di atas meja. "Gua udah dapet informasi baru. Kelompok yang nyerang kita tadi adalah bagian dari organisasi yang lebih besar, mereka nggak cuma ada di Toagi. Mereka punya hubungan dengan beberapa geng di kota ini, termasuk SMA Mishima."

Rika menatap peta itu dengan serius. "Jadi, mereka punya rencana besar, dan SMA Oyama ada di tengah-tengahnya?"

Hiroshi mengangguk. "Bener. Mereka ngeliat SMA Oyama sebagai ancaman yang harus dihancurin sebelum mereka bisa nguasain seluruh kota. Tapi mereka nggak nyangka kalau kita bakal ngelawan sekeras ini."

Taro yang biasanya ceria, kali ini tampak khawatir. "Kalo mereka emang serius, kita butuh lebih banyak sekutu. Geng Hakkai nggak bakal cukup buat ngelawan mereka semua."

Hiroshi menatap Taro dengan tegas. "Gua udah mulai ngobrol sama beberapa geng lain di kota ini. Gua yakin kita bisa dapet dukungan, tapi kita harus gerak cepat."

**Persiapan untuk Serangan Balik**

Kaito dan Makoto kembali turun dari atap, bergabung dengan yang lain di ruang utama. Mereka mulai merencanakan serangan balasan, dengan bantuan informasi dari Hiroshi. Mereka memutuskan untuk menyerang markas kelompok misterius itu sebelum mereka bisa mempersiapkan serangan berikutnya.

"Kita bakal bagi jadi dua kelompok," kata Kaito. "Gua dan Makoto bakal pimpin serangan utama. Rika, lu sama Taro bakal jaga SMA Oyama dan pastikan nggak ada yang bisa masuk."

Rika mengangguk, menerima tugasnya dengan serius. "Kita nggak bakal biarin mereka ngerusak sekolah ini lagi."

Hiroshi menambahkan, "Gua bakal bawa beberapa orang terbaik gua buat bantu lu, Kaito. Kita nggak bisa ngelepasin mereka begitu aja."

Kaito menatap mereka semua, merasakan gelombang solidaritas yang kuat di antara mereka. Dia tahu bahwa ini mungkin akan menjadi pertempuran paling sulit yang pernah mereka hadapi, tapi dia juga tahu bahwa mereka semua siap untuk itu.

Menuju Markas Musuh

Malam semakin larut ketika Kaito, Makoto, Hiroshi, dan pasukan kecil mereka bergerak keluar dari SMA Oyama. Mereka menuju ke arah barat kota, di mana menurut informasi yang mereka dapatkan, markas kelompok misterius itu berada.

Jalanan sepi, hanya ada sedikit cahaya dari lampu jalan yang menerangi langkah mereka. Kaito memimpin dengan tegas, setiap gerakannya penuh dengan tekad. Di belakangnya, Makoto mengikuti dengan penuh waspada, matanya terus mengawasi sekitar.

Setelah beberapa saat, mereka tiba di depan sebuah gedung tua yang tampak terabaikan. Tapi Kaito tahu bahwa ini hanyalah kamuflase. Di dalam, musuh mereka sudah siap untuk pertempuran.

Hiroshi memberi isyarat kepada orang-orangnya untuk bersiap. "Ingat, kita harus cepat dan tepat. Jangan kasih mereka kesempatan buat ngelawan balik."

Kaito menatap pintu gedung itu dengan tajam. "Ini adalah saatnya kita tunjukin bahwa SMA Oyama nggak bakal diem aja saat diserang. Ayo kita hancurkan mereka."

Dengan perintah itu, mereka menyerbu masuk ke dalam gedung, siap menghadapi apa pun yang menunggu mereka di dalam. Kaito tahu bahwa pertarungan ini bukan hanya soal bertahan hidup, tapi juga soal menunjukkan kepada seluruh Toagi bahwa SMA Oyama adalah kekuatan yang harus diperhitungkan.

Pertempuran yang Memuncak

Di dalam gedung, Kaito dan kelompoknya segera dihadapkan dengan perlawanan sengit. Para anggota kelompok misterius itu telah bersiap, dan mereka melawan dengan brutal.

Kaito bertarung dengan penuh semangat, menyingkirkan musuh satu demi satu dengan gerakan yang cepat dan mematikan. Makoto berada di sampingnya, menggunakan keahliannya untuk menangkis setiap serangan yang datang.

Hiroshi dan anak buahnya juga terlibat dalam pertempuran yang sengit. Mereka menggunakan kekuatan dan koordinasi untuk menghancurkan barisan musuh, meskipun perlawanan yang mereka hadapi jauh lebih kuat daripada yang mereka duga.

Namun, Kaito tetap fokus. Dia tahu bahwa mereka harus mencapai pemimpin kelompok ini dan menghentikannya sebelum dia bisa melancarkan serangan balik yang lebih besar.

Dengan tekad yang bulat, Kaito terus maju, menembus barisan musuh, siap untuk mengakhiri pertempuran ini dengan kemenangannya.

1
Pralam Basura
karena menurut saya cerita yang sekarang kurang menarik, saya berniat merombak novel ini dan memulainya lagi dari awal semoga kalian suka cerita yang baru ini 😅
Cliks Zuan
Baru Datang Mau Jadi Penguasa Wkwk Lawak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!