Hamil Anak Siluman.

Revisi.

"Adinda, coba kau datang ke istana peri, tanyakan pada ratu peri tentang makanan yang diinginkan menantu kita. Siapa tahu ratu peri mengetahui nya." ucap raja memberikan usul. Rengganis langsung duduk tegak dan menatap Pramudya.

"Kamu benar juga kanda. Mereka kan sering mendatangi dunia manusia, kenapa aku tidak kepikiran sejak tadi." Rengganis bangkit dari kursi dan berpamitan pada raja untuk mendatangi istana peri.

Mecca masih mengurung diri di kamarnya dalam keadaan mual-mual, tubuhnya menjadi lemah karena tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Dayang masuk ke dalam kamar Mecca membawakan beberapa makanan yang baru di masak.

"Permaisuri, ayolah, makan dulu, sedikit saja. Kami tidak tega melihat permaisuri seperti ini. permaisuri harus ingat, jika kondisi anda memburuk calon putra mahkota juga akan memburuk, bagaimana pangeran bisa melawan musuh dengan tangguh jika sumber kekuatannya saja melemah." ujar Gemala yang duduk di bawah ranjang bersama yang lainnya.

Karena darah daging putra mahkota telah bercampur dengan darah milik Pandita. Hal itu membuat Pandita dan Putra mahkota sudah terikat. Jadi Putra Mahkota bisa menyalurkan tenaganya pada Pandita.

Mecca menatap mereka berempat dengan mata sayu.

"Bagaimana aku bisa makan Gemala, kalau baru menghirup aroma nya saja aku sudah sangat mual. Aku benar-benar tidak ingin seperti ini." ucap Mecca dengan air mata berlinang, sebenarnya dirinya ingin makan karena tidak ingin Pandita lemah di Medan perang, tapi tubuhnya menolak semua makanan yang di hidangkan. Dirinya hanya ingin makan mangga muda.

Mecca berusaha bangun dari tidurnya Rasih dengan sigap membantu Mecca yang lemah.

"Apa masih ada mangga muda yang tadi di petik paman Sansik?" tanya Mecca setelah menyandarkan tubuhnya pada bantal yang Rasih letakan di belakang punggungnya.

"Aku tidak tahu permaisuri, tapi aku akan tanyakan ke juru masak istana dulu. Sambil menunggu anda sebaiknya makan dulu ya. Ini ada kue susu lembu dengan buah-buahan diatasnya." Ujar Rasih. Lalu ia undur diri untuk menuju dapur istana.

Gemala berdiri dan menyuapi Mecca dengan kue yang di bawa.

"Kue ini di buat dengan bahan-bahan yang berkualitas, bisa menyehatkan kandungan anda. habiskan ya permaisuri. supaya calon putra mahkota sehat dan pangeran bisa segera menaklukan kerajaan ular biru."

Gemala menyuapkan sesendok kue yang di bawanya.

Mecca memakannya perlahan dengan menutup hidungnya karena takut akan mual dan muntah karena mencium aroma dari makanan yang ia makan.

"Lepaskan saja hidungnya permaisuri, kue ini memakai ekstrak buah persik. juru masak membuat kue dengan aroma yang bisa di hirup oleh permaisuri." ucap Gemala.

Mecca lalu melepaskan tangannya yang menutupi hidungnya. Dan benar saja, dirinya sama sekali tidak merasakan mual karena aroma buah persik yang ia sukai.

"Hmm, kau benar Gemala, rasanya sangat enak. Aaah akhirnya aku bisa makan dengan enak. Katakan pada kokinya, aku ingin di buatkan kue ini yang banyak. Letakkan kue ini sebanyak-banyaknya di dalam kamar. Sepertinya aku hanya bisa makan kue ini." ucap Mecca senang. Karena akhirnya perutnya tidak menolak kue yang di buat dengan effort para juru masak yang mulai bingung untuk menyuguhkan makanan untuk permaisuri.

Mereka belum pernah melayani orang hamil yang sangat sulit seperti Mecca. Karena dulu Rengganis tidak mengalami mual muntah saat mengandung Pandita.

Raja datang ke dalam kamar Mecca dengan membawa tabib istana untuk memeriksa kondisi Mecca.

"Ayah!" ucap Mecca yang sedang di suapi kue oleh Gemala.

"Tidak usah bangun permaisuri, ayah membawa tabib untuk memeriksa kondisimu, ayah dengar dari ibu ratu jika dirimu tidak mau memakan makanan yang di suguhkan." ucap Pramudya.

"Ya ayah, maaf sudah merepotkan kalian, sebenarnya aku tidak ingin seperti ini, tapi apa pun yang aku makan tubuhku tidak bisa menerimanya ayah." ucap Mecca. "Tapi tapi aku menyukai kue yang dayang berikan ini, kue susu lembu dengan aroma buah persik. Aku mau kue ini di sediakan di dalam kamar ku ayah, agar jika aku mual aku bisa memakannya lagi." ucap Mecca senang.

Pramudya tersenyum dan mengangguk melihat Mecca makan dengan lahap.

"Baiklah, dayang. Katakan pada juru masak untuk membuat kue ini sebanyak-banyaknya, dal Setelah itu kalian letakkan kue ini di kamar permaisuri. Pastikan hanya menggunakan bahan berkualitas dan kandungan gizi yang lengkap." ucap Pramudya.

"Baik raja, akan kami sampaikan pada juru masak titah anda! Kalau begitu kami undur diri." ucap Gemala lalu mereka keluar dari kamar Mecca dengan berjalan mundur.

"Silahkan tabib, periksa kondisi menantuku dan kandungannya." Pramudya mempersilahkan tabib untuk memeriksa kondisi Mecca.

"Mohon izin permaisuri, saya akan memeriksa kondisi anda dan kandungan anda." tabib itu memberikan hormat sebelum mulai meminta izin pada Mecca.

Mecca mengangguk. Tabib memegang pergelangan tangan Mecca dengan jari tengah dan telunjuknya.

Ia juga meraba perut Mecca dengan tangannya memutari perut Mecca.

Tabib memejamkan matanya seolah sedang mencari tau dan merasakan tentang apa yang ia sentuh. Setelah yakin ia lalu membuka matanya dan kembali berdiri menghadap Pramudya.

"Raja, kondisi permaisuri lemah karena seharian tidak ada yang di makan, tapi kondisi calon putra mahkota sangat sehat. Saya belum pernah memeriksa kondisi wanita hamil seperti permaisuri ini, mungkin karena permaisuri seorang manusia jadi dirinya mengalami mual muntah. Tapi yang saya rasakan semakin permaisuri merasakan mual dan muntah, kondisi kandungannya semakin sehat. Tapi saya mengkhawatirkan kondisi tubuh permaisuri sendiri, jika permaisuri selalu mual dan muntah, bisa jadi tubuhnya akan lemah. Hal itu karena nutrisi yang permaisuri miliki di serap oleh janin dalam kandungannya. Apa lagi pangeran saat ini sedang berperang. Permaisuri seperti memberikan tenaganya pada 2 orang raja, janinnya dan pangeran." ucap tabib tersebut.

"Lalu, kita harus melakukan apa. Aku tidak ingin menantuku sampai sakit, aku juga ingin cucu ku sehat dan anakku menjadi pangeran yang tangguh." ucap Pramudya.

"Saran saya raja, raja dan ratu harus membawa permaisuri mengunjungi dunia manusia. Tidak usah lama, cukup beberapa hari saja, karena perbedaan waktu di dunia kita dan dunia manusia berbeda jauh, hal itu bisa membuat permaisuri cepat melewati masa sulit nya." jelas tabib tersebut.

"Bagaimana maksudmu tabib?" Pramudya masih belum paham maksud tabib tersebut.

"Begini raja, permaisuri akan menjalani masa kehamilan yang normal di dunia siluman yakni 10 bulan, sementara jika kita mengirim permaisuri ke dunia manusia beberapa hari saja kandungan permaisuri akan cepat membesar. karena perbedaan waktu di dunia kita dan dunia manusia. 1 menit di dunia manusia itu sekitar 3 sampai 7 hari di dunia siluman. Dengan membawa permaisuri ke dunia manusia kandungan nya akan cepat membesar dan permaisuri akan segera mengakhiri masa mual muntahnya." ucap tabib menjelaskan.

Pramudya mengangguk paham.

"Tapi aku khawatir tabib, sangat berbahaya bagi permaisuri berada di luar Castil." ucap Pramudya.

"Kalau begitu, anda harus mengirimkan pengawal yang tangguh raja. tidak usah lama-lama. Cukup 7 hari di dunia manusia setelah itu kita bawa kembali permaisuri ke istana." ucap tabib.

"Aku akan memikirkan nya terlebih dahulu, karena ini menyangkut keselamatan anak, menantu dan cucuku. Jika permaisuri keluar istana, keselamatan mereka bertiga di pertaruhkan." jawab Pramudya.

"Ayah, aku bisa menahan mual dan lemas ku asal anak dan suamiku baik-baik saja. Aku tidak apa-apa jika harus mengalami mual dan muntah juga lemas setiap harinya. Aku tidak ingin keluar Castil sebelum Pandita kembali. Jangan paksa aku untuk pergi, aku akan menunggu suamiku pulang ke pelukanku." ucap Mecca yang sejak tadi diam mendengarkan mereka berdua berbicara.

Pramudya mengusap pucuk kepala Mecca dengan sayang dan tersenyum.

"Terimakasih atas pengorbanan mu untuk Pandita dan calon putra mahkota nak, ayah berjanji akan menuruti semua keinginanmu meskipun kamu menginginkan nyawa ayah sekalipun." ucap Pramudya dengan mata berkaca-kaca.

Mecca memegang tangan raja yang mengusap kepalanya juga dengan mata berbinar. "Semuanya karena aku sangat mencintai Pandita ayah, aku rela merasakan perasaan tidak nyaman ini asalkan Pandita cepat kembali, aku hanya minta pada ayah jangan pernah memisahkan aku dan Pandita apapun alasannya. Aku bisa mati jika harus berpisah dengan Pandita. Pandita adalah cinta pertama dan terakhirku ayah." ucap Mecca dengan mata berlinang airmata.

Rengganis dan para dayang yang berdiri di tengah-tengah pintu kamar Mecca ikut merasakan terharu, mata mereka berkaca-kaca mendengar perkataan Mecca. Sebesar itu cinta Mecca untuk Pandita, hingga Mecca rela merasakan kesulitan saat mengandung.

Padahal Rengganis mendengar sebelum Pandita pergi, Mecca merengek meminta untuk mengunjungi ayahnya di dunia manusia, tapi saat tabib menyarankan untuk pulang ke dunia manusia Mecca malah menolaknya, hanya kerena tidak ingin membuat Pandita hancur.

Rengganis berjanji dalam hatinya akan menjadikan Mecca satu-satunya menantunya. Rengganis akan memperlakukan Mecca sebaik mungkin, Rengganis bahkan rela mempertaruhkan nyawanya demi Mecca.