Gisella Arumi tidak pernah menyangka akan menjadi istri kedua Leonard Alfaro kakak iparnya sendiri setelah ia menyebabkan Maya saudaranya koma karena kecelakaan mobil. Gisella yang mengendarai mobil di hari naas itu terlibat kecelakaan beruntun di jalan tol.
"Kau harus bertanggung jawab atas kelalaian mu, Ella. Kamu menyebabkan kakak mu koma seperti sekarang. Kau harus menikah dengan Leonard. Mama tidak mau Leo sampai menikahi perempuan lain untuk merawat Noah", tegas Meyda mamanya berapi-api sambil menunjuk wajah Gisella.
Bak tersambar petir di siang bolong, Gisella menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau. Aku akan bertanggung jawab mengurus keponakan ku tanpa harus menikah dengan Leonard. Bahkan aku tidak mengenalnya–"
Plakk!
Tamparan keras Rudi sang ayah mbuat Ella terkejut. Gadis itu mengusap wajahnya yang terasa perih. Matanya pun memerah.
"Kenapa papa menampar ku?"
"Karena kau anak tidak tahu di untung. Kau pembangkang tidak seperti Maya. Kau sudah menyebabkan kakak mu koma!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERPISAHAN
Ella menatap gumpalan awan putih yang terlihat begitu dekat dengannya namun tidak dapat di raih.
Tatapannya kosong, dengan mata membengkak karena terus menangis. Sesekali senyuman getir di bibirnya yang bergetar terlihat jelas.
Beberapa waktu yang lalu, Ella berlari sekencang mungkin menjauh dari rumah sakit tempat Maya di rawat, setelah kakaknya itu menghardik Ella dengan penuh kebencian.
Perasaan Ella hancur karena kata-kata yang di lontarkan Maya padanya. Mengatakan Ella penyebab semua kemalangan yang keluarga mereka alami. Termasuk menyebabkan kondisi Maya seperti sekarang karena dirinya.
Yang paling menyakitkan buat Ella, ketika Maya menudingnya menyebabkan kepergian ayah mereka.
*Seharusnya kau tidak kembali ke Jakarta. Kau pembawa sial Ella. Karena kehadiran mu hidup keluarga kita hancur seperti sekarang. Karena kehadiran mu papa meninggal. Karena kehadiran mu aku jadi seperti ini*
Kata-kata Maya terngiang-ngiang di telinga Gisella, sehingga Ella nekat mengambil keputusan pergi ke bandara dan memesan tiket pesawat saat itu juga.
Ella bernafas lega karena ia berhasil mendapatkan tiket menuju New York di menit terakhir keberangkatan pesawat yang ia tumpangi sekarang. Ella tidak perduli harus menghabiskan tabungan untuk mendapatkan kursi di kelas bisnis karena hanya kursi itu yang tersisa.
Walaupun sebenarnya yang Ella butuhkan seharusnya duduk di kelas ekonomi karena suasana nya ramai, bisa mengalihkan pikiran Ella dari masalah yang sedang memenuhi pikirannya.
Namun bagi Ella yang paling penting kini ia pergi yang jauh.
Jauh dari semua orang yang merasa ia rugikan. Seperti kata Maya, Ella sumber masalah keluarga mereka.
Gisella memutuskan kembali ke Amerika saat itu juga tanpa membawa barang-barangnya yang ada di mansion Leonard. Beruntung paspor dan surat-surat penting selalu Ella bawa di dalam tas.
Benar saja, duduk di kelas bisnis yang sunyi membuat hati Ella semakin merasa sendirian tidak ada siapapun untuknya berbagi cerita apalagi tempatnya untuk bersandar.
Leonard?
Senyum getir Ella mengingat nama itu. Kakaknya lebih membutuhkan laki-laki itu.
Dan kini Ella ingat kata-kata mamanya saat pertama meminta ia menikah dengan Leo, kala itu Ella bertanya bagaimana kalau Maya sembuh.
Meyda mengatakan dengan lantang saat itu..
"Kau bercerai dari Leonard. Karena kau hanya istri pengganti Maya. Supaya Leo tidak berpaling dari kakak mu, Ella!"
"Sekarang sudah waktunya aku mengakhiri semuanya. Mama benar, aku hanya istri pengganti walaupun Leonard bercerita pernikahan ia dan kakak tidak baik-baik saja, namun kini keadaan Maya tidak sama seperti dulu. Aku yakin kak Leo pasti bersedia memperbaiki hubungan dengan kakak apalagi ada Noah pengikat di antara mereka", lirih Ella sambil mengusap kristal bening yang semakin deras jatuh di wajahnya.
"Kak Maya benar, seharusnya aku tidak kembali ke Jakarta".
Terdengar isakan Ella. "Tapi mau bagaimana lagi, nyatanya aku kembali dan pada akhirnya harus seperti ini", ucap Ella tidak bisa lagi menahan isakan itu. Kali ini ia benar-benar menangisi semuanya.
Ella berusaha memendam Isak tangisnya agar tak terdengar penumpang lain. Hal itu membuat dadanya begitu sesak. Ella ingin menjerit sejadi-jadinya saat ini tapi tidak mungkin ia lakukan.
Yang bisa di lakukan hanya menangis sesenggukan sambil mengalihkan wajahnya menatap keluar jendela pesawat yang kini berada di ketinggian.
Perjalanan panjang selama tiga puluh jam. Selama itu pula tangisan tersayat sembilu Ella rasakan. Membuatnya begitu tersiksa.
Tanpa salam perpisahan yang ia sampaikan pada orang-orang yang sangat ia sayangi. Ella pergi tanpa pamit kembali ke negara kedua yang ia cintai. Tidak ada yang akan menemukan di sana. Tidak ada yang akan ia rugikan seperti kata-kata Maya.
Ella sumber masalah untuk semua yang keluarga mereka alami kini. Termasuk meninggalkan Leonard, laki-laki yang mulai Ella cintai.
Tangisan tertahan Ella kembali tumpah. Mengingat semua yang terjadi antara ia dan Leonard. Namun kini harus berakhir tanpa sebuah kata ataupun pesan yang di tinggalkan.
Tiada kata berpisah yang terucap dari bibir Ella untuk mengakhiri semuanya, namun ia berharap semua orang yang sangat ia sayangi untuk bahagia.
Entah kapan akan melihat mereka lagi, saat ini Gisella ingin pergi yang jauh tanpa seorang pun menemukan keberadaan nya.
...***...
To be continue
Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya 🙏🏻
