"Aku menyukainya. Tapi kapan dia akan peka?" ー Asami
"Aku menyukaimu, tapi kurasa orang yang kamu sukai bukanlah aku" ー Mateo
"Aku menyukaimu, kamu menyukai dia, tapi dia menyukai orang lain. Meski begitu, akan aku buat kamu menyukaiku lagi!" ー Zayyan
.
.
.
Story © Dylan_Write
Character © Dylan_Write
Cover © Canva
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dylan_Write, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Pertama
Lima hari setelah menaruh berkas oprec, Asami mendapat e-mail yang menyatakan bahwa ia lolos tes keanggotaan dan sudah jadi anggota OSIS periode 2022/2023. Dalam e-mail yang sama, Asami disuruh datang esok pagi ke ruang OSIS untuk perkenalan dan membahas keanggotaan.
Dengan takut-takut, esok paginya Asami memberanikan diri untuk berangkat sendiri menggunakan motor miliknya. Saking takutnya, Asami tidak berani untuk melaju lebih dari 40 km/jam. Hampir setengah jam perjalanan, ーkarena Asami membawa motor sangat pelanー akhirnya Asami sampai di sekolahnya.
Dibukanya helm berwarna pink bergambar anime itu, lalu ia taruh ke atas spion motor. Asami merapikan baju dan rambutnya yang berantakan sesaat sebelum akhirnya ia melangkah menuju ruang OSIS.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Sini masuk, dek."
Asami mengangguk lalu mengambil duduk dekat pintu setelah sebelumnya melepas sepatu. Salah satu kakak OSIS dengan name tag Icha angkat suara, "jangan dipojok, dek. Majuan sini. Jangan malu-malu, kita nggak gigit kok. Paling yang ini gigit." Icha melirik laki-laki di sampingnya dengan tatapan meledek.
"Lo kali yang gigit, Cha." laki-laki itu menyahut sembari mengacak puncak kepala Icha. Empunya kepala meringis, "Aduh jangan gitu, bang Yud. Nanti rusak kerudungku ih!"
Asami tersenyum tipis melihat tingkah laku kedua kakak kelasnya itu.
Tiba-tiba pintu berderit, seorang laki-laki berkulit putih dengan mata sipit memasuki ruangan. Laki-laki itu menyodorkan es dalam plastik pada Icha, "Justea nya abis, Cha. Jadi gua beli yang alpukat, gapapa kan?" Icha mengangguk, "gapapa kok. Makasih, Koh Elvin."
Elvin duduk agak menjauh dari Icha dan Yuda. Diam-diam ia melirik Asami. Yang dilirik malah sibuk main handphone.
"Cha. Icha." Panggil Elvin dengan suara amat sangat pelan.
"Oit?" Meski begitu, Icha tetap bisa mendengarnya.
"Cuma dia yang baru datang?" Bisiknya. Icha mengangguk. "Bakal lama dong ya." Elvin meregangkan pinggangnya lalu mulai mengambil posisi tidur.
"Mau rapat malah tidur. Parah, bang. Omelin, omelin." Yuda tidak membalas, hanya tersenyum tipis. "Ihh, bang Yuda ga asik." cibir Icha kesal.
Tidak lama, beberapa anggota baru OSIS mulai berdatangan. Asami sama sekali tidak menatap mata salah satu dari mereka yang baru saja datang. Asami tidak ingin membuat suasana awkward karena tiba-tiba menatap mata orang lain. Dan akhirnya rapat pun dimulai.
Selama rapat, kebanyakan kakak OSIS hanya mengulang kembali materi saat oprec kemarin. Lalu kembali melakukan perkenalan singkat. Saat tiba giliran Asami, ia mendadak gugup dan kena panic attack lagi.
"Asami ya? Ayo kenalan lagi. Teman-teman yang lain takutnya belum ada yang kenal kamu."
"Kan udah kenalan kemarin, Lil." Yuda menginterupsi. "Kemarin kan gua nggak datang, bang Yud." Lily menyahut. "Salah siapa nggak datang. Perkenalannya singkat aja, biar nggak buang-buang waktu."
Lily mencebikkan bibir kesal. Sorot matanya kembali pada Asami, meminta Asami kembali memperkenalkan diri. Asami pun bangkit dari duduknya.
"Assalamualaikum semuanya. Nama saya Asami Noviar dari X Multimedia 1. Hobi saya menggambar dan menulis. Bergabung dengan OSIS untuk meningkatkan literasi, menambah wawasan dan relasi serta belajar menjalankan organisasi." Jelas Asami.
"Eh kamu, suka anime ya?" Semua sorot mata tertuju pada laki-laki di sisi lain ruangan.
"Lu nggak datang juga kemarin, Fan?" Yuda kembali bertanya, "gua datang kok. Cuma kemarin nggak ingat ada dia." Rafan menjawab.
"Tapi kenapa harus gitu sih, Fan, pertanyaannya?" Illa ikutan bertanya, "Aura penyuka anime nya kuat banget soalnya. Pake kacamata, rambut pendek, diam aja dari tadi." Rafan menyahut santai.
Seisi ruangan langsung dipenuhi gelak tawa. Asami agak kesal sedikit karena dirinya jadi bahan tertawaan tapi Asami kemudian mengontrol dirinya dan menginterupsi, "iya, kak. Aku suka nonton anime."
Rafan menjentikkan jari, "tuh kan benar! Omong-omong, suka anime apa?"
Asami sedikit sweatdrop namun tetap menjawab pertanyaan Rafan, "Dragon ball, kak."
"Macem-macem di kamehameha sama dia loh, Fan." laki-laki bertubuh gempal tertawa saat berimajinasi tubuh ramping Rafan ditembak kamehameha nya Goku. Rafan memutar mata, "Selain itu, ada lagi?"
Asami berpikir sejenak, "Ada. Anime tentang Rap Battle." Icha terbelalak, "kamu suka Rap?" Asami mengangguk malu-malu. "Tahun ini anak barunya keren-keren ya, Yud." Linda yang sedari tadi diam saja akhirnya angkat suara.
"Next next. Durasi habis nih lama-lama." Yuda kembali menginterupsi.
Kemudian pertemuan itu dilanjut sampai seluruh anggota baru dapat memperkenalkan diri. Sepanjang waktu, Asami hanya menunduk. Memainkan jari di lantai atau meremas-remas ujung bajunya, berharap pertemuan segera berakhir karena energinya terkuras habis hari ini.
Dan setelah hampir 2 jam lebih, akhirnya pertemuan selesai.
"Pertemuan berikutnya Minggu depan di sini lagi ya. Hari Sabtu, jamnya kayak tadi. Pertemuan berikutnya harus hadir semua ya, soalnya penting. Makasih atas waktunya dan pulangnya hati-hati ya." Ucap Yuda mengakhiri pertemuan.
Asami buru-buru keluar, memakai sepatu lalu bergegas ke motornya. Samar-samar ia dengar Icha berkata, "yang mau jajan, jajan dulu gapapa."
Asami menghiraukan lalu bergegas melajukan motornya. Saat sudah sampai gerbang sekolah, ia melihat seseorang berdiri di samping gerbang seraya bertanya, "langsung pulang?"
Asami yang tidak sempat berhenti dan tidak sempat melirik ke spion tidak tahu siapa yang bertanya itu dan suaranya juga terasa tidak familiar. Meski begitu Asami menyahut dengan tetap melajukan kendaraannya.
"Iya."
...ΩΩΩΩ...
Pertemuan berikutnya, Asami sengaja membawa bola basket dari rumah. Keinginannya bermain basket sendiri di sekolah tidak tertahankan, apalagi ketika terakhir ke sekolah ia melihat ring basket itu nampak sangat kusam seolah tidak pernah ada bola yang dimasukkan ke sana.
Jadi, sambil menunggu rapat dimulai, Asami menyempatkan diri bermain basket sendiri. Di sisi lain, seorang laki-laki menahan kekehannya kala melihat Asami sibuk dribble ke sana ke sini dan mencoba menembak ke arah ring namun tidak masuk-masuk.
Botol Yakult kok main basket, pikirnya.
Laki-laki itu langsung mengalihkan pandangan begitu Asami berjalan menghampirinya kemudian duduk tidak jauh darinya. Diam-diam, ia melirik Asami lagi. Peluh keringat yang membasahi dahinya serta napas yang terengah-engah, membuat laki-laki itu agak kasihan sekaligus kagum karena dia bisa main basket tanpa melepas masker yang sedang dipakainya.
Tiba-tiba teman disamping laki-laki itu menyikutnya, "dia anak OSIS juga?" Laki-laki itu mengangguk, "Nggak disapa? Biasanya juga Lo nyapa duluan, Mat."
Laki-laki itu melirik temannya sinis, "sejak kapan gua begitu?"
"Sejak Lo tau kalo cewek cindo itu cantik banget. Apalagi dia juga sipit kan kayaknya?" Temannya terkekeh meledek.
"Berisik. Gua Mateo, dan gua nggak akan deketin duluan." Tukasnya percaya diri.
"Percaya diri banget, belum tentu dia mau sama Lo. Ahahahah...." sang teman kembali meledeknya. Tiba-tiba...
"Suka basket ya?"
Asami menoleh. Ia mengerjap sejenak lalu menoleh ke seluruh arah, memastikan kalau yang diajak ngomong adalah dirinya. "Saya?"
"Ya emangnya siapa lagi yang ada di sini." Asami menggaruk tengkuk, "iya, saya suka basket."
"Itu bola sendiri apa punya sekolah?"
"Punya saya."
Mateo sedikit kehabisan topik, namun kemudian ia bertanya, "kenapa nggak gabung sama yang lain?"
"Ya?"
"Gabung sama yang lain." Mateo menunjuk sekumpulan anak OSIS perempuan yang sedang bercanda tawa di taman sekolah.
Asami berpikir sejenak, ia tidak mau bergabung kalau ujung-ujungnya tidak mengerti topik pembicaraannya. "Saya nggak ngerti mereka bahas apa."
"Ya duduk aja. Kumpul sama mereka sana." Mateo tetap gigih menyuruh Asami untuk pergi ke taman. Mau tidak mau, Asami pun mengiyakan daripada diajak ngobrol terus.
"Kamu gak ke sana?" Asami bertanya balik. Mateo menggeleng pelan, "nanti saya nyusul." Asami mengacungkan ibu jari lalu bergegas ke arah taman sembari mendribble bola basketnya.
"Kan, nyapa duluan hahaaa. Ketauan banget kelincinya Lo." Teman Mateo kembali meledek.
"Apa maksud kelinci?"
"Playboy." Sang teman tak bisa menahan tawanya.
"Gua nggak lagi deketin siapa-siapa ya, sial." Mateo kemudian berpura-pura mencekik temannya itu sambil ikut tertawa kesal.
...ΩΩΩΩ...
...----------------...
...Grup OSIS periode 2022/2023...
Kak Yuda
Hari ini ada rapat ya. Jam 10 sudah harus di sekolah. Pakai baju bebas tapi rapi, wajib bersepatu. Ditunggu di masjid sekolah.
7.40 AM✓
...----------------...
Asami mengacak rambut kesal. Tidak menyangka di hari Minggu yang cerah ini tiba-tiba ada rapat dadakan. Mana bensin motor Asami habis, mau beli nggak ada uang. Bagaimana caranya Asami bisa ke sana kalau kendaraannya saja tidak ada.
Tidak lama Notifikasi pesan berdering lagi.
...----------------...
...Grup OSIS periode 2022/2023...
Username1234
Kalo nggak ada kendaraan gimana kak?
7.50 AM✓
AichanLovers
Pake sendal boleh nggak kak? Sepatuku belum dicuci
7.50 AM✓
Terongrebus
Nggak ada kendaraan kak
7.51 AM✓
Kak Yuda
Yang nggak ada kendaraan bisa minta tolong yang rumahnya berdekatan buat bareng.
7.55 AM✓
...----------------...
Asami pun memberanikan diri menulis pesan seperti yang Yuda katakan.
...----------------...
...Grup OSIS periode 2022/2023...
^^^Ada yang di searah dengan jl.Thursday? Kalo ada, boleh bareng?^^^
^^^✓7.56 AM^^^
Mattajhaa
Mereply Asami~ :
Saya searah
7.56 AM✓
...----------------...
Asami lompat girang kala akhirnya mendapat tumpangan ke sekolah. Ia akhirnya tidak perlu beralasan izin tidak hadir hanya karena tidak ada kendaraan.
Buru-buru Asami membalas pesan tersebut.
...----------------...
...Grup OSIS periode 2022/2023...
^^^: Mereply Mattajhaa^^^
^^^Boleh bareng? Nanti saya shareloc di private chat^^^
^^^✓7.57 AM^^^
Mattajhaa
Ok
7.57 AM✓
...----------------...
Setelah bersiap-siap, akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 8.30. Asami buru-buru keluar untuk melihat nomor dengan nickname Mattajhaa itu. Saat mendapat pesan bahwa Mattajhaa sudah sampai, Asami bergegas menjemput Mattajhaa.
"Hei!" Panggil Asami seraya melambaikan tangan.
"Owalah disitu. Saya cari sampai ke sana-sana, masuk pabrik pabrik. Kirain saya nggak bakal nemu rumahnya." keluhnya.
"Maaf ya, google maps nya kadang nggak sesuai titik. Btw, saya harus panggil apa?"
"Gapapa kok. Ah, Saya Mateo. Kamu ...?"
"Saya Asami."
"Yaudah ayo naik, nanti telat sampai sana."
"Eh, iya."
Keduanya pun akhirnya berangkat ke sekolah. Selama perjalanan hening sekali. Hanya suara lalu lalang motor dan mobil yang lewat sebagai backsound. Wajar momennya awkward, soalnya sama-sama baru pertama kali kenal.
Tiba-tiba Mateo membuka topik, "kamu nggak bawa basket lagi kayak kemarin?"
"Basket?"
"Iya. Kamu suka basket kan?"
Asami berpikir sejenak. Apakah laki-laki yang waktu itu menyuruhnya bergabung dengan anak OSIS lain adalah dia?
"Nggak. Soalnya tadi buru-buru, takut bikin kamu nunggu lama." Elak Asami, padahal ia sendiri nggak kepikiran soal basket.
Lalu hening kembali. Mateo fokus ke jalan, sementara Asami sibuk memperhatikan sekeliling selama perjalanan. Tak terasa tahu-tahu sudah sampai sekolah saja.
"Sini, dek Asa." Icha melambai tangan seraya berteriak kecil, meminta Asami untuk segera ke masjid dan duduk di sampingnya. Asami menurut.
"Tumben bareng Mateo, dek. Nggak ada kendaraan ya?"
"Iya, kak. Bensinnya habis, mau beli belum ada uang." Sahut Asami.
"Langsung kita mulai aja ya rapatnya." Yuda menginterupsi seperti biasa.
Sekitar satu jam lebih rapat, akhirnya berakhir juga. Rapat kali ini tentang pembagian divisi dan Asami kebagian divisi Sosial media sedangkan Mateo kebagian divisi Humas.
"Diinget semua bagian Divisi masing-masing ya. Soalnya belum ada SK jadi takut pada lupa. Tapi semuanya udah dicatat kan apa yang saya bilang tadi?"
"Udah, kak." ucap anggota baru serempak.
"Bagus. Sekarang kalian udah boleh pulang. Makasih udah menyempatkan datang ya. Hati-hati di jalan. Rapat saya tutup, terima kasih."
Anggota-anggota baru pun mulai berhamburan pergi ke arah parkiran. Sementara Asami jalan duluan lupa kalau ia pulang bersama Mateo.
"Bentar ya, kak. Oi, Asami!" panggil Mateo. Asami menoleh, "Kenapa?" Mateo melambai, menyuruh Asami mendekat. Asami pun menurut. "kenapa?" ulangnya.
"Kak Icha ngajak kita ke tempat pembina, kamu keberatan nggak?"
Asami mengerjap-ngerjap, menatap wajah para senior dan wajah Mateo. Sebenarnya ia tidak ada kegiatan apa-apa lagi sepulang rapat, jadi kalau sekedar mampir ke rumah pembina nggak masalah kan?
"Nggak kok. Kalo kamu ikut, saya juga ikut. Kan saya minta tumpangan ke kamu." jawab Asami.
Kak Icha meledek, "enak ya, dek. Tinggal duduk doang, biar Mateo aja yang capek nyetir hehehe." Asami terkekeh pelan.
Empat motor itu pun konvoi menuju ke arah rumah pembina yang jaraknya lebih jauh daripada sekolah. Hampir dari ujung ke ujung kalo ditarik garis dari rumah Asami ke rumah pembina OSIS.
Setelah sebelumnya membeli beberapa camilan terlebih dahulu, akhirnya keempat motor tersebut sampai di tujuan. Rumah sederhana yang mempunyai teras luas, beberapa monyet dalam sangkar dan beberapa burung di dalam kandang menjadi hal pertama saat masuk ke teras besar itu.
"Ini siapa? Anak baru, Yud?" seorang pria paruh baya dengan style modern yang membuatnya terlihat muda muncul dari dalam rumah.
"Iya, pak."
"Siapa namanya ini?"
Asami duluan mencium punggung tangan pak Rendy, "saya Asami, pak."
"kalo yang ini?"
Mateo melakukan hal yang sama, "saya Mateo, pak."
"Unik unik namanya ya. Ayo masuk, masuk."
Pak Rendy pun berlalu, disusul para kakak OSIS dan Mateo. Asami masuk paling terakhir. Hal pertama yang Asami lihat adalah seisi ruang tamu. Ruang tamunya kusam sekali. Namun ada banyak buku dimana-mana. Rumahnya tipe rumah yang sejuk saat sore hari namun panas saat tengah hari.
Pak Rendy kemudian bertanya alasan kedatangan kami kesini lalu Yuda dibantu Icha, Elvin, Rafan, Linda dan Lily menjelaskan maksud kedatangan kami. Asami dan Mateo yang tidak mengerti hanya bisa diam selama perbincangan mereka.
Tak terasa sudah pukul tiga sore. Berbincang sambil makan camilan memang bikin tidak sadar waktu. Kami pun akhirnya pamit pulang.
"Mateo sama Asaki, jangan kapok ke sini lagi ya. Rumah saya selalu terbuka buat anak-anak OSIS." ucap pak Rendy seraya menepuk pelan salah satu bahu Mateo.
"Asami, pak." Koreksi Asami.
"Ya apapun itulah. Ini konvoi kan? Jangan sampai ketinggalan adik-adiknya loh, Yud."
"Nggak akan ditinggalin, pak."
Begitu katanya, namun kenyataannya setelah kembali ke jalan raya besar, satu persatu mulai mendahului. Mateo tidak mau mendahului, jadi ia memilih jalan stabil saja.
Perjalanan ke rumah pak Rendy memang jauh sampai harus melewati jalanan panjang yang kiri-kanannya hanya ada hamparan sawah sejauh mata memandang. Rasanya sejuk sekali diterpa angin sore dan sejauh mata memandang hanya ada warna hijau dari sawah.
Awalnya Asami tidak sadar, namun perlahan Asami menyadari kalau ini kali pertamanya naik motor bersama seseorang yang baru saja ia kenal. Pergi jauh ke tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya, mempercayakan nasibnya pada orang yang baru saja ia kenal.
Seolah-olah dapat membaca pikiran Asami, Mateo tiba-tiba berujar, "rumahnya pembina jauh banget ya. Kamu udah pernah ke sini?"
Asami menggeleng, "belum pernah. Saya malah baru tahu ada sawah seluas ini di sini."
Dan lagi-lagi kembali hening.
Langit sore menjadi saksi bisu kali pertama Asami merasakan degupan aneh di dadanya.
...*******...
Semangat ya🙂
pasti dia ngerasain hal itu tapi tetep berusaha buat nahan rasa sakitnya tanpa harus di luapkan.
Tak bisa berbicara juga tak ingin merasa sakit/Scowl/
semangat Zayyan kamu pasti bisa membuat Asami jatuh hati sama kamu. . .
masih jauh...saling support yaa
Ini karya pertamaku di sini. Hope this book can make all of you enjoy reading!
Masih banyak kekurangan dalam buku ini, tapi aku selalu berusaha memperbaikinya hari demi hari.
Mohon dukungannya~!
smgt thor💪