Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14: A Malfunction Occured
Memasuki area bertarung, 2 replika The Conqueror tersebut sudah menunggu kedatangan Reina. Semua Ronan yang ada disana langsung menghampiri area spektator. Disana, Charo dan Reo tampak begitu khawatir dengan apa yang akan dihadapi Reina.
Palaki kemudian menekan tombol ‘mulai’ dari kejauhan, menandakan ujian sudah dimulai. Reina kemudian bersiap menyerang 2 replika tersebut. Dia memperhatikan gerak-gerik keduanya.
Dia juga melihat kalau mereka berdua seperti memberi jarak satu sama lain. Dia yang melihat ini pun segera membuat tombak dengan kedua sisi bermata pedang.
Sesaat setelah menciptakan senjatanya, ia kemudian berlari ke arah kedua replika tersebut. Keduanya pun segera menghindar. Namun, Reina dengan sigap memanjangkan tombak tersebut dan berhasil mengenai keduanya.
Reina yang melihat hal tersebut langsung mendorong dengan keras tombak tersebut, membuat kedua replika tersebut terjatuh.
Ia pun kemudian berlari ke arah replika di sebelah kiri. Sang replika yang sudah siap menembakan sebuah cahaya hitam dapat digagalkan oleh Reina. Ia kemudian mengecilkan tombak dan mulai menyerang replika itu dengan cepat.
Meskipun gerakannya masih bisa diatasi, sang replika nampak kesulitan karena Reina berhasil menemukan tiap titik lemahnya. Saat ingin menghunuskan tombak, Reina ditembaki plasma oleh replika lain.
Sontak ia pun tersungkur jauh akibat tembakan tersebut. Ia pun kemudian masih berusaha bangun dan menebalkan tubuhnya. Ia juga membuat roket di kakinya dan membuat 2 pedang di masing-masing tangannya.
Ia pun langsung menyergap sang replika yang kemudian mencoba menyerang Reina. Dari 2 arah yang berbeda, mereka berhasil membuat Reina kewalahan.
Semua orang disana panik, meihat begitu seriusnya serangan mereka. Saat Reina masih mencoba bertahan, ia pun kemudian menajamkan pedanganya dan langsung melakukan aksi memutar dengan cepat, yang tentu dibantu oleh sepatu jet di kakinya.
Ia kemudian mulai menghabisi kedua replika tersebut secara bersamaan.
Melihat hal tersebut, tak ada satupun Ronan yang bergeming. Mereka saat ini sedang menyaksikan kemampuan bertarung Reina yang menakjubkan.
Tak lama alarm pun berbunyi dan dia berhasil menyelesaikan ujian ini. “Akhirnya… akhirnya aku berhasil” ucapnya kelelahan. Reina pun disoraki atas aksinya.
Sesaat sebelum keluar, pintu kemudian tertutup sendiri. Palaki yang melihatnya pun segera panik karena itu bukan keinginannya. “Apayang terjadi? Sistem diretas?” Gumamnya terkejut melihat ke arah komputer pengawas.
Dan betapa terkejutnya dia kalau yang meretas sistem tersebut tak lain dan tak bukan adalah 2 replika tersebut.
“Ini gawat” Ujarnya. “Semua Ronan segera bersiap!! Tanah ini akan menjadi tanah pertarungan!” Ucap Palaki mengumumkan hal tersebut.
Sontak semua Ronan yang ada disana terkejut dan kebingungan “apa kita akan diserang lagi?” “Ada apa ini?” “Posisi kita jauh dari kota Metro. Apa kita dikepung?”
Kira-kira itulah beberapa suara Ronan yang saling kebingungan dan cukup terkejut dengan situasi mereka.
Reina yang baru saja menyelesaikan misi pun kebingungan melihat ruangan area menjadi lebih gelap dengan siluet kemerahan. Ia memandangi 2 replika tadi yang kini sudah bangkit kembali “REINAAAAA!!! KELUAR SEKARANG” teriak Reo.
Semua Ronan pun panik. Jules dan Chips pun segera mencari cara untuk membuka area bertarung tersebut. Charo pun tidak tinggal diam.
Dia mencoba membuka pintu tersebut dengan senjatanya, namun hasilnya sia-sia saja.
Kedua replika itu pun menyatu menjadi satu tubuh dan berhasil membuat replika dengan tubuh baru yang kini jauh lebih besar. Sontak Reina yang ada disana terkejut. Ia tak menyangka kalau ia akan bertarung dengan versi musuh yang paling menakutkan selama ini.
Sang replika pun kemudian melepaskan tembakan plasma berukuran besar ke arah Reina. Untungnya ia berhasil menghindar dari tempat tersebut. Karena tidak sempat berpikir, tembakan tadi berhasil mengenai lengan Reina.
Kali ini giliran tangan kiri robotiknya yang terputus karena tembakan. Melihat hal tersebut, sontak semuanya semakin panik, tak terkecuali Palaki.
“Monster sialan. Akan kuhancurkan kau sekarang juga” ia pun kemudian mengeluarkan senjata bom dari sakunya.
Palaki pun melompat dan segera menghantam tanah tepat di depan pintu area tersebut. Melihat itu, Ronan lain tentu menjadi terkejut.
“Apa yang harus kita lakukan? Ia terjebak disana!” Ujar Reo dengan tatapan penuh kepanikan. Palaki kemudian menjawab “Aku bertanggung jawab di area ini. Dan aku tahu betul soal area ini.
Area ini adalah area paling aman karena semuanya menggunakan sistem keamanan tinggi” ucapnya sambil menyiapkan beberapa bom dari sakunya.
“Hanya akses lewat komputer pengawaslah yang bisa membukakan pintu ini.” Sambungnya. Mendengar hal itu, Reo jadi semakin marah dengan Palaki.
“Memangnya tidak ada cara lain!” Tanyanya dengan nada tinggi dan mengangkat kerah baju Palaki. Merasa dihina, Palaki kemudian mendorong jauh Reo.
“Kalian semua harus tau, disini aku yang bertanggung jawab! Ada satu cara untuk membuka pintu ini, dan ini hanya bisa dilakukan olehku!” Ucapnya.
Ia pun segera mengeluarkan bom tersebut dan menempelkannya ke pintu tersebut. “Bom ini sengaja aku buat tanpa persetujuan WDT. Sedari awal aku tahu replika ini akan ‘rusak’ seiring waktu.
Dan inilah saatnya. Karena pintu ini juga memiliki kandungan Magnesia yang mirip seperti wujud replika tersebut, aku yakin bom ini bisa menghancurkan pintu ini.” Ucapnya.
Mendengar itu, semua Ronan yang ada disana pun nampak memiliki keyakinan untuk menyelamatkan Reina. Sementara itu, di dalam Reina masih berjuang tanpa henti melawan gempuran replika itu.
Ia menggunakan sebuah plasma cannon yang menembakkan pelurunya secara signifikan. Hal tersebut untungnya mampu memberikan Reina jarak dan membuat replika itu kewalahan.
Tak lama kemudian, suara ledakan terdengar dari dalam arena. Rupanya Palaki berhasil menghancurkan pintu masuk area tersebut. Dari sisi lain, semua Ronan tampak sudah sangat siap dengan senjatanya masing-masing.
“SERANGGGG!!!” Seru Palaki sambil membawa kembali bom buatannya di genggamannya. Semua Ronan pun kemudian masuk ke area tersebut dengan semangat yang tinggi.
Dan disaat itulah sang replika tidak bisa menghadapi serbuan semua Ronan dan Palaki. Palaki berhasil menjatuhkan pijakan si replika dan berhasil membuatnya terjatuh. Ia pun kemudian dihajar habis-habisan semua Ronan.
Meskipun mampu melawan, pada akhirnya replika tersebut tak mampu menahan terlalu lama serangan demi serangan yang ia terima dan akhirnya tumbang. Dengan tumbangnya replika tersebut, dengan ini Palaki meloloskan semua Ronan di ujian kali ini.
Semua Ronan pun bergembira dengan kemenangan tersebut. Reina yang hanya melihatnya sambil terduduk di dekat pintu masuk hanya bisa tersenyum melihat pemandangan tersebut.
Akhirnya ia merasakan cinta dari orang-orang terdekatnya. Sambil mengelus-elus lengan kirinya yang telah putus, ia pun dihampiri Reo.
“Kau tidak apa apa kan?” Tanya Reo. Reina hanya mengangguk pelan dengan senyuman kecil. Ia pun dipeluk dengan kencang oleh Reo.
Sambil terus memeluk Reina, ia pun berkata “Tak akan kubiarkan kau menderita seorang diri. Aku akan terus berada di sampingmu” ucap Reo. Reina pun hanya bisa terenyuh mendengar hal tersebut.
Di sisi lain, Palaki kemudian meninggalkan ruang arena dan pergi ke kantor pengawas. Disana ia kemudian menghubungi dokter Mayfreed.
“Rencanamu gagal. Ia kehilangan lengannya. Buat dia kehilangan anggota tubuh yang lain maka aku tidak akan menjamin keselamatanmu disini” ancam dia dengan nada menakutkan.
Di sisi lain, dokter Mayfreed hanya bisa terdiam mendengar ancaman tersebut.
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/