NovelToon NovelToon
Ijabah Cinta

Ijabah Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Reza Ramadhan

[ OST. NADZIRA SAFA - ARAH BERSAMAMU ]

Kejadian menyedihkan di alami seorang Adiyaksa yang harus kehilangan istrinya, meninggalkan sebuah kesedihan mendalam.

Hari - hari yang kelam membuat Adiyaksa terjerumus dalam kesedihan & Keputusasaan

Dengan bantuan orang tua sekaligus mertua dari Adiyaksa, Adiyaksa pun dibawa ke pondok pesantren untuk mengobati luka batinnya.

Dan di sana dia bertemu dengan Safa, anak pemilik pondok pesantren. Rasa kagum dan bahagia pun turut menyertai hati Adiyaksa.

Bagaimanakah lika - liku perjalanan hidup Adiyaksa hingga menemukan cinta sejatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reza Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

"Ting tong."

Suara bel rumah berbunyi membuat kegiatan acara makan keluarga dan juga obrolan Pak Sapto dan juga Ibu Dewi, Damar pun berhenti. Keempat orang itu menatap pintu rumah dengan penuh tanda tanya.

Kira - kira siapakah gerangan orang yang bertamu di kala acara malam malam keluarga berlangsung? Adiyaksa yang tahu siapa yang bertamu itu pun segera berdiri dan berjalan menuju ruang tamu dan pintu terbuka dan terlihat Robi, tanjung dan Amer yang kini berdiri dengan wajah sumringah.

Mereka bertiga dengan wajah sumringah kini berdiri tersenyum menatap Adiyaksa yang masih tertegun melihat ketiga temannya.

"Kalian sudah sampai rupanya. Baiklah kalau begitu, aku siap - siap dulu." Ucap Adiyaksa bergegas masuk ke dalam kamarnya.

Ibu Dewi yang masih kebingungan atas tamu yang datang pun lantas menanyakannya pada Adiyaksa. "Siapa, nak?"

Adiyaksa mengabaikan ucapan dari ibu mertuanya membuat Pak Sapto geram di buatnya. Lelaki itu berdiri dan menarik baju Adiyaksa hingga lelaki itu hampir terpelanting.

"Kalau ada orang tua bertanya kau harus jawab?"

Adiyaksa terdiam dan tanpa menjawab apa - apa, lelaki itu segera masuk ke dalam kamar. Ibu yang melihat hal itu lantas mengelus dada, perempuan itu melirik Amer, Robi dan Tanjung yang kini sudah duduk di sofa ruang tamu.

Amer, Robi dan Tanjung segera berdiri dan menangkup kedua tangan mereka untuk memberi salam pada Ibu Dewi.

"Apa kalian temannya Adiyaksa?" Tanya Ibu Dewi sembari memandang ketiga lelaki di hadapannya.

Amer, Robi dan Tanjung saling pandang dan Robi lah yang menjawab pertanyaan dari Ibu Dewi dengan sopan. "Benar, Bu. Kami adalah temannya Adiyaksa dan kami ke sini ingin sekali mengajak Adiyaksa untuk keluar bersama kita.. "

"Kemana kalian akan pergi??" Potong Pak Sapto lantang. "Tidakkah kalian tahu ini sudah menjelang malam hari?"

Amer, Robi dan Tanjung kini menatap satu sama lain. Mereka terlihat kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Pak Sapto dan di sisi lain, mereka masih mempertanyakan hubungan Adiyaksa dengan kedua orang tua yang kini ada di hadapannya bahkan Adiyaksa tak memberitahu siapa mereka.

Saat Amer akan menjawab, sebuah suara yang berasal dari Adiyaksa kini menginterupsi mereka yang ada di ruang tamu. Terlihat dari jauh, Damar masih duduk dengan wajah ketakutan. Lelaki kecil itu memilih untuk kembali ke kamarnya.

Sementara itu, ketegangan masih terjadi di ruang tamu. Mereka yang ada di sana menatap Adiyaksa yang masih merapikan bajunya. Tanpa memperdulikan Pak Sapto dan juga Ibu Dewi, Adiyaksa segera mengajak ketiga temannya itu untuk keluar dari rumah.

"Ayo, kita pergi."

Robi yang merasa sungkan pun masih menatap Ibu Dewi dan juga Pak Sapto. "Ta... Tapi... "

Tanpa menjawab dan berpamitan pada Pak Sapto dan juga Ibu Dewi, Adiyaksa menggiring ketiganya keluar dari rumah. Terlihat kesedihan kini di rasakan oleh Ibu Dewi sembari mengelus dada.

Pak Sapto terlihat menghembuskan nafas kasarnya melihat sikap dari menantunya yang kini sulit di kendalikan. Lelaki itu lantas melihat dan memeluk Ibu Dewi dengan erat.

"Ya Allah.. Kenapa dengan menantu kita ini, pak? Kenapa dia sekarang sudah berubah sikap?" Ucap Ibu Dewi dengan suara getir.

"Entahlah, aku juga tidak tahu, yang penting sekarang kita doakan yang terbaik untuk menantu kita itu."

Di luar, Robi segera menyalakan mesin mobilnya dan melajukan kendaraannya tersebut di jalanan malam yang sangat dingin. Tampak seseorang dari jauh keluar dari persembunyiannya dari balik pohon.

Seseorang itu segera menghubungi seseorang dari jauh. "Bos, Adiyaksa sudah keluar dari rumahnya."

"Bagus, ikuti lelaki itu terus, aku yakin dirinya pasti akan ke tempat itu dan segera laksanakan perintah yang aku perintahkan padamu."

"Baik, Bos."

...🕌🕌🕌...

"Apa kau sudah tidak waras? Mereka itu adalah tetap orang tuamu meski kini isteri kamu sudah tiada" Teriak Amer dengan kencang karena angin yang berhembus.

Adiyaksa tidak bereaksi, dirinya tetap diam tanpa menjawab apa - apa. Lelaki itu melirik tajam Amer. "Apakah kau tidak tahu, bagaimana rasanya kehilangan? Sejak istriku meninggal, duniaku runtuh. Aku tak bisa berkutik lagi. Intinya, aku belum bisa kehilangan dirinya."

Adiyaksa menuding Amer, Tanjung dan juga Robi secara bergantian. "Aku mengajak kalian untuk pergi dari rumah itu karena aku butuh ketenangan."

Semuanya terdiam mendengar jawaban dari Adiyaksa. Mereka tahu sifat asli Adiyaksa yang temperamen. Kalau ada yang mengganggu pikirannya, lelaki itu tak segan untuk bersikap keras dan sulit di kendalikan.

Pernah sekali ketiga temannya itu melihat sifat Asli Adiyaksa saat kalah dalam pertandingan, semenjak kalah dalam pertandingan, sifat keras dan uringan - uringan pun di perlihatkan oleh Adiyaksa dan berdampak pada berani pada orang tuanya.

...🕌🕌🕌...

Terlihat Damar meringkuk di atas ranjang. Di bawah sinar rembulan, lelaki kecil itu tengah ketakutan mengingat sikap ayahnya yang uring - uringan.

Dan saat itu pula, lelaki kecil itu mulai menangis sesenggukan dan tak lama suara bunyi derit pintu kamarnya berbunyi. Tampak bayangan seseorang yang berjalan masuk ke dalam kamar Damar.

Bayangan itu adalah Ibu Dewi yang kini menghampiri Damar. Perempuan itu kini duduk di tepi ranjang, menatap teduh Damar.

"Ada apa, nak? Kenapa sedari tadi aku melihat wajahmu muring seperti itu?" Ucap Ibu Dewi mulai mendekati Damar dan mengelus rambut bocah kecil itu

"A... Aku sedih melihat Ayah, nek. Ayah sekarang kemana?"

Ibu Dewi melihat kesedihan di wajah Damar. Mungkin ini kali pertamanya Damar melihat sikap ayahnya yang gampang marah. Perempuan itu segera memeluk cucunya itu.

"Tenanglah sayang, mungkin ayahmu sekarang masih menenangkan diri dan keluar untuk memulihkan hatinya yang kacau."

"Lalu, kenapa aku tak di ajak, eyang?"

Pertanyaan dari Damar membuat Ibu Dewi kini tersenyum. "Karena kamu masih kecil."

...🕌🕌🕌...

Mobil yang dikendarai oleh Robi kini berhenti di depan sebuah diskotik. Terlihat dari depan sebuah nama ASMARANJAYA terlihat berkerlap - kerlip.

Adiyaksa berserta ketiga temannya turun. Mereka memandang nama diskotik tersebut. Bagi mereka berempat, diskotik ini adalah sebuah tempat bagi mereka yang dulunya sering di kunjungi dan menjadi rumah kedua bagi mereka berempat.

Entah berapa kali mereka mengunjungi tempat tersebut hingga mereka mengenal jalur yang membawa mereka ke tempat tersebut. "Sudah lama tidak kesini, rasanya seperti kehilangan hiburan untuk kita."

Adiyaksa dengan tersenyum pun berkata. "Betul sekali."

Adiyaksa lantas mengajak ketiga temannya itu masuk ke dalam bangunan besar tersebut. Samar - samar terdengar suara hentakan musik yang mengalun dan kini terlihat sekumpulan orang muda dan mudi kini menggoyangkan badan mereka seiring musik yang mengalun.

Mereka berempat lantas menuju ke meja bartender dan memesan minuman pada seorang bartender. Sembari menunggu minuman siap di hidangkan. Adiyaksa kini menatap para muda - mudi yang sedang menggoyangkan badan mereka.

Tak lama kemudian, seorang perempuan memakai gaun merah dengan bibir merah menggoda menghampiri Adiyaksa. Perempuan itu menepuk bahu Adiyaksa hingga lelaki itu terkejut.

"Halo, tampan."

...Bersambung....

1
Andi Budiman
pembuka yang menarik
Sinchan1103: terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
LISA
Sedih bgt..baru nikah istrinya udh dipanggil Tuhan
LISA
Aq mampir Kak
Sinchan1103: terima kasih... 🙏🙏🙏
total 1 replies
Rowan
Pokoknya ini cerita wajib banget dibaca sama semua orang!❤️
Matilda
Jangan bikin penggemarmu menderita terus thor 😭
Kiritsugu Emiya
Pokoknya karya ini singkatnya kereeeeen banget! Makasih author sudah membuat karya yang luar biasa😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!