Dendam Dan Cinta Suami Cacat

Rere keluar dan dia kaget karena Edward sudah berdiri di ambang pintu.

"Kenapa tuan?" tanya Rere mengusap dadanya.

Bukan nya menjawab Rere malah di tarik oleh Edward, dan di dudukan di sofa.

Rere semakin bingung di buatnya sedangkan Edward dia malah menatap Rere dengan tatapan yang aneh.

"Tuan?" panggil Rere merasa Edward terlihat aneh.

Tapi sekali lagi Edward tak menjawab, dia malah mendekati Rere dan Edward semakin merapatkan tubuh keduanya.

Deg..

Jarak yang sangat dekat membuat Rere merasa gugup sehingga dadanya berdetak kencang.

"Tuan" Rere nampak gugup setelah di tatap sedekat ini

"Tatap aku" titah Edward.

Hah?

Rere nampak bingung, tapi dia tetap menatap Edward dan itu bertahan cukup lama.

Edward menatap Rere dengan jarak yang sangat dekat, dia mencoba untuk merasakan seperti apa rasanya menatap Rere dengan jarak yang sangat dekat.

"Wajahnya sangat cantik, apa dia wanita yang aku beli dari Zeck di rumah penuh maksiat itu?" batin Edward dalam hatinya bertanya-tanya.

Rere yang yang baru pergi ke salon wajahnya terlihat sangat cantik dengan penampilannya yang juga terlihat begitu anggun, membuat Edward sedikit tidak mengenali wanita yang ada di hadapannya itu.

Sedangkan untuk Rere merasakan jarak yang begitu sangat dekat seperti ini membuat dia merasa jantungnya berdebar-debar, ketampanan yang dimiliki oleh Edward tentu saja berhasil membiusnya hingga membuat Rere menggigit bibir bawahnya dan matanya jatuh pada bibir seksi yang dimiliki oleh Edward.

Edward mendekatkan bibirnya ke bibir Rere yang membuat Rere sontak saja langsung menutup matanya.

"Ternyata salon bisa membuat mu cantik" ucap Edward tepat di telinga Rere.

Yang membuat Rere seketika membuka matanya lebar-lebar, dan melihat wajah Edward yang tersenyum aneh.

Sontak Rere mendorong dada Edward untuk menjauhkan tubuhnya dari tubuh Edward, setelah itu Rere menunduk malu.

Bagaimana tidak di dalam pemikirannya tadi dia akan membayangkan akan mendapatkan sebuah ciuman yang panas dari seorang Edward, tapi ternyata pemikirannya yang mesum itu salah karena Edward tidak menciumnya.

Melainkan hanya mengeluarkan kata ejekan untuknya, perkataan Edward seolah-olah ingin mengatakan jika Rere yang belum ke salon tidak secantik dirinya saat sudah pergi ke salon.

"Beraninya kamu mendorong ku! Apa kamu sudah bosan hidup hah!" Edward menatap tajam ke arah Rere.

"Salah sendiri sudah berani menghina ku, bukan nya muji cantik ini malah mengejek!" sahut Rere tanpa rasa bersalah.

Rasa takutnya hilang saat dirinya merasa di ejek oleh perkataan Edward.

"Siapa yang menghina mu, aku berkata jujur apa adanya" balas Edward yang dengan sengaja melihat wajah kesal Rere.

Dan entah kenapa melihat wajah kesal Rere sangat menarik dimatanya, apalagi Rere yang sedang kesal itu terlihat menggemaskan dengan bibir nya yang cemberut.

Rere terlihat sangat cantik dan imut saat bibir cemberut nya membentuk love.

"Sama saja, anda menyebalkan tuan" ucap Rere masih tidak terima.

Rere bahkan berpikir jika Edward akan memuji nya, tapi yang terjadi malah seenaknya mengejek nya yang menjadi cantik setelah pergi ke salon.

"Kenapa aku jadi kesal begini ya, dia kan benar aku jadi cantik karena salon mahal tapi kenapa rasanya kesal saja dan serasa di ejek" Batin Rere dalam hatinya bingung dengan dirinya sendiri.

Lalu Rere yang kesal pun berniat keluar dari ruangan Edward tapi tiba-tiba tangan nya di tahan oleh Edward.

Edward mendekati telinga Rere, lalu..

"Kamu tidak bisa pergi dari sini, jangan bertingkah nona" kata Edward berbisik.

Dan tak hanya berbisik tapi Edward juga merengkuh pinggang Rere hingga membuat Rere menjadi merapat ke tubuh Edward.

Merasa akan masuk ke dalam masalah Rere nampak panik, dia mencoba meronta agar di lepaskan oleh Edward.

"Lepaskan" kata Rere kesal.

"Sudah aku bilang kamu tidak bisa pergi dari sini" Balas Edward tegas.

"Bisa, tentu saja aku bisa keluar dari sini dan meningalkan mu" balas Rere dengan lantang.

Dan tanpa Rere sadari hal itu membuat Edward kesal, hal itu terlihat dari Edward yang  perlahan melepaskan tangan Rere.

"Pergilah" kata Edward mengusir.

Rere yang mendengar itu serasa mendengar suara angin surga, dia melangkah tapi saat Rere akan memegang gagang pintu tiba-tiba terdengar suara Edward yang membuat Rere menghentikan langkah kakinya.

"Bayar semua uang yang sudah aku keluarkan, semuanya jadi 20M" kata Edward dengan wajah dinginnnya.

Edward tersenyum smirk, bisa Edward duga jika Rere tak akan mungkin memiliki uang sebanyak itu, bahkan untuk kerja selama 10 tahun pun rasanya tak akan bisa.

Rere diam, ucapan Edward membuat dia mengurungkan kepergian nya dan berbalik melihat Edward yang sudah kembali duduk.

"Sebenarnya apa mau anda tuan?" tanya Rere dengan wajah yang menahan kesalnya.

"Mau ku? hanya satu. menurut padaku dan jadilah boneka ku yang selalu setia menemani ku" kata Edward santai.

Boneka?

Rere benar-benar jengkel.

"Aku manusia, bukan BONEKA tuan!" sahut Rere menekankan bagian terakhir yaitu kata boneka dengan keras karena kesal.

"Terserah, tapi kamu akan melakukan semua yang aku mau. dan itu perintah yang tidak bisa di ganggu gugat" lanjut Edward lagi.

Rere mendengar itu kesal, dia mendekati Edward dan saat sudah dekat Rere langsung duduk di kursi depan meja kerja Edward.

Tangan nya menopang dagu nya dan matanya masih menatap lurus ke Edward yang ada di depan nya.

"Jika kamu bisa melakukan sesuka dan semau mu maka aku juga bisa, jadi kita impas bukan?" ucap Rere dengan keberanian nya.

Menurut Rere jika dia diam dan menurut saja dia akan selamanya tertindas, Rere tak mau menjadi wanita lemah yang di tindas lagi karena itu sama saja merendahkan harga diri-Nya.

Rere tak mau nasib naas dan malang terus menerus berada di kehidupan nya, maka dari Rere akan merubah segalanya termasuk takdir dan nasib nya yang akan dia ukir sendiri untuk mencapai kata bahagia.

"Jadi kamu sudah tidak takut lagi padaku? Hem" tanya Edward menaikan sebelah alisnya ke atas.

"Sama-sama makan nasi, apa yang harus di takutkan" jawab Rere dengan lantang, jangan lupakan matanya yang balas menatap tajam mata Edward.

Edward yang melihat keberanian Rere alih-alih marah dia malah tersenyum, entah apa yang Edward pikirkan tapi dia merasa jika Rere bukan hanya tidak lemah tapi juga pemberani.

Dan itu menarik perhatian nya, Edward kagum dengan Rere yang tidak mudah menangis dan terlihat berani padahal yang dia tahu Rere sudah banyak mengalami hal sulit sebelum bertemu dengan nya.

"Cantik dan sangat pemberani, tapi sayangnya dia bodoh karena cinta" Batin Edward sambil melihat Rere yang menatap nya dengan wajah berani.

"Ganteng nya, tapi galak dan menyebalkan bikin aku semakin tertarik untuk lebih mengenalnya" Batin Rere dalam hatinya nampak sudah terpikat oleh pesona seorang Edward.