sudah jatuh tertimpa tangga, itulah istilah yang tepat bagi nasib Ridho seorang pemuda miskin.
Baru beberapa hari di tinggal mati ayah nya Intan sang kekasih memutuskan hubungan cinta mereka, dan memilih kawin dengan pemuda kaya dari kota.
Dalam kehancuran hati nya, Ridho pergi ke kota, membawa peruntungan nasib nya.
Di kota, takdir membawa nya harus menikahi Anastasya seorang dara cantik, namun sangat angkuh dan arogan.
Anastasya yang tidak menyukai Ridho, berusaha menyingkirkan pemuda itu dari kehidupan nya.
Disaat hati Ridho mulai putus asa, muncul Rita yang memberi nya semangat hidup dan bangkit kembali.
Namun di saat Ridho dan Rita mulai akrab, justru benih cinta mulai bersemi di hati Anastasya.
Bagai mana Ridho mengatasi kedua nya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Insiden di Dealer Motor.
Siang itu sepulang dari warung bibi tukang pecel, Ridho sudah di tunggu oleh kakek Syarkawi.
"Berhati hatilah nak, Adrian ini seorang manusia yang terlalu menuruti semua kemauan putra putri nya, dia tidak akan tinggal diam melihat putra nya pingsan kau pukul, ini nomor kakek, simpan di handphone mu, siapa tahu dugaan kakek benar, cepat beritahu kakek bila ada kejadian yang tidak di inginkan, kakek akan berupaya menolong mu" kata kakek Syarkawi menyuruh Ridho dan Guntur menyimpan nomor nya, serta kakek Syarkawi sendiri juga menyimpan nomor kedua anak muda itu.
"Ada apa kakek menunggu saya?" tanya Ridho sambil menyerahkan secangkir kopi panas dimeja kecil di depan kakek Syarkawi.
"Saya mau ngajak nak Ridho jalan jalan, nak Guntur juga" ujar Kakek Syarkawi sambil menyeruput kopi panas nya dengan nikmat.
"Maaf kek, saya tidak bisa ikut, ayah menelpon saya, menyuruh kesana" sahut Guntur.
"Ya udah lah kalau begitu nak Ridho saja deh, tidak ada kesibukan kan hari ini nak, soalnya tadi saya sudah ijin sama Kiai Rahmad kok" kata Kakek Syarkawi.
Takut kalau orang tua itu memang ada perlu dengan nya, Ridho segera mengiyakan ajakan kakek tua itu.
"Kau beli apa tadi?, Pecel?, enak kah?" tanya kakek Syarkawi heran.
"Ini ada kebetulan Ridho beli dua bungkus tadi, kalau kakek penasaran, coba saja dulu rasa nya kek" Ridho meletakan sebungkus pecel diatas piring bersama sendok nya.
Tanpa ragu ragu lagi, kakek Syarkawi membuka bungkusan pecel itu, lalu menyendok satu sendok kedalam mulut nya.
Kakek Syarkawi ini meskipun usia nya kira kira sudah tujuh puluh tahun lebih, tetapi seluruh gigi nya masih asli, belum ada satupun yang pakai gigi palsu.
"Hmm, enak!, rasa nya unik juga, ada manis, ada asin, ada nasi, ada bumbu kacang seperti sate, enak!, enak" komentar Kakek Syarkawi. Rupanya dia belum pernah sekalipun makan pecel.
"Kalau kakek suka, habiskan lah kek, kebetulan saya tadi sudah makan disana dengan Rita" kata Ridho sedikit berdusta karena dia suka melihat kakek Syarkawi yang lahap makan pecel.
"Iya iya, kakek suka nak, terimakasih ya" kakek Syarkawi menikmati pecel yang baru dia rasakan dengan lahap nya.
Setelah menikmati segelas kopi panas dan sebungkus pecel, kakek Syarkawi mengajak Ridho berangkat.
"Kita mau kemana kek?" tanya Ridho saat berada di belakang kemudi mobil Alphard hitam milik kakek Syarkawi.
"Terus lah jalan, di jalan raya, belok kiri" kakek memberikan aba aba nya.
Setelah beberapa saat berjalan, ternyata mereka masuk kesebuah dealer Motor.
"Nah kita sampai, kau mau motor apa nak?, tinggal pilih, kakek yang belikan" kata kakek Syarkawi.
Ridho termenung mendapat kejutan besar dari kakek Syarkawi itu.
"Saya tidak ingin motor apa apa kek, seperti sekarang ini saja saya sudah cukup bersyukur, tidak usah aja kek, untuk sekarang ini saya masih belum perlu dengan motor" Ridho berdalih agar kakek Syarkawi tidak usah membelikan dia motor. Dia yakin jika kakek Syarkawi yang terlihat sederhana ini sebenar nya bukan orang biasa, bukti nya kemarin beliau menyumbang untuk perbaikan ruang kelas TK Al Qur'an, sebesar satu milyar hanya dalam hitungan detik saja, tanpa berpikir panjang.
Tetapi Ridho juga tidak ingin mengambil kesempatan, mentang mentang ditawari Motor gratis, lalu mau saja.
"Nak!, ini sebagai rasa terimakasih kakek, kau sudah menyadarkan kakek, jika Dunia ini cuma sementara saja, tidak selama nya, tempat persinggahan sementara, ijinkan kakek sedikit berbagi, biar diakhirat kelak, semua kekayaan kakek ada sebagian yang bukan jadi beban kakek nak, ini tidak ada artinya bagi kakek nak, tetapi mungkin bisa menolong kakek di akhirat kelak" kakek Syarkawi mengatakan hal itu dengan berlinangan air matanya.
Setelah berpikir beberapa saat, Ridho pun menganggukkan kepala nya, "baiklah kek, tetapi jangan yang mahal, Ido takut jadi beban Ido nanti kek, yang murah saja ya kek, kalau boleh jenis Motor Bebek saja deh" pinta nya.
"Mbak! Mbak! Sini dulu" tanya kakek Syarkawi memanggil seorang pramuniaga.
Wanita itu berjalan kearah Kakek Syarkawi dan Ridho dengan langkah malas malasan.
"Ada apa ya kek?" tanya wanita pramuniaga dealer Motor itu.
"Eh mbak, motor bebek itu seperti apa ya?" tanya kakek Syarkawi lucu.
"Ini kek, yang model nya seperti ini sering dinamakan orang model bebek" kata pramuniaga dealer Motor itu agak sedikit kurang ramah. Mungkin karena melihat kakek Syarkawi yang mengenakan kaos oblong merek Swan bergambar angsa berenang, serta celana pendek biasa.
"Kalau ini harga nya berapa mbak?" tanya kakek Syarkawi.
"Hmm, cukup mahal kek, diatas dua puluh juta" jawab wanita itu.
"Hm, kalau yang model yang agak gedean itu berapa mbak" tanya kakek Syarkawi lagi.
"Heh!, kakek ini mau cari Motor apa mau mendata harga Motor sih, itu jauh lebih mahal kek, diatas tiga puluh lima, bahkan yang diatas lima puluh juta juga ada kek, yang bebek aja belum tentu kebeli, apalagi yang jenis itu!" terdengar suara wanita itu mulai ketus.
"Eh! Mbak!, dealer ini bukan milik mbak, dan Motor Motor ini juga bukan milik mbak, mbak cuma kerja di sini, kenapa mesti marah marah sih, kakek saya jadi membeli atau tidak, apa rugi nya mbak sih, kan tetap digaji sama pemilik dealer ini!" Ridho tidak bisa menahan kemarahan nya melihat kakek Syarkawi yang baik hati itu di hina didepan mata nya.
Seorang pria paro baya yang melihat keributan itu segera datang menghampiri mereka.
Saat sudah berada di dekat kejadian, mata nya terbelalak melihat siapa yang sedang ribut ribut itu.
"Ada apa Tuan Awi, apa ada yang salah?" tanya pria paro baya itu gemetar dihadapan kakek Syarkawi.
"Aku mau membeli motor untuk cucu ku ini, tetapi pelayan mu ini menganggap aku tidak punya uang untuk membeli motor, katakan kepada ku, berapa nilai dealer mu ini, biar ku beli semua nya" kata kakek Syarkawi tetap dengan nada lembut nya.
"Maafkan saya Tuan, saya yang salah, saya udah lalai, maafkan saya, silahkan tuan pilih yang mana saja tuan" kata pria paro baya itu gemetar.
Melihat bos pemilik dealer itu gemetar ketakutan dihadapan kakek tua itu, wanita tadi menjadi salah tingkah, timbul rasa takut dihati nya.
Awal nya kakek Syarkawi ingin Motor besar yang mahal, tetapi Ridho bersikeras yang biasa saja, akhirnya jadilah mereka beli motor mereka Vixion saja.
Kakek Syarkawi membeli Motor itu hanya dengan ujung jari nga saja, dan jual beli pun selesai.
"Aku ingin kau ajari karyawan mu ini, perlakukan semua orang sama, jangan membeda beda kan kelas hanya karena melihat penampilan nya saja, bila dia tidak bisa merubah sikap nya, pecat saja dia, karyawan seperti ini bukan nya mendatangkan keuntungan bagi mu, malahan menjauhi rejeki mu, ingat itu!" pesan kakek Syarkawi pada pemilik dealer Motor itu.
"Baik tuan, akan saya ingat semua petuah dari tuan ini, terimakasih atas kepercayaan tuan pada dealer Motor kami ini, silahkan mampir kembali bila tuan memerlukan kami, besok siang akan kami antarkan ke alamat ini tuan" ujar Pria paro baya pemilik dealer Motor itu.
Sepeninggal kakek Syarkawi dan Ridho, pria paro baya pemilik dealer Motor itu menghampiri wanita karyawan nya itu.
"Dealer ini beserta semua isi nya milik ku, mau ku jual atau ku kasihkan pada siapa pun, tidak ada hak mu sama sekali untuk ikut campur, tugas mu hanyalah melayani tamu dengan sopan, itu saja, tidak perduli bagai manapun bentuk tamu yang datang, mau beli atau sekedar bertanya, kau harus melayani nya dengan baik dan ramah, dan kau ku gajih untuk itu, bukan cuma untuk mu, tetapi untuk semua nya, bila hal ini terjadi lagi, silahkan kalian keluar dan cari pekerjaan lain nya" ucapan pria paro baya pemilik dealer Motor itu terdengar nyaring, hingga seluruh karyawan mendengar nya.
"Ba.... baik bos!, maafkan sikap saya tadi, saya tidak akan mengulangi nya lagi" kata wanita tadi ketakutan, sambil menangis sesegukan.
"Baiklah, ini yang terakhir kali nya aku memberi kesempatan kepada mu, tahukah kau siapa kakek tua tadi?" tanya pemilik dealer Motor itu.
Tanpa menjawab, wanita itu cuma menggelengkan kepala nya saja.
"Dia seorang pengusaha yang kaya raya, jangankan motor mewah, nyawa ku dan nyawa mu pun sanggup dia beli!" ujar pria paro baya pemilik dealer Motor itu mengomel panjang pendek sambil berlalu masuk kedalam.
...****************...
