NovelToon NovelToon
Suami Rahasia

Suami Rahasia

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Poligami / patahhati
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.6
Nama Author: Linda manik

Selalu disakiti dan tidak diperlakukan tidak adil oleh suaminya membuat Ella berniat membalas dendam kepada suami dan madunya.

Ella, wanita mandiri berusia 25 tahun yang merasakan sakit dipoligami. Menjadi istri yang baik, penurut dan juga mandiri tidak membuat sang suami Zico bersyukur memilikinya.

Bagi Zico. Ella hanyalah wanita parasit bagi hubungannya dengan istri kedua. Ella adalah pengganggu.

Tidak seperti Zico. Ella justru tulus menjalani pernikahan poligami itu. Ella berusaha bertahan walau sakit hati yang terus dia terima. Terkesan bodoh memang. Tapi kedatangan seorang pria di kehidupan Ella mengubah semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Ella memandang Bima dengan datar. Menurut Ella tidak ada yang harus dipikirkan. Keputusan tetap tidak akan bersedia menikah dengan Bima. Mereka baru saja bertemu hari ini. Ella tidak akan mengulangi hal bodoh seperti pernikahannya dengan Zico. Menikah kembali dengan orang yang baru dikenal dan tanpa cinta.

Ella menghentakkan kakinya dan memandang Bima kesal. Bima pura pura tidak melihat tingkah Ella. Pria itu dengan santai melorot badannya untuk berbaring. Kemudian tidur menyamping dan menarik selimut hingga sebatas lehernya.

"Jangan tidur dulu donk pak. Aku bisa memberi jawaban sekarang kenapa harus menunggu tiga hari lagi," kata Ella kesal. Sikap hormat nya sudah mulai hilang setelah mendengar ajakan menikah dari Bima.

"Sayang sekali. Aku harus tidur. Aku mengantuk. Pulanglah. Tidak baik mengganggu istirahat orang sakit."

"Ya ampun. Saya tidak ada niat mengganggu istirahat bapak. Tujuan saya kemari jelas mengantar berkas untuk ditandatangani kemudian membawa berkas itu kembali ke kantor. Justru bapak yang menggangu pikiran saya. Apa susahnya berkas itu ditandatangani sekarang kemudian saya bawa kembali pak."

"Keluarlah. Kamu orang pertama yang berani membantah aku. Aku bilang kamu kembali tiga hari dan pikirkan permintaan aku," kata Zico tegas. Ella semakin kesal.

"Saya pamit pak," kata Ella akhirnya. Bima tidak menjawab. Ella berjalan menuruni tangga itu dengan wajah yang cemberut.

"Sudah mbak?. Mana berkasnya?" tanya Kiki ketika Ella melewati ruang tamu. Kiki masih santai di ruangan itu sambil menonton.

"Berkasnya tiga hari lagi aku jemput," jawab Ella. Kiki hanya tersenyum. Ella keluar dari rumah itu setelah pamit juga kepada Kiki.

Seperti sebelumnya. Ella kembali diantar oleh supir pribadi Bima yang sudah terlihat tua. Ella merasa risih duduk di bangku belakang supir. Ella merasa jika dirinya dan supir adalah sama. Sama sama pekerja bagi cakrawala group.

"Di belakang saja non," kata supir itu merasa tidak enak hati.

"Jalan saja Pak, jangan sungkan. Kita sama sama makan gaji. Jadi tidak ada alasan bapak memperlakukan saya istimewa," kata Ella. Sang supir tidak bisa berkata apa-apa lagi. Apalagi Ella sudah memasang sabuk pengaman.

Sesampai di kantor. Ella menjumpai pak Andi di ruangan. Ella memberitahukan tentang berkas yang belum ditandatangani dan harus dijemput tiga hari lagi.

"Berkas itu tanggung jawab kamu Ella. Tiga hari lagi. Saya tidak mau tahu berkas itu harus di tangan saya. Dan sudah ditandatangani. Jika pak Bima tidak bersedia menandatangani berkas itu. Maka persiapkan lah dirimu mendapatkan sesuatu yang tidak kamu kehendaki dari kantor. Harusnya hari ini berkas itu harus ditandatangani," kata pak Andi tegas.

"Loh kok jadi tanggung jawab saya pak. Bapak menyuruh saya hanya untuk mengantar dan membawa berkas itu lagi. Sekarang kok memaksa berkas itu menjadi tanggung jawab saya. Jujur saya tidak mengerti pak," kata Ella bingung.

"Kamu itu bagaimana sih Ella. Kamu yang mengantar ke sana dan otomatis kamu juga yang harus menyakinkan pak Bima untuk bersedia menandatangani berkas itu."

"Tidak seperti itu pak. Jika pak Bima tidak bersedia menandatangani berkas itu. Itu artinya karena berkas itu tidak layak ditandatangani. Aku tidak mau bertanggung jawab untuk ditandatangani atau tidak berkas itu. Tapi kalau menjemput berkas itu kembali. Aku bisa terima jika itu tanggung jawab saya. Permisi pak," kata Ella tegas bercampur kesal. Dia bahkan keluar dari ruangan itu tanpa mendengar jawaban dari pak Andi atas perkataannya.

Ella kembali melanjutkan pekerjaannya setelah makan siang. Seperti biasa. Dia tidak terpengaruh dengan ajakan menikah dari pak Bima dan juga tekanan kerja dari pak Andi. Dia fokus kepada tumpukan kertas dan laptop di depannya. Hingga sore tiba dan waktunya untuk pulang. Dia berencana terlebih dahulu ke salon sebelum pulang ke rumah. Tujuan hanya untuk menghindari terlalu cepat tiba di rumah. Dia muak melihat keromantisan suami dan madunya. Ella akan pulang ke rumah setelah hari sudah gelap.

"Nona Ella," panggil supir Bima yang sudah berdiri di samping mobil di parkiran kantor itu. Ella menoleh dan tersenyum ke supir tersebut. Dia mengira jika sang supir hanya beramah tamah kepadanya.

"Saya duluan pak," kata Ella sopan dan membungkukkan badannya sedikit.

"Maaf nona. Pak Bima menyuruh saya untuk mengantarkan anda pulang sore."

Ella berdecak kesal. Belum apa apa. Bima sudah menugaskan supir untuk mengantar dirinya untuk pulang.

"Maaf pak. Saya bisa naik angkutan umum," tolak Ella.

"Saya bisa dipecat jika tidak melakukan tugas dengan baik nona. Tolonglah kerja samanya. Ada istri dan anak yang harus aku tanggungjawab. Jika anda tidak bersedia diantar. Pak Bima akan menilai saya tidak mengerjakan tugas dengan baik."

Ella akhirnya menurut. Dia tidak tega karena dirinya supir itu dipecat.

"Tidak perlu seperti ini pak," kata Ella sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Sang supir itu membukakan pintu belakang untuk dirinya. Ella takut perlakuan sang supir membuat dirinya mendapat penilaian buruk dari rekan kerjanya.

"Silahkan nona." Sang supir tidak menghiraukan penolakan Ella.

"Saya mau di depan. Kalau bapak tidak mengijinkan. Saya tidak bersedia diantar," kata Ella tegas dan mengancam. Sang supir mengalah dan akhirnya membuka pintu mobil bagian depan. Ini lebih baik daripada Ella sama sekali tidak bersedia diantar. Itu akan membahayakan bagi posisinya sebagai supir kepercayaan Bima.

"Saya bisa membuka pintu mobil sendiri pak. Tetap lah di dalam mobil," kata Ella ketika mobil itu sudah berhenti di depan rumah Zico. Ella tidak jadi ke salon. Ketika Ella mengatakan dirinya diturunkan di salon. Sang supir mengatakan akan menunggu dan harus mengantarkan Ella sampai ke rumah dengan selamat. Itu tugas mutlak dari Bima. Ella tidak enak hati jika sang supir menunggunya. Bukan hitungan menit dia di salon. Ella butuh hampir dua jam untuk facial dan creambath.

Ella masih menggerakkan tangannya untuk membuka sabuk pengaman, sang supir sudah menurunkan kakinya dan berjalan memutari mobil. Supir tersebut kembali membukakan pintu untuk Ella.

"Terimakasih pak," kata Ella sopan. Sang supir hanya tersenyum dan mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil. Sang supir akhirnya berlalu dari tempat itu. Ella melangkahkan kakinya menuju gerbang yang hanya sebatas dada. Ella membuka pintu gerbang itu perlahan dan menutupnya kembali.

Baru saja Ella melangkah. Tatapan sinis sudah menyambutnya. Dua manusia yang tidak ingin dilihat oleh Ella kini duduk di teras rumah.

"Mas, benar kan dugaan aku. Dia hanya dilirik oleh pria tua. Aku yakin yang mengantarnya tadi pulang adalah gebetan Ella. Ih tidak berkelas. Aku yakin pacar nya itu hanya sebagai supir. Jelas terlihat dari pakaiannya," kata Karina sombong. Ella terus melangkah mendekat teras. Dia sangat jelas mendengar perkataan Karina. Tapi Ella tidak terpancing marah. Ella yang mengetahui dirinya sendiri. Jadi untuk apa meladeni perkataan Karina yang jelas tidak benar. Ella bahkan kasihan melihat Karina yang bodoh. Dia hanya menarik kesimpulan tanpa mengetahui pasti siapa laki laki yang mengantar Ella. Karina merasa menang karena yang mengantarkan Ella adalah pria tua.

Ella tidak menjawab. Dia melewati Zico dan Karina di teras itu. Badannya sudah gerah dan harus dibersihkan terlebih dahulu.

Ketika dia keluar dari kamar. Dia kembali mendapatkan tayangan gratis di meja makan. Tidak hanya sekedar berciuman. Tapi Zico dan Karina benar benar bercinta. Mereka memang masih berpakaian lengkap. Tapi pakaian itu terletak di bagian yang tidak semestinya. Celana karet milik Zico turun sampai sebatas paha. Sedangkan daster milik Karina sudah tersingkap ke atas. Mereka melakukan adegan itu dengan Zico yang berada di belakang Karina. Ella jijik. Bukan sakit hati lagi yang ada di hatinya. Pasangan itu belum melihat Ella. Tapi ketika Ella hendak berbalik, Zico menyadari keberadaannya. Zico cepat mencabut tongkatnya dan memperbaiki posisi celananya.

"Ganggu saja," kata Karina kesal dan memperbaiki dasternya.

"Kalian saja yang seperti binatang. Melakukan di sembarang tempat," jawab Ella berani. Dia terlihat biasa saja.

"Suka suka kami donk. Rumah punya mas Zico. Kami bebas melakukan hal apa saja dan dimana saja di rumah ini. Kamu yang hanya benalu diam saja," jawab Karina.

"Kalau begitu. Suruh suamimu itu mengusirku dari rumah ini dan menceraikan aku sekarang juga," kata Ella marah sambil menatap tajam Karina. Kata benalu kembali membuat Ella marah dan terhina. Karina menyentuh lengan suaminya. Dia berharap Zico memenuhi permintaan Ella.

"Ya iyalah kamu senang diusir. Karena sudah ada pak tua tadi kan?.

Karina sengaja mengatakan itu untuk memancing amarah Zico.

"Bukan karena pak tua itu atau siapapun. Aku hanya tidak ingin dianggap benalu lagi di rumah ini."

"Bisa diam gak sih?" bentak Zico marah. Hasrat yang tidak tuntas dan percekcokan dua istrinya membuat Zico naik pitam.

"Ella, jangan pernah meminta cerai atau berani keluar dari rumah ini tanpa seijin aku kecuali kerja. Tentang pak tua itu. Kekasih mu atau tidak aku tidak perduli. Kamu mau menjual diri juga aku tidak perduli. Hanya saja kamu harus sabar menunggu kata talak dari aku setelah situasi memungkinkan," kata Zico. Karina tersenyum lebar mendengar perkataan Zico. Perkataan itu jelas bahwa Ella tidak ada artinya bagi Zico.

"Baiklah mas. Seusai perkataan kamu. Aku mengartikan itu sebagai kebebasan bagiku untuk memiliki kekasih bahkan suami di luar sana," kata Ella sambil tersenyum getir. Kata kata Zico barusan seperti anak panah yang menembus ulu hatinya. Sangat sakit walau tidak berdarah. Dua tahun pernikahan. Suaminya bahkan merelakan dirinya menjual diri. Ella benar benar merasa tidak berharga.

"Terserah," jawab Zico singkat.

"Ya, paling hanya bandot tua tadi yang bersedia jadi pacar kamu. Atau jangan-jangan kamu membayarnya ya. Makanya bersedia jadi pacarmu," kata Karina lagi semakin merendahkan Ella.

"Jangan bicara banyak kamu Rina. Ingat saja setiap perkataan kamu yang selalu merendahkan aku. Supaya aku tidak lelah untuk mengingatkan kamu suatu saat nanti. Asal kamu tahu. Semua perkataan kamu. Terekam disini," kata Ella sambil menunjukkan keningnya. Ella kemudian berlalu meninggalkan pasangan itu.

1
Utit Dewisetyowati
lanjutkan
Utit Dewisetyowati
kapok karina
Utit Dewisetyowati
lanjutkan
Utit Dewisetyowati
semoga Ester jodohsama ziko
Rina Arie
Luar biasa
Utit Dewisetyowati
semangat Bimo semoga cepat bisa berjalan
Utit Dewisetyowati
alhamdullilah akhirnya terbongkar semuanya
Utit Dewisetyowati
lanjutkan
Utit Dewisetyowati
ayo Bimo semangat
Utit Dewisetyowati
lanjutkan
Utit Dewisetyowati
ceraikan saja Karina ciko
YuWie
tiba waktunya kie kapaann
YuWie
maksude piye..menunggu waktu cerai kok yang entah kapan..ini mah bikin emosi yg bacaaa
YuWie
mandiri kok gak dianggap tetep dableg..alasane opo jal
Utit Dewisetyowati
Linna laporkan polisi saja biar kapok
Utit Dewisetyowati
tendang saja si Lina
Utit Dewisetyowati
alhamdullilah ternyata Litta asisten maya
Utit Dewisetyowati
Ella hebat bisa mempertemukan papa bima d mama bima
Utit Dewisetyowati
semoga bisa ketemu
Utit Dewisetyowati
semoga biang keladinya segera ketemu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!