Dom and Pip Stories
- Dominic Blair O'Connor ( Dom menolak memakai O'Grady karena lucu O'Grady O'Connor sebagai nama belakang ) adalah seorang pilot pesawat tempur dan juga anggota junior Navy Seals, dikirim ke daerah konflik di Libya. Tanpa diduga, timnya menemukan bahwa terjadi korupsi dan pengkhianatan dari kontraktor militer Amerika Serikat yang membahayakan para tentara yang bertugas disana. Dom yang satu tim dengan pilot cantik Gizem Karaman, harus berjibaku melawan anggota mereka sendiri.
- Philip Blair O'Grady adalah fotocopy opanya Bayu O'Grady dengan gaya dan sifatnya yang mirip. Bahkan seleranya pun sama dengan wanita. Pip, biasa dia dipanggil, jatuh cinta dengan sekretarisnya sendiri, Liora Nayla, gadis blasteran Indonesia Perancis yang super koplak macam Oma Ajeng nya. Saking koplaknya, Pip sampai meragukan apakah Liora memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di London
"Dom? Berapa lama kamu landing ?" tanya Shaqeer ke alat komunikasi Dominic di kokpit.
"Setengah jam lagi. Why ?"
"Bokap dan Oom Alex waspada. Kita akan bawa kamu ke Glasgow. Oom Gavin dan Kenneth sudah siap disana."
"Kenapa tidak langsung landing ke Glasgow?" tanya Dominic.
"Karena ijinnya hanya di London."
"Ok Shaqeer. See you in London."
***
Bandara Pribadi Milik keluarga Blair London
Pesawat Gulfstream kecil itu tiba di bandara milik keluarga Dominic dengan selamat. Pilot Molina, pilot kepercayaan Draen Gvardiol itu bersalaman dengan Dominic dan seperti halnya Sergey Brozovic, pria paruh baya yang sudah banyak makan asam garam, melihat cucu Bayu O'Grady itu pria yang mengesankan.
"Terima kasih Mr Molina," ucap Dominic sambil menyalami pilot veteran itu.
"Senang bertemu dengan anda, young man. Semoga misi kamu bisa berjalan lancar," senyum Molina.
"Hati-hati selama perjalanan pulang. Salam buat paman Draen Gvardiol."
Molina mengangguk. Ketiga rekan Dominic menyalami pilot itu dan mengucapkan terima kasih sebelum turun dari pesawat.
***
Dominic tersenyum melihat Shaqeer yang cemberut karena di belakangnya terdapat Alex Darling dan Scott Peterson.
"Hai..." sapa Dominic.
"Hai gundulmu Dom !" umpat Alex Darling. "Beraninya kamu diam-diam ? Oom Bayu ngamuk ada harga kepala kamu !"
"Waduh !" bisik Dominic.
"Waduh lagi !" amuk Scott Peterson dan Chief FBI itu melihat tiga rekan Dominic. "Selamat datang di London. Kita berangkat sekarang."
Shaqeer menghubungi Molina. "Mr Molina, anda bebas tinggal landas. Terimakasih."
"Sama-sama Agen Shaqeer. Ditunggu di Zagreb untuk minum bersama."
"I will Mr Molina."
Tak lama, pesawat Gulfstream itu pun terbang meninggalkan bandara pribadi milik keluarga Blair.
"Sekarang kita kemana ?" tanya Dominic setelah dua Oomnya berkenalan dengan Peter, Liam dan Gizem.
"Markas FBI." Scott Peterson dan Alex Darling berjalan menuju empat mobil Range Rover namun mata elang Liam melihat ada tiga mobil hitam yang terparkir di seberang jalan tepat di pagar besi dan kawat.
"Boys, heads up !" seru Liam yang mengambil Glock dari balik punggungnya.
"GUNS !" teriak Scott saat melihat orang-orang turun dari mobil. Segera semua orang bersembunyi di balik kotak-kotak kayu dan tembok.
Dominic menarik tangan Gizem dan segera bersembunyi di balik tembok.
"Gun?" Dominic menoleh ke Gizem.
"Ready," jawab Gizem sambil mengokang SIG nya dan meletakkan beberapa magazine di lantai.
Tak lama orang-orang itu mulai menembaki anggota keluarga Pratomo. Mereka pun membalas tembakan itu.
Dominic O'Connor
"Gantian !" seru Gizem yang berbalik dan menembak ke arah orang-orang itu.
Alex dan Scott saling berpandangan. "Bagus kan buat adrenalin pagi-pagi?" cengir Scott membuat Alex Darling menyipitkan matanya.
Disaat para orang bersembunyi sambil menembak lawan, Shaqeer mengendap-endap ke arah memutar menuju samping pagar dan dengan perlahan pria itu berjalan ke belakang mobil masing-masing dan menggunakan pistol dengan peredam. Tanpa ekspresi, Shaqeer menembak pengemudi tiga mobil itu satu persatu.
Shaqeer mengambil senjata semi automatis dari dalam mobil para bounty hunter itu dan mulai menembak dari arah belakang. Tak lama pun para bounty hunter tewas karena diserang dua arah.
"Damn it Shaqeer ! kamu macam ninja Hatori !" ucap Dominic.
"Bukannya Naruto ?" balas Shaqeer sambil mengamankan senjatanya. "Oom Alex ?"
"Pergilah kalian semua ! Biar aku yang urus." Alex Darling menghubungi asistennya Shanon Kulnis. "Bawa kantong mayat yang banyak Kulnis ! Jangan sampai Galena tahu !"
***
Dua mobil Range Rover anti peluru itu pun keluar dari bandara pribadi milik keluarga Blair, sementara Alex Darling menunggu para anak buahnya.
Lima menit usai dua mobil itu pergi dengan kecepatan tinggi, dari arah berlawanan datang mobil kepolisian Scotland Yard. Semua orang melongo melihat banyaknya mayat disana dan Alex Darling yang duduk dengan wajah lelah.
"Boss !" panggil Shanon Kulnis.
"Tolong urus, Kulnis ..." ucap Alex Darling sendu.
"Boss. Ada sesuatu yang harus aku bilang ..."
"Donorku banyaaaakkk !" seru Galena senang memotong ucapan Shanon Kulnis.
Alex Darling menatap wakilnya dengan tatapan bertanya.
"Jangan salahkan aku Boss. Galena kan jaga malam. Jadi dia tahu, Boss ..." elak Shanon Kulnis.
"Mbak Rania. Bisa ke London ? Banyak donor !" ucap Galena senang via telepon ke kakak sepupunya di New York.
Alex Darling mendelik. "Galena !"
"Ah sayang kalau mereka tidak amal, sayang. Lagipula mereka kan hendak membunuh kamu dan Dominic kan ? Harus ada timbal balik dong !" eyel Galena.
Alex Darling menggelengkan kepalanya.
Shanon Kulnis hanya menepuk bahu bossnya yang sudah hampir 30 tahun bertugas bersama. "Sabar Boss ..."
"Kulnis. Punya aspirin?" tanya Alex Darling sementara Galena menghitung mayat yang tergeletak sebelum dibawa ambulans.
"Aku selalu membawanya Boss sejak Boss pacaran dengan Galena." Shanon Kulnis memberikan aspirin ke Alex Darling.
***
Di Dalam Mobil Shaqeer dan Dominic
"Nyokap lu nggak ngamuk lihat tattoo kamu segedhe Gaban ?" tanya Dominic melihat tattoo Shaqeer di tangan kanannya.
"Ini gara-gara aku menyamar dua tahun lalu ke Kroasia. Daripada luntur dan membuat curiga semua orang, akhirnya aku tattoo beneran," jawab Shaqeer cuek. "Nyokap cuek, bokap cuek, Oma yang histeris melihat tattoo aku. Tahu sendiri kan Oma Elane gimana ?"
Dominic menoleh ke belakang dimana Gizem duduk disana dengan wajah waspada. "Are you oke G ?"
"Hanya tetap bersiap waspada saja Dom," jawab Gizem sambil tetap menggenggam SIG dan Glock di kedua tangannya.
"Tenang saja. Kita akan segera sampai ke markas rahasia FBI," jawab Shaqeer.
Pria berwajah dingin itu tetap berkonsentrasi menyetir dengan kecepatan tinggi. Dominic mengakui kemampuan menyetir Shaqeer saingan dengan Alan Sasongko.
"Tante Ray sehat? Oom Alan ?" tanya Shaqeer.
"Alhamdulillah. Paman Sergey Brozovic malah mengundang mereka ke Pula guna berbulan madu," jawab Dominic.
"Diterima saja !"
"Tante Ray sih fine, Oom Alan yang panik."
"Why?" tanya Shaqeer.
"Diundang mafia."
Shaqeer terbahak.
***
Dua mobil itu tiba di markas rahasia FBI. Shaqeer pun memarkirkan mobilnya dan mengambil tas dari bagasi belakang.
"Welcome to FBI secret vault," senyum Shaqeer.
Shaqeer Peterson.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
semangat terus ya Terry ....
Yg pnting daigo ga bkin msalh,tar jg d rstuin ko....sklian bkin sjrah 2 yakuza jd dmai....
Btw,kli ni terry bkln d tolak lg ga y???