Terpaksa Menikah Demi Kembaranku

Empat bulan telah berlalu... Denada yang bersikap tegas dan selalu membantah semua yang di perintahkan Alex pada nya, serta menolak mentah-mentah semua pemberian apapun yang berkaitan dengan pria yang bergelar suami nya itu, namun Denada tetap tak melupakan kodrat nya sebagai seorang istri, tapi satu hal yang dia pegang teguh, Denada tidak ingin bersikap lemah di depan Alex seperti di drama Korea yang sosok suami selalu menindas istrinya ataupun sampai berbuat lebih padanya.

Kebaikan dan keramahan Denada pada keluarganya selalu Alex anggap sebagai topeng belaka yang hanya mengincar harta dari keluarga Harison.

Keluarga Harison tidak pernah tahu kalau Nicho memiliki hutang pada Alex untuk menstabilkan perusahaanya yang akan bangkrut, dan pada saat itu Deswita yang statusnya sudah jadi kekasih Alex, sedikitpun Alex tidak menolak keinginan dari calon mertua nya.

Setelah rahasia Daddy nya yang di ketahui Denada, rasa sayang dan cintanya pada Daddy Nicho sudah mulai pudar, saat dia tahu bahwa dirinya di jadikan sebagai alat penebus hutang pada Alex suami arogan nya. Denada tidak menyangka bahwa Daddy yang selama ini begitu dia sayangi, dengan tega menjual dirinya demi nama baik dan perusahaan yang di cintai Daddy nya.

Denada gadis yang cerdas, dia mendapat beasiswa di Universitas Negeri mengambil jurusan bisnis, kini dia akan memperjuangkan kembali kuliahnya yang terputus karena terpaksa menikah dengan Alex, dan itu semua berawal dari ulah Daddy nya yang memaksanya dengan dalih mewujudkan permintaan terakhir Deswita dan meneruskan perjodohan yang telah lama di impikan oleh mendiang Opa nya dan Opa Harison, selain itu ada hal lagi yang berhasil membuat Denada begitu sakit yakni sebagai penebus hutang Daddy nya pada Alex.

Siang itu, Denada pergi ke sebuah toko buku. Dia membeli buku-buku bisnis untuk dia pelajari, dan tak disangka jika di tempat itu Denada bertemu dengan seseorang yang telah dia anggap sebagai sahabat.

"Denada..?!" panggil seorang gadis yang sebaya dengannya.

"Mayang ? Kau disini ?" Denada terkejut.

Mereka adalah dua sahabat, satu Universitas di kota A, saling berpelukan setelah empat bulan lama berpisah, sampai akhirnya Denada memutuskan untuk pergi mencari sebuah cafe yang tak jauh dari posisi mereka di dalam mall.

"Denada ! kau kemana saja ? empat bulan menghilang, kau tahu bukan ? Aku sebagai sahabatmu sangat cemas memikirkan mu, aku sungguh merasa kehilangan sosok sahabat seperti mu, bahkan aku tidak bisa membayangkan jika aku benar-benar kehilangan mu selamanya, kau begitu kejam Denada, sedikit pun kau tak memberiku kabar apapun mengenai dirimu. Sebenarnya apa yang telah terjadi padamu..?"

Begitu banyak pertanyaan yang di lontarkan Mayang pada Denada, sampai tak memberikan Denada untuk menjawab pertanyaan itu, Denada hanya menunduk dengan kristal bening yang terus meluruh di pipi mulusnya, ujian dan cobaan dalam hidup nya terus berjalan, entah sampai kapan berakhir ? Jika saja Denada tidak menerima pernikahan itu, pasti dirinya sudah menjadi Nyonya Marcell, menikah dengan pria yang di cintai dan memiliki seorang anak.

Tapi Tuhan berkehendak lain, dan dia juga tak seharusnya menyalahkan takdir yang membuat nya berakhir jadi istri dari Alex yang terkenal arogan. tampaknya empat tahun bersama mereka lalui berdua, tidak menjamin dia akan berjodoh dengan pria pilihan nya, karena hidup sudah ada yang mengatur kini Denada dengan besar hati tidak akan menyalahkan Daddy nya, karena semua ini ada alasannya. Berkorban demi menepati permintaan terakhir saudari kembarnya.

Tak lama kemudian seorang pelayan datang mengantarkan pesanan Denada, Dua buah cangkir coklat panas dan cake yang sudah tersedia di atas meja.

"Denada, sebenarnya ada apa..? coba kau katakan padaku, aku ini sahabatmu, aku akan mendengarkan semua keluh kesah mu, dan kalau aku bisa, aku akan membantu mu," Mayang bertanya lagi sambil pindah duduk di samping Denada dan merangkul nya, mengelus lembut punggung sahabat nya itu.

Dengan berderai air mata dan suara yang tercekat, Denada menceritakan semua. saudari kembar nya yang meninggal, dan juga Nicho yang menikahkan dirinya.

Bola mata Mayang berkaca-kaca, dia juga merasakan apa yang sahabatnya rasakan. Mayang tidak menyangka, jika kehidupan Denada yang selalu bergelimang harta, justru sekarang berubah drastis seakan dunia Denada di buat jungkir balik dengan fakta yang ada. Mayang pun begitu kaget mendengar saudari kembar sahabat nya yang sudah tiada.

Denada menyesap secangkir coklat yang ada di depannya, Mayang dengan cekatan mengusap air mata Denada dengan tisu. Mayang tidak ingin melihat sahabat nya meneteskan air mata lagi, karena itu sungguh menyakitkan buat nya.

"Mayang... Tolong ! kau jangan beritahu keberadaan ku pada Marcell, belum saat nya dia tahu kebenaran nya, dan aku pun tidak ingin mengganggu pekerjaan nya di Jerman, dia pasti menganggap aku jahat dan berkhianat," pinta Denada dengan tatapan sendu, berharap sahabat nya mau mengabulkan permintaan nya barusan.

"Tapi... Sampai kapan kamu terus menutupi ini semua dari Marcell ? cepat atau lambat dia akan mengetahui ini semua, dan aku jamin Marcell tidak akan pernah bisa menerima ini semua, apalagi hubungan kalian terbilang baik-baik saja tanpa ada biduk masalah diantara kalian," tanya Mayang kembali dengan perasaan kepo nya.

"Entah lah May, aku pun tidak tahu, dan jika Marcell mengetahui ini semua, aku berharap Marcell melupakanku karena itu lebih baik, daripada harus tersiksa menunggu ku !" sahut Denada dengan terisak.

"Berapa lama kontrak nikahmu ?"

"Hanya setahun May, sisa enam bulan lagi waktuku jadi istri dari pria arogan itu, dan itu pun tanpa sepengetahuan Opa Harison. Hanya perjanjian aku dan Alex saja tanpa melibatkan keluarga nya, Tapi...

"Tapi kenapa Dena...?!" tanya Mayang penasaran sambil mengerutkan dahi nya menatap ke arah sahabat nya.

"Tapi aku tidak menandatangani kontrak itu..." sahut Denada lirih.

"Kenapa.. Kenapa kau tidak mau menandatangani nya ? Apa kau mau menikah seumur hidup dengan pria itu, pria yang sama sekali tidak kau cintai," Mayang tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabat nya itu.

"Bukan begitu maksudku May, aku tidak menandatangani kontrak itu sebab... Isi dalam perjanjian itu hanya menguntungkan sebelah pihak, yang dimana aku sebagai pihak kedua harus menuruti semua perintah nya, itu artinya aku lah yang sangat di rugikan dalam perjanjian itu, dan masih ada beberapa poin lagi yang sangat merugikan ku," terang Denada dengan menahan kristal bening yang ada di pelupuk nya.

"Kejam sekali suamimu Denada ! aku penasaran dengan sosok pria yang sudah menjadi suamimu itu, ingin sekali aku mencabik-cabik wajah nya itu, dan menendang nya sejauh mungkin dari kehidupanmu !" Geram Mayang menatap lurus ke arah Denada, mendengar itu Denada terkekeh dengan perkataan sahabat nya.

Tiba-tiba ponsel Mayang berbunyi, dia mengangkat dan mengobrol dengan seseorang yang ada di seberang telpon.

"Siapa May ?"

"Rahasia... Sebentar lagi kau akan tahu," sahut Mayang terkekeh dengan wajah penasaran sahabat nya.

Mereka berdua masih menikmati secangkir coklat yang sudah mulai dingin dengan beberapa cake yang masih ada di atas meja, beberapa menit kemudian seorang pria datang menyapa.

"Hai May...?" Sapa pria itu yang masih menatap lurus ke arah Mayang, sesaat kemudian pria tersebut mengalihkan pandangannya ke samping, dan sungguh membuat pria itu kaget dengan sosok gadis yang begitu dia sukai selama ini.

"Denada...?! itu kau !" ucap nya kaget.

"Fahri...?! Kalian berdua sudah janjian !"

"Iya Dena, aku tadi datang ke toko buku sama Fahri, tapi selang beberapa menit Fahri pamit ke toilet, eh gak tahu nya dia lama banget gak balik, sampai akhirnya aku bertemu denganmu," jelas Mayang.

Fahri langsung duduk di samping Denada, mereka bertiga satu kampus dan bersahabat, Fahri sebenarnya sudah lama menyukai Denada, tapi Denada hanya menganggap sebagai sahabat saja, dan lebih memilih Marcell kakak senior nya.

Bisa memiliki Marcell adalah kebanggan tersendiri bagi Denada, karena Marcell yang jenius, tampan, berasal dari keluarga yang terpandang, dan juga pembisnis yang memiliki banyak anak perusahan. Tidak heran banyak kaum hawa yang mendekati serta mengejar Marcell, tapi cinta Marcell jatuh pada Denada yang cantik dan sederhana.

Setelah satu jam bercengkerama dengan kedua sahabatnya, Denada bergegas pulang ke Mansion.

🌷🌷🌷

Denada memasuki Mansion, keadaan rumah sangat sepi. Dia terus melangkahkan kaki nya, menaiki anak tangga menuju kamar nya. Setelah masuk ke dalam kamar, Denada bergegas mandi, setelah itu dia berpakaian, dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil membaca buku yang dia beli tadi.

Tak terasa jam sudah menunjukan 23.00, tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu dari luar, gedoran pintu sangatlah kencang begitu memekikkan telinga.

Buru-buru Denada membuka pintu...

BRAKK !!! Pintu terbuka dengan kasar.

"Alex...!" ucapnya kaget.

.

.

.

🌷Bersambung🌷