Follow dulu sebelum baca
- up seharian - hari kecuali Sabtu
- up mood g bias nggak di up
Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya keluarga yang ia miliki di dunia.
Tapi bukannya sebuah kasih sayang yang ia dapatkan melainkan kekerasan yang ia sering dapatkan dari sang Ayah, tak membuat tekednya luntur karena hati kecilnya selalu yakin bahwa Ayahnya pasti akan menyayanginya suatu saat nanti.
Meski mental dan fisiknya sudah hancur ia terus menghujani sang Ayah dengan kasih sayangnya.
Sampai dimana satu kejadian menimpanya tepat di hari ulang tahun Ayahnya ia meninggal.
bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikut kisah ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput Puput Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14: FAMLIY POSSSESSIV ⋆ ˚｡⋆୨ ୧⋆ ˚｡⋆
𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 !!,
...----------------...
Agasta memeluk tubuh mungil putrinya erat, sedangkan teman teman Aidan yang menunggu tersenyum kikuk, saat Agasta menatap masing masing dari mereka dengan sorot dingin.
Salah satu dari mereka mengalihkan perhatian, dari manik gelap keluarga Dirgantara.
"jir, berasa jadi maling gue" batin Zaegar mehindari tatapan Agasta, berpura pura membetulkan jam di tanggannya.
"tantangan banget dah bawa dede gemes main, berasa ujian sebelum Nikah. Kira kira gini gambaran mertua galak kali ya" batin Saka merinding.
Agasta merapikan topi yang di pakai putrinya dan juga jaket"baby, sayang Ayah mengijinkanmu pergi hanya untuk hari ini tidak ada hari hari lain okey"
"oteh yayah, Anya mengelti. Cebental ndak boyeh lama" mengingat nasehat Ayahnya saat memakaikan jaket untuknya.
Tetap saja Agasta tak rela tapi ia masih mengingat janjinya untuk selalu membahagiakan putrinya di mulai dari hal hal kecil.
si mungil ingin ikut pergi bersama Abangnya Aidan menggunakan motor yang begitu menarik perhatian si mungil untuk menaikinya bertepatan saat teman Aidan pamit untuk pergi si mungil menangis ingin ikut pergi. Tangan gempalnya menunjuk nunjuk motor yang di gunakan salah satu sahabat Aidah, yaitu Xander.
Tio juga bahkan mengikuti keinginan si mungil merengek kepada kedua orang tuanya ingin ikut, Devano tentu saja tidak ikut. la menghindari keramaian.
Sean memberikan beberapa lembaran uang kepada putranya itu" jangan nakal dan menyusahkan ke tiga teman Abangmu" jelas meraup uang itu dengan cepat memasukkannya kedalam sakunya dengan senyuman mengembang." pasti Daddy, Daddy seperti tak mengenalku saja sih, abak Daddy yang paling anteng, baik sedunia"
Sean menahan mual atas perkataan putranya justru karena ia tau, ia menasehati." Kelakuan buntutmu membuatku pusing pasti putriku di pengaruhi olehnya" bisik Agasta dengan tak rela memberikan putrinya pada salah satu teman Aidan.
Xander tentu dengan senang hati di titipi Mahkluk mungil yang berda dalam dekapannya. Apa lagi saat tangan gempal itu meremat bajunya takut jatuh. Sebelum Sean membalas ucapan Abangnya, Agasta menarik perhatiannya kembali pada Xander.
"Jaga putriku, jangan sampai dia lecet sedikitpun"di balas Anggukan Xander" saya akan menjaganya dengan baik Tuan Agasta"
Tentu saja ucapan Xander membuat Agasta puas" bodyguard juga akan mengikuti perjalanan kalian hanya untuk jaga Agasta memberitahu terlebih dulu sebelum mereka bertindak kegabah melajutkan motor dengan kecepatan tinggi jika di ikuti seseorang.
Aidan sudah berada di atas motornya sedangkan kedua Abangnya tidak jadi pergi ada urusan mendadak yang harus mereka tangani tuntut menjaga adiknya. Si mungil dengan semangat melambaikan tangannya pada sang ayah.
Xander Grayala 18 tahun.
...----------------...
Setelah mencari tahu semua informasi mengenai keluarga Dirgantara hanya beberapa yang di dapatkan Zegran. Informasi yang di cari begitu tertutup.
Sebenarnya Zegran tak asing mendengar nama Dirgantara dan ternyata Dugaannya benar. Sebelum memulainya lebih jauh lagi ia memilih mengehentikan pencarian informasi.
Hanya orang bodoh yang memiliki niat mengusik keluarga Dirgantara, keluarga yang mempunyai pengaruh besar baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah.
la mengerti kesedihan putranya yang begitu mendalam hingga membuatnya Depresi dan mengenai anak yang bernama Anya Quizy ia meremukkannya, sebelum. membacanya lebih lanjut informasi itu lansung hilang.
Memekik pelipisnya lelah, tubuhnya besandar pada sebuah kursi dengan helaan nafasnya yang terdengar berat. Hanya demi memenuhi keinginan putranya ia berbuat nekat menggali informasi tetapi hanya sedikit yang ia dapat.
Bagaimana bisa putranya menganggap anak kecil dalam mimipinya adalah putrinya dan melupakan putri kandungnya yang sudah meninggal.
Obat yang di kunsumsi putranya sudah benar benar membuatnya berhalusi nasi terlalu jauh tapi jika itu halusinasi mengapa bisa putranya menyebutkan nama yang sama dengan yang tertera.
Memejamkan matanya sejenak guna menghilangkan rasa pusing yang tiba tiba datang, Pekerjaanya benar benar sudah menumpuk begitupun dengan perusahaan putranya yang ia percayakan pada tangan kanannya untuk sementara waktu.
Zegran berdiri dari posisinya kakinya melangkah keluar dari ruangannya ingin melihat keadaan putranya sejarang sudah mulai tenang. Pintu di buka menampilkan putranya tersenyum pada ibunya memberikan suapan makanan.
"Ibu percayakan padaku?"
Elizabet mengagguk, dengan berat hati" jadi cepatlah sehat agar kamu bisa bertemu putrimu Arhur"
"Iya aku harus cepat sehat dan memakan obat"Arthur berdiri dari duduknya dengan semangat. Apa yang harus Zegran lakukan sekarang.
...----------------...
Ramai para penjual dan juga anak anak remaja maupun orang dewasa bersama bedesak desakan menunggu antrian menaiki wahana komidi putar: Tentunya karena ke inginan si mungil di sore hari telihat
keramaian yang membuatnya terus mengatakan" mbang au aik tu" di saat mereka berhenti untuk membeli minum karena haus. Setelah lelah berkeliling ke beverapa tempat. Si mungil hanya ingin bermotor motoran dengan tawa ketika
rambutnya terbawa oleh angin saja membuatnya senang. Se simple itu sudah membuatnya bahagia. Xander suka mendegar tawa itu, apa lagi ketika sura halus menyapanya dengan sebutan Abang. Sejenak ia merasa aneh
ketika Mahluk mungil ini nyaman berdekatan dengannya. Padahal ia memasang wajah datarpun si mungil tak terusik
sedikitpun malah tanga gempalnya mencubit pipi tirusnya dengan celotehan lucunya. Ketika makan pipinya yang bulat bergoyang membuatnya
tanpa sadar meciumnya gemas pipi itu. Seketika Nerta coklat Makluk mungil itu berbinar senang mendapat kecupan, membuatnya candu untuk terus mengecupnya.
Meskipun setelah itu ia mendapatkan peringatan dari Aidan yang cemburu karena adiknya di kecup olehnya. Bahkan si mungil tak mau lepas darinya ketika Aidan hendak menggendongnya.
Tatapan bak laser di sebelahnya ia tak pedulikan ketika makhkuk mungil dalam dekapannya ini ingin menaiki komidi putar. Begitupun teman temanya yang juga ikut ikutan menaiki dengan alasan menjaga
Padahal terlihat sekali jiwa jiwa bocil mereka meronta ingin menaikinya, dan hanya sebuah alibi mereka saja hingga membuat anak anak yang ingin menaiki menangis karena ulah temannya itu yang membayar tukangnya berlebih, lebih tepatnya menyogok.
Padahal hanya kuda kudaan mereka tak mau mengalah terlihat sekali bukan kekanak kanakan..
"Kuda gue keren dong" Zaegar berseru dengan menyuarakan rambutnya setelah berhasil menaiki kuda pilihannya. Saka memfoto dirinya sendiri ketika menaiki wahana sederhana membuatnya begitu senang, sesekali mengambil foto Xander dengan si mungil.
Di bagikan ke Group sekolah dengan caption." sugar Daddy
jaga anak nih, bos" Aidan tentu saja ikut menaiki dengan Tio, hanya sekedar menjaga
"baby menyukai permainan ini sayang?" ujar Xander memulai pendekatan dengan Anya. Anya mengagguk antusias" cuka cangat. Anya cuka pelgi
"belsama bibi cepelti petak umpat ndak oleh ketemu cama yayah" ucap si mungil bercerita dengan polosnya.
Terlihat guratan halus di dahi Xander bukankah ini pertama kalinya si mungil keluar dari Mansion dan mana mungkin
seorang pembantu membawa anak dari tuannya pergi di diam apa lagi terlihat keposesifan Ayahnya tak lain Agasta.
Aidan hanya menceritakan sebagian kepada teman temannya tentang adiknya, keberengsekan keluarga pada si mungil jelas ja tutupi.
Xander menahan tubuh mungil Anya agar tidak terjatuh "baby tidak boleh berbuat seperti itu sayang tidak baik"Xander.
Xander bertanya ketika si mungil menjawab pertanyaanya dengan ceria, hingga sampai akhirnya hatinya berdenyut sakit. Permainan yang mereka naiki terhenti, bergantian dengan anak anak yang sudah menunggu dengan tidak sabaran.
"Princess Ayo kita kesana-kemari" ajak Tio antusias setelah turun
dari wahana permainan berlari menghampiri. Anya dengan semangat meminta turun dari pangkuan Xander gerakkan si mungil yang bersemangat ingin turun tidak di gubris.
Aidan mendekati adiknya itu, sedangkan Xander memberikan si mungil pada Saka" Berbalik" titahnya, Saka yang bingung tapi tetap mengikuti arahan Xander.
Tangannya mengepal amarah yang memuncak langsung meninju wajah Aidan. Bug
...----------------...
Agasta berlari keluar dari Mansion ketika terdengar suara motor teman teman putranya ia bergegas.
Menjelang malam tanpa putrinya membuat Agasta gelisah, meskipun di tenangkan oleh Sean begitupun dengan Azura. Tetap saja sudah cukup hanya untuk hari ini saja ia mengijinkan putrinya pergi.Aidan turun dari motor melepas helm, yang menutupi wajahnya.
...----------------...
TBC
300 vote + spam nexnya 100
Lanjut, besok jika memenuhi target Vote. Vote
See you nex time
izin mampir ya Thor 🙏