NovelToon NovelToon
REKHA

REKHA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas / trauma masa lalu
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Xzava

Sepasang suami istri menitipkan anak perempuannya yang berusia 5 tahun di panti asuhan, karena tidak ingin repot-repot merawatnya setelah sang istri melahirkan bayi laki-laki, mereka beranggapan bahwa anak perempuan tidak dapat diandalkan.

Anak perempuan itu tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga sangat keras kepala, tidak ada yang bisa menebak apa isi kepala anak perempuan ini, yang jelas hanya prinsipnya yaitu menghormati orang yang menghormati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Saat aku berjalan ke ruangan bunda, aku melihat ada anak-anak yang sedang menunggu di depan ruangannya.

"Hai adik-adik ku yang manis." sapaku kepada mereka.

"Hai kak." ucap mereka hampir bersamaan.

"Kenapa kalian disini?"

"Mau cerita sama bunda, tapi bunda sibuk sama anak laki-laki tadi mereka berantem kak."

Aku yang paham sama situasinya, langsung mengajak anak-anak yang tadi di depan ruangan bunda untuk menjauh.

"Cerita sama kakak aja gimana?" tanyaku, sebenarnya ini bukan pertama kalinya. Aku juga mendengar cerita mereka, hal-hal yang mereka alami ataupun apa yang mereka lakukan selama seharian.

Baru saja selesai bertanya, mereka mulai berbicara tanpa henti bahkan mereka tidak ingin mengalah agar ceritanya di dengar.

Karena mereka banyak akhirnya aku membentuk lingkaran dan menyuruh mereka bercerita satu-satu, satu orang bercerita yang lain mendengar ceritanya sambil memberikan apresiasi seperti tepuk tangan ataupun mengajaknya tos saat mereka berhasil meraih sesuatu, dan berpelukan saat temannya merasa sedih.

Aku pun mengajari mereka untuk menghargai sesama temannya dan juga kepada orang lain, karena ajaran ayah dan bunda lebih mengedepankan etika daripada kepintaran.

Cukup lama kami bercerita dan juga bermain di halaman belakang, saat sudah sore aku pun menyuruh mereka masuk ke asrama untuk mandi.

Mereka pun masuk ke asrama setelah membereskan mainan mereka, aku pun merebahkan badanku karena kelelahan bermain dengan mereka, entah kenapa energi mereka tidak habis-habis.

Saat memejamkan mata, aku di kagetkan dengan hawa dingin yang menempel di pipiku.

"Yaaaa kaget aku." ucapku kaget.

Aku pun mengambil minuman dingin dari tangan Haikal yang sedang tertawa karena melihat ekspresi kaget ku tadi.

"Di lihat-lihat jago juga kamu main sama anak-anak."

"Iyalah siapa dulu." ucapku menyombongkan diri.

"Nyesel aku muji." mendengar ucapan Haikal aku pun meliriknya.

"Sudah dapat baju buat perpisahan gak?" tanyanya.

"Dapat referensinya, nanti mau bilang sama bunda dulu, soalnya aku gak tau ada jual dimana."

"Baju apa?"

"Kebaya polos aja sih, kamu udah dapat belum?" tanyaku, ia menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah sekalian aja nanti ngomong sama bunda." ia pun mengangguk setuju.

"Eh katanya anak cowok tadi berantem?" tanyaku saat teringat apa yang diucapkan oleh anak-anak perempuan tadi.

"Iya, gara-gara pulpen."

"Hah pulpen?"

"Iya, sebenarnya gak berantem yang gimana-gimana juga, tapi namanya anak kecil barangnya di hilangin sama temannya ya pasti marah." jawab Haikal.

"Kirain."

"Gak usah berekspektasi mereka bakalan babak belur, mereka didikan ku kalau didikan mu bisa jadi."

"Enak aja." ucapku sambil memukul lengannya.

"Sakit gila, mukul gak kira-kira." ucapnya sambil mengelus lengannya berkali-kali.

"Eh nanti kamu bakalan tinggal di asrama?" tanyaku penasaran.

"Rencananya, kamu?" aku menggelengkan kepalaku.

"Gak, mau kari kost-kostan aja."

"Asrama lebih murah."

"Tau tapi gak mau, iya kalau asramanya bersih."

"Bersih dan rapinya itu kan tergantung orang yang tinggal di situ Rek."

"Tetap gak mau, nanti mau bilang sama bunda kalau aku mau ngekost aja." Haikal hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Noh bunda." ucap Haikal saat melihat bunda seperti mencari seseorang.

"Kenapa bun?" tanya Haikal.

"Anak-anak pada kemana ya?"

"Anak-anak yang mana bun?" tanya Haikal sambil mendekati bunda.

"Anak-anak perempuan di asrama bun tadi Rekha suruh mandi."

"Bukannya mau cerita sama bunda ya?" tanya bunda, karena anak-anak tidak akan meninggalkan ruangan bunda kalau tidak bercerita sedikit pun.

"Sudah aman bun." ucapku.

"Ya sudah kalau begitu, kalian berdua nanti ke ruangan bunda ya, bantuin beresin berkas."

"Siap bun, nanti setelah jam makan malah ya." ucap Haikal, bunda pun menyetujuinya dengan menganggukkan kepalanya.

Aku dan Haikal kembali ke asrama, untuk bersih-bersih dan istirahat sejenak.

Setelah makan malah, aku ke ruangan bunda untuk membangunnya, aku juga memutuskan untuk mengajak Nia ke ruangan bunda.

Sesampainya di ruangan bunda, Haikal juga sudah ada di sana sedang merapikan tumpukan kertas di lantai.

"Nia juga ikut?" tanya Haikal.

"Iya kak, diajak kak Rekha." jawabnya.

"Bunda mana kal?" tanyaku saat tidak melihat bunda di ruangannya.

"Lagi makan malam."

"Nia yang bakalan gantikan kamu ya nanti?" tanya Haikal.

"Iya, di bawahku Nia soalnya. Kalau kamu siapa, seumurannya Nia gak ada deh yang laki-laki.

"Gak ada, jadi aku ambil yang tertua di bawahku tapi masih SMP."

"Gak apa-apa lah, ajarin betul-betul pasti bisa dia tuh."

"Kamu juga ngajarin Nia jangan galak-galak." ucapnya.

Aku yang mendengar ucapan Haikal, langsung melemparkan map tepat ke mukanya.

Nia yang melihat aksiku tidak kaget lagi karena kami berdua memang sering berantem, ia hanya tertawa melihat kami.

"Nia ini jangan di contoh ya gak baik." ucap Haikal, Nia yang mendengar itu hanya tertawa.

"Yaaaaa." teriakku ke Haikal

"Kenapa? Faktanya begitu." aku hanya melihat sinis ke arah Haikal.

Kami bertiga merapikan semua tumpukan kertas yang berserakan dan memisahkan sesuai dengan komponennya.

Setelah selesai, kami memasukkan berkas yang tidak digunakan lagi ke dalam kardus yang sudah di siapkan oleh bunda.

"Ini mau di apakan kak?" tanya Nia.

"Gak tau juga sama bunda, biasanya sih di bakar sama bunda soalnya udah gak kepake apalagi kan di dalamnya ada data penting."

Kardus-kardus kami rapikan di dekat lemari, dan duduk sambil menunggu bunda.

"Bagus gak?" aku menunjukkan foto ke Nia.

"Bagus kak, kakak bakalan pakai ini nanti di acara perpisahan?" aku pun mengangguk mendengar ucapannya.

"Bagus loh, udah dapat bajunya kak?"

"Belum, gak tau dimana ada jual." jawabku.

"Jahit aja kalau gitu kak."

"Jahit? Bisa sih tapi emang keburu beberapa hari lagi kan perpisahan.

Nia menggelengkan kepalanya, "Tanya bunda aja kak." ucapnya.

Tak lama bunda pun datang, Nia pergi duluan ke kamar karena mau mengerjakan tugas sekolahnya.

Kami mengobrol perihal baju yang akan aku dan Haikal gunakan nanti pada saat perpisahan, aku pun memutuskan untuk membeli baju yang akan aku gunakan biar lebih murah dan praktis.

"Bunda nanti aku mau ngekost aja pas kuliah." ucapku ke bunda.

"Bisa kalau mau, kenapa gak cari rumah aja buat di sewa, kalau rumah kan kalian enak tuh." ucap ayah yang baru masuk ke ruangan bunda.

"Kalau rumah, terlalu besar buat aku sendiri yah."

"Berdua lah, ayah gak bolehkan kalau sendiri."

"Gak mau yah, aku mau tinggal di asrama." ucap Haikal

"Kamu udah daftar masuk asrama? Itu kan ada tesnya juga." tanyaku ke Haikal.

"Lah emang iya?" tanyanya.

"Iyalah, kamu gak baca apa informasi soal asrama. Asrama bisa ditempati pas masuk kuliah sedangkan kita ke Samarinda kan sebelum, mau tinggal dimana kamu sebelum itu."

Haikal mengeluarkan ponselnya dan mencari informasi soal asrama di tempat kami kuliah, dan benar saja asrama baru bisa di tempati paling cepat seminggu sebelum pembelajaran di mulai karena ada renovasi di asrama.

"Kalau begitu sewa rumah aja, bayarnya bagi dua untuk kebutuhan sehari-hari juga begitu." ucap bunda.

"Nanti ayah carikan rumahnya." ucap ayah.

Aku pun mengangguk dan Haikal hanya bisa nurut dengan apa yang di ucapkan oleh ayah dan bunda.

1
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up lg Thor
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
sedih banget anak 5th dibegitukan 🥲
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up Thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
Bagus
Yuyun Rohimah
lanjut thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Lhady Uriyama
di panti kok ada bunda ada ayah, gmn konsepnya ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!