BURUK RUPA JADI RATU TUAN KEJAM

Tidak beberapa lama kemudian datang dua orang meletakkan minuman sebanyak dua puluh kiss di depan Kania dan Linda.

Kania dan Linda dibantu dua orang mengantar ke meja David lalu kembali keruang kasir.

"Dua puluh kiss." Kania melap keringatnya begitu pula yang di lakukan Linda.

"Kalau sudah tidak ada lagi yang kalian butuhkan kami permisi."

Belum juga berbalik badan, David memegang tangan Kania

"Jangan pergi dulu, kamu bergabung dan tuangkan minuman untuk kami."

"Tolong lepaskan tangannya. Itu bukan tugas dia tapi tugas perempuan-perempuan itu." tunjuk Linda ke arah Melona dan teman-temanya.

"Dia kerja disini jadi wajarlah bila pak David menyuruh Kania melayaninya." balas Melona tidak mau kalah.

"Menang kania bekerja di sini, tapi itu bukan tugas dia mekainkan tugasmu. Harusnya kamu yang melayani pak David bukan malah menyuruh Kania yang melakukanya. Semoga orang sepertimu bisa paham."

"Jadi aku ini bodoh? Melona menunjuk diri.

"mungkin seperti itu."

"Cukup-cukup, kalian berdua jangan berdebat, Kamu Duduklah dan layani kami. Aku akan menambah uang tips lebih besar dari gajimu sebulan."

"Maaf pak David, saya benar-benar tidak bisa melakukanya, lagi pula tugasku bukan melayani dan menuang minuman aku hanya pengantar minuman."

Kani menarik tangannya hingga terlepas dari pegangan David.

"Sepertinya si buruk rupa ini sulit di taklukan karena tidak mata duitan seperti para ladies yang ada disini." bisik salah seorang teman David.

"Betul katamu, Aku harus cari cara bagaimana pun itu agar malam dia bisa tidur dengan salah satu dari kita."

"Hanya ada satu cara David, gunakan kuasamu."

David menyunggingkan bibirnya. Ide dari temanya barusan sungguh masuk di akal.

"Mau duduk atau malam ini malam terakhir bagimu bekerja disini?

"Apa hubungannya. Lagi pula bapak tidak ada hak untuk memberhentikan Kania." Linda yang tidak terima dengan perkataan David.

"Diam kamu, dari tadi aku mendengar mu ngoceh seperti burung beo atau kamu juga mau nasibmu sama sepertinya."

David mengebrak daun meja hingga beberapa botol minuman bergetar hebat.

Linda sama sekali tidak takut dengan gertakan David, dia malah menyilang kedua tangannya di depan dada seperti menentang.

"Sekali lagi aku mengulang perkataanku, kamu mau duduk atau ibu Lili sendiri yang menendangmu keluar dari sini."

Kania dan Linda saling menatap.

"Duduk saja, aku tahu kamu sangat membutuhkan pekerjaan ini. Tenanglah, aku akan selalu ada bersamamu."

Kania mengangguk.

"Baiklah, hanya sebatas menuangkan tidak lebih dari itu."

David dan ketiga temanya tersenyum kemenangan. Usaha awal mereka akhirnya membuahkan hasil tinggal menunggu usaha yang kedua dan semuanya beres.

Kania duduk di apit David dan temanya sementara Linda berdiri di belakang Kania dan terus mengawasi David dan yang lain.

"Ayo minum...."

David menyodorkan gelas kearah Kania.

"Maaf aku tidak terbiasa minum minuman beralkohol. Lagian tugasku di sini hanya menuang minuman buat kalian." jawab tegas Kania.

"Minumlah satu kali ini saja." terdengar suara David lembut tapi di tekan.

"Aku benar-benar tidak bisa." Kania mendorong gelas yang di sodorkan David dengan telapak tangannya.

"Minum kataku." suara David meninggi.

"Biarkan saya yang mewakili." Linda mengambil gelas dari tangan David lalu meneguk isinya hingga habis tak tersisa.

"Kuat juga perempuan ini minum minuman dosis tinggi seperti ini. Baiklah sekali mendayung dua pulau terlampaui. Aku akan membereskan dia dulu lalu membereskan si buruk rupa ini." ujar David dalam hati.

Begitu seterusnya, setiap giliran Kania, Linda yang meminumnya.

Sekuat-kuatnya Linda minum tidak akan bisa mengalahkan orang seperti David.

"Kenna kau...." senyum David melebar.

Kepala Linda mulai pusing dengan mata berkunang.

"Kak Linda sudah, kakak sudah terlalu banyak minum." Cegah Kania saat Linda ingin mengambil gelas dari tangan David.

Linda menepisnya.

"Tenanglah, aku masih bisa."

Sekali lagi Linda meneguk habis minuman dalam gelas hingga duduk terkapar dan meletakkan kepalanya diatas meja.

"Temanmu sudah kalah, kamu yang harus menggantikannya. Cepat minum atau kamu mau temanmu ini kami bawa lalu kami buang ke sungai."

Ancaman David sungguh membuat Kania dilema. Jika tidak mengikuti perintah David, maka nyawa Linda menjadi taruhan.

Mau tidak mau Kania meneguk minuman yang di serahkan David padanya.

Belum juga minuman dalam gelas tersebut habis Kania hampir muntah.

Dengan cepat David menutup mulutnya lalu menepuk pundaknya.

Otomatis alkohol masuk kedalam pencernaan Kania.

Tanpa mereka sadari, empat bola mata terus memperhatikan mereka.

Kania terus saja menolak bila David menyodorkan minuman padanya, tapi lagi-lagi pria licik itu mengancamnya dengan berbagai cara.

Kepala Kania mulai pusing walau hanya meneguk minuman sedikit saja lalu menyisikan.

"Aku sudah tidak kuat, kepalaku sakit dan aku mau muntah."

Kania terkapar sama yang dialami oleh Linda.

David dan temanya tertawa, sedangkan Melona dan dua ladies lainya mengalami hal yang sama dengan Kania.

"Akhirnya selesai juga. Sekarang kita bawah mereka ke hotel dan kita gilir secara bergantian."

Ketiga teman David berdiri. Bak serigala buas menemukan mangsa yang lezat ketiganya saling membantu membopong Kania dan Linda keluar dari dalam club'.

Bodyguard dan beberapa pekerja club' tidak bisa berbuat banyak untuk menolong Kania maupun Linda apalagi saat itu mereka melihat David.

Berurusan dengan David dan temanya sama halnya menceburkan diri ke dalam jurang. Kalau tidak mati ya karir berakhir sampai disitu.

Setelah tiba di tempat parkir, David dan temanya memasukkan Kania dan Linda kedalam mobil.

Mobil melaju menuju kearah hotel yang sudah mereka persiapkan sebelumnya.

"Malam ini kita akan menikmati dua belibis hutan yang empuk. Aku yakin mereka berdua ini belum pernah di jamah oleh siapa pun."

David yang saat itu mengemudi dengan kecepatan sedang.

"Entah amalan apa yang telah kita perbuat sehingga Tuhan selalu memuluskan keinginan kita. Ya Tuhan, terima kasih atas berkatmu malam ini." balas salah seorang dari mereka dan di sambut tawa ketiganya.

Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya mobil mereka berbelok masuk disebuah hotel mewah.

Kembali ke empatnya membopong tubuh Kania dan Linda masuk ke dalam hotel dan menempatkan mereka di kamar yang berbeda.

"Sekarang kalian bertiga suit. Barang siapa yang menang dia yang akan masuk ke kamar cerewet itu. Untuk si buruk rupa biar aku yang menyicipinya terlebih dulu. Setelahnya kita bergilir dan begitu seterusnya." ucap David pada ketiga rekanya.

Tanpa menunggu lama akhirnya Herman yang menang sedangkan keduanya hanya bisa menggaruk kepala.

David dan Herman masuk kedalam kamar.

Seperti kesepakatan awal, David masuk ke kamar Kania sedangkan Herman ke kamar Linda sementara kedua temanya berjaga di luar sambil memantau keadaan.

👉JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, VOTE AGAR AUTHOR LEBIH BERSEMANGAT NULIS. TERIMA KASIH.