NovelToon NovelToon
Rahasia Istri CEO

Rahasia Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:22.8k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Keyla terkejut ketika melihat Agam, suaminya selingkuh dengan wanita lain. Rasa sakit hati karena merasa dikhianati membuat Keyla memilih pergi dan meninggalkan suaminya begitu saja.

Tiga tahun kemudian, Keyla yang telah berkuliah dan mendapatkan pekerjaan baru di sebuah perusahaan tiba-tiba bertemu Agam kembali, suaminya itu ternyata adalah CEO dari tempat perusahaannya bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan

Keyla baru saja selesai sarapan dan kini sedang mencuci piring di wastafel saat tiba-tiba ada suara bel di pintu masuk. Keyla membasuh tangannya sebelum berjalan mendekati pintu.

Ketika Keyla membukanya, terlihat ada Pak Wirya sedang berdiri dibalik pintu, Pak Wirya adalah supir pribadi Agam sehingga Keyla cukup mengenalnya. Pandangan Keyla jatuh ke arah beberapa paper bage yang sedang dibawa pria paruh baya tersebut di masing-masing tangannya.

"Selamat pagi Nona Keyla, ada pemberian dari Tuan Agam sebelumnya, katanya anda sangat membutuhkan ini..." Pak Wirya menyodorkan semua paper bag itu pada Keyla.

Keyla menerima paper bag itu dan sedikit mengintipnya, ia cukup terkejut ketika mengetahui isi di dalamnya ada beberapa pakaian.

Pak Wirya langsung pamit sesudah menyerahkan paper bag itu sementara Keyla kembali ke dalam dan mulai membuka isi di dalamnya.

Pakaian-pakaian itu jelas bukan miliknya, dalam sekali lihat saja Keyla mengetahui pakaian yang dibawa Pak Wirya merupakan pakaian yang baru saja dibeli.

"Baju-baju ini terlihat begitu berkualitas dan indah, harganya pasti sangat mahal..." Gumam Keyla memeriksa setiap pakaian tersebut.

Keyla akhirnya memutuskan untuk memakai salah satu setelan yang menurutnya cocok, ia memakai blus pastel dengan bawahannya rok midi yang sampai selutut.

Setelan itu terlihat feminim dan modis namun masih terlihat kasual, Keyla melihat pakaian yang digunakannya di depan cermin, terlihat sangat cocok dan Keyla menyukainya.

"Ini benar-benar cocok..." Keyla tersenyum senang.

Keyla menatap pintu kamar Agam yang tertutup, meski Agam berniat memberikan pakaian ini untuknya Keyla sebisa mungkin akan membayar atau membelinya. Keyla tidak ingin berhutang budi pada Agam.

Saat Keyla asik mengaca di cermin, suara telepon menyadarkannya, Keyla menemukan kontak Zahra yang sedang menghubunginya.

"Halo, Zah?"

"Assalamualaikum , Key." Suara Zahra terdengar dibalik telepon.

"Eh, iya, maksudnya Wa'alaikumsalam." Keyla menggaruk hidungnya. "Ada apa, Zah?"

"Kamu ingat tentang mencari pekerjaan paruh waktu kemarin itu?"

"Eh, iya, masih ingat, ada apa, ya?"

"Aku sudah berbicara dengan manajernya tentang kamu yang butuh kerja, katanya dia siap menerima asal kamu bawa KTP sebagai syarat masuknya."

"Eh, hanya itu?" Keyla terkejut. Itu terlalu simpel?

"Iya, tapi hanya bekerja sebagai pelayan, jam kerjanya empat jam tanpa istirahat."

Keyla segera langsung menyetujuinya. "Aku mau, Zah, tidak apa jadi pelayan asal bisa bekerja. Kapan aku harus ke sana?"

"Sekarang juga bisa, aku saat ini sedang berada di restorannya."

Keyla merasa antusias, setelah menutup telepon, Zahra langsung memberikan lokasi restoran tersebut. Keyla segera menyambar tasnya dan ingin pergi namun langkahnya sedikit melambat saat kepikiran tentang Agam.

Laki-laki itu pasti akan mencarinya ketika terbangun, Keyla memutar otaknya lalu kemudian mendapat ide, ia menulis di secarik kertas kalau dirinya sedang keluar bersama Zahra, Keyla juga menjelaskan kalau ada masakannya yang ia simpan di meja makan untuk Agam jika dia lapar.

Keyla kemudian keluar menuju lift dan turun ke lantai pertama, gadis itu mengangkat salah satu alisnya ketika berada di lobi, ia kebingungan saat menemukan banyak pasang mata tertuju ke arahnya.

Tidak hanya pengunjung tapi para pekerja hotel itu juga ikut menatapnya, Keyla pura-pura tidak mengetahui yang terjadi lalu mendatangi resepsionis.

"Ehm, apakah aku boleh tahu saat ini sedang dimana?" Tanya Keyla pada resepsionis itu.

Keyla sebenarnya sudah mengetahui lokasi Penthouse Agam berada lewat ponsel namun ia ingin memastikannya di mulut orang-orang yang bekerja di sana.

Resepsionis tampak kebingungan namun ia kemudian memberitahukan lokasinya, Keyla mengangguk lalu berterimakasih sebelum pergi.

"Tunggu dulu Miss, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Resepsionis yang merupakan seorang wanita itu tiba-tiba menahan langkah Keyla.

"Iya, ada apa?" Tanya Keyla tampak keheranan.

"Mm... kalau boleh tahu, apa hubungan Miss dengan Tuan Agam sebelumnya, saya lihat kemarin malam Miss digendong oleh beliau?"

Keyla batuk pelan, kini ia menyadari kenapa banyak orang yang sedang menatapnya saat ini.

"Itu adalah rahasia, apakah aku boleh menjawab seperti itu?" Tanya Keyla sambil tersenyum penuh makna.

Resepsionis itu menelan ludah sebelum mengangguk, "Maaf Miss karena mengganggu waktumu."

"Tidak apa, aku juga tidak sedang sibuk."

Keyla kemudian berpamitan sebelum keluar, ia cukup terkejut saat menemukan Pak Wirya berdiri tak jauh dari pintu masuk hotel, keberadaannya langsung disadari sopir itu.

"Nona Keyla ingin pergi ke mana?" Tanya pria paruh baya itu dengan ramah.

"Aku ingin pergi bersama temanku, Pak." Keyla melirik sekitar area jalan, "Apa disini biasanya ada angkot yang lewat?"

Hotel Agam berada di tengah-tengah kota, Keyla tidak yakin bisa menemukan angkot selain taksi.

"Nona Keyla tidak perlu naik angkutan umum, saya bisa membawa Nona kemanapun yang Nona mau."

"Bukankah Pak Wirya sopirnya Agam?"

"Tuan Agam sebelumnya sudah memerintahkan kalau Nona Keyla ingin berpergian, saya harus bersedia mengatarkannya."

Keyla cukup bereaksi, ia tidak menduga Agam sudah menebak dirinya akan keluar dari penthouse nya.

Keyla berpikir sejenak, ia sebenarnya ingin naik angkot karena dirasa menyusahkan Pak Wirya sementara untuk naik taksi, harga biayanya cukup mahal untuknya. Keyla akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Pak Wirya ke restoran yang ditunjukkan Zahra sebelumnya.

***

Sekitar setengah jam berlalu, Keyla akhirnya sampai di tujuan, Keyla memastikan tidak ada orang yang melihatnya keluar dari mobil mewah itu terutama Zahra.

Keyla mengambil uang di tas lalu memberikannya pada Pak Wirya, "Ini, Pak, untuk ongkos."

Pak Wirya menolaknya halus, "Tidak perlu Non, sebagai istri Tuan Agam, Nona Keyla tidak perlu membayar atau apapun, saya bisa mengantarkan Nona Keyla kapanpun..."

"Tapi Pak Wirya sudah mengantarkan saya."

"Iya, tapi aku juga sudah digaji perbulan oleh Tuan Agam."

Keyla tetap ingin membayarnya namun Pak Wirya lebih bersih keras menolaknya sehingga Keyla tidak punya pilihan selain mengalah.

Pak Wirya akan menunggu di parkiran tak jauh dari restoran yang dituju Keyla, sepertinya Pak Wirya mengetahui kalau Keyla sedang menyembunyikan identitasnya.

Keyla memasuki restoran yang memiliki dua lantai dan dekat dengan jalan raya, menurut kabar yang dikirimkan Zahra, restoran ini adalah tempat yang dimaksud gadis itu.

Restoran itu cukup besar meski tidak dikatakan mewah, interiornya sederhana dengan tema tradisional.

Ketika Keyla memasuki restoran, tidak menunggu waktu lama untuk dirinya menemukan Zahra yang sedang duduk di salah satu meja.

Zahra tidak sendiri, ia bersama Sekar yang duduk berhadapan dengannya.

Melihat Keyla, Sekar segera melambaikan tangannya tinggi-tinggi sambil berteriak cukup nyaring memanggil namanya hingga membuat semua orang jadi menatap Keyla.

Keyla hampir menepuk jidatnya, sahabatnya itu selalu saja membuat kehebohan yang tidak perlu, Zahra yang ada disampingnya sampai menyunggingkan senyum.

Keyla menghela nafas lalu mendekati meja Zahra dan Sekar.

"Kenapa kau ada disini juga, Sekar?" Keyla lebih dulu bertanya pada gadis berambut sebahu itu. "Setahuku aku tidak mengajakmu?"

"Zahra yang mengajakku, katanya kau akan melamar kerja disini."

"Kau ingin melamar kerja juga?" Tanya Keyla dengan menatap Sekar lamat-lamat.

"Tidak, aku hanya ingin melihatmu bekerja jadi pelayan, siapa tahu aku bisa nyuruh-nyuruhmu seperti babu." Sekar menyeringai sambil memasukkan kentang goreng ke mulutnya.

Keyla mendengus, langsung merebut bungkusan kentang goreng yang ada di tangan Sekar, gadis itu terdiam beberapa detik sebelum melotot ke arah Keyla, ia ingin merebutnya kembali namun Keyla yang tersenyum jail mengangkat tangannya tinggi-tinggi hingga membuat Sekar kesulitan meraihnya.

1
Eemlaspanohan Ohan
mampir
Buang Sengketa
siapa gimana ini 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Anita Jenius
Salam kenal thor.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
Tarmi Widodo
suka
Tarmi Widodo
NYImak
Gunawan Wibisono
kalau bikin ccerita rata2 pada di gantung jadi nggak seru ujung2 males
Buang Sengketa
gak pake cincin ruang ini kan 🤭😁
Buang Sengketa: /Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Secrednaomi: enggak, ini lebih spesial malah, cincin pernikahan:)
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!