Rahasia Istri CEO
"Mimpi itu lagi..."
Keyla mengusap wajah bangun tidurnya, untuk kesekian kalinya mimpi yang menayangkan ia bersama seseorang kembali membuat ia terbangun.
Seseorang itu adalah suaminya tiga tahun lalu, saat ia berpikir pernikahannya akan berlangsung baik, semuanya jadi berubah seratus delapan puluh derajat ketika mendapati kekasihnya itu berselingkuh dengan wanita lain.
Saat itu Keyla sedang membawakan kotak bekal yang tidak sengaja tertinggal, ia pergi ke tempat kerja suaminya dan mendapati lelaki itu sedang berpelukan bersama wanita selingkuhannya.
Keyla yang sakit hati, mendapati orang yang dicintainya selama ini ternyata bermain tangan dengan wanita lain, langsung menjatuhkan kotak bekal itu lalu pergi dari sana dalam keadaan menangis.
Rasa cintanya pada suami yang dalam seketika berubah menjadi kebencian yang tak terhingga, Keyla yang dalam keadaan sakit hati memilih melupakan semuanya, ia mengemasi semua pakaiannya dan pergi dari rumahnya begitu saja, tanpa surat dan tanpa kabar apapun. Keyla memilih menghilang dari dunia ini
Tiga tahun berlalu setelah kejadian itu, Keyla telah berubah, kini dirinya sudah menyelesaikan kuliahnya dan baru bekerja di sebuah perusahaan. Usianya menginjak 24 tahun, Keyla tinggal di sebuah kontrakan pemukiman salah satu kota.
"Shit! Aku terlambat!"
Keyla mengumpat saat lirikan matanya jatuh ke arah jam dinding, tanpa pikir panjang ia melemparkan selimut yang menyelimuti tubuhnya lalu pergi ke kamar mandi.
Keyla yang terburu-buru menyudahi mandinya dengan cepat, waktu menunjukkan jam 07.30, ia harus sampai ke kantornya jam delapan pagi.
Keyla segera memakai blazer kantor hitamnya dengan bawahan rok sampai selutut, ia menyisir rambut cokelatnya yang tergerai panjang, memakai make up seadanya sebelum mengambil roti kering dan menggigitnya di antara dua bibir.
Dengan tergesa-gesa ia keluar sambil membawa roti di mulutnya, Keyla melambai-lambaikan tangannya di bahu jalan untuk mencegat angkot yang lewat.
Beruntung angkot langganannya belum pergi, Keyla melambai-lambaikan tangannya lebih tinggi dan lebih cepat agar sopir angkot itu menyadari keberadaannya.
"Bah, tumben sekali Neng Keyla baru berangkat jam segini?" Tanya sopir angkot itu dengan logat suaranya yang khas.
Keyla tersenyum tipis, "Bang Bagus juga tumben lewat di jam seperti ini?"
"Aku tadi kesiangan bangun, sampai istriku menyiramkan air ke mukaku." Tukang sopir itu sedikit bersungut-sungut.
Keyla tertawa, ia segera memasuki angkot dan duduk di kursi paling dekat dengan jok sopir. "Kita senasib, Bang, ayo segera berangkat! Bisa-bisa aku kesiangan."
Di dalam angkot itu tidak ada penumpang selain dirinya, sopir angkot yang disebut Bang Bagus itu tidak berkomentar banyak dan langsung menancap gas mobilnya melesat jalanan kota yang sibuk.
Keyla mengusap keringat di dahi yang mulai bermunculan, meski hari masih pagi dan matahari belum sempurna terangkat namun suasana jalanan kota sudah gerah.
"Bang Bagus, bisa jalan lebih cepat gak?" Keluh Keyla, mengipasi dirinya dengan tangan.
"Sabar, Neng, jalanan kota memang sedang macet jam segini."
"Coba klakson, Bang, biar lebih cepat!"
"Dari tadi juga udah dibunyiin, Neng, semuanya mobil juga sama."
Keyla menggerutu dalam hati, ia beberapa kali melirik jam tangannya, khawatir akan terlambat tiba di kantor.
Keyla akhirnya bisa sampai tepat jam 07.55 ketika tiba di gedung kantornya, ia segera memberi ongkos pada sopir. "Terimakasih, Bang. Untung masih sempet..."
"Bah, beri tambahan sedikit lah, aku udah bela-belain bawa kau kesini, dua penumpang tadi aku abaikan agar kau bisa sampai..."
Keyla sedikit menyeringai lalu memberikan uang lebih, tukang sopir itu memang menghiraukan dua penumpang yang sebelumnya ingin menaiki angkotnya agar dirinya bisa sampai tepat waktu.
Kantor Keyla merupakan gedung pencakar langit, lantainya kisaran tiga puluhan lantai.
Keyla turun dari angkot dan baru saja kakinya menginjak di tanah, sebuah suara tinggi memanggil namanya dengan keras.
"KEYLAA! Sampai kapan kau membuatku menunggu?!" Seorang gadis berambut sebahu mendatanginya dengan langkah cepat.
Keyla tersenyum tipis saat melihat gadis itu, ia mengerti apa yang akan diucapkan gadis tersebut kedepannya.
"Aku sudah berdiri disini selama satu jam, dan apa yang kau lakukan, datang terlambat!" Suara gadis itu semakin melengking.
"Maafkan aku Sekar, aku bangun terlambat tadi..." Keyla tersenyum canggung.
Mobil angkot sudah lama pergi meninggalkan kantornya, kini Keyla harus berurusan dengan gadis di depannya, teman kantor sekaligus sahabatnya.
"Maaf, kau pikir aku akan memaafkanmu, kau-..."
Sekar belum menyelesaikan ucapannya saat ada seorang gadis berkerudung menepuk pundaknya dengan pelan.
"Sudahlah Sekar, Keyla mungkin memang kesiangan, tidak perlu menghakiminya lebih jauh..."
Suara halus dan lembut terdengar dari gadis berkerudung itu, wajahnya manis, memakai hijab lebar serta gamis yang panjang sampai mata kaki.
Namanya Zahra, dari sekali pandang, seseorang akan melihat bahwa perempuan itu seorang yang agamis, sikapnya penuh dengan lemah lembut, cocok dengan pakaiannya yang serba muslimah.
"Zahra, kau tampil lebih cantik dari biasanya." Keyla sedikit takjub melihat penampilan sahabat lainnya itu.
"Terimakasih, kau juga sangat manis, Key." Zahra menjawabnya dengan senyuman hangat.
"Zahra, kau jangan terlalu baik pada Keyla, dia sudah membuat kita menunggu lama!" Sekar mendengus kesal.
Keyla tertawa kecil, "Aku minta maaf, Sekar, aku lupa menyalakan alarm semalam. Nanti aku traktir deh, ya, es krim bukan?"
Sekar yang masih ingin menggerutu tiba-tiba langsung menyunggingkan senyumannya ketika mendengar es krim. "Nah, gitu dong, dua es krim ya?"
"Oke, dua es krim."
Percakapan mereka terhenti ketika seorang rekan kerja yang lain menyuruh mereka memasuki lobi, sebentar lagi jam delapan, mereka harus bersiap-siap menyambut kedatangan seseorang.
Hari ini di kantor adalah hari yang cukup istimewa, dikabarkan seorang CEO dari perusahaan Keyla akan datang kesini sehingga semua karyawan kantor harus berkumpul dan menyambutnya di pintu masuk.
Keyla, Zahra, dan Sekar ikut memasuki lobi, di sana sudah banyak karyawan lain sudah berbaris di pintu masuk. Ketiganya mengambil posisi di barisan yang sudah di atur, Sekar berbisik ke telinga Keyla.
"Key, kau sudah lihat wajah bos besar kita, kudengar dia pria muda yang sangat tampan?" Tanya Sekar.
Keyla mengangkat bahu, "Aku belum pernah melihatnya, hanya Zahra yang pernah." Keyla menunjuk Zahra yang berbaris disampingnya.
Tatapan Sekar beralih pada gadis berjilbab itu, tanpa perlu bertanya lagi Zahra mengerti bahwa ia harus menjawabnya. Zahra tersenyum tipis, diantara ketiganya ia memang paling lama bekerja disini dan sebaliknya, Keyla dan Sekar adalah karyawan baru yang beberapa bulan ini baru bergabung di kantor.
"Iya, Sekar, dia memang pria muda yang tampan." Jawab Zahra setelah berpikir beberapa saat.
"Oh, ya? Apakah setampan Jungkook?" Tanya Sekar dengan mata yang dipenuhi keantusiasan.
"Jungkook, siapa itu?"
"Kau tidak mengetahuinya, itu loh, penyanyi K-Pop."
Zahra menggeleng, ia tidak pernah menonton atau mendengar lagu-lagu dari negara tersebut yang sering dibicarakan Sekar setiap waktu.
Sekar menghela nafas, tapi ia tidak bertanya lebih jauh, pandangan tertuju ke pintu utama kantor mereka. Tidak hanya Sekar, tetapi Keyla, Zahra, serta pekerja kantor yang lain juga ikut menatap ke arah yang sama, sebuah mobil hitam elegan baru saja berhenti di depan gedung mereka.
Pintu belakang mobil itu terbuka lalu terlihatlah seorang pria rupawan dibaliknya, pria itu memakai kacamata hitam dengan jas kantornya yang terlihat gagah.
Semua karyawan serentak membungkukkan badannya ketika pria itu melewati pintu, mereka segera memberikan penghormatan pada pria rupawan tersebut.
Mereka yang baru melihat pemuda itu terutama perempuan seperti Sekar tertegun melihat ketampanannya, tidak perlu penjelasan lebih jauh untuk mereka mengerti bahwa pria itu adalah bos besar atau CEO yang dimaksud.
Berbeda dengan orang lain, Keyla memandang pria itu dengan wajah terkejut sekaligus pucat, tubuhnya sedikit bergetar ketika memandang wajah pria tersebut.
"Tidak mungkin, bagaimana dia ada disini?!"
Keyla terguncang jiwanya, meski ia sudah tidak melihatnya selama beberapa tahun terakhir namun dirinya langsung mengenali CEO perusahannya tersebut dalam sekali lihat, apa dia... Suaminya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Eemlaspanohan Ohan
mampir
2024-06-24
0
Tarmi Widodo
NYImak
2024-05-07
0