NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Pukul 02.15 dini hari, Irul sampai di depan rumah Dian, Irul langsung membangunkan Dian agar bisa langsung istirahat di kamarnya.

"Sayang bangun, kita sudah sampai". Ucap Irul sambil mengelus pipi Dian.

Dian menggeliat, merenggangkan otot ototnya yang berasa kebas. Dian membuka mata sambil masih menguap.

"Maaf ya mas aku lama yah tidurnya". Ucap Dian.

"Ngga papa sayang, yuk turun, kamu buka pintunya biar mas yang bawa tas kamu". Ucap Irul tersenyum.

Dian pun membuka pintu rumahnya, lalu masuk ke dalam di susul oleh Irul yang membawa barang barang Dian.

"Mas nginep aja yah malam ini, besok pagi aja pulangnya, mas pasti capek banget". Ucap Dian setelah memindahkan barangnya ke kamar.

"Emang boleh sayang". Tanya Irul dengan mata yang sedikit sayu.

"Iya mas ngga papa, tunggu sini, aku beresin kamar tamu dulu buat mas". Ucap Dian.

Sambil menunggu Dian, Irul merebahkan dirinya di sofa, rasanya memang sudah sangat lelah, karna mereka juga tidak banyak singgah untuk istirahat, supaya lebih cepat sampai, karna mengingat besok mereka sudah langsung masuk kerja.

"Mas, kamarnya udah aku beresin, mas langsung istirahat gih". Ucap Dian sambil mengelus pipi Irul.

"Terimakasih sayang, kamu juga langsung masuk kamar istirahat". Jawab Irul.

Mereka berdua pun masuk kedalam kamar masing masing, rasa lelah dan kantuk membuat mereka langsung lelap dalam tidur.

******

Di tempat yang berbeda, pagi ini Umar dan Khalil hanya sarapan berdua saja.

"Gimana, Irul udah ngabarin belum". Tanya Umar kepada Khalil.

"Belum bro, nomernya ngga aktif, harusnya si mereka udah nyampe di kota ini". Jawab Khalil.

"Apa mungkin Irul nginep di rumah Dian kali yah". Ucap Umar.

Khalil hanya mengedikkan bahunya. Umar dan Khalil tetap melanjutkan sarapannya, mereka akan menunggu di kantor, keduanya yakin Irul akan langsung ke kantor.

Setelah selesai sarapan keduanya pun berangkat ke kantor dengan masing masing menaiki motor, karna Irul mempunyai dua motor.

Sesampainya di kantor kelurahan, setelah turun dari motor Umar kembali menghubungi Irul, dan akhirnya nomer Irul aktif meski sedikit lama menunggu telfonnya di angkat.

"Assalamu'alaikum bro". Ucao Umar.

"Wa'alaikumussalam bang, maaf mas Irulnya masih mandi". Jawab Dian.

"Eh kamu Di, Irul apa akan datang ke kantor Di". Tanya Umar.

"Tadi si bilangnya berangkat bang". Jawab Dian.

"Oke Di kalo gitu abang tutup telfonnya yah". Ucap Umar.

Setelah tau kalo Irul akan datang, Umar dan Khalil pun masuk ke dalam kantor menuju ruangan mereka, saat sedang menuju ke ruangan mereka, Sandra tiba tiba menghalangi jalan keduanya.

"Ngapain si lu". Ucap Khalil sedikit membentak.

"Kalian kok tumben ngga bareng sama pak Irul, bukannya hari ini pak Irul harusnya udah masuk yah". Tanya Sandra.

Bukannya menjawab pertanyaan Sandra, Umar malah berbicara ketus kepada Sandra.

"Apa urusannya si sama lu". Ucap Umar.

"Kalian ini bisa ngga si bersikap baik sama saya, saya kan sebagai asisten pak Irul harus tau". Ucap Sandra ketus.

"Irul masuk kok hari ini, tapi dia masih di rumah calon istrinya". Jawab Khalil.

Sandra yang mendengar pernyataan Khalil mengepalkan tangannya, apa tadi yang dia dengar, Irul berada di rumah calon istrinya.

"Kamu ngga usah bohong yah sama saya". Ucap Sandra tidak percaya.

"Bodo amat, ngga penting juga lu mau percaya atau ngga". Balas Khalil.

Setelah mengucapkan itu, Khalil pun meninggalkan Sandra di ikuti oleh Umar. Sandra sangat kesal.

"Gue harus cari tau semuanya". Monolog Sandra.

Di tempat lain, setelah berbicara dengan Umar di telfon, Dian menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Irul, Dian sedikit terlambat bangun pagi ini, hingga dia hanya menyiapkan roti bakar untuk sarapan mereka.

"Kamu udah siap mas". Tanya Dian yang melihat Irul menghampirinya.

"Udah sayang". Jawab Irul lalu mengecup kepala Dian.

"Maaf ya mas aku cuman buatin roti bakar buat kita". Ucap Dian.

"Ngga masalah sayang, ya udah kita langsung sarapan aja yah". Ucap Irul.

Dian dan Irul pun memakan sarapan mereka, setelah sarapan mereka langsung bersiap untuk berangkat.

"Mas anter ya sayang ke sekolahnya". Ucap Irul yang sudah memakai sepatunya.

"Ngga usahlah mas, nanti kamu telat". Jawab Dian.

"Ngga papa sayang, yuk". Ucap Irul lalu menggandeng tangan Dian menuju mobil.

Sesampainya di sekolah tempat Dian mengajar, Irul ikut turun dari mobil.

"Pulangnya mas jemput ya sayang, ada yang mau mas omongin sama kamu". Ucap Irul.

"Ya mas, mas hati hati ke kantornya ya". Ucap Dian.

Setelah mobil Irul sudah tak terlihat, Dian pun masuk kedalam setelah menyapa pak satpam terlebih dahulu.

Tanpa Dian sadari, sedari tadi ada seorang pria yang menatap interaksinya bersama Irul dengan pandangan yang terluka. Yah dia adalah Wiwin. Dia sengaja menunggu kedatangan Dian karna ingin tau apa yang menyebabkan Dian mengambil cuti sampai tiga hari, karna tidak biasanya Dian mengajukan cuti.

"Loh bang, nungguin siapa". Tanya Dian.

Bukannya menjawab pertanyaan Dian, Wiwin malah balik bertanya.

"Siapa yang bersama kamu Di". Tanya Wiwin.

"Ohh ituu, dia calon suami Dian bang". Jawab Dian sedikit merasa tidak enak.

Wiwin yang mendengar pengakuan Dian merasa terluka, rasanya sesak sekali mendapati kenyataan bahwa wanita yang sejak lama dia cintai telah menjalin hubungan dengan pria lain.

Dian yang melihat raut wajah Wiwin merasa tidak tega, dia merasa bahwa telah menyakiti hati pria baik seperti Wiwin.

"Maaf bang". Ucap Dian sambil menunduk.

Wiwin menghela napas dengan berat sebelum menatap Dian.

"Kamu ngga salah Di, abang mengerti perasaan tidak bisa di paksakan, abang bahagia melihat kamu bahagia, selamat ya Di, semoga Allah memudahkan rencana pernikahan kalian". Ucap Wiwin pelan.

"Abang pria yang sangat baik, insyaAllah abang akan mendapatkan wanita yang lebih baik dari Dian". Ucap Dian.

Wiwin hanya tersenyum menanggapi ucapan Dian lalu meninggalkan Dian yang menatap kepergiannya dengan perasaan sedih. Dian sudah menganggap Wiwin seperti abangnya sendiri, Wiwin begitu baik kepadanya, terlebih orangtua Wiwin juga sudah begitu baik kepadanya, tapi dia tidak bisa membalas perasaan Wiwin.

Hari ini Dian merasa begitu lelah, wajar saja karna dia habis melakukan perjalanan jauh. Dian memilih menunggu Irul di sebuah kursi di taman sekitar sekolah.

Melihat kedatangan Irul, Dian langsung menghampirinya agar Irul tidak perlu lagi menghampirinya.

"Maaf ya sayang udah buat kamu menunggu". Ucap Irul setelah Dian masuk mobil.

"Ngga papa mas, aku juga belum lama duduk disana, tadi ngobrol sama rekan guru juga". Jawab Dian.

"Ya udah kita langsung ke rumah mas aja ya sayang, kamu juga kan belum pernah mas bawa kesana". Ucap Irul.

"Aku ikut mas aja". Jawab Dian tersenyum.

Setelah mengelus kepala belakang Dian, Irul pun menjalankan mobilnya, sebelum sampai di rumah, Irul ke restoran langganannya terlebih dahulu, dia membeli makanan terlebih dahulu untuk makan siang mereka di rumah.

"Ini rumah kamu mas". Tanya Dian setelah Irul menghentikan mobilnya.

Dian menatap takjub sebuah rumah mewah dengan halaman luas dengan beberapa pohon yang tertanam disana.

"Ini rumah peninggalan kakek dari pihak almarhum ayah sayang". Jawab Irul.

Irul menggandeng tangan Dian masuk ke rumah sedang tangan yang satu menenteng makanan yang tadi dibelinya.

Dian menatap rumah yang ternyata didalamnya begitu nyaman dengan interior mewah.

"Kamu tunggu mas disini ya sayang, mas tinggal ganti baju dulu, atau kamu mau ikut mas kekamar". Ucap Irul sambil menaik turunkan alisnya.

"Ish jangan ngaco deh mas". Ucap Dian sambil mencubit pinggang Irul.

"Au sakit sayang, kok malah di cubit sih". Ucap Irul meringis pelan.

"Supaya kamu sadar, udah sana mas kamu ganti baju". Ucap Dian.

Irul melangkah ke kamarnya dengan mencebikkan bibirnya. Dian hanya geleng kepala melihat tingkah Irul. Entah kemana perginya sifat dinginnya.

Tak lama Irul pun keluar dari kamar dengan pakaian santainya.

"Kita makan dulu ya sayang, abis itu kita ngobrol". Ucap Irul.

Dian hanya mengikuti Irul yang menggandeng tangannya menuju ruang makan yang terletak tak jauh dari dapurnya.

"Mas boleh minta tolong buatkan mas kopi setelah ini sayang". Ucap Irul yang masih makan.

"Tapi mas temenin aku, aku kan belum tau letak kopi dan yang lainnya mas". Ucap Dian.

"Iya sayang". Jawab Irul tersenyum manis.

Setelah mereka selesai makan, Dian mencuci piring bekas mereka, Irul sudah melarang Dian tapi dia tetep kekeh melakukannya. Setelah itu Dian membuatkan kopi seperti keinginan Irul tadi.

"Kita ngobrol di atas yuk sayang, di balkon kamar mas". Ajak Irul.

"Kenapa ngga di ruang tamu kamu atau di ruang keluarga aja mas". Tanya Dian.

"Mas ingin bicarakan hal yang serius sayang, takut Umar dan Khalil pulang sebelum kita selesai bicara". Jawab Irul.

Dian pun ikut maunya Irul. Sesampainya di kamar Irul, Dian menilai kamar Irul yang disini lebih hidup di bandingkan kamar Irul di rumah Irul yang ada di kota B. Apa lagi setelah berada di balkon, Dian sangat menyukainya.

"Ayo Yang duduk". Ucap Irul.

Irul menuntun Dian untuk duduk di Beanbag yang ada di balkon kamarnya.

Sebelum memulai obrolan, Irul menyesap kopinya, selalu pas rasa kopi buatan Dian. Setelah menarik napas, Irul menatap Dian dan menggenggam kedua tangan Dian dengan lembut.

"Sayang, apa kamu sudah siap jika mas menikahimu bulan depan". Ucap Irul.

Dian yang mendengar ucapan Irul seketika langsung tersenyum.

"Dian siap mas". Jawab Dian.

"Tapi sebelumnya mas ingin mendengar keinginan kamu setelah kita menikah". Tanya Irul.

Di tanya seperti itu, Dian jadi ingat pembicaraannya dengan sang calon ibu mertua.

"Mas, kalo boleh, Dian ingin kita tinggal bersama ibu di kota B, Dian ingin merawat ibu mas, Dian siap berhenti menjadi guru". Ucap Dian.

"Apa kamu yakin sayang". Tanya Irul.

"Aku sangat yakin mas, mas tau, mendengar harapan ibu yang begitu ingin menghabiskan masa tuanya bersama anak dan cucunya membuat Dian sedih mas, ibu sangat kesepian mas, kasian ibu". Dian kembali menangis mengingat bu Ida.

Irul langsung memeluk Dian erat saat melihat Dian menangis, Irul merasa begitu beruntung mendapatkan wanita berhati lembut seperti Dian.

"Terimakasih sayang, terimakasih karna telah menyayangi ibu". Ucap Irul sambil terus mengecup kepala Dian.

"Mas juga akan mengundurkan diri di kelurahan, mas akan fokus memegang perusahaan". Tambah Irul.

Dian menatap bingung kepada Irul mendengar apa yang di lontarkan oleh sang kekasih.

"Maksud mas, Dian ngga ngerti, perusahaan apa yang mas maksud". Tanya Dian.

"Maaf karna mas baru jujur sekarang, mas punya perusahaan kertas di kota B sayang, itulah penghasilan utama mas". Jawab Irul.

"Kenapa mas bisa jadi Lurah". Tanya Dian bingung.

Mendengar pertanyaan Dian, Irul jadi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung harus menjelaskan bagaimana.

"Menjadi Lurah sebenarnya adalah cita cita mas sayang, tapi almarhum ayah menitipkan mas amanah perusahaan itu sayang". Jawab Irul.

"Apa mas tidak masalah melepas cita cita mas". Tanya Dian.

"Seperti halnya kamu, mas juga ingin merawat ibu di masa tuanya, kita rawat ibu sama sama ya sayang". Jawab Irul.

Dian pun menganggung lalu memeluk tubuh sang kekasih.

Mereka berdua sudah mengambil keputusan bersama, akhirnya Irul pun memutuskan akan membawa Dian ke kota B bulan depan. Dan mereka akan melakukan pertemuan dengan para sahabat mereka untuk menceritakan rencana yang sudah mereka putuskan.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!