NovelToon NovelToon
Istri Paviliun

Istri Paviliun

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dendam Kesumat / Pihak Ketiga
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rifat Nabilah

Raisa harus merasakan kehilangan kedua orang tuanya setelah kecelakaan yang dialaminya, dia ditemukan dalam keadaan luka-luka oleh seseorang yang dia anggap sang penolong.

Untuk membalas budi sang penolong itu, dia merelakan dirinya dijadikan istri agar mewujudkan kemauan ayah dari sang penolongnya mendapatkan keturunan laki-laki.

Pernikahan itu berlangsung begitu cepat, Raisa mendapatkan ruangan tersendiri untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari selama menjadi seorang istri. Sedangkan dia berpikir menjadi istri satu-satunya yang tidak lain ratu dalam kehidupan suaminya, ternyata tidak. Ternyata, Raisa tidak mendapatkan itu dari suaminya, bahkan dia dikurung layaknya tahanan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifat Nabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Sakit

"Aku tidak mungkin mencintai Samuel, kita sudah menikah mana mungkin aku mencintai laki-laki lain," jawab Elisa tidak mau mengakuinya di depan Erik.

Sekarang Erik males menghadapi Elisa yang selalu menutupi perasaannya, dengan kata lain membingungkan untuknya.

"Ah, sudahlah. Ngomong sama kamu membuat aku pusing!"

Erik pergi dari sana meninggalkan Elisa dan pergi ke ruang kerjanya yang ada di rumah besar itu, dia merasa aktifitas bekerja bisa membuat dirinya jauh lebih baik, emosinya bisa mereda begitu saja saat berkutat di depan laptopnya.

"Istri macam apa dia, suami sudah menikah lagi tapi responnya dia biasa, sudah berani bermain api dengan pria lain tapi masih tidak mau mengakuinya, dia malah dapat dukungan dari ayah, rasanya ini tidak benar," keluhnya sendiri yang mau membuka laptopnya.

Sedangkan Elisa yang selamat dari pertanyaan Erik merasa dirinya menang bisa membohongi suaminya, dia mengirim pesan pada Samuel untuk bertemu dengannya.

Malam semakin larut, Elisa sudah tidur begitu juga Haruni yang ada di rumah besar, Erik yang baru menyelesaikan pekerjaan ringannya harus kembali ke paviliun untuk menepati janji untuk tidur di sana.

Pintu paviliun terbuka lebar, Erik melihat kalau Raisa belum juga tertidur ketika dirinya datang.

"Erik," panggil Raisa.

Erik tersenyum mendekati Raisa dengan penuh rasa penasaran kenapa wanitanya masih belum juga tertidur.

"Kamu belum tidur?" tanya Erik segera duduk di samping tempat tidur.

"Belum, aku mau menunggu kamu," jawab Raisa yang salah berhadapan dengan wajah Erik.

Erik memegang tangan Raisa agar mengarahkan dirinya bisa berhadapan dengan istrinya ini.

"Kalau begitu kamu tidurlah, aku juga mau tidur, tadi aku sudah selesaikan urusan aku dengan Elisa, dia masih belum mengakui apa yang sudah di lakukannya dengan pria itu, padahal sudah jelas kalau dia berselingkuh, tapi lebih parah sekarang ayah Haruni memberitahu kalau aku telah menikah lagi, dan respon dia biasa."

Erik menceritakan semuanya, tidak takut kalau nanti Raisa akan tersakiti, baginya Raisa bisa mengerti perasaannya saat ini.

"Kalau menurut aku, misalkan wanita normal yang sangat mencintai suaminya dia pasti akan marah atau minta cerai suaminya memiliki istri secara diam-diam, tapi kalau ini berarti dia tidak mencintai kamu, kalau kamu mau membuktikan dia selingkuh atau tidak dengan pria yang kamu maksud itu, kenapa kamu menjebak mereka berdua untuk tau semuanya," balas Raisa memberikan masukan untuk suaminya.

"Kamu benar, ide kamu juga bagus, aku akan cari caranya untuk menjebak mereka, tapi aku mau istirahat dulu, rasanya kepala aku sangat berat," kata Erik masih nyesek karena selalu mendapatkan laporan buruk mengenai Elisa.

"Tidurlah Erik."

"Tidur bersamaku, aku butuh pelukan kamu yang sama persis seperti mamahku dulu."

"Yang bagaimana? Aku tidak merasa pelukan yang aku berikan sama persis seperti pelukan mamah kamu."

Erik langsung berada dalam pelukan Raisa, lelaki itu tidak sabar dipeluk oleh Raisa yang bisa mengerti keadaannya sekarang.

"Seperti ini bisa sama persis seperti mamah kita, kalau itu mamahku sudah menjadi mamah mertuamu, itu artinya mamah kamu juga."

"Kamu benar, aku lupa akan hal itu."

Raisa tidak memiliki pikiran panjang jika menganggap kedua orang tua Erik adalah orang tuanya sejak awal, karena dia hanya selalu disiksa oleh Erik.

"Tidurlah dengan tenang bersamaku Raisa, kamu sangat menenangkan," ucapnya lembut membelai rambut palsu wanita itu.

Erik terpejam seketika dia berada dalam dekapan wanita yang sudah jelas tidak dia cintai, tetapi hatinya sangat nyaman ada di dekatnya.

Raisa mendengar suara seseorang mengigau, rupanya Erik yang dari tadi mengigau tidak berhenti.

"Mamah, aku mau ikut sama mamah," ucapnya masih terlelap.

"Erik, tenanglah, aku ada di sini, mamah kamu pasti merindukan kamu juga."

Raisa tidak bisa tidur, dia merasa kalau Erik sedang demam, tangannya segera membuka penutup matanya dan mencari air es dan kain kecil untuk mengompres suaminya.

"Mungkin ini bisa meringankan demamnya," ucapnya sembari menaruh es batu ke dalam wadah.

Erik menggigil, dia terus menyebutkan mamahnya dalam tidurnya bertemu dengan mamahnya.

"Tidak disangka dia bisa sakit, aku kira dia lelaki yang tangguh dan tidak pernah tumbang oleh apapun."

Tangannya mengompres bagian dahi Erik beberapa kali sampai demam Erik mereda, hingga akhirnya Raisa ikut tertidur di sana sampai pagi.

Erik membuka mata saat alarm di ponselnya berbunyi.

"Apa ini?"

Erik melihat kemeja depannya terbuka kancing dan di atas dahinya ada kain kecil dan wadah air es yang sudah mencair jadi air biasa.

"Jangan-jangan wanita ini sudah mengompres aku semalaman dan dia tidak tidur? Beda dengan Elisa yang kerjaannya keluyuran di luar sana."

Erik mengangkat tubuh Raisa ke atas tempat tidur, menyelimuti wanitanya dengan lembut, Erik juga membereskan wadah dan kain kecil itu ke tempat cucian.

"Sepertinya dia bisa menjadi istriku," ucapnya senyum-senyum karena mengetahui kalau Raisa peduli padanya.

Erik mau hampir keluar dari paviliun, tapi dia melihat kembali Raisa yang melepaskan kain penutupnya, dia kembali ke dekat Raisa dan menutup penutup kainnya seperti biasa.

"Selamat istirahat Raisa, terima kasih sudah merawat aku."

Erik pergi dari sana menuju rumah besar yang kata orang rumah paling sempurna di miliki keluarga muda yang baru menikah, tetapi sulit di rasakan Erik saat bersama Elisa.

"Mau kemana kamu?"

"Aku ada arisan, aku udah buatin kamu sarapan di atas meja makan, kalau kamu sarapan bareng ayah."

"Jangan repot-repot, lagian pagi-pagi begini kamu mau arisan, emang ada ya arisan pagi-pagi jam enam begini?"

Kecurigaan Erik selalu tertuju pada Samuel, mereka berdua semakin mencurigakan, tapi dia teringat kata-kata Raisa untuk menjebak mereka berdua.

"Rasanya aku bisa menjebak mereka di sana," ucapnya dalam hati.

"Pergilah abaikan kata-kata aku tadi," kata Erik.

"Eh, benarkah?"

"Iya, sayang."

Erik membiarkan Elisa mudah pergi sekarang, dengan begini dia bisa mengikuti wanita itu kemanapun dia pergi.

Elisa pamit pada suaminya dengan dandanan yang sangat cantik dan pakaiannya yang minum membuat pikiran Erik semakin campur aduk dengan tingkah istrinya yang beralasan ingin arisan.

"Wanita tidak tau malu!"

Erik melihat ayahnya ada di ruang makan, Erik mendekati ayahnya yang sedang sibuk makan yang katanya masakan Elisa.

"Ayah, apa bisa ikut dengan aku sebentar."

"Erik, ternyata kamu, bisa ayah tidak sibuk hari ini, tapi kamu makan dulu masakan istrimu memang lezat."

Erik melihat banyak masakan yang enak-enak, tidak mempercayai kalau itu masakan istrinya.

"Apa ayah tidak curiga kalau masakan seenaknya itu tinggal pesan di restoran? Elisa kan tidak bisa masak selama ini," kata Erik memberitahu ayahnya.

"Astaga, apa betul seperti itu? Jadi selama dia memberikan aku makanan yang katanya masakan sendiri, dia bohong?"

"Iya, ayah."

"Kamu mau mengajak ayah kemana?

Erik memberikan banyak bukti perselingkuhan Elisa dengan Samuel yang sudah sangat valid, Elisa sedang berciuman dengan Samuel.

"Lihat ini ayah, dia istri yang selingkuh dari suami, bagaimana dengan reputasi ayah kalau punya menantu tidak menjaga harga dirinya, apa nama ayah tidak rusak, apalagi ini di tempat umum, lagipula pernikahan yang aku langsung dengan Raisa masih menjaga nama baik ayah yang tidak boleh rusak, aku takut kalau Elisa terus mengumbarnya di depan mata umum akan menimbulkan kerusakan yang fatal untuk ayah, jadi aku mau mengajak ayah memergoki mereka berdua agar berhenti berhubungan seperti itu."

"Kamu benar, wanita itu memang harus dipergoki agar berhenti melakukannya, ayah akan ikut sama kamu," kata Haruni mau mengikuti perkataan anaknya demi menjaga nama baiknya selama ini.

1
Ema Kharisma
Ceritanya menarik, jadi penasaran kelanjutannya..
Rifat Nabilah: terimakasih kasih kak sudah mampir, iya ditunggu kelanjutannya yah
total 1 replies
Deka Satu
nice karya
Rifat Nabilah: terimakasih kak
total 1 replies
Deka Satu
erik kamu jahat, i hate you bgt
Rifat Nabilah: iya kak sama benci juga sama erik, terlalu jahat, terimakasih sudah mampir ya kak
total 1 replies
Violeta Itzae Gonzalez O.
Mengguncang perasaan
Rifat Nabilah: awww makasih kak, baca terus yah biar terguncang terus
total 1 replies
Xu xu
Terimakasih telah membuatku terbawa suasana, lanjutkan karyamu thor! ❤️
Violeta Itzae Gonzalez O.
Aku terbuai oleh alur ceritanya yang sangat baik, hebat thor!
Rifat Nabilah: terimakasih kak telah terbuai, jangan lupa baca terus kelanjutannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!