Kirani, bisa di katakan gadis yang malang. Hidupnya tak di inginkan oleh Ayah kandungnya sendiri bahkan saudara kembarnya pun ingin menghancurkan nya hanya demi kepentingan nya sendiri.
Bagaimana caranya Kirani melewati semua tantangan hidupnya yang sangat berat, apakah Ia mampu bangkit dan menemukan kebahagiaan nya sendiri tanpa merasa ketakutan oleh bayang-bayang masa lalu yang membuatnya trauma.
Yuk simak kelanjutan kisahnya di karya " Korban Saudara Kembar "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Azka dan Rani
...****************...
Rani memilih menutup rapat- rapat mengenai kedatangan Rana ke apartement nya. Biarkan itu menjadi rahasia baginya.
Akhirnya rencana yang di nanti- nanti pun tiba, pagi ini di kediaman Gunawan sudah mulai nampak beberapa tamu undangan yang berdatangan untuk menghadiri acara pernikahan Azka dan juga Rani.
Meskipun tidak banyak, seperti yng sudah di bicarakan sebelumnya. Bahwa acara resepsi akan menyusul belakangan, itu di lakukan agar masyarakat tidak memandang rendah keluarga Gunawan.
Wibawa yang selama ini sudah di bangun sebegitu baik, tidak mau tercoreng hanya karena salah satu bagian dari keluarga itu sudah melakukan kesalahan besar.
Beberapa hari sebelum acara itu berlangsung, Rani sempat menemui sang Ayah dengan niat meminta restu untuk pernikahan nya.
Bagaimana pun Rani masih berharap sang Ayah mau berbaik hati menjadi walinya, namun seperti sebelumnya Ia tetap mendapat penolakan dari Pria itu.
Kalau kata author mah, si Damar tuh tahu buatnya saja, tanggung jawab ogah, benar nggak sih besty, bunda panda, kakak adek.
" Ayah, aku kemari ingin meminta restu darimu dan kalau boleh, maukah Ayah menjadi wali di pernikahan ku nanti. "
Damar tertawa sinis, seperti yang sudah- sudah karena memang Rani sama sekali sudah tidak berarti baginya.
" Kamu tidak perlu meminta restu dariku, terserah kamu mau menikah dengan siapa. Palingan juga menikah dengan pengangguran, mana ada orang berada yang mau menikah dengan wanita seperti mu. Lagipula tidak kah kamu lupa bahwa sejak dulu aku sudah katakan bahwa aku sudah tidak memiliki hubungan apapun, semenjak kamu lebih memilih ikut bersama perempuan itu. Pergilah, pakai saja wali hakim karena sampai kapan pun aku tidak akan pernah sudi menjadi wali di pernikahan anak orang lain. Anak ku hanya Kirana, hanya Kirana. "
Rani masih mengingat bagaimana penolakan Ayahnya kala itu, namun hari ini Ia harus tersenyum. Meskipun pernikahan ini seperti sebuah kontrak karena pernikahan ini terjadi dengan perjanjian keduanya yaitu Rani dan Azka.
Acara sakral pun sudah di lalui dan di akhiri kata 'sah ' yang terdengar dari mulut beberapa orang yang hadir di acara itu.
" Mas, apa hanya aku saja yang dengar kalau nama menantu kita dan juga walinya sama ya. " Bisik Sinta pelan pada Gunawan.
Gunawan pun mengangguk membenarkan karena memang beliau pun mendengar nya, dan juga bertanya-tanya namun tidak seperti istrinya yang langsung mengutarakan ke anehan yang mereka dengar.
" Sudahlah sayang, mungkin hanya kebetulan. Bukankah di dunia ini banyak hal yang kebetulan sama, diamlah. Jangan sampai ada orang lain yang mendengar nya. "
Setelah selesai ijab qobul, pasangan pengantin di arahkan menuju pelaminan yang sudah di sulap dengan sangat indah.
Meskipun pernikahan nya hanya di hadiri keluarga inti dan beberapa orang terdekat, namun keluarga Gunawan tidak main- main dalam hal yang lain.
Senyum terpancar di wajah kedua mempelai dan juga keluarga yang lain, terkecuali pasangan Tedi dan juga istrinya Rana.
Tedi merasakan ada yang lain di hatinya, namun Ia tidak tahu itu karena apa. Sedangkan Rana, tentu dirinya tidak menyukai kehadiran Rani di tengah keluarga itu.
Itu semua karena kehadiran Rani bisa saja menjadi ancaman baginya, mungkin bukan saat ini tapi nanti.
Acara demi acara sudah di lalui, termasuk foto bersama keluarga inti. Rani mencoba bersikap biasa saja ketika Ia di minta mengabadikan fotonya bersama saudara kembarnya itu.
Satu persatu para tamu undangan sudah mulai kembali ke rumah masing-masing, Sinta meminta Azka untuk membawa sang Istri ke kamar karena takut wanita hamil itu kelelahan.
Sampai di kamar pengantin Rani terkejut karena kamar itu sudah di rias seperti kamar pengantin pada umumnya, di atas ranjang juga di taburi bunga mawar.
Rani menghela nafas setelah beberapa saat diam mematung.
" Biar aku bantu lepaskan hiasan di kepalamu Tiara, kamu pasti lelah. Setelah ini kamu mandi dan istirahat. "
Azka menggandeng tangan Rani dan meminta nya duduk di kursi yang ada di depan meja rias, satu persatu hiasan di kepala Rani berhasil di lepaskan oleh Azka.
" Azka, maafkan aku. "
Rani menunduk dengan raut wajah sedih, melihat hiasan di atas ranjang pengantin. Sementara pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang wajar.
Tentu mereka tidak akan melakukan hal yang seharusnya pasangan pengantin lakukan, Rani merasa bersalah.
" Sudahlah Tiara, kamu tidak perlu memikirkan banyak hal. Kamu pasti sedih kan, karena kita tidak akan melakukan hal yang seharusnya. Kamu tidak perlu merasa sedih, menikah dengan mu saja sudah buat aku senang, Oke !! "
Rani menatap Azka melalui pantulan Pria itu di cermin, Azka tersenyum seolah meyakinkan kalau semunya akan baik- baik saja.
Rani memilih membersihkan diri sementara Azka pamit karena ada urusan mendadak, setelah merasa lebih segar Rani keluar dari kamar mandi namun Ia terkejut karena di kamar itu ada orang lain, namun bukan Azka melainkan Rana. Wanita itu tersenyum sinis padanya.
" Sudah puas sekarang, semua yang kamu inginkan sudah tercapai rubah kecil. "
Rani mencoba tidak peduli, Ia melangkah kearah lemari pakaian. Disana sudah ada beberapa pasang pakaian yang sudah di siapkan untuk nya ketika mereka datang di tempat itu.
Karena melihat Rani seolah tidak menghiraukan nya, Rana pun menarik tangan Rani hingga membuat handuk yang menutupi tubuhnya hampir terlepas.
" Bukankah sudah aku peringatkan padamu, jangan pernah menikah dengan Azka, carilah alasan untuk menolaknya. Kamu ternyata tidak mengindahkan ancaman ku. "
Rani memperbaiki lilitan handuknya, Ia pun tertawa kecil dan menghadap langsung ke arah Rana masih dengan baju yang ingin Ia pakai di tangannya.
" Kenapa, kenapa aku tidak boleh menikah dengan Azka. Apa kamu ingin agar aku menikah dengan Mas Tedi suami mu Kirana.....!!! " Ucap Rani dengan penuh penekanan.
Rana terkejut mendengar ucapan Rani, Ia mengepalkan tangannya, urat- urat tangannya muncul dan bersiap untuk melayangkan tamparan di wajah Rani namun dengan sigap Rani menahan tangannya.
Keterkejutan Rana semakin bertambah ketika Rani berani melawan nya.
" Jangan pernah berpikir untuk melukai ku selama aku berada disini Kakak ku. Ingat, status kita di rumah ini sama. Apa kamu tidak berpikir bagaimana perlakuan Ibu padamu ketika tahu kalau menantunya di siksa di rumah ini, hm.... !"
Rani mengenakan pakaiannya karena merasa tidak nyaman.
" Sebaiknya kamu keluar dari kamar ku sebelum ada yang tahu bagaimana perlakuan mu padaku, atau sebelum suami ku kembali. "
Dengan amarah yang menggebu- gebu Rana terpaksa keluar dari kamar Azka dan Rani, setelah membuka pintu Rana hampir saja menabrak tubuh Sinta yang kebetulan ingin menemui Rani.
Ia bersama dua orang asisten rumah tangga di belakang, membawa nampan berisi makan siang untuk Rani.
" Eh Nak, kamu sudah keluar. Ibu membawakan kalian berdua makan siang, Ibu pikir kalian akan makan siang bersama. Bagaimana pun juga kalian akan menjadi saudara jadi harus saling menerima satu sama lain. "
Rana mencoba tersenyum agar Sinta tidak mengetahui apa yang sudah terjadi.
" Terima kasih Bu, Ibu tidak perlu khawatir. Rana akan menerima Tiara dan kami pasti akan akur, tapi maaf kalau Rana tidak bisa ikut makan. Nanti Rana makan bareng Mas Tedi saja. "
Sinta tersenyum dan mengangguk, bersama dua asisten rumah tangga nya mereka masuk ke dalam kamar pengantin Rani ketika Rana sudah menuruni anak tangga meninggalkan tempat itu.
...****************...
duh cinta lama bertemu kembali....apa akan jadi rintangan buat Rani dan Azka nih
moga kamu bisa kuat hadapi hidupmu
takutnya kamu hamil
iya pikiran kamu juga ntah kemana2 .... kasian
sungguh alur cerita yg indah, semangat author semoga rezeki nya lancar disini, bisa masuk bab terbaik, agar bisa berbagi ke sesama yg membutuhkan, Aamiin🤲