Cerita hanya fiksi dari author yang ingin menemani kegabutan kalian, jangan cari bacaan berfaedah disini karena ga akan ada😁
Larisha Mevia mahasiswi cantik berusia 19 tahun itu mengalami kemalangan saat Dev Limson yang merupakan kekasihnya harus meninggal dunia ketika tengah bersamanya.
Lebih parahnya lagi! Tuan Lan seorang milyarder yang memiliki banyak bisnis legal maupun bisnis ilegal, dia laki-laki berusia 40 tahun yang merupakan ayah dari Dev Limson, Tuan Lan yang sangat arogan dan terkenal sangat kejam terhadap siapapun.
Tuan Lan menganggap Larisha adalah penyebab Dev Limson anaknya harus meregang nyawa diusia muda. Dendam membara dalam diri Tuan Lan dan sumpahnya akan membuat hidup Larisha menderita bahkan melebihi sebuah siksa kematian, membuat Tuan Lan menjadikan Larisha sebagai Tawanan Kamar Tuan Lan.
Lalu apakah Larisha berhasil untuk keluar dari jerat kekejaman Tuan Lan? Ikuti ceritanya tanpa skip, oke🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Setelah cukup lama keduanya berciu man, Tuan Lan melepaskan ciu mannya itu.
"Baiklah, aku tidak akan menikahi mu! Sekarang ikut denganku masuk kedalam kamar!" kata Tuan Lan.
Tuan Lan kemudian menarik tangan Larisha yang masih terdiam akibat ciu man mendadak itu kembali dia rasakan! Entah kenapa ciu man itu perlahan sudah membuatnya sedikit tenang, Larisha tak menyangka ciu man dari laki-laki yang umurnya terpaut jauh darinya dia rasakan kenikmatannya.
Tuan Lan menelpon anak buahnya untuk masuk kedalam kamar dan membuat tralis di pintu kamar yang menuju balkon agar Larisha tak lagi melakukan percobaan bunuh diri.
Masih terngiang-ngiang dalam benak Tuan Lan, saat bibirnya kembali menyentuh bibir gadis muda yang dia benci itu! Wangi aroma nafas Larisha, serta manis bibir ranum merah muda Larisha membuatnya melayang-layang diudara.
Tak lama, Tan datang berlarian dari lantai bawah rumah Tuan Lan.
"Tuan! Tuan!" kata Tan dengan nafas tergopoh-gopoh.
"Ada apa Tan?" tanya Tuan Lan.
"Gadis itu! Adiknya! Dia mengeluarkan darah dari hidung dan sekarang tidak sadarkan diri!" kata Tan.
"Adiknya? Siapa yang kamu maksud Tuan Tan? Apa Laluna ada disini? Dia ada di rumah ini? Apa yang terjadi dengannya Tuan?" kata Larisha yang mulai panik.
"Kita kebawah sekarang," kata Tuan Lan.
Tuan Lan dan Tan pergi meninggalkan kamar, sementara Larisha meskipun sudah meminta untuk melihat keadaan Laluna tapi Tuan Lan tetap menguncinya didalam kamar bersama beberapa anak buahnya yang sedang memasang teralis besi agar Larisha tidak lagi ke area balkon.
"Tuan buka! Dia adikku, aku harus melihat keadaannya!" teriak Larisha sambil terisak tangis.
Dug.
Dug.
Dug.
Sekeras apapun Larisha menggedor pintu, Tuan Lan tetap tidak menggubrisnya! Tan dan Tuan Lan akhirnya sampai di salah satu kamar tempat Laluna tidak sadarkan diri.
"Aku sudah menghubungi Dokter, sebentar lagi dia akan sampai!" kata Tan.
"Tan, sepertinya dia harus dilarikan ke rumah sakit! Dia sakit serius!" kata Tuan Lan.
"Baik Tuan, aku akan membawanya ke rumah sakit sekarang!" kata Tan yang buru-buru menggendong tubuh Laluna menuju mobil.
Sementara Tuan Lan pergi kearah kolam renang untuk menelpon salah satu rumah sakit di Singapura, salah satu teman Tuan Lan adalah Dokter terbaik disana! Tuan Lan merasa kondisi Laluna harus ditangani serius, maka dari itu Tuan Lan berpikir untuk menerbangkannya ke Singapura untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Larisha yang sudah kalap akan kekhawatirannya dengan kondisi Laluna! Mengambil salah satu alat yang dibawa oleh anak buah Tuan Lan untuk memasang teralis.
"Nona anda mau apa?" tanya seorang anak buah.
"Diam! Atau aku tusuk kalian dengan benda ini!" kata Larisha mengancam anak buah Tuan Lan.
Larisha berusaha mendobrak pintu dengan mencungkilnya sekuat tenaga! Saat ini yang ada dalam pikiran Larisha adalah pergi untuk melihat keadaan adiknya. Setelah beberapa kali melakukan upaya pengrusakan pintu kamar Tuan Lan, akhirnya pintu itu berhasil dibuka oleh Larisha.
Larisha segera berlari untuk menemui Laluna. Saat tiba dilantai satu, Larisha melihat Tuan Lan yang sedang menelpon seseorang dengan santainya didekat kolam renang. Larisha pun menghampiri Tuan Lan untuk menanyakan keberadaan Laluna.
"Tuan katakan dimana adikku!" teriak Larisha.
Namun Tuan Lan mengabaikan dan tetap fokus mendengarkan pembicaraan teman Dokternya, untuk mempersiapkan ruangan disana agar Laluna bisa dibawa ke Singapura secepatnya.
Larisha pun merebut handphone milik Tuan Lan, membuat Tuan Lan marah akan sikap Larisha.
"Kembalikan itu Larisha! Kenapa kau bisa keluar dari dalam kamarku?" tanya Tuan Lan.
"Katakan dimana adikku!" teriak Larisha.
"Kembalikan handphone milikku!" kata Tuan Lan.
Tuan Lan pun berusaha mengambil kembali handphone miliknya dari tangan Larisha, namun Larisha tetap mempertahankannya sebelum Tuan Lan mau mengatakan dimana Laluna sekarang. Karena sudah sangat marah dengan Larisha, setelah berhasil merebut handphone miliknya kembali dari tangan Larisha, Tuan Lan pun mendorong tubuh Larisha hingga tubuhnya jatuh kedalam kolam renang.
Burrrrrrrr...
"Gadis sialan! Semakin membuatku pusing saja!" kata Tuan Lan lalu hendak pergi meninggalkan Larisha yang berada didalam kolam renang.
Namun setelah langkah kaki beberapa kali, Tuan Lan tidak mendengar adanya tanda-tanda Larisha naik ke permukaan. Tuan Lan pun menengok kearah kolam renang, dan mendapati tubuh Larisha yang masih tenggelam didalam kolam renang miliknya itu.
"Larisha!" teriak Tuan Lan yang langsung menceburkan diri kedalam kolam renang untuk menyelamatkan Larisha.
Burrrrr...
Tuan Lan mengangkat tubuh Larisha ke permukaan lalu membawanya ke tepian kolam renang, Tuan Lan yang panik berusaha membangunkan Larisha yang terlihat tidak sadarkan diri, dengan menepuk-nepuk kedua pipi Larisha, Tuan Lan khawatir karena Larisha tak kunjung membuka kedua matanya.
Rupanya Larisha hanya berpura-pura tidak bisa berenang, karena saat SMA Larisha selalu mendapatkan nilai terbaik dalam mata pelajaran olahraga berenang. Larisha membuka kedua matanya dan menatap tajam Tuan Lan.
"Katakan dimana adikku?" tanya Larisha.
"Kau! Apa kau baru saja membodohi ku dengan berpura-pura tenggelam?" tanya Tuan Lan yang mulai kesal dengan Larisha.
"Katakan cepat! Aku berhak tau keadaan adikku!" kata Larisha.
Tuan Lan yang marah, segera naik dari atas air dan pergi meninggalkan Larisha untuk berganti pakaian. Di dalam kamarnya pun para anak buahnya sudah selesai memasang teralis dan memperbaiki pintu yang rusak akibat dijebol oleh Larisha.
"Tuan kenapa anda basah kuyup?" tanya seorang anak buahnya.
"Cepat keluar dari dalam kamarku!" kata Tuan Lan.
"Baik Tuan! Semua sudah selesai diperbaiki!" kata salah seorang anak buahnya lalu mereka pun pergi meninggalkan kamar Tuan Lan.
Tak lama Larisha masuk kedalam kamarnya! Melihat Tuan Lan sedang membuka pakaiannya, Larisha melihat secara sepintas sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi.
"Kenapa tubuhnya tidak terlihat seperti laki-laki berumur 40 tahun! Tubuhnya kekarnya seperti laki-laki berusia 25 tahun! Ah sudahlah, sekarang aku harus berganti pakaian dan pergi mencari Laluna." Gumam Larisha.
Larisha sudah selesai berganti pakaian didalam kamar mandi, begitu juga dengan Tuan Lan yang sudah selesai berganti pakaian dan bersiap untuk pergi.
"Tuan aku mohon bawa aku ketempat adikku! Adikku mengidap leukimia Tuan, bagaimana kalau hidupnya tinggal sebentar lagi, aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri bila disaat-saat terakhirnya aku tidak berada disampingnya," kata Larisha.
Tuan Lan tak menjawab perkataan Larisha, dia membuka pintu kamarnya tanpa menguncinya, yang berarti dia mengizinkan Larisha untuk ikut bersamanya.
❤️❤️❤️❤️
Yuhuu, jangan lupa Likenya!!! Menurut kalian temponya kelambatan engga ya maak, kalo Tuan Lan mengakui perasaannya di bab 30 keatas??? Saran dong maak😁