Mayleen merupakan artis muda multi talenta yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas terpaksa harus merenggang nyawa dalam syuting film yang sedang dijalaninya akibat ulah licik rivalnya yang memberi racun dalam air minumnya.
Begitu terbangun dia sudah berada dalam tubuh seorang putri bungsu perdana menteri yang diasingkan serta memiliki sepasang anak kembar berusia lima tahun.
Pertikaian, saling hasut dan skema licik terus bergulir dalam perjalanan hidup Mayleen bersama kedua anak kembarnya.
Dan kehadiran sosok lelaki yang mengaku sebagai ayah si kebar semakin membuat perjalanan hidup Mayleen dan anak - anaknya sulit.
Kemana mereka pergi,bahaya selalu mengintai dan nyawa menjadi taruhannya.
Mampukah Mayleen bersama sepasang anak kembarnya melewati semua halang rintang yang menghadang didepan demi bisa bersatu kembali dengan ayah mereka dan membentuk rumah tangga kecil bahagia seperti impian kedua anaknya selama ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HUTAN ASOKA
Keesokan harinya, sebelum matahari terbit Ru Mayleen sudah melesat masuk kedalam hutan yang berada ditengah – tengah pegunungan Asoka untuk mencari tanaman herbal yang disinyalir banyak ada didalam hutan gelap tersebut.
Rencananya Ru Mayleen ingin membuat ramuan herbal untuk meningkatkan stamina tubuhnya serta kedua anak kembarnya agar memiliki daya tahan ketika kekuatan mereka semakin bertambah besar.
Melihat si kembar kesakitan seperti semalam yang tanpa sengaja dilihatnya ketika keduanya sedang bermeditasi untuk menaikkan level kekuatan mereka, sebagai seorang ibu tentunya Ru Mayleen merasa cemas sehingga dia pun nekat memasuki hutan yang kata penduduk desa sangat menyeramkan itu demi sang buah hati.
Bukan hanya berisi hewan buas, konon didalam hutan tersebut terdapat makhluk mitologi seperti Hydra, Cerberus, Cymera, dan Manticore yang merupakan monster dari dunia bawah ada disana.
Dengan berpakaian seperti lelaki dan mengikat rambut panjangnya ekor kuda, Ru Mayleen pergi menggunakan teleportasi hingga depan hutan karena untuk memasuki bagian dalam hutan dia harus menembus perisai yang melindunginya.
Begitu tiba didepan hutan dapat Ru Mayleen rasakan tenaga yang cukup besar dari dalam hutan hingga membuat bulu kudunya berdiri tanpa diminta.
“ Kekuatan hitam didalam cukup besar jadi aku harus berhati – hati ”, gumannya waspada.
Setelah merapalkan mantra, perlahan kabut tipis dihadapannya mulai menghilang sehingga dia bisa melangkah masuk dengan mudah.
Kabut tipis tersebut kembali menutup setelah tubuh Ru Mayleen sepenuhnya masuk kedalam hutan.
Berbekal gambar yang dia lihat di buku, Ru Mayleen pun mulai mencari aneka tanaman yang dibutuhkannya untuk membuat ramuan.
Untung saja kemarin waktu berjalan – jalan di pusat kota Ru Mayleen sempat membeli cincin ruang dengan kapasitas besar sehingga semua bahan yang diperolehnya sepanjang perjalanan bisa dia simpan dengan mudah.
Selain mencari tanaman herbal, Ru Mayleen juga mencari tanaman beracun untuk dia gunakan untuk olesan senjatanya.
Kebetulan dalam buku yang kemarin dia beli ada beberapa bagian yang menjelaskan cara membuat racun sehingga Ru Mayleen pun berniat untuk mencobanya.
Matahari sudah hampir tepat diatas kepala namun satu tanaman yang paling dibutuhkan belum juga berhasil dia temukan yaitu teratai salju.
Tanpa teratai salju maka ramuan yang akan dia buat tak akan bisa maksimal bekerja sehingga akan membuat kesia – siaan belaka.
Grrrr....
Grrrr....
Grrrr....
Dari balik semak belukar gelap tak jauh didepannya terdengar jelas suara geraman yang jika didekati suara tersebut semakin jelas ditelingga.
Karena penasaran, Ru Mayleen segera menyibak semak belukar yang ada dan terlihat bola bulu munggil hitam tertidur dengan nyenyak dengan alas daun tanaman yang telah mengering.
“ Apa ini seeokor anak anjing ”
“ Tapi kenapa kepalanya ada tiga ”, batinnya penasaran.
Anak anjing tersebut tampak menggeliat sehingga bagian atas tubuhnya mengeluarkan duri yang runcing sepanjang punggungnya dengan ekor lancip diujungnya.
“ Tidak mungkin ”
“ Apa ini hewan penjaga pintu gerbang dunia bawah ”, batin Ru Mayleen dengan kedua mata melotot tajam.
Sejenak, Ru Mayleen kembali mengamati hewan aneh tersebut untuk melihat cirri – cirinya lebih cermat.
“ CERBERUS !!! ”, pekiknya dalam hati.
Ru Mayleen yang masih sedikit linglung setelah bertemu langsung dengan makhluk mitologi yang pernah dia baca dari buku dalam hidupnya dulu kembali terkejut dan spontan melompat kebelakang ketika anjing berkepala tiga itu membuka mata.
Iris matanya berwarna merah darah tampak menatapnya dengan waspada. Cerberus kecil tersebut segera mengambil ancang – ancang sambil memamerkan giginya yang tajam.
Melihat apa yang hewan mitologi itu lakukan, Ru Mayleen hanya terssenyum tipis karena menganggap jika hewan kecil dihadapannya itu terlihat lucu dan imut ketika sedang marah seperti itu.
“ Kenapa kelihatan imut begini padahal aku lihat dibuku wujudnya tampak menyeramkan ”
“ Apa ini karena dia masih kecil ”, batin Ru Mayleen bermonolog.
Melihat manusia dihadapannya tersenyum meremehkan maka anjing berkepala tiga tersebut segera melompat dan hendak menerkam Ru Mayleen.
Tapi sayangnya gerakan Cerberus kecil itu sama sekali tak berbahaya sehingga hanya dengan sayu ayunan tangan Ru Mayleen berhasil membuatnya terlempar ketanah.
Ngikkk....
Ngikkk....
Anjing kecil tersebut tampak menangis kesakitan sambil berusaha untuk bangkit dari tanah setelah ayunan tangan Ru Mayleen menghempaskan tubuhnya dengan keras.
Melihat Cerberus kecil tampak kesakitan, Ru Mayleen yang hendak menyentuh kepalanya kembali terkejut karena anjing kecil berkepala tiga itu tiba – tiba melarikan diri darinya.
Ru Mayleen yang melihat anjing kecil tersebut melarikan diri spontan mengejarnya dengan cepat karena cukup penasaran dengannya.
Dia terus berlari mengejar anjing berkepala tiga tersebut tanpa memperhatikan sekelilingnya hingga dia melewati beberapa pohon besar yang tampak seperti sebuah symbol yang langsung dilompatinya begitu saja sebelum kehilangan jejak Cerberus kecil yang tadi dia kejar.
Saat ini pandangan Ru Mayleen hanya fokus pada anak anjing berkepala tiga tersebut sehingga abai akan kondisi sekitarnya.
Ru Mayleen yang melesat dengan kecepatan penuh untuk bisa mengejar Cerberus kecil yang tiba – tiba saja dia mengerem langkahnya ketika melihat tanaman rambat yang sangat rimbun didepannya namun terlambat karena kekuatan larinya terlalu kencang sehingga dia langsung menerobos masuk kedalamnya.
Brukkk
“ Arcghhhh...”, teriaknya kesakitan.
Ru Mayleen bukan kesakitan akibat menabrak tanaman rambat yang tampak rimbun tersebut tapi akibat dia jatuh terlentang diatas tanah setelah berhasil menerobos masuk kedalam goa yang ada dibalik tanaman rambat yang menutupinya dari luar.
Sambil mengernyit menahan sakit, Ru Mayleen berusaha bangkit dan melihat didepannya tampak anjing kecil berkepala tiga itu bersembunyi dibalik mayat Cerberus yang sangat besar yang telah meninggal dengan bau yang sangat menyengat.
Melihat banyaknya luka sabetan pedang dan anak panah yang menancap di kepala dan punggungnya Ru Mayleen menduga yang membunuh Cerberus tersebut pastilah seseorang yang memiliki ilmu tinggi karena bisa mengalahkan hewan mitologi tersebut hingga meninggal dalam kondisi mengenaskan seperti itu.
Grrr....
Grrrr....
Anjing kecil itu kembali menunjukkan gigi runcingnya agar Ru Mayleen menjauh dari mayat induknya dengan wajah garang.
“ Kasian Cerberus kecil itu, dia pasti sangat ketakutan sekarang ”, guman Ru Mayleen pelan.
Entah kenapa Ru Mayleen seperti mendengar suara yang membuatnya berpaling dan berjalan ke arah samping dari mayat cerberus tersebut.
Suara tersebut seakan menuntun Ru Mayleen untuk terus masuk kedalam goa lebih dalam dimana ketika dia berjalan masuk lebih dalam udara yang ada terasa semakin lembab dan pengap serta gelap.
Setelah berjalan kurang lebih seratus meter kedalam goa, tiba – tiba ada sinar terang dihadapannya yang menyilaukan mata membuat Ru Mayleen mengeluarkan beberapa roh api untuk menerangi ruangan agar dia bisa melihat benda apa yang mengeluarkan cahaya seterang itu.
Ru Mayleen tampak mengedipkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya.
Dihadapannya ada sebuah buku tua dengan sampul dari kulit hewan yang setengah mengelupas terlilit tanaman yang jika digerakan lilitannya akan semakin erat seperti seekor ular yang sedang melilit mangsanya.
“ Apa buku ini yang memanggil dan menuntunku kemari ”, batin Ru Mayleen penasaran.
Dengan satu sabetan pedang peraknya, tanaman rambat yang melilit buku tersebut langsung putus menjadi beberapa bagian.
Buku usang yang terbebas kembali mengeluarkan sinar yang sangat menyilaukan mata dan langsung masuk kedalam dada Ru Mayleen hingga tubuhnya berguncang hebat.
Mata Ru Mayleen terbuka lebar dengan pandangan kosong seiring munculnya symbol didahinya selama satu detik sebelum menghilang dan dia jatuh pingsan.
hadeh 🤦