NovelToon NovelToon
DANGEROUS COUPLE

DANGEROUS COUPLE

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Tunangan Sejak Bayi / Percintaan Konglomerat / Murid Genius / Cinta Murni
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayliz_Mavka97

Geng motor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayliz_Mavka97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ALTER EGO?

..."Gue nggak punya alter ego"...

...~ Aileen Shaenetta Auristella Z. Wulgros~...

Apartemen Sheina

Setelah kepergian Arzhel, Sheina masih memegang bibirnya dengan raut wajah merona mengingat ciuman yang dia lakukan dengan Arzhel beberapa menit yang lalu.

Tiba-tiba jam tangan Sheina berbunyi.

Tit!

Tit!

Sheina mengetahui apa arti dari bunyi peringatan dari jamnya, seketika raut wajah Sheina menjadi sulit diartikan. Wajahnya semakin datar, tatapan matanya berubah semakin tajam.

Dret...!

Dret...!

Ponsel Sheina bergetar tanda panggilan masuk.

Via telpon

Sheina : Halo.

Geovano : Princess jadi ke sini?

Sheina : Jadi, Bang.

Geovano : Pesawatnya sudah siap.

Sheina : Aku, otw sekarang.

Geovano : Baiklah, hati-hati

Sheina : Iya, Bang.

Tut!

Sheina mematikan sambungan telfonnya.

Sheina berjalan ke arah kamarnya untuk bersiap, setelah bersiap Sheina berangkat menggunakan motor sport miliknya ke Bandara.

Setelah 30 menit lamanya, Sheina tiba di Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta.

"Nona pesawatnya sudah siap," ucap Alice.

"Hm" Sheina berdehem sebagai jawaban.

***

Saat ini Sheina sudah ada di jet pribadi milik Kakaknya yang sengaja dikirim oleh sang Kakak untuk menjemput dirinya. Sheina menatap ke arah luar jendela pesawat, dia termenung seperti memikirkan sesuatu.

Sheina menghela nafas kasar, dia terus menatap ponselnya.

"Apa gue kasih tau Arzhel, kalau gue mau ke Itali?" gumannya.

"Ck kenapa gue bisa lupa, soal misi yang Abang kasih sih, gue malah setuju sama ucapan Arzhel untuk dijemput besok, aish," kesal Sheina mengacak rambutnya.

"Apa gue kirim pesan aja ya? Tapi gue mau ngomong apa, masa gue bilang sama dia, kalau gue ada misi sama Abang di Itali. Kan nggak mungkin juga," gerutu Sheina mengacak rambutnya frustasi.

"Ah bodoh amat deh! Pasti Arzhel nggak bakalan cari gue, iya pasti. Lagian, gue kan bukan siapa-siapanya dia," celetuk Sheina dengan asal.

Sheina mematikan ponsel miliknya dan berbaring di tempat tidur yang ada dalam jet tersebut.

***

Markas The King Devil's

Brum!

Brum!

Brum!

Suara deruman motor Arzhel baru tiba, memasuki parkiran khusus anak-anak The King Devil's.

Arzhel turun dari motornya, dia membuka helm dan menyugar rambutnya ke belakang.

"Bos," sapa anggota Arzhel.

Arzhel hanya mengangguk sebagai jawaban, dia berjalan masuk dengan bersiul ria, Arzhel juga memainkan kunci motornya.

"Wih, kayaknya ada yang lagi kasmaran nih," goda Daren melihat wajah Arzhel yang berseri.

Arzhel tersenyum tipis menanggapi godaan Daren, sesuatu yang sangat langka, bisa melihat sang iceboy yang sering memasang wajah datar sedatar tembok itu tersenyum walaupun sangat tipis.

Sahabat Arzhel melotot kaget melihat hal itu, sangat langka bagi mereka bisa melihat seorang Arzhel tersenyum, bahkan hal itu hanya akan terjadi disaat tertentu saja.

"Wah, udah official bos?" tanya Zayden.

Arzhel mengangguk.

"Wah, congrats bro," ucap Bryan.

Arzhel hanya mengangguk.

'Sebenarnya belum official sih, tapi ya udahlah. Biarin aja, lagian Ai juga udah setuju. Walaupun belum nerima gue seutuhnya,' ujar Arzhel dalam hati.

"Besok lo mau bareng Sheina ke Sekolah?" tanya Kenzo.

"Hm" Arzhel berdehem sebagai jawaban.

"Itu artinya, lo nggak ikut ke Panti dong," kata Reyhan.

Arzhel tersentak mendengar perkataan Reyhan.

Damn!

Arzhel lupa memberi tahu gadisnya jika dia ada kegiatan besok.

'Sial! Gue lupa ngomong sama Ai,' umpat Arzhel dalam hati.

Arzhel merogoh saku jaketnya untuk mengambil ponsel canggih miliknya. Arzhel mengutak atik ponselnya, untuk mencari nomor Sheina. Saat Arzhel mendapat nomor Sheina, dia langsung menghubunginya.

MINE ❤️

Calling...

Alis Arzhel berkerut saat nomor ponsel gadisnya tidak bisa dihubungi.

"Ke mana dia?" gumannya.

Mine?

Mine adalah nama kontak Sheina yang Arzhel simpan di hpnya.

Arzhel terus menerus menghubungi Sheina, tapi nihil. Bukannya mendapat jawaban dari suara yang Arzhel rindukan, justru hanya suara operator yang dirinya dengar.

"Ck" decak kesal Arzhel.

Kenzo yang duduk di sebelah Arzhel menoleh, "Kenapa?" tanyanya.

"Nomor Sheina nggak aktif," kesal Arzhel.

"Mungkin dia udah tidur," jawab Kenzo.

Arzhel terdiam mendengar jawaban Kenzo, dia berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan ke lantai atas.

Lima menit kemudian

Arzhel sudah berada di kamarnya, dia mengambil laptop, dan mengecek cctv Apartemen Sheina.

Alis Arzhel berkerut saat melihat cctv, dia melihat gadisnya keluar Apartemen dengan menggunakan pakaian sangat tertutup, bukan hanya itu, Arzhel juga melihat Sheina pergi mengendarai motor sport miliknya.

"Dia mau kemana malam-malam begini? My naughty girl, sudah kukatakan jangan ke mana-mana. Dia malah keluar, awas kamu Ai," guman Arzhel.

(Gadisku yang nakal)

Saat Arzhel ingin melihat cctv jalanan untuk melihat ke mana gadisnya pergi, ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Dret...!

Dret...!

Arzhel mengambil hpnya dan mengangkat panggilan dari sang kakak.

Via telfon

Alzian : Halo.

Arzhel : Hm.

Alzian : Lo bisa ke Itali sekarang?

Arzhel : Ada apa?

Alzian : Markas diserang sama Toderox, El terkena luka tembak.

Arzhel yang mendengar ucapan sang Kakak, dia langsung merubah mimik wajahnya menjadi semakin datar, tatapan matanya berubah menjadi sangat tajam, tangannya mengepal erat saat mengetahui kakak ke-duanya terluka.

Arzhel : Gue ke sana sama anak-anak.

Tut!

Arzhel mematikan telfonnya. Arzhel mengirim pesan pada David untuk memnyiapkan jet, lalu dia berjalan ke arah lemarinya dan mengambil pistol, beberapa racun yang dia punya.

Tap!

Tap!

Tap!

"Kita ke Itali sekarang!" titah Arzhel.

Semua sahabatnya yang mendengar dan melihat raut wajah serius Arzhel, langsung berdiri dari tempat duduk mereka tanpa bertanya, sahabat Arzhel berjalan ke kamar masing-masing untuk mengambil senjata milik mereka.

Arzhel menatap Darius, "Lo pimpin anak-anak besok ke Panti!" titahnya.

"Baik bos," jawab Darius.

Beberapa menit kemudian

Arzhel dan para sahabatnya berangkat ke bandara.

***

Arzhel saat ini sudah berada dalam jet pribadi miliknya, Arzhel menatap keluar jendela.

Raut wajah Arzhel sangatlah tidak bersahabat tangannya mengepal erat, wajahnya sangat datar, tatapan matanya semakin tajam.

"Toderox," guman Arzhel.

"Sepertinya peringatan gue waktu itu, lo anggap sebagai bualan semata ya Joshua," lirih Arzhel dengan tatapan tajam. "Gue udah banyak kasih kalian waktu bersenang-senang, sekarang waktu kalian habis," tambahnya dengan tatapan yang menyeramkan.

Mata Arzhel sudah berubah warna jadi merah, menandakan bahwa dirinya sangat marah.

Para sahabatnya yang melihat hal itu hanya terdiam, mereka tidak ada yang berani mengusik Arzhel.

***

Milan, Italia

Delano Hospital

Arzhel dan para sahabatnya sudah sampai di Itali, saat ini mereka sedang berada di Rumah sakit tempat Elzion dirawat.

Tap!

Tap!

Tap!

Arzhel dan para sahabatnya berlari melewati koridor Rumah sakit.

Saat sampai di depan ruangan ICU, di sana sudah ada Papi, Abuelo, dan Alzian yang menunggu di depan ruangan tersebut.

"Bang, gimana keadaan Bang El?" tanya Daren.

Alzian menghela nafas kasar. "El di dalam, dia belum sadar sehabis operasi. Kata Dokter kemungkinan dia akan sadar besok pagi," jawabnya dengan lesu.

Arzhel dan para sahabatnya mengangguk mendengar hal itu.

"Mami sama Abuela mana?" tanya Arzhel menatap Papinya.

"Mereka di ruang itu, Papi menyuruh mereka istirahat, tadi mereka sempat pingsan saat mendengar El tertembak," jawab Nathan menunjuk ruangan yang ada di depannya.

Arzhel mengepalkan tangannya semakin erat saat mendengar orang yang dia sayangi terluka, matanya berubah jadi semakin merah menandakan jika dia emosinya sudah sampai puncak.

Tap!

Tap!

Tap!

Suara langkah kaki membuat perhatian mereka teralihkan.

"Bagaimana keadaan El?" tanya Geovano dingin.

"Dia masih di dalam ruangan ICU, dokter mengatakan dia masih terpengaruh obat bius. Kemungkinan besok baru sadar, setelah sadar, baru dia akan dipindahkan ke ruangan lain," jawab Alzian.

Geovano mengangguk mendengar hal itu.

Geovano Ethan Zylend Wulgros, lelaki tampan berkarisma ini adalah kakak pertama Sheina, di kenal sebagai sosok yang dingin, datar, tegas, dan kejam, dia hanya akan lembut pada Mama, Granny, dan adik kesayanganya.

"Psst... Shei," panggil Daren.

Arzhel menatap Sheina dengan alis berkerut. 'Dia juga di sini?,' ucapnya dalam hati.

Arzhel tidak mengalihkan pandangannya dari gadisnya, mata Arzhel yang tadinya merah berubah kembali jadi warna biru safir setelah melihat keberadaan Sheina.

Sheina menoleh ke arah Daren, dia mengangkat alisnya seolah bertanya "Kenapa?"

"Lo, ngapain di sini?" bisik Daren.

Saat Sheina ingin menjawab pertanyaan Daren, Papinya Arzhel memanggil dirinya.

"Princess," panggil Nathan.

Sheina menoleh, "Iya Tuan," jawabnya.

"Sini Nak, kamu duduk di sini, jangan memanggil Tuan dong cantik. Panggil Papi aja," kata Nathan tersenyum ke arah Sheina.

Sheina melirik sang kakak, Geovano mengangguk, akhirnya Sheina berjalan dan duduk di sebelah Nathan.

"Kamu sejak kapan ada di sini, Nak? Bukannya kamu di Indonesia?" tanya Edgar.

"Baru aja, Tuan," jawab Sheina sopan.

"Aish... Jangan panggil Tuan, tapi Abuelo," tegas Edgar.

"Iya Abuelo," jawab Sheina.

"Good girl," puji Edgar mengusap rambut Sheina.

Arzhel melotot saat melihat tangan Abuelonya, mengusap kepala gadisnya. Arzhel berjalan cepat ke arah Edgar, dia memegang tangan Edgar yang ada di kepala Sheina.

Edgar menatap cucunya, "Ada apa, boy?" tanyanya bingung.

"Don't touch, she's mine," tegas Arzhel.

(Jangan sentuh, dia milikku)

Blush!

Wajah Sheina tiba-tiba merona saat Arzhel mengklaim dirinya di depan keluarganya.

'Astaga Shei, jangan baper. Lo harus bersikap santai, ok,' Ucap Sheina dalam hati.

"Posesif," cibir Edgar, lalu menarik tangannya dari kepala Sheina.

Tap!

Tap!

Tap!

Seseorang berseragam tentara berlari, Sheina yang melihat orang itu langsung berdiri dan bersembunyi di balik punggung Geovano. Geo melirik adiknya, dan tersenyum geli.

Arzhel tersenyum geli melirik Sheina yang ciut melihat kedatangan kakak keduanya.

'Bisa takut juga ini anak sama, Bang Zio,' ucap Arzhel dalam hati.

"Loh, Zio kamu juga di sini?" tanya Nathan.

"Iya Uncle," jawab Ziofano.

Ziofano Almortaza Zylend Wulgros, lelaki tampan berkarisma ini adalah seoarang letnan tentara merupakan kakak kedua Sheina, dikenal sebagai tentara berbakat diusianya yang masih muda dia sudah menjadi seorang letnan. Dia dikenal dingin, datar, jail, sayang banget sama Sheina.

"Kamu tugas di sini?" tanya Edgar.

"Nggak Abuelo, aku kesini mau jemput bocil yang kabur," jawab Ziofano melirik sang adik yang bersembunyi di belakang Geovano.

Sheina hanya mendengus kesal mendengar jawaban Ziofano.

"Bang, Ai nggak ada niat kabur. Tapi, Abang Zio yang menyebalkan, dia buat aku menunggu di mobil sendirian. Aku bosan menunggunya, makanya aku kabur ke sini," bisik Sheina pada Geovano.

Geovano mengangguk mendengar bisikan adiknya.

"Permisi," ucap sesorang berpakaian suster datang.

"Ada apa?" tanya Nathan.

"Saya mau memeriksa keadaan pasien, Tuan," jawab suster.

Sheina menatap suster tersebut dengan tatapan sulit diartikan, dia terus menelisik raut wajah suster itu.

"Loh, bukannya tadi sudah," jawab Alzian dengan alis berkerut.

"Maaf Tuan, Dokter menyuruh saya memeriksa keadaan pasien lagi, untuk memastikan keadaannya," jawab Suster.

"Kau yakin akan memeriksa pasien?" tanya Sheina dingin menatap suster dengan tajam.

"T-tentu Nona," jawab suster.

"Benarkah? Lalu kenapa kau gugup seperti itu?" tanya Sheina berjalan ke arah suster tersebut.

Sebelum suster itu menjawab, Sheina dengan gerakan secepat kilat, sudah membuat tangan suster itu berada di belakang tubuhnya.

Krak!

"Aarrgghh..." jerit kesakitan suster tersebut.

Semua orang kaget melihat aksi Sheina, kecuali kedua kakaknya, dan Arzhel yang memang mengetahui kewaspadaan Sheina.

Sheina menendang lutut orang itu dan membuatnya bersujud. Dia mencabut rambut palsu yang dipakai orang itu, Sheina juga mencabut kulit palsu yang digunakan orang itu.

Saat kulit palsu tersebut terbuka, ternyata orang yang menyamar jadi suster itu adalah laki-laki.

DEG!

Semua orang yang ada di sana tersentak kaget saat melihat wajah asli dari orang tersebut.

"Ck, kalau mau menyamar minimal lakukan dengan baik, bodoh!" cibir Sheina mendorong orang itu ke lantai.

"Sepertinya semua anggota Toderox, hanyalah perkumpulan orang yang nggak punya otak," sinis Sheina.

Orang itu menatap Sheina dengan tajam.

Sheina mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya, dia tersenyum smirk. "Mau jadi yang pertama?" tanyanya memiringkan sedikit kepalanya.

Sheina membuka tutup botol, lalu dia menumpahkan isi botol itu di bagian mata orang tersebut.

"Aarrgghh..." jerit kesakitan orang itu saat isi botol mengenai matanya, dan hanya butuh waktu 10 detik orang itu pingsan dalam keadaan darah keluar dari matanya.

Awalnya semua orang bingung menatap Sheina, tapi saat melihat Sheina menumpahkan isi botol tepat di mata suster itu, mereka semua melotot kaget.

"Lemah!" cibir Sheina dengan wajah datar dan tatapan tajam.

Semua orang di sana menganga melihat apa yang dilakukan Sheina, ditambah sikapnya yang santai.

"I-itu apa Shei?" tanya Reyhan gugup.

"Racun," jawab Sheina santai.

Semuanya melotot mendengar jawaban Sheina.

"Dia nggak mati kan?" tanya Zayden melihat orang itu sudah tidak bergerak lagi.

"Nggak," jawab Sheina.

Kruk ... Kruk ...

Perut Sheina berbunyi, Sheina menunduk malu melihat perutnya. 'Selalu saja bunyi diwaktu yang tidak tepat, huh!' kesalnya dalam hati.

Sheina berbalik menatap Geovano, "Abang, lapar," ucapnya dengan nada merengek.

Semua orang yang ada di sana termasuk Arzhel mendelik melihat sikap Shiena, baru saja beberapa detik yang lalu dia bersikap kejam. Tapi, sekarang dia merengek seperti anak kecil.

'Apa Sheina punya Alter ego?' ucap Kenzo dalam hati.

Sheina yang memiliki insting yang tajam, mengetahui bahwa Kenzo menatap dirinya, dia menoleh ke arah Kenzo.

"Gue, nggak punya alter ego," jawab Sheina dingin, menatap Kenzo.

Kenzo tersentak mendapat jawaban dari Sheina.

"Lo cenayang? Bagaimana mungkin?" tanya Kenzo bingung karna Sheina tau apa yang ada di pikirannya.

"Gue, bukan cenayang," jawab Sheina.

Sheina menatap kedua Kakanya. "Lapar," rengeknya.

"Astaga, sebaiknya kamu bawa menantuku yang cantik ini, ke kantin untuk makan," titah Nathan.

Blush!

Wajah Sheina merona mendengar panggilan Nathan yang menyebut dirinya sebagai menantu.

Kedua kakak Sheina tersenyum geli melihat sikap malu² si bocil kesayangannya itu.

Arzhel menarik pelan tangan Sheina. "Ayo," ajaknya.

"Eh" Sheina bingung Arzhel tiba-tiba menarik tangannya.

Sheina menoleh ke arah Geovano dan Ziofano.

Ziofano dan Geovano yang paham maksud dari tatapan Sheina, mereka berdua berpamitan untuk menyusul sang adik.

Mereka berjalan ke arah kantin bersama, kecuali Nathan, Alzian, dan Edgar, mereka bertiga tetap di sana untuk menjaga Elzion.

***

Arzhel dan Sheina sudah berada di kantin rumah sakit, mereka juga sudah memesan makanan.

"Ekhm..." Arzhel berdehem.

Sheina mengangkat alisnya sebelah. "Apa?" tanyanya.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Arzhel balik.

"3151" jawab Sheina singkat.

Arzhel yang paham maksud Sheina mengangguk.

(3151 : misi)

Kedua Kakak Sheina tiba di kantin rumah sakit bersama para sahabat Arzhel, Sheina yang melihat kedatangan mereka mengangkat tangannya agar mereka bergabung dengan dirinya.

Namun sang Kakak, malah duduk di meja yang ada di sebelahnya.

"Bang, sini aja," ajak Sheina.

"Kursinya nggak cukup, Princess," jawab Ziofano.

"Kursinya digabung aja," ucap Sheina.

"Duduk di situ, lihat makanan kamu udah datang. Makanlah!" tegas Geovano.

"Baiklah," jawab Sheina pasrah.

Sheina mulai memakan makanannya dengan lahap.

Dua puluh menit kemudian

"Ai, pulang duluan yah, Abang mau di sini dulu," ucap Ziofano lembut.

"Aku pulang sama siapa?" tanya Sheina.

"Sama Arzhel," jawab Geovano.

"Loh, kok sama Arzhel, emang Abang Geo mau ke mana?" tanya Sheina.

"Abang, mau ke Perusahaan dulu sama Alzian," jawab Geovano.

"Kamu pulang sama Arzhel!" titah Geovano.

Sheina yang mendengar nada tegas Geovano tidak bisa berkutik lagi.

"Baiklah, ayo," ajak Sheina.

"Hati-hati," kata Ziofano menatap Arzhel.

"Iya, Bang," jawab Arzhel.

"Ayo," ajak Arzhel pada Sheina.

***

Di dalam mobil yang dikendarai Arzhel hening, tidak ada pembicaraan antara Arzhel dan Sheina.

Keduanya terdiam dengan pikiran masing², Sheina menatap keluar jendela mobil, Arzhel menyetir mobil dengan tenang, sesekali dia melirik ke arah Sheina.

Lima belas menit kemudian

Arzhel dan Sheina sampai di Markas Black Dragon, bukan hanya mereka berdua, tapi Kenzo dan yang lainnya juga. Mereka memang disuruh pulang untuk istirahat oleh Edgar, karna mereka pasti kelelahan menempuh perjalanan jauh.

Arzhel menarik tangan Sheina pelan menuju kamarnya.

Ceklek!

Arzhel membawa Sheina ke kamarnya.

Sheina masuk, dan melihat ke sekeliling kamar tersebut.

"Ini kamar lo?" tanya Sheina.

Arzhel mendengus kesal saat mendengar Sheina kembali menggunakan lo-gue.

"Ck, aku-kamu, Ai," kesal Arzhel.

Sheina menarik tangan Arzhel duduk di sofa.

Sheina memicingkan matanya. "Lo, tau soal perjodohan yang diatur oleh keluarga kita?" tanyanya.

"Aku baru tau dua minggu yang lalu," jawab Arzhel.

Sheina menatap Arzhel. "Kenapa lo nggak bilang sama gue? Kenapa juga lo larang keluarga gue, kasih tau soal masalah ini sama gue? Maksud lo apa? Lo, sengaja?" tanyanya beruntun menatap Arzhel dengan tatapan tajam.

Arzhel menghela nafas, dan menggenggam tangan Sheina. "Aku sengaja, karna aku nggak mau kamu terima aku dalam keadaan terpaksa. Kemarin, aku sengaja minta sama kamu buat kita jalani semuanya perlahan. Aku mau, kamu terima aku atas keinginan kamu sendiri, tulus dari hati kamu, bukan karna perjodohan atau paksaan siapa pun," jelasnya memberikan pengertian pada Shiena.

Sheina menatap mata Arzhel untuk mencari kebohongan, tapi dia tidak menemukannya. Sheina bisa melihat kejujuran, ketulusan, keseriusan dari tatapan dalam mata Arzhel.

"Soal omongan lo kemarin?" tanya Sheina.

"Aku serius, sama omongan aku kemarin, Ai," tegas Arzhel.

"l Love You," ungkap Arzhel.

"I Love You More," ungkap Arzhel lagi.

Deg! Deg! Deg!

Jantung Sheina berdegup dengan cepat mendengar perkataan tulus dan tatapan dalam Arzhel. Dia, tertegun melihat tatapan dalam yang Arzhel berikan untuk dirinya.

Arzhel mengangkat tangannya, dia mengusap lembut pipi Shiena dengan ibu jarinya, ia juga mengusap lembut bibir Sheina.

Arzhel mendekatkan wajahnya, dan...

Cup!

Arzhel mencium bibir Sheina, dia melumat lembut bibir Sheina.

Sheina terdiam, dia mengerjapkan mata beberapa saat merasakan bibir Arzhel, dia tidak membalas atau membuka mulutnya.

Arzhel menggigit kecil bibir Sheina.

"Akh..." Sheina reflek membuka mulut.

Saat menyadari mulut gadisnya terbuka, Arzhel segera memasukkan lidahnya ke dalam mulut Sheina.

Seperkian detik kemudian, akhirnya Sheina terbuai dengan ciuman lembut Arzhel, dia mulai mengalungkan tangannya di leher Arzhel dan membalas ciumannya.

"Emh..." desah Sheina tertahan saat Arzhel meremas pelan pinggangnya.

Ciuman mereka terus berlanjut, Arzhel memiringkan kepala ke kanan kiri untuk membuat ciuman keduanya leluasa.

Mereka saling membalas, melumat, membelit lidah satu sama lain.

Lima menit kemudian.

Sheina menepuk pelan dada Arzhel, Arzhel yang paham maksud gadisnya, segera melepas taunan bibir mereka.

Arzhel menyatukan keningnya dengan kening Sheina.

"Ai, Be mine," ucap Arzhel.

(Jadilah milikku)

Jantung Sheina berdetak dengan cepat saat mendapat pengakuan dari Arzhel lagi untuk kesekian kalinya.

"Ai, I Love You More," ungkap Arzhel. "Ai, May I?" tanyanya.

Sheina terdiam sebentar, lalu dia tersenyum dan mengangguk. "Yes, I will," jawabnya.

Arzhel tersenyum bahagia, dia menarik Sheina kedalam pelukannya. "Terima kasih," ucapnya.

"I Love You Honey," ujar Arzhel.

"I Love You More," jawab Sheina.

Arzhel tertegun mendapat jawaban dari Sheina.

"I Love You Even More," balas Arzhel.

Sheina tersenyum. "Terima kasih," jawabnya.

Arzhel memeluk erat Sheina, gadis cantik itu juga membalas pelukan Arzhel.

*

*

*

To Be Continued

1
DityaR
Keren, buruan update Thor! /Smile/
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
Semangat 💪🙂✨🙏
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Minggu 🙂🙏✨
Ayliz_Mavka97
makasih banyak my support system 😚😊🤗
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂🙏✨
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Selasa 🙏😇
Ayliz_Mavka97
ok 🙂😍
전정국😕😐💜
lanjut Thor 👍🙂🙏
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂✨🙏😇
Ayliz_Mavka97
Semoga harimu juga bahagia
Selamat hari jum'at ❤️❤️😊
Thanks 🙏🏻🙏🏻❤️❤️😊😊
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Juma't Thor 👍🙂🙏✨
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Kamis🙂🙏👍
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂🙏
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂
Semangat 💪🙂✨🙏
Ayliz_Mavka97
🙏🏻👌👍🏻
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!