Amelia Angelica nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku, berkat nilai-nilaiku yang bagus sejak SMP kini aku menempuh pendidikan di King's College London dengan beasiswa tahap akhir. Namun kesalahan fatal aku lakukan dan kembali ke tanah air. Disitulah segalanya berawal.
Memulai hidup dengan mengabdikan diri disebuah Rumah Sakit swasta, pada awalnya semua berjalan dengan baik sampai kemudian takdir berkata lain.
Penasaran????? simak yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin MangaToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili Mangatoon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13. Kekhawatiran Amelia
Setelah menempuh perjalanan yang cukup menguras emosi karena terjebak macet, Amelia tiba di apartemen yang telah dihuninya sejak tiba di tanah air. Seperti biasa sang anak menjemputnya dengan pelukan hangat yang mampu menghilangkan penat Amelia.
Kali ini Amelia pulang dengan kelelahan yang berkali-kali lipat, kelelahan fisiknya dapat hilang hanya dengan mendapatkan pelukan Rafi anak yang sangat disayanginya akan tetapi kali ini lelahnya tak dapat diungkapkan dengan kata-kata sehingga tak bisa fokus pada anaknya.
Setelah makan malam, Amelia langsung membawa Rafi masuk ke kamar dan berbaring, Rafi kecil pun seakan mengerti dengan keadaan mamanya hanya memeluk Amelia kemudian mengarungi dunia mimpi dengan napas yang teratur dan halus.
'mama harus bagaimana, sayang,,,,mama takut jika papamu tau yang sebenarnya. Bagaimana kesan kakek dan nenekmu pada mama setelah tau kamu lahir diluar nikah meskipun kamu darah daging mereka. Mama takut jika mereka menghinamu sebagai anak dari wanita murahan,,,,hiks hiks hiks' batin Amelia menangis memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Amelia kemudian tertidur dalam rintihan batinnya berharap keesokan harinya akan ada jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.
Mentari pagi membagikan sinarnya dengan adil pada semua penduduk bumi,.sapaan mentari pagi membuat tubuh-tubuh yang masih setia bergelung dibawah selimut kini perlahan menggeliat untuk bersiap melakukan aktifitas masing-masing.
Amelia yang seakan berlomba dengan mentari pagi untuk bangun kini sedang bersiap berangkat ke rumah sakit menunaikan tugas mulianya.
"Bi Sari, aku langsung berangkat ya ". kata Amelia mencium pucuk kepala putranya dan dibalas dengan pelukan oleh Rafi.
Tiba dirumah sakit, Amelia tidak langsung keruangannya karena ingatannya tentang kejadian kemarin masih membekas dalam ingatannya.
Setelah rumah sakit mulai ramai, Amelia segera menuju ruangannya dan memulai kegiatan rutinnya dibantu oleh suster Ana. Suster yang selalu ada untuknya sejak bergabung dengan rumah sakit Abraham Healthy tempat mereka mengais rejeki.
Hanya Suster Ana dan bi Sari saja yang mengetahui kehidupan Amelia,.hal inilah yang membuat mereka sangat dekat seperti layaknya seorang saudara yang tak pernah dimiliki oleh Amelia. Sahabat rasa saudara lebih tepatnya. Meskipun Citra dam Angga juga adalah sahabatnya namun Amelia tidak bisa menceritakan semuanya seperti pada suster Ana dan bi Sari.
"Dokter Amelia,,,ada masalah apa, kok sepertinya banyak pikiran ". tanya Ana prihatin
"Jam istirahat makan siangnya di ruangan ini saja, aku ingin meminta pendapatmu ". ujar Amelia tak menjawab pertanyaan Ana.
"Aku siap memberi saran ". kata Ana mengedipkan sebelah matanya menggoda Amelia
"Jam 10 aku ada janji dengan pasien dokter Angga, tolong diingatkan ". ujar Amelia tak memperdulikan godaan Ana
"Pasien dokter Amelia lagi banyak-banyaknya jam 10, kayaknya susah dok, kasian kan pasien yang sejak pagi mengantri tapi harus didahului lagi ". kata suster Ana .
"Kalo gitu tolong kasih pengertian aja bahwa diutamakan pasien yang mengantri sejak pagi". Ujar Amelia setelah memikirkan sejenak kata-kata Ana yang banyak benarnya.
Telpon diatas meja kerja Amelia berdering, karena sedang memeriksa pasiennya, akhirnya Ana yang menerima panggilan telpon tersebut
"Ruangan dokter Amelia selamat pagi,,, ada yang bisa saya bantu.???" tanya Ana sopan dan terdengar ramah
",,,,,,,,,,,,,,"
"Baik pak,.sebentar." kata Ana memberikan telpon pada Amelia dengan wajah pias
Amelia langsung menerima telpon tersebut karena pasiennya pun sudah keluar
"Halo,,,,".sapa Amelia bingung
Badannya seketika kaku mendengar suara yang sangat dikenalnya dari seberang telpon. Rasa khawatir menyerangnya karena Amelia sudah sangat mengetahui apa yang akan dibicarakan oleh Rodrigo
"Ingat bersiaplah sebentar kita jemput anakmu dan ke rumahku untuk berkenalan dengan papa dan mamaku". kata Rodrigo mengingatkan dengan sifatnya yamg arogan
'ck,,,nih orang selalu saja semau-maunya, aku gak pernah menerima ajakannya tapi langsung menyuruhku bersiap, gimana reaksi tuan besar dan nyonya besar jika melihat Rafi yang bagaikan pinang dibelah dua dengan Rodrigo ' batin Amelia gelisah
"Kenapa diam,,,,ingat aku gak terima penolakan ". kata Rodrigo datar
"Ada pilihan lainnya, tuan???" tanya Amelia mencoba bernegosiasi
"Aku sudah bilang kan, gak ada PENOLAKAN ". kata Rodrigo tegas dan memberi tekanan pada kata penolakan
Rodrigo menutup telpon dengan sepihak tak ingin mendengar kata-kata Amelia lebih lanjut, Amelia pun kesal dan khawatir yang berkepanjangan mengingat pertemuannya dengan orang yang sangat dihormatinya.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Alhamdulillah selesai lagi up satu bab.
Ingat selalu jaga kondisi kesehatan, cuaca sangat tidak bersahabat
Jangan lupa dukungannya
Salam hangat dari author
Love you all😘😘😘
klu duda beda mereka sdh halal dulunya .
tp klu free sex agak gimana gt, ada kecewa nya 😂😂