Randy Ajiwinata terpaksa menikahi sahabat istrinya karena permintaan sang istri. Tika Ajiwinata meninggal dunia setelah melahirkan putri mereka. Dia mempercayakan suami dan putrinya kepada sahabatnya sendiri.
Karena permintaan terakhir sang sahabat. Rania Rudolf yang sedang di landa patah hati harena penghianatan sang kekasih. Akhirnya terpaksa menjadi ibu sambung untuk putri sahabatnya sendiri.
Walaupun Randy tidak pernah mengangap kehadirannya. Namun, Rania tetap bertahan dan menyayangi putrinya dengan sangat baik. Rania yang memiliki kesalahan di masa lalu berusaha memperbaiki kesalahannya dengan memenuhi wasiat sang sahabat.
Akankah Rania sangup bertahan dengan sikap dingin Randy kepadanya? Atau dia memilih untuk menyerah dan mencari kebahagiaannya sendiri?
Yuk intip terus kisahnya...
Jangan lupa beri dukungan kalian kepada author ya.
follow akun media sosial Author.
Fb: Elprida wati tarigan.
Ig: elprida.wati.73
tiktok: elprida wati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Sesampainya di kediamannya, Bu Bima langsung melemparkan tasnya penuh emosi. Dia tidak terima dengan ucapan yang telah di lontarkan Rania kepadanya. Dia tau jika hubungan Dirga dan Arin sedang berada di ujung tanduk, karena Dirga yang belum bisa melupakan Rania. Hal itu membuat Bu Bima semakin membenci Rania dan menganggap Rania lah dalang di balik permasalahan rumah tangga putranya.
"Mama kenapa pulang-pulang langsung marah? apa mama belum puas shopingnya?" tanya Bima mengerutkan keningnya binggung melihat tingkah istrinya.
"Papa tau gak! aku tadi bertemu dengan wanita ular itu. Dia memang sudah meracuni pikiran putra kita,"
Mendengar ucapan istrinya, Bima hanya mampu membuang napasnya kasar. Dia menatap istrinya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Kenapa kau selalu berpikiran buruk tentang Rania? aku tau jika dia punya kesalahan di masa lalu. Tapi dia sudah menyadarinya dan menyesali semua perbuatannya. Bahkan Clara menantu keluarga Alexander saja sudah memaafkannya. Bahkan telah berhubungan baik dengannya," ucap Bima mengeleng kecil.
"Itu karena menantu Alexander itu terlalu baik. Dia bisa-bisanya dengan mudah memaafkan wanita itu. Padahal wanita itu selalu berbuat jahat kepadanya. Apalagi kakaknya itu, amit-amit aku punya menantu seperti dia,"
"Ma! kakak Rania dan juga kedua orang tuanya sudah meninggal. Kau tidak boleh mengungkit kesalahannya seperti itu,"
"Mama bilang apa adanya. Lagian papa kenapa sih selalu membela wanita itu. Bahkan papa dulu mendukung hubungan mereka secara diam-diam. Padahal papa sudah tau semuanya," ucap Bu Bima menatap tajam Bima.
"Sudahlah! tidak ada gunanya berdebat dengan mama. Walaupun papa jelasin bagaimanapun tetap perkataan mama yang paling benar. Lebih baik papa istirahat saja," ucap Bima kesal lalu melangkahkan kakinya meninggalkan istrinya.
"Papa sama anak sama saja. Selalu membela wanita itu, bahkan mereka sampai berani melawan ku hanya untuk membela wanita sialan itu," ucap Bu Bima membuang napasnya kasar sambil menghampaskan tubuhnya di atas sofa.
Sebagai seorang ibu, dia ingin putranya mendapatkan wanita yang baik. Dia ingin melihat putranya bahagia. Walaupun sebenarnya caranya salah. Dia menilai Rania hanya dari masa lalunya saja. Dia tidak mau melihat perubahan Rania yang sekarang. Dia hanya mengambil kesimpulan jika yang jahat akan tetap jahat.
...----------------...
Arin duduk terdiam di ruang tamu seorang diri. Dia menatap jam dinding yang kini telah menunjukkan ke pukul dua belas malam. Namun, dia belum melihat jejak kepulangan Dirga sama sekali. Setelah pertemuan Dirga dan Rania yang terakhir kalinya, Dirga memang semakin berubah. Dia selalu pulang malam bahkan kadang pulang dalam keadaan sedang mabuk.
"Mas! kenapa kau belum pulang juga?" gumam Arin terus menatap ke arah pintu utama.
"Aku tau jika kau tidak mencintaiku. Aku kira dengan kita menikah kau bisa menerimaku dan melupakannya. Aku kira pernikahan kita akan membawaku ke kebahagiaan. Tapi ternyata aku salah," gumam Arin menitikkan air matanya sambil menangkupkan wajahnya di kedua telapak tangannya.
Akibat cinta buta, Arin tidak memikirkan dampak buruk dari pernikahannya. Dia kira dengan menikah dengan Dirga dia akan merasa bahagia. Namun, ternyata dia salah besar. Pernikahan tanpa cinta memanglah sangat menyakitkan. Terlebih lagi hanya dia yang ingin bertahan, sedangkan Dirga lebih sibuk mengejar Rania.
"Mas! kau sudah pulang?" ucap Arin ketika melihat Dirga membuka pintu utama.
"Uhuk... kau kenapa menungguku?" ucap Dirga berjalan sambil sempoyongan karena mabuk.
"Kau mabuk lagi, Mas? Ayo kita ke kamar," ucap Arin mencoba membantu Dirga dan memapahnya menuju kamar mereka.
Sesampainya di kamar, Arin langsung meletakkan tubuh Dirga di atas ranjang mereka. Dia mencoba membuka sepatu Dirga dan juga menganti pakaiannya. Arin menatap lekat tubuh kekar Dirga yang baru kali ini dia lihat dengan jelas. Walaupun mereka sudah menikah, tetapi Dirga belum pernah menyentuh Arin sama sekali. Dia selalu menjaga jaraknya dengan Arin dan tidak pernah mengangap kehadiran Arin.
Walaupun Arin terus berusaha melakukan tugasnya dengan baik. Namun, Dirga tidak pernah memperdulikannya. Karena yang ada di pikiran Dirga hanyalah Rania. Terlebih lagi setelah mengetahui jika rumah tangga Rania tidak bahagia. Sehingga membuat Dirga semakin bertekat untuk merebut Rania kembali dari tangan Randy.
Setelah selesai menganti pakaian Dirga, Arin dengan cepat menutup tubuh Dirga mengunakan selimut tebal. Dia berlahan membuang napasnya lalu melangkahkan kakinya menjauh dari ranjang Dirga. Namun, tiba-tiba Dirga mengengam tangannya lalu menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Kau mau kemana, Sayang? ayo temani aku di sini," ucap Dirga menarik tubuh Arin sehingga jatuh tepat di atasnya.
"Mas! kau mau apa?" tanya Arin menatap lekat wajah Dirga.
"Aku mau dirimu, Sayang," ucap Dirga mencium bibir Rania dan membawanya ke bawah tubuhnya.
...----------------...
Randy duduk di sofa sambil terus menatap Rania yang sedang menganti pakaian Cheesy. Dia menatap ketelitian Rania dalam mengurus Cheesy dengan penuh kekaguman. Rania yang sadar dengan tatapan Randy hanya diam dan pura-pura tidak tau jika Randy sedang menatapnya.
"Apa kau sudah lapar, Mas?" tanya Rania mengingat jika mereka belum makan malam.
"Apa kau masih sibuk? jika kau sibuk aku bisa makan nanti,"
"Tidak! aku sudah selesai menganti popok Cheesy,"
"Kalau begitu ayo kita makan. Kau juga belum makan 'kan?"
"Baiklah! ayo," ucap Rania mengendong Cheesy dan berjalan menuju ruang makan.
Sesampainya di ruang makan Randy langsung duduk dan menatap makanan yang telah tersaji di atas meja. Rania dengan cepat mengisi piring Randy sambil mengendong Cheesy. Melihat itu Randy langsung mengambil piringnya dari tangan Rania.
"Aku bisa mengisi piring ku sendiri. Lebih baik kau duduk saja," ucap Randy melihat Cheesy yang berada di gendongan Rania.
"Tapi, Mas!"
"Tidak apa-apa! lihat Cheesy masih bangun. Pasti kau kesusahan jika mengendong nya sambil melayaniku," ucap Randy menarik kursi dan menyuruh Rania untuk duduk.
Mendengar ucapan Randy, Rania hanya menunduk dan duduk sambil mengendong Cheesy. Melihat Rania sudah duduk, Randy dengan cepat mengisi piring Rania dan memberikannya kepadanya.
"Kau makanlah! kau juga butuh tenanga untuk merawat Cheesy," ucap Randy terseyum.
"Terima kasih, Mas!" ucap Rania menatap lekat Randy.
" Sini Cheesy biar aku gendong. Agar kau bisa makan dengan nyaman," ucap Randy mengambil Cheesy dari gendongan Rania.
"Tidak usah, Mas! Aku bisa makan sambil mengendong Cheesy. Lebih baik kau makan saja," ucap Rania.
"Tapi!" ucap Randy menatap Rania dengan lekat.
"Tidak apa-apa, Mas! aku bisa kok. Lebih baik kau makan sajam Setelah itu kau istirahat. Besok kau 'kan harus bekerja lagi," ucap Rania dengan lembut.
"Baiklah!" ucap Randy mengantuk patuh lalu menyantap makanannya.
Dia menatap Rania yang makan sambil mengendong Cheesy. Bahkan dia melihat Rania menyempatkan diri untuk mengajak Cheesy bicara agar dia tidak rewel. Berlahan senyuman kecil terungkit indah di wajah Randy. Dia merasa bahagia karena Rania bisa mengurus Cheesy dengan begitu baik.
Bersambung......
rania jadi randy.. 😂😂