Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa di Bohongi
(Maaf jika waktu ceritanya Nerissa cepatkan, soalnya rasa-rasanya cerita ini gak cocok di pakai di momen bulan ramadhan, mau revisi dari awal tapi terlanjur nulis jauh dan Nerissa masih punya targetan Novel yang lain jadi akhirnya Nerissa pilih untuk mencepatkan waktunya saja, agar tidak memasukan unsur unsur agama ke dalamnya )
Tak terasa sudah tiga bulan terlewati semenjak terakhir pertemuannya bersama Valentino, dan kini intensitas pertemuannya bersama Al benar-benar berkurang karena Al sudah jarang pulang ke apartemen biarpun masih sesekali bertukar pesan dengannya melalui aplikasi pesan berwarna hijau sekedar bertanya kabar dan keseharian
Danica memandangi ponselnya yang terdapat riwayat pesan dari Al "ini salahku yang berharap sendirian" Danica menertawakan dirinya yang mengira kalau Danica cukup berarti untuk Al tapi nyatanya saat mereka jarang bertemu, Danica seolah terlupakan begitu saja
"Danica" panggil Safiya dengan wajah riangnya "ayo makan siang bareng "ajak Safiya yang kini perangainya jauh lebih baik setelah terakhir kali Danica membantunya
Flashback on
Safiya tengah di rendahkan oleh orang-orang yang katanya pernah menjadi sahabat dekat Safiya, dan itu terjadi di tempat umum dan menjadi pusat tontonan pula
"kamu gak usah berlagak ikut-ikut kita deh kalau kamu gak punya uang" ucap seorang wanita berpenampilan begitu seksi yang tiba-tiba menghina Safiya bahkan menyiram Safiya dengan segelas air jus saat Safiya mengatakan tidak bisa memesan banyak karena uangnya hanya tinggal 100 ribu rupiah
Safiya menatap tajam ke arah wanita yang pernah jadi sahabatnya "aku hanya sekali tidak bisa mentraktir kalian karena aku belum gajian tapi kalian sudah merendahkan sampai seperti ini, padahal dulu tidak terhitung kalian makan dari uangku " seru Safiya dengan lantang
"eh harusnya kamu itu berterima kasih pada kita karena adanya kita kamu di pandang orang lain" Wanita itu melirik Safiya dari atas sampai bawah
"dulu itu kamu begitu kampungan biarpun katanya kamu orang kaya" cibir wanita itu dengan sinis
"dan kamu tidak lebih berharga " wanita itu berniat menyiram Safiya dengan makanan yang belum selesai di makan namun dengan sigap posisi itu terbalik
"apa-apaan ini " teriak wanita itu mengusap bajunya yang kotor karena tumpahan makanan yang harusnya untuk Safiya
"aku hanya membalas perbuatanmu pada temanku" sahut seseorang yang ternyata adalah Danica
"kamu gak tahu siapa aku hah" teriak wanita itu
"gak tahu dan gak mau tahu" balas Danica dengan santai
"aku Karin, anak pejabat penting di sini " seru wanita bernama Karin yang membanggakan diri sebagai anak pejabat
"oke " Danica menoleh ke arah Ema
"kamu masih live kan Ema " tanya Danica dengan santai
"masih Danica " Ema mengacungkan jempolnya ke arah Danica
Danica tersenyum tipis ke arah Karin "terima kasih atas informasinya, nanti netizen pasti cepat mencari tahu siapa orang tua kamu dan siap-siap saja di amuk ayah kamu karena merusak pekerjaannya " ucap Danica dengan tenang
Danica membantu Safiya berdiri "kamu gak papa kan Safiya " tanya Danica
Safiya menggelengkan kepalanya " tidak apa-apa" balas Safiya
Danica menatap lekat ke arah Safiya "sekarang ingat baik-baik mereka Safiya, mereka yang hanya menggapmu teman ketika kamu memberi keuntungan untuk mereka berarti mereka gak penting sama sekali, waktu dan semua milikmu jauh lebih berharga dari pada mengurusi parasit macam mereka " ucap Danica dengan tegas
Flashback Off
"aku belum lapar Safiya, kamu belikan saja aku roti nanti aku makan saat lapar " balas Danica
"kamu ini kenapa sih Danica, perasaan beberapa waktu ini kamu tidak nafsu makan, sudah kaya orang putus cinta tahu enggak " Safiya cukup heran dengan Danica yang terlihat banyak melamun dan setiap di ajak makan sulit
"apa aku bisa di bilang putus cinta karena bahkan memulainya saja belum pernah " batin Danica
"aku gak kenapa-napa Safiya, cuma lelah saja " tampik Danica
"kamu sih terlalu banyak kerjaan tahu enggak" cecar Safiya
Danica terkekeh "aku kan harus banyak nabung Safiya, kalau aku gak kerja biaya hidupku di Indonesia gimana coba " ucap Danica
"ya sudah aku makan sama Ema, dan nanti aku belikan kamu makan siang " Safiya mengajak Ema untuk makan siang bersama meninggalkan Danica yang kembali melamun sambil melihat pesan ayang belum di baca sama sekali oleh Al dalam beberapa hari ini
"mungkin kak Al terlalu sibuk akhir-akhir ini " Danica mencoba berpikir positif kalau Al memang sibuk jadi tidak sempat membalas pesannya sama sekali
***
"Danica " panggil Dody yang terlihat begitu terburu-buru
Danica menoleh ke arah Dody " iya tuan, ada apa " tanya Danica
"bisa minta tolong gantikan saya untuk ikut Lionel bat pertemuan bisnis ke Shine Group tidak, nenek lagi sakit jadi saya mau antar ke rumah sakit " Dody meminta kesediaan Danica untuk menggantikannya bertugas
"loh Nenek Marisa sakit, sakit apa tuan " tanya Danica yang terlihat cemas mendengar nenek dari Dody sakit
"belum tahu, makanya ini mau di bawa ke rumah sakit" balas Dody
"ya sudah nanti biar saya gantiin tuan, ini bahas pembangunan apartemen di Surabaya itu kan " Danica memastikan pembahasan apa yang akan di bahas dalam pertemuan nanti
"iya, semua berkasnya ada di meja saya nanti kamu ambil saja ya Danica, saya buru-buru soalnya " balas Dody
"iya tuan, nanti kabari saya perkembangan kesehatan nenek, abis dari Shine Group saya mau jenguk nenek " ucap Danica
"iya Danica, nenek pasti senang sekali lihat kamu datang " Dody bergegas pergi agar bisa segera membawa neneknya ke rumah sakit
Tak lama kemudian, Danica ikut serta dalam rombongan Lionel, karena memang pembangunan proyek apartemen di Surabaya di tangani oleh timnya jadi sebagai wakil Dody tentu Danica harus siap menggantikan Dody sewaktu-waktu
"kamu bisa presentasikan di depan rekan bisnis kita kan Danica " tanya Lionel kembali memastikan kesiapan Danica untuk menyampaikan presentasi mengenai progres kerja pengerjaan apartemen yang di kerjakan bersama perusahaan Shine Group
"bisa tuan" balas Danica dengan yakin
"bagus kalau begitu" ujar Lionel
Rombongan perusahaan Lionel memasuki ruangan rapat, namun ada satu hal yang membuat Danica cukup terkejut bukan main
Danica melihat Lionel begitu akrab dengan sosok pria yang sudah hampir tiga bulan ini tidak ia temui dan kali ini pria yang selalu ia tunggu kabarnya ada di depan matanya
Ingin rasanya bertanya langsung kenapa tidak pernah membaca pesannya tapi entah kenapa mulutnya serasa di kunci rapat setelah ia mendengar satu kalimat yang keluar dari mulut Lionel
"kenalin Danica, ini kak Al, pimpinan Shine Group sekaligus kakak sepupu saya " Lionel memperkenalkan Al pada Danica
"dan kak Al, dia Danica salah satu pegawai handal aku, kebetulan dia menggantikan Dody yang berhalangan hadir " Lionel juga memperkenalkan Danica pada Al
Al tersenyum kaku melihat reaksi Danica yang hanya diam saja sepanjang Lionel bicara "kamu gak mau nyapa kakak Danica " pertanyaan Al membuat Lionel cukup terkejut dan melirik Danica serta Al secara bergantian
"kalian saling kenal" tanya Lionel
Danica menatap tak percaya ke arah Al yang terlihat canggung di depan matanya "teganya kamu menipuku kak, padahal kamu tahu betul aku bekerja di perusahaan siapa" rasanya Danica begitu kecewa di bohongi oleh Al selama hampir setahun lamanya mereka saling kenal