Mistis dan hal ghoib bagi Nayla hanyalah mitos sebelum dia mengalami kejadian yang membuatnya terpaksa mempercayai hal-hal yang berbau suprantural itu setelah mengalaminya sendiri.
Meninggal akibat konspirasi suami dan kakak angkatnya, Nayla hidup kembali ditubuh seorang gadis dengan nama yang sama dengannya yang memang telah disiapkan untuknya.
Siapakah orang yang sengaja membangkitkan jiwa Nayla?
Mampukah Nayla membalaskan dendam dan menguak teka-teki kehidupannya?
Penasaran...
Ikuti kisah Nayla dalam membalas dendam yang sarat akan hal mistis dan ghoib, yang tentunya sangat menegangkan dan membuat jantung kita berdegub kencang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KOLAPS
Karena kondisi Gisel tak terlalu buruk, setelah dipindahkan kedalam ruang rawat inap, Lucaspun bergegas kembali kekantor sebelum ditegur oleh bosnya.
Selama perjalanan, Lucas menyuruh seseorang mengecek cctv di mall agar dia bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya dan siapa orang yang dia temui hingga menjadi hilang kontrol seperti itu.
Begitu tiba di kantor, berkas sudah menumpuk diatas meja kerjanya, membuat kepala Lucas langsung berdenyut nyeri seketika.
“Aaarghhh! Kenapa masalah seakan tidak ada habisnya!”, teriaknya sambil mengacak rambutnya dengan frustasi.
Meski enggan, Lucas tetap duduk dan segera mengerjakan semua berkas yang menumpuk dimeja satu persatu, berharap semua berkas tersebut segera habis dan dia bisa beristirahat sejenak.
Namun sayangnya, apa yang Lucas harapkan tak terkabul. Bukannya berkurang, sekretarisnya malah datang dan langsung memberinya setumpuk berkas baru yang harus segera dia selesaikan hari ini karena sudah ditunggu oleh CEO mereka.
Mau tidak mau, Lucas hanya bisa pasrah sambil terus meruntuki kesialan hidupnya dalam hati.
Jabatan yang selama ini diharapkan bisa membuat dirinya merasa tenang dan nyaman nyatanya justru semakin membuatnya tak memiliki waktu untuk mengurusi permasalahan pribadi hidupnya.
Apa yang sudah dia rencanakan untuk masa depannya hancur berantakan setelah Nayla meninggal dunia.
Lucas yang kembali mengingat hal itu, rasa bersalah dalam dirinya kembali muncul dan penyesalan yang dalam pun mulai timbul, membuat ketenangannya memudar dan gejala kecemasan yang selama ini dideritanya pun kembali muncul.
“ti-tidak...ja-jangan sekarang....”, gumannya dengan suara bergetar.
Beberapa kali Lucas berusaha membuka botol obatnya namun gagal karena kedua tangannya bergetar hebat. Bahkan kini isi dalam botol putih tersebut telah jatuh berceceran dilantai.
Dengan tubuh gemetar, Lucas menunduk dan mengulurkan lidahnya untuk mengambil satu butir obat yang ada dilantai, kemudian menelannya, bersandar di kaki meja dengan tubuh lemas, menunggu obatnya bereaksi.
______________________
Satu bulan telah berlalu,
Film pendek yang di sponsori oleh perusahaan untuk membantu para penderita jantung bawaan dan pasien kangker telah selesai dibuat.
Semua orang yang menonton film tersenyum puas, apalagi ketika melihat antusiasme masyarakat terhadap film yang mereka buat, membuat kekhawatiran yang semulah ada lenyap sudah.
Semua orang masih berada ditempatnya, sibuk berdiskusi mengenai apakah media promosi melalui film pendek seperti ini cukup efektif, mengingat rating yang tinggi diawal penayangan, membuat tim promosi mulai memikirkan untuk mempergunakan media tersebut dalam mempromosikan beberapa produk milik perusahaan dalam satu tempat.
Selain dirasa cukup efektif dan hemat budget, target pasarnya pun terbilang cukup luas dan metode pemasaran seperti ini masih belum terlalu umum dipergunakan sehingga bisa menjadi sebuah terobosan yang menguntungkan.
Selama diskusi berlangsung, Lucas hanya menunjukkan senyum lebar ketika rekan disampingnya mengajaknya berbicara.
Karena sudah tak tahan, Lucaspun bergegas bangkit dan berlari menuju toilet, untuk memuntahkan semua isi perutnya yang sedari berusaha dia tahan.
Gambaran setiap adegan dalam film yang baru dia tonton bersliweran dalam kepalanya, membuat isi perutnya kembali bergejolak dan Lucas pun kembali muntah.
Terutama ketika dia mengingat adegan dimana pemeran wanita yang mengidap penyakit jantung bawaan melakukan operasi transpalasi jantung.
Meski adegannya tak mendetail, namun Lucas yang kewarasannya sudah tergerus melihat dalam layar jika yang ada disana adalah Nayla, seperti mimpi-mimpi buruk yang selama ini terus menghantuinya.
Cukup lama Lucas muntah hingga yang keluar dari dalam mulutnya hanya berupa cairan kuning yang sangat pahit.
Setelah tak ada lagi yang bisa dia muntahkan, Lucaspun mulai mencuci tangannya yang terus gemetar dengan wajah pucat.
Begitu selesai, saat hendak memutar knop pintu kamar mandi, tangan Lucas bergetar hebat dan rasa takut dalam hatinya semakin besar.
Bayangan Nayla sedang menunggunya membuka pintu dengan membawa gunting untuk mengambil jantungnya, terlintas dikepalanya.
Semua mimpi buruk, halusinasi dan kenyataan, saat ini tak lagi bisa dibedakan oleh Lucas.
Diapun merogoh saku celananya, dan sialnya, obat yang biasanya dia bawa tak ada disana, membuat keringat dingin langsung mengucur deras dibadannya.
“Tidak! Aku tak bisa terjebak didalam kamar mandi ini selamanya!
Dengan tangan bergetar hebat, Lucas memberanikan diri memutar knop pintu kamar mandi secara perlahan.
Begitu terbuka, tanpa melihat kanan dan kiri, diapun berlari kencang dan masuk kedalam lift, memencet tombol L, menuju parkiran.
Selama dalam lift, Lucas terus menunduk hingga dentingan suara lift yang menandakan dia telah sampai dilantai terbawa, membuyarkan lamunannya.
Lagi-lagi, begitu pintu lift terbuka, Lucas langsung berlari kencang menuju mobilnya, sambil sesekali melihat kebelakang karena dia merasa Nayla sedang mengejarnya.
Sampai di mobil, dia membuka dashboard dan menemukan botol pilnya ada disana, mengeluarkan satu pil, dan langsung menelannya.
Begitu melirik ke spion, Lucas yang melihat sekilas bayangan istrinya lekas mengunci mobilnya dari dalam dan meringkuk di jok belakang, berharap Nayla segera pergi.
Tok tok tok
Mendengar suara ketukan di pintu mobil, Lucas semakin dalam meringkuk, bahkan dia berusaha menahan nafas agar arwah Nayla tak bisa mendeteksi keberadaannya.
Nayla yang sudah mengamati tingkah pola Lucas sejak di ruang meeting, ketika acara menonton bareng dengan para pemegang saham dilaksanakan, terus membuntuti Lucas hingga tiba di parkiran seperti sekarang.
Ia cukup senang melihat Lucas menderita dan mulai hilang kewarasan seperti ini.
Namun sayangnya, kesenangan Nayla harus terhenti karena ponselnya berbunyi dan ada pesan dari temannya jika jadwal kuliah yang seharusnya jam tiga sore dimajukan menjadi jam satu siang, sehingga diapun terpaksa menghentikan kesenangannya ini.
***
Keesokan harinya, Nayla mendapatkan kabar dari Friska jika security menemukan Lucas tak sadarkan diri didalam mobil setelah salah satu security yang melihat Lucas memasuki mobil namun tak kunjung menyalakan mesin hingga lebih dari dua jam lamanya.
Mereka juga tak melihat Lucas keluar dari mobil sehingga security tersebut bersama rekannya pun menuju mobil Lucas dan mengeceknya.
Untungnya mobil Lucas tak memakai kaca film sehingga kondisi dalam mobil bisa terlihat jelas dari luar.
Security yang melihat Lucas tertidur dengan banyaknya pil yang berserakan disampingnya pun membuka paksa pintu mobil setelah menyadari jika mobil dalam keadaan terkunci.
Karena pintu mobil tak bisa di buka, mereka pun terpaksa memecahkan kaca mobil untuk bisa masuk dan menyelamatkan Lucas.
Untung saja salah satu jendela pintu belakang mobil tak tertutup sempurna sehingga masih ada udara yang bisa masuk kedalam mobil.
Meski begitu, kondisi Lucas saat ditemukan sudah sangat pucat. Jika saja terlambat sedikit diselamatkan, mungkin nyawanya sudah tak akan tertolong lagi.
Saat ini kondisi Lucas dinyatakan kritis dan masih berada di ICU. Rencananya, Friska akan menggunakan keadaan ini untuk menonaktivkan Lucas dari perusahaan.
Terkesan kejam memang, tapi hal itu sebanding dengan semua kejahatan yang dilakukan pria itu terhadap Nayla.
Gisel yang mendengar kabar jika suaminya masuk ICU beberapa kali jatuh pingsan karena tak kuasa menanggung kesedihan hingga kondisinya yang semula sudah stabil kembali memburuk hingga terpaksa Lela harus melarikannya ke rumah sakit.
