Yoanda menikah dengan Bagas karena perjodohan kakek nya, tapi Yolanda sangat menyukai dan mencintai Bagas karena selain tampan tubuh Bagas ideal sehingga membuat Yolanda jatuh hati kepada Bagas, tapi Bagas sedikit pun tidak menyukai Yolanda karena postur tubuh yang subur dan tidak ideal.
Selama menikah dengan Yolanda Bagas tidak pernah menyentuh nya sama sekali, Bagas malah membenci Yolanda, hingga suatu saat Yolanda melihat Bagas dengan wanita cantik dan sangat mesra.
Setiap hari Bagas selalu menyakiti hati nya dan bahkan memfitnah dan mengusir nya dari rumah hingga hidup Yolanda terlunta-lunta karena aset yang pernah di berikan keluarga Bagas diambil nya.
Hingga suatu saat Yolanda berpikir akan merubah hidup nya dan akan melakukan balas dendam kepada Bagas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpana
Aku diam menatap makanan yang di sediakan oleh Ricard, ingin sekali aku menghabiskan makanan yang sangat menggoda di depan mata ku ini, tapi aku selalu teringat akan kata-kata hinaan dari keluarga mas Bagas dan selingkuhan nya.
"Kenapa hanya di lihat saja, aku sudah capek-capek lo membuatkan nya khusus untuk kamu." Ucapan Ricard membuyarkan lamunan ku.
"Kamu lihat kan badanku, aku ngga mau mereka menghinaku lagi, aku memutuskan akan diet ketat dan membuktikan ke meraka semua kalau aku juga bisa seperti selingkuhan nya itu." Ujarku dengan penuh semangat.
"Aku tidak setuju, ada cara lain selain harus menahan lapar, dengarkan aku, kalau kamu tidak makan kamu akan sakit, lambung kamu nanti bermasalah, sekarang banyak kasus penyakit yang berawal dari lambung, kamu ngga perlu dengarkan manusia-manusia yang merasa sempurna itu, sekarang kamu nikmati semua ini tanpa harus memikirkan tubuh kamu." Ricard memberikan suapan nya.
Aku terpana dengan kelakuan nya yang tidak malu duduk dan makan dengan aku, bahkan mau memberikan aku suapan di depan orang banyak.
Dengan memberanikan diri aku menerima suapan nya, Ricard tersenyum manis melihat aku mau menerima makanan dari tangan nya.
Suapan demi suapan Ricard berikan sampai makanan yang ada di atas meja hampir habis, aku sebenar nya menolak dan merasa ngga enak dengan nya, tapi Ricard tetap memberikan suapan itu tanpa henti hingga membuat aku pasrah dengan apa yang di lakukan Ricard.
Ricard selalu bisa membuat aku tersenyum dan mengalah, entah kenapa segala ucapan yang keluar dari mulut Ricard membuat aku selalu terdiam dan pasrah.
Sempat terlintas dalam pikiranku, seandainya saja yang di lakukan Ricard ini dilakukan juga oleh mas Bagas kepadaku, betapa senang dan bahagia nya aku.
"Oh jadi seperti ini kelakuan kamu di luar." Terdengar suara seorang pria yang aku kenal sambil bertepuk tangan.
Aku spontan membalikan tubuh ku dan menatap ke arah suara yang ternyata suara mas Bagas, aku kaget dan langsung berdiri dari duduk.
Mas Bagas sudah berdiri dengan Elena wanita selingkuhan nya yang terus nempel bagaikan ulet yang tidak mau jauh dari daun, tangan Elena terus memeluk tubuh mas Bagas seakan-akan mas Bagas itu sudah sah menjadi milik nya sendiri.
"Jadi mas masih mau mempertahankan wanita gendut dan jelek seperti ini? Sudah jelek berani-berani nya bermesraan di belakang kamu mas." Seperti biasa Elena menjadi kompor buat Bagas.
Ricard diam dan hanya menatap mereka, mungkin dia tidak mau ikut campur dalam urusan aku dan suami ku.
"Jaga mulut kamu, ini tidak seperti yang kalian lihat." Ujarku sambil mengangkat jari telunjuk ku dan ku arahkan ke wajah Elena.
"Semua nya sudah jelas, kamu sudah berselingkuh." Ucap mas Bagas sambil menatap ku dengan tajam.
"Lagian aku heran deh mas, kenapa sih kalian para pria tampan mau sama wanita gendut jelek ini, apa mata kalian katarak, anda juga seperti ngga ada wanita yang seksi dan cantik saja sampai mau sama wanita gendut dan jelek ini." Tanpa perasaan Elena mengatai aku terus menerus.
"Kalian ternyata pasangan serasi ya mas, dan kalian berdua pintar untuk membalik kan fakta, di sini aku atau kamu yang berselingkuh, bahkan kamu sudah tidur dengan wanita ****** itu." Emosiku sudah ngga bisa aku kontrol lagi, semua pengunjung beserta teman-teman nya Ricard pada melihat ke arah kami yang sedang berdebat.
Mas Bagas tidak terima dengan ucapanku yang menyebut kalau selingkuhan nya itu dengan panggilan ****** dan melayangkan tangan nya kearah wajah ku.
"Jaga bicara kamu." Teriak mas Bagas sambil melayangkan tangan nya, aku memejamkan kedua mataku, sudah ku pastikan pipi ku akan sakit menerima sebuah tamparan dari mas Bagas.
Sedikit demi sedikit aku membuka kedua mataku ketika aku mendengar suara Ricard yang seperti nya membela aku.
"Dia itu wanita dan juga masih berstatus sebagai istri anda, apa sikap anda ini bisa di sebut sebagai seorang pria? Hanya seorang pengecut yang berani memukul seorang wanita." Ucap Ricard sambil memegang erat tangan mas Bagas lalu menghempaskan nya dengan sangat keras.
"Ini urusan saya dan istri saya, jadi anda tidak berhak ikut campur." Teriak mas Bagas dengan sangat emosi.
"Ya, memang benar ini adalah urusan anda, dari tadi saja saya diam kan? Tapi saya tidak akan tinggal diam melihat seorang perempuan harus di pukuli oleh seorang pria."
Mas Bagas yang emosi langsung melayangkan sebuah pukulan kepada Ricard, tapi Ricard berhasil mengelak hingga mas Bagas tersungkur ke meja yang belum di bereskan oleh pelayan membuat piring pada berjatuhan dan pecah.
Aku kaget melihat piring pada pecah, aku menatap Ricard yang terlihat santai padahal dirinya lagi dalam masalah besar, dia harus mengganti piring-piring pecah atau bahkan dia akan di pecat oleh bos nya.
Semua pengunjung dan para pelayan kaget dan menatap kearah kami.
"Mas Bagas." Teriak Elena sambil membantu mas Bagas berdiri.
"Card, bagaimana ini? Kamu bisa dimarahi bahkan di pecat sama bos kamu." Ujarku yang terdengar oleh mereka semua.
"Tenang saja Yol, dia ngga bakalan memecat aku hanya karena masalah sepele seperti ini." Ucap Ricard yang masih bisa tersenyum kepada ku.
"Tapi kalau kamu sampai di pecat, kamu mau kerja dimana?"
"Kalau aku seorang pengangguran apa kamu masih mau berteman dengan aku?" Aku heran sama Ricard, masih sempat nya dia malah bertanya seperti itu kepadaku.
"Aku ngga pernah pilih-pilih untuk berteman, tapi kalau kamu sampai di pecat gara-gara aku, aku akan merasa bersalah." Aku takut Ricard di pecat dan aku tidak bisa tenang dan akan terus merasa bersalah.
"Oh, jadi pria ini bekerja di restoran ini? sayang apa kamu akan diam saja sudah di permalukan oleh dia yang jelas-jelas hanya pelayan di restoran ini." Ucap Elena.
Mas Bagas terlihat tersenyum mengejek kepada Ricard, "Pelayan saja sok jago, saya akan melaporkan semua ini kepada bos kamu biar kamu di pecat dan menjadi gelandangan, hai kamu, kesini." Mas Bagas memanggil Aldi yang sejak tadi berada di dekat kami.
Aldi menghampiri mas Bagas, "Apa dia pelayan juga di sini?" Tanya mas Bagas, Aldi melirik kearah Ricard lalu mengangguk kan kepala nya.
"Bisa saya bicara dengan bos kalian? Saya tidak terima sudah di permalukan oleh orang miskin seperti dia."
Aldi terdiam, ku lihat semua para pelayan saling menatap bingung, sedangkan Ricard diam dengan wajah santai dan tenang nya.