Arga, menyandang gelar casanova dingin yang tidak suka terikat hubungan, apalagi pernikahan. Maka diusianya yang sudah matang belum juga menikah.
Namun, kematian Sakti membuat dia harus menikahi Marsha. Wanita yang sedang mengandung benih milik sang adik.
Menikahi wanita yang tidak dia cintai, tidak mengubah kelakuan Arga yang seorang casanova suka bersenang-senang dengan para wanita.
Kebaikan, perhatian, dan keceriaan Marsha mengubah Arga secara perlahan sampai dia merasa tidak tertarik dengan para wanita diluar sana.
Namun, semua berakhir saat Valerie bangun dari koma panjang. Arga lebih mementingkan sang kekasih dari pada Marsha yang sedang hamil besar.
Arga merasakan penyesalan saat Marsha mengalami koma setelah melahirkan. Ketika sadar sang istri pun berubah menjadi sosok yang lain. Tanpa Arga duga Marsha kabur membawa Alva, bayi yang selama ini dia besarkan.
Akankah Arga bisa mendapatkan Marsha dan Alva kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Valerie Bangun Dari Koma Panjangnya
Bab 14
Sudah 5 bulan berlalu dan usia kandungan Marsha akan memasuki 8 bulan. Selama itu pun Arga tidak bersentuhan dengan wanita. Setiap ada yang mendekat dia langsung memberikan peringatan kepada mereka. Arga juga sering membawa Marsha ke acara kantor dan banyak rekan kerja yang sudah tahu kalau mereka adalah pasang suami istri, bahkan sebentar lagi akan punya anak.
Meski hubungan Arga dengan Marsha terjalin dengan baik, laki-laki itu masih tetap mengjenguk Valerie di rumah sakit setiap pulang kerja. Kondisi wanita itu banyak sekali kemajuan. Alat-alat yang dulu sempat menempel di tubuhnya juga sudah dilepas. Infus juga sekarang berada ditangan.
"Hai, Baby. Bagaimana kabarmu hari ini? Kabarku sangat baik hari ini. Minggu depan mungkin aku tidak bisa menjenguk kamu karena aku akan pulang kampung untuk beberapa hari," ucap Arga.
"Apa wanita kampung itu sudah waktunya melahirkan?" Tiba-tiba Mariana keluar dari kamar mandi.
Wanita ini masih kesal dan benci kepada Marsha, karena Arga sekarang semakin sukar didekati. Jangankan tidur dengannya, didekati saja sudah memberi peringatan.
"Sudah aku bilang jangan panggil Marsha dengan wanita kampung," ucap Arga dengan ekspresi wajah tidak suka.
"Kenapa? Wanita yang menjadi istrimu itu sangat tidak level denganmu, Arga. Dia tidak sejajar dengan Kak Valerie. Apa kamu memungut perempuan yang menjadi istri itu di Empang?" hina Mariana dengan sarkas dan Arga tidak terima.
Mendengar ocehan adik dari kekasihnya, Arga langsung berdiri. Dia menatap tajam dengan netra yang terpancar rasa kemarahan.
"Jangan hina istriku seperti itu. Dia wanita terhormat!" bentak Arga sambil menunjuk muka Mariana.
"A–Ar–ga." Terdengar suara yang pelan memanggil Arga.
Kepala Arga memutar ke arah sumber bunyi suara. Dia bisa melihat maya Valerie terbuka.
"Baby," panggil Arga lirih.
Laki-laki itu langsung menggenggam tangan Valerie lalu menciuminya dengan lembut. Air mata kebahagiaan itu meluncur dengan deras membasahi pipinya.
"Arga," panggil Valerie dengan sangat pelan, tetapi laki-laki itu masih bisa mendengarnya.
"Ya, Baby. Aku di sini," kata Arga.
Pintu terbuka dan dokter masuk bersama dengan beberapa perawatan. Mereka memeriksa keadaan Valerie. Kondisinya sesuai dengan harapan dokter.
"Selamat, Nona Valerie. Anda sudah berjuang keras dan bisa kembali ke sisi orang-orang yang menyayangi Nona," ucap dokter itu sambil tersenyum.
Dokter pun menyuruh perawat untuk memberikan obat dengan resep baru.
Mariana yang masih shock melihat kakaknya sadar dari komanya setelah 5 tahun menjalani hidup dalam keadaan koma. Dia tidak menyangka kalau saudaranya bisa sadar kembali.
"Kak Valerie," panggil Mariana akhirnya.
Wanita itu kini mengalihkan perhatiannya kepada sang adik. Senyum tipis terlukis dari wajahnya.
"Mariana," balasnya.
Kedua kakak beradik itu pun berpelukan. Keduanya menangis menumpahkan rasa rindu.
Kesadaran Valerie membuat Arga lupa kepada Marsha. Dia menghabiskan waktu malam itu di rumah sakit. Bahkan handphone miliknya di nonaktifkan karena tidak ingin ada yang mengganggu.
"Aku sangat bahagia sekali hari ini. Bisa melihat kamu membuka mata kembali," kata Arga dengan senyum lebar.
Kebahagiaan terlihat jelas dari wajah Arga. Siapa yang tidak akan merasakan euforia seperti ini setelah menunggu 5 tahun agar kekasihnya bisa membuka mata.
"Aku minta maaf karena sudah mengkhianati kamu, Sayang," balas Valerie dengan mata yang berkaca-kaca.
Wanita itu merasa sangat bersalah sudah merusak hubungan asmara dengan kekasihnya. Dia juga ikhlas dengan apa yang terjadi kepadanya saat ini. Valerie berpikir ini adalah balasan karena sudah menyakiti perasaan orang yang mencintainya.
"Aku sudah memaafkan kamu dari dulu juga. Aku tahu karena terlalu sibuk bekerja jadi kurang memperhatikan kamu," ujar Arga sambil membelai pipi Valerie dengan lembut.
Mariana menatap kesal kepada pasangan itu. Dia mengira dengan kesadaran sang kakak dirinya akan bahagia. Namun, melihat pemandangan seperti ini mengingat bayang-bayang kenangan masa lalu mereka.
***
Marsha mondar-mandir dengan perut yang sudah membuncit dan sesekali melihat jam di dinding. Sekarang sudah pukul 22:45 dan Arga belum juga pulang. Nomer handphone dia pun tidak aktif, membuat wanita hamil ini dilanda kecemasan.
"Ya Allah, semoga Kak Arga baik-baik saja. Kenapa dia belum juga pulang?" gumam Marsha.
Entah kenapa Marsha merasa sangat resah dan ada perasaan takut. Lalu, dia menghubungi Pandu berharap suaminya sedang bersama dia.
"Assalamualaikum, Pak Pandu. Maaf mengganggu malam-malam seperti ini. Apa Kak Arga saat ini sedang bersama Bapak?" tanya Marsha.
"Tidak. Aku sedang di rumah sendirian," jawab Pandu dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Setahu aku tadi dia sudah pulang. Kita berpapasan di parkiran," lanjutnya beberapa detik kemudian.
"Ke mana perginya Kak Arga, ya? Dia belum pulang ke apartemen," gumam Marsha.
Tidak terdengar lagi balasan dari Pandu, maka Marsha pun mengakhiri panggilan itu. Lalu, dia teringat kalau suaminya selalu datang ke rumah sakit. Maka dia pun pura-pura menanyakan kabar Valerie ke bagian informasi.
Setelah menghubungi rumah sakit, Marsha masuk ke dalam kamar. Dia memilih tidur untuk menenangkan hati dan pikirannya. Selama beberapa bulan ini dia mendapat perlakuan yang sangat baik dari Arga sehingga dirinya terbuai. Perempuan itu merutuki kebodohan dirinya karena sudah jatuh hati kepada Arga. Padahal dia tahu kalau cinta laki-laki itu untuk kekasihnya yang sedang terbaring di rumah sakit.
Tadi Marsha berpikir dengan berbaring akan cepat tertidur. Namun, suara perawatan yang memberikan tahu kalau Valerie sudah tersadar dari koma membuat dia terkejut dan tenaganya hilang menguap. Setelah itu dia akhirnya tahu kenapa Arga sampai tidak pulang. Tentu saja laki-laki itu sedang melepas rindu dengan sang kekasih.
***
Pagi hari Arga segera pulang dia sampai lupa kepada Marsha saking bahagianya Valerie sudah sadar. Padahal dia sudah berjanji kepada perempuan itu kalau tidak akan tidur di luar lagi.
Begitu Arga masuk ke apartemen, wangi masakan langsung tercium. Membuat cacing yang ada di perut langsung berbunyi minta makan. Laki-laki itu berjalan ke arah dapur dan melihat Marsha sedang memasak seperti biasa. Senyum tipis kini menghiasi wajahnya.
"Marsha," panggil Arga dan wanita itu pun menoleh lalu tersenyum manis seperti biasa.
"Masak apa?" tanya Arga berusaha bersikap seperti biasa mereka berinteraksi selama beberapa bulan ini.
"Masak nasi goreng kesukaan suamiku," jawab Marsha sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Asyik. Aku mandi dulu, ya!" Arga pun tersenyum lebar.
Ketakutan yang tadi sempat dirasakan oleh Arga kini menghilang. Sikap Marsha kepadanya masih seperti biasa. Dia pun bergegas mandi agar bisa segera bergabung bersama sang istri.
Tidak sampai memakan waktu 10 menit Arga mandi. Pakaian kerja sudah disediakan oleh Marsha di atas kasur. Padahal dia hari ini rencananya tidak akan pergi ke kantor. Laki-laki ini sudah mengajukan cuti selama seminggu ini untuk menemani Valerie dalam proses penyembuhannya.
'Aku pakai baju kantor saja agar Marsha tidak curiga. Aku tidak mau membuat dia marah dan kepikiran terus,' batin Arga.
Dengan penampilan yang rapi dan wangi. Arga pun mendekati Marsha yang sedang menata makanan di meja.
"Kak, apa sebaiknya aku lahiran di kampung saja? Di sana banyak sanak keluarga kita terutama kedua orang tua aku dan Kakak. Jadi kalau ada apa-apa akan mudah," kata Marsha.
***
Jawaban apa yang akan diberikan oleh Arga? Apakah Arga akan melepaskan Marsha? Ikuti terus kisah mereka, ya!