NovelToon NovelToon
Lahirnya Sang Kaisar Api

Lahirnya Sang Kaisar Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Menceritakan kisah perjalanan mc kita bernama shim wol untuk menjadi orang terkuat di murim dan mendapatkan julukan kaisar api

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shim Wol vs 5 Pilar Neraka (4)

Setelah Shim Wol berhasil menahan serangan Tinju Neraka.

Shim Wol menatap tajam sambil mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Api membara di bilahnya, memancarkan aura panas yang menyelimuti medan perang. Dia mulai memusatkan energi api, membentuk burung phoenix raksasa yang menyala terang, memancarkan gelombang panas hingga semua orang di medan perang bisa merasakannya.

"Phoenix Strike!" teriak Shim Wol sambil menebaskan pedangnya, meluncurkan phoenix api besar yang melesat cepat, membakar segala sesuatu yang dilewatinya.

Tinju Neraka tidak tinggal diam. Dia mengangkat tinjunya yang bersinar merah menyala, memusatkan energi demonic dan elemen api ke dalam teknik Infernal Smash. Dengan sebuah pukulan besar, ia menghadapi serangan phoenix Shim Wol. Kedua serangan itu bertabrakan, menciptakan ledakan dahsyat yang mengguncang tanah dan menciptakan kawah besar di lokasi bentrokan.

Asap dan debu menyelimuti medan perang. Tapi Shim Wol tidak memberi waktu bagi Tinju Neraka untuk bernapas. Dengan cepat, dia mengarahkan pedangnya ke depan, energi api yang lebih besar berkumpul di ujung bilahnya. "Ini adalah teknikku sendiri... Killer Fire Dragon Attack!" serunya. Energi itu membentuk seekor naga api yang mengaum keras, membawa aura kehancuran yang melesat lurus ke arah Tinju Neraka.

Tinju Neraka, yang tidak ingin kalah, kembali memusatkan seluruh kekuatannya ke dalam satu pukulan pamungkas. "Majulah, bocah! Aku akan menunjukkan siapa yang terkuat!" Ia menerjang dengan seluruh tenaganya, menggunakan Crimson Annihilation Punch, kali ini lebih kuat dari sebelumnya.

Boom!

Ledakan besar lainnya terjadi. Tanah berguncang hebat, udara di sekitar medan perang terasa mendidih, dan cahaya ledakan menyilaukan semua orang yang sedang bertarung. Asap hitam pekat membumbung tinggi ke udara, membuat medan perang berhenti sejenak saat semua orang menoleh ke arah ledakan itu.

Ketika asap mulai menghilang, tubuh Tinju Neraka terlihat berdiri diam di tengah kawah besar. Namun, perlahan-lahan tubuhnya terbakar habis, menyisakan abu yang tertiup angin. Tinju Neraka telah kalah, dihancurkan sepenuhnya oleh kekuatan Shim Wol.

Shim Wol berdiri di sisi kawah, tubuhnya penuh luka, napasnya berat, dan pakaiannya compang-camping. Tapi matanya masih memancarkan api semangat. "Aku menang," gumamnya, suaranya pelan tetapi tegas.

Bayangan Neraka yang masih berdiri dengan tubuh bergetar menyaksikan kehancuran Tinju Neraka tidak dapat menyembunyikan ketakutannya. Serangan Shim Wol barusan bukan hanya menunjukkan kekuatan yang luar biasa, tetapi juga keberanian dan ketekunan yang membuatnya terlihat seperti monster di mata Bayangan Neraka.

"Bocah ini... dia benar-benar gila," gumam Bayangan Neraka. Tangannya yang gemetar meraih gagang belati di pinggangnya, tapi ia tidak punya nyali untuk menyerang. Dalam hatinya, dia tahu jika dia maju, hasilnya hanya akan menjadi kematian.

Di sisi lain medan perang, Tombak Neraka sedang mendominasi pertarungan melawan Dang Tejin. Dengan tombaknya yang panjang dan penuh dengan energi demonic, dia terus meluncurkan serangan bertubi-tubi yang mengancam nyawa lawannya.

Dang Tejin, yang sudah kelelahan, memegang pedangnya dengan kedua tangan. Serangan-serangan Tombak Neraka telah membuat retakan kecil di bilah pedangnya, sementara luka-luka menganga menghiasi tubuhnya. Namun, di matanya tidak ada rasa takut sedikit pun.

"Kau cukup keras kepala, pendekar kecil. Tapi itu hanya akan mempercepat kematianmu," ejek Tombak Neraka sambil mengarahkan ujung tombaknya ke dada Dang Tejin.

"Jika aku menyerah sekarang, maka semua pengorbanan ini akan sia-sia," balas Dang Tejin dengan nada keras meski napasnya terengah-engah. "Aku tidak akan mundur, tidak peduli seberapa besar kekuatanmu!"

Tombak Neraka tersenyum sinis. "Kepahlawanan yang sia-sia," katanya sambil meluncurkan serangan mematikan ke arah Dang Tejin. Namun, di saat itu juga, beberapa prajurit yang bertempur di dekatnya memutuskan untuk bergabung.

"Panglima Dang, kami ada di sini untuk membantu!" teriak salah satu prajurit sambil menyerang Tombak Neraka dengan tombak pendeknya.

Meski mereka jauh lebih lemah dibandingkan Tombak Neraka, serangan gabungan mereka berhasil memberikan sedikit tekanan pada sang iblis. Dang Tejin menggunakan momen itu untuk mengatur napas dan memperbaiki posisi bertahan.

"Kerja sama ini tidak akan menyelamatkan kalian!" geram Tombak Neraka. Dia memutar tombaknya dengan gerakan cepat, menciptakan gelombang energi demonic yang memukul mundur sebagian besar prajurit.

Namun, meskipun terluka, Dang Tejin tetap berdiri di depan prajuritnya. "Jangan menyerah! Kita bisa melakukannya bersama!" serunya, memotivasi yang lain untuk bangkit kembali.

Di sisi lain, tepat setelah Shim Wol mengalahkan Tinju Neraka. Bayangan Neraka merasakan hawa panas yang luar biasa mendekat ke arahnya. Ketakutannya membuat tubuhnya gemetar hebat, dan meskipun dia mencoba untuk mempersiapkan diri, pikirannya sepenuhnya kacau.

"Dia monster... dia bukan manusia..." gumamnya dengan suara gemetar, sambil mengangkat pisau kembarnya dalam upaya sia-sia untuk bertahan.

Namun, Shim Wol sudah ada tepat di depannya dalam sekejap, dengan aura membunuh yang begitu kuat sehingga membuat Bayangan Neraka merasa tubuhnya semakin lemah. Pandangan tajam Shim Wol, penuh dengan tekad dan amarah, seolah-olah menusuk lebih dalam daripada pedang yang ia bawa.

"Sudah kubilang, sekarang giliranmu," ucap Shim Wol dingin, dengan senyum jahat yang menghiasi wajahnya.

Bayangan Neraka mengayunkan pisaunya dengan sisa kekuatan yang dimilikinya, tapi serangannya terlihat goyah dan mudah ditebak. Shim Wol dengan mudah menghindari gerakan itu, dan dengan satu ayunan kuat, pedangnya menembus pertahanan Bayangan Neraka.

Pedang api Shim Wol menancap tepat di jantungnya, dan Bayangan Neraka terhuyung mundur dengan mata terbuka lebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. "Bagaimana mungkin... aku... kalah..." gumamnya lemah sebelum tubuhnya terjatuh ke tanah.

Shim Wol menarik pedangnya, darah yang membara di ujung bilahnya menguap seketika karena panasnya energi api. Dia berdiri tegak, melihat ke tubuh tak bernyawa Bayangan Neraka, lalu menghela napas panjang.

"Satu lagi yang tumbang," katanya pelan, meski tubuhnya terasa lelah setelah dua pertarungan intens.

Shim Wol menatap ke arah medan perang, dan matanya tertuju pada Dang Tejin yang sedang bertarung mati-matian melawan Tombak Neraka. Dang Tejin terlihat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan meskipun dia terus bertahan, serangan Tombak Neraka semakin mendesak.

"Tejin!" Shim Wol bergumam pelan, melihat kondisi rekannya yang semakin terdesak. Tanpa berpikir dua kali, dia melesat ke arah mereka dengan kecepatan tinggi, menggunakan teknik Lightning Step untuk mempercepat langkahnya.

Sementara itu, Dang Tejin hampir kehilangan keseimbangan ketika tombak panjang lawannya melesat dengan kekuatan besar. Serangan itu seperti badai, menghancurkan tanah di sekitarnya setiap kali tombak itu menghantam.

"Apakah ini... akhirnya?" pikir Dang Tejin, sembari mencoba mengangkat pedangnya sekali lagi.

Namun, sebelum Tombak Neraka dapat melancarkan pukulan terakhirnya, sebuah gelombang api besar melesat di udara, memisahkan mereka berdua.

"Phoenix Strike!" teriak Shim Wol, saat gelombang berbentuk burung phoenix api menghantam tanah di antara mereka, memaksa Tombak Neraka untuk mundur beberapa langkah.

Tombak Neraka mendongak dengan ekspresi terkejut namun tetap menyeringai penuh percaya diri. "Jadi, bocah yang mengalahkan tiga anggota kami sekaligus ada di sini. Kau benar-benar membuat keributan besar."

Shim Wol menatapnya dingin, langkahnya mendekat perlahan. "Kau akan menjadi yang berikutnya."

Tombak Neraka memutar tombaknya dengan gerakan elegan namun mematikan. Aura demonic qi yang gelap dan menakutkan menyelimuti tubuhnya, menciptakan tekanan besar yang membuat tanah di sekitarnya retak. "Kau sudah mengalahkan mereka, tapi aku berbeda. Demonic qi-ku akan menghisap hidupmu perlahan, membuatmu merasakan penderitaan yang tak berujung."

Shim Wol hanya menatapnya dengan tenang. "Banyak bicara tidak akan menyelamatkanmu."

Tombak Neraka langsung menyerang, melesat dengan kecepatan luar biasa. Tombaknya yang berselimutkan demonic qi menembus udara, menciptakan gelombang energi gelap yang menghancurkan segala yang dilaluinya. Teknik andalannya, "Phantom Spear Strike", mengirimkan bayangan tombak-tombak yang melesat ke arah Shim Wol dari berbagai sudut.

Shim Wol dengan cepat mengaktifkan teknik pergerakan Lightning Step, menghindari bayangan tombak dengan gerakan gesit yang sulit ditebak. Namun, Tombak Neraka sudah mengantisipasi itu dan kembali menyerang dengan tombaknya, menciptakan pusaran energi demonic qi yang menyedot segala sesuatu di sekitarnya.

Shim Wol mengeratkan genggaman pada pedangnya, menahan tekanan luar biasa dari demonic qi. Dia melompat tinggi dan menebaskan pedangnya dengan energi yang memadat di bilahnya, menyerang langsung ke arah pusat pusaran energi tersebut.

Ledakan energi terjadi ketika dua kekuatan itu beradu, menciptakan getaran yang terasa hingga jauh di medan perang. Tombak Neraka menyeringai melihat Shim Wol sedikit terhuyung ke belakang. "Apa hanya itu yang kau punya, bocah?"

Shim Wol berdiri tegak kembali, napasnya teratur meski tubuhnya menunjukkan luka kecil akibat tekanan demonic qi tadi. Dengan senyum tipis dia menjawab, "Aku baru saja memanaskan suasana. Siap untuk yang berikutnya?"

Tombak Neraka menyipitkan matanya, menyiapkan serangan berikutnya yang lebih mematikan. Pertarungan antara mereka berlanjut dengan intensitas yang semakin meningkat.

1
Iqbal Bait
ceritanya udah bagus terus kan bg
oh iya tolong bantu karya ku ya bg
terima kasih
Iqbal Bait: oke di tunggu saran dan kekurangan karya ku ya
Dante-kun: Makasih udah mampir bang. Nanti saya mampir bang
total 2 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Kok belum ada update sih thor? Nanti malam aku mau baca pas tidur, pasti bikin tidur nyenyak banget.
awita_llu
Seneng banget nemu cerita sebaik ini, terus berkarya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!