Jodoh tidak ada yang tahu kapan datangnya dan dengan siapa.
Seperti Mario ia tak menyangka bertemu dengan Mentari di Desa Suka Merindu saat ia tersesat di Desa tersebut. Pertemuan mereka cukup singkat namun siapa sangka mereka malah berjodoh dan menikah.
Hubungan keduanya tidak seperti pasangan suami istri normal pada umumnya, karena keduanya menikah bukan berlandaskan cinta tapi karena sebuah keterpaksaan satu sama lain.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita Mario dan Mentari ? Akan kah keduanya saling jatuh cinta dan menerima pernikahan mereka setelah melewati beberapa waktu bersama ?
Simak ceritanya dalam Novel "GADIS DESA MILIK PRESDIR" Karya : DEWI KD
Jangan lupa untuk memberikan dukungan pada author dalam bentuk like dan komentar sebanyak-banyaknya yaa.. 😘😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WEDDING DAY
“Saya terima nikah dan kawinnya Cahaya Mentari binti Sarifudin dengan mas kawin tersebut.”
“Bagaimana para saksi ? Sah ?”
“Sah.”
“Sah.”
“Alhamdulillah, Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jama'a bainakumaa fii khoir.”
Mario Syeh Scherzinger dan Cahaya Mentari kini sudah resmi menjadi suami istri. Mentari dituntun oleh kedua adik iparnya Paula dan Mikaila menuju halaman rumah Mentari dimana akad nikah dan pesta pernikahan mereka di lakukan disana dengan mengusung tema garden party.
Meski pun tinggal di desa, Mentari bukanlah tipikal gadis ndeso yang kudet alias kurang update dengan perkembangan zaman saat ini.
“Meski dikampung tapi pernikahan Mario terkesan mewah, ya.” Bisik salah satu keluarga Mario yang ikut hadir diacara akad nikah dan resepsi tersebut.
“Ya allah, cantik sekali menantu ku.” Helena sampai kagum dengan kacantikan menantunya saat menantunya itu berjalan menuju meja akad nikah.
Sedangkan Mario yang awalnya menundukkan kepalanya karena sejak awal tak menerima pernikahan tersebut bersikap biasa saja, namun ketika ia mengangkat kepalanya dan pandangan matanya tertuju pada Mentari berjalan ke arahnya, ia sampai tak bisa berkata apa-apa seolah ia tersihir dan terhipnotis dengan kecantikan yang dimiliki oleh Mentari.
“Daddy tidak salah pilih kan !” bisik Syeh Scherzinger pada putranya karena sedari tadi ia memperhatikan putranya tersebut sampai tak berkedip melihat Mentari.
Begitu Mentari sudah berada di samping Mario mereka berdua diminta fotografer untuk berfoto menujukkan buku nikah mereka berdua. Setelah keduanya berfoto beberapa kali, acara kemudian berlanjut pada sesi resepsi pernikahan.
“Kenapa tamunya makin siang makin banyak ?” gerutu Mario karena sedari tadi ia dan Mentari menyalami para tamu undagan yang hadir tiada habisnya.
“Jelas saja, Abah ku selain pemilik perkebunan karet dan sayur di desa ini dia juga adalah calon kepala desa, bukan hanya warga desa ini yang diundang tapi warga desa lain juga.”
Terang Mentari ia malah nampak bahagia di hari pernikahannya bukan soal pernikahannya tapi ia sudah tidak sabar untuk pergi ke kota untuk kuliah dan menjadi mahasiswa disana.
“Kenapa kau senang sekali, apa kau bahagia menikah dengan ku ?” Mario melirik ke arah istrinya yang seolah merasa bahagia dihari pernikahan mereka.
“Aku senang bukan karena pernikahan ini, tapi karena sebentar lagi akan pergi ke kota dan meneruskan pendidikan ku.” Jawab Mentari tersenyum cerah.
“Ngomong-ngmong mana kekasih mu ? Apa tidak di undang ?” tanya Mentari basa-basi, karena yang ia tahu suaminya tersebut memiliki kekasih.
Mendengar pertanyaan Mentari untuknya, Mario terdiam. Pasalnya ia pun sudah putus dengan Melisa, karena Melisa lebih memilih David ketimbang dirinya.
“Tidak !” jawab Mario singkat.
“Wah, sayang sekali. Padahal kalau diundang kondangan di acara pernikahan kita, dia kan bisa makan enak. Lihat sapi ku bahkan disebelih oleh Abah sebanyak sepuluh ekor untuk acara resepsi ini.”
“Sepuluh ekor ?” Mario merasa terperanjat mendengar banyaknya sapi yang disembelih untuk acara pernikahannya bersama Mentari.
“Iya, lihat lah Ibu Mertua bahkan membawa rantang besar dari kota kemarin untuk membungkus rendang sapi !” jawab Mentari nyeplos.
“Hah ? Rantang ?” Mario semakin kaget dengan apa yang ia dengar dari istrinya tersebut, bisa-bisanya Mommy nya membawa Rantang jauh-jauh dari kota untuk membungkus rendang.
“Iya, tuh lihat !” tunjuk Mentari pada beberapa bodyguard yang memasukkan rantang besar ke dalam mobil keluarganya.
“Astaga Mommy !” lirih Mario.
... ………….....
Gaes sorry aku up satu bab dulu, aku lagi enggak enak badan maaf banget yaa.. 🙏
kerwn thoor...🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🔥🔥🔥🔥
keder nih si othor..😄😄😄
ngakaakkk paraahhh....