Adam Xavier, memiliki seorang anak bernama Malvin Xavier. Anak ini baru berusia empat tahun, namun pemikiran nya melebihi orang dewasa.
Malvin Xavier selalu memerintahkan ayah nya untuk mencarikan seorang ibu untuk nya. Namun, Adam selalu menolak permintaan Malvin, dengan alasan, dia masih bisa membesarkan Malvin tanpa kehadiran seorang ibu di hidup mereka.
Pertemuan tak sengaja Malvin, dengan seorang wanita cadar, membuat Malvin memiliki keinginan untuk dekat dengan wanita itu, Malvin berharap jika wanita cadar itu bisa menjadi ibu pengganti untuk nya.
Siapa kah, wanita cadar yang membuat Malvin terus mendesak sang ayah untuk menikahi wanita cadar itu?
Yuk simak di, Wanita Cadar Destiny with Mas Duda !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kantor
Malvin berjalan ke arah ruangan Adam, namun di depan pintu dia melihat Alvin yang baru saja keluar dari ruangan Adam.
"Paman Alvin" panggil Malvin, pria itu segera menoleh, namun pandangan nya tertuju pada Najwa yang berada di belakang Malvin.
"Dimana Daddy?"
"Daddy sedang rapat" tukas Alvin, yang masih menatap Najwa, wanita ini menunduk, tidak ingin kontak mata dengan lawan jenis.
"Paman, mata mu itu, apa mau Malvin congkel?" mendengar ancaman Malvin, Alvin mendelik ngeri.
'Heeemm, Bapak sama anak, sama- sama kejam' batin Alvin,
"Udah, apa lagi yang Paman tunggu, antar aku ke ruangan meeting!" titah Malvin, namun Alvin ragu.
"Hari ini Kolega Daddy cukup banyak, jangan di ganggu dulu ya, Daddy lagi sibuk banget, bagaimana kalau kita menunggu nya di ruangan Daddy sambil bermain?" Alvin berusaha membujuk anak itu, namun Malvin, tidak mudah untuk di bujuk.
"Tidak mau!"
Alvin melihat ke arah Najwa, dan Najwa paham maksud tatapan Alvin itu.
"Sayang, ayo kita tunggu Daddy di ruangan Daddy saja, jangan di ganggu Daddy lagi kerja"
"Eeemm" Malvin hanya membalas dengan anggukan, lalu Alvin tersenyum dan membuka pintu ruangan Adam.
Tiba di dalam ruangan Adam, Alvin menyuruh Malvin dan Najwa menunggu disana, sementara dia akan kembali ke ruangan rapat.
"Mommy, ayo Malvin tunjukan ruangan rahasia" Malvin menarik tangan Najwa, menuju rak buku yang ada di dalam ruangan Adam, Najwa bingung, dan memperhatikan Anak nya melihat Malvin yang mengambil remote, dan menekan ke arah rak, sehingga rak itu bergeser, dan memperlihatkan sebuah pintu.
"Apa ini sayang?"
"Ini kamar milik Daddy dan Mommy, kata Daddy dulu Mommy sering tinggal di ruangan ini, saat Daddy sedang bekerja, dan Mommy sering menemani Daddy, waktu itu Malvin belum lahir" Malvin membuka pintu kamar tersebut, terdapat banyak foto Adam dan istri pertama nya, ada juga foto pernikahan dan foto saat Humaira sedang hamil.
Malvin langsung berlari ke arah ranjang king size, dan melompat ke atas kasur. Najwa yang baru pertama kali menginjak kaki di kamar itu, melihat isi ruangan tersebut di penuhi dengan kenangan Adam dan Humaira.
Najwa mengambil salah satu foto, di dalam foto itu terdapat Adam yang sedang tertawa lepas, dan tangan nya memegang perut Humaira dalam keadaan hamil besar, Najwa tahu, jika foto itu di ambil saat usia kehamilan Humaira tujuh bulan.
"Sedang apa Kamu disini?"
prang !
Najwa terkejut, dan bingkai foto di tangan Najwa terjatuh, sehingga mengejutkan Malvin dan Adam.
Najwa terlihat begitu takut, saat melihat netra Adam yang memerah, foto Adam dan sang istri kini jatuh dan bingkai nya pecah.
"Apa yang kau lakukan disini?" ulang Adam, namun kini nada suara Adam lebih tinggi dari sebelumnya, membuat Najwa gemetar dan tidak berani melihat ke arah pria itu.
"Daddy!" Malvin segera turun dari kasur dan menghampiri Najwa dan Adam.
"Sudah ku katakan, kau hanya boleh menjaga Malvin, apapun yang terkait dengan barang ku, kau tidak bisa menyentuh nya!" Adam menatap tajam ke arah Najwa, bukan perkataan Adam yang membuat Najwa terlihat menahan sakit. Namun, cengkraman tangan Adan di lengan Najwa yang membuat wanita ini kesakitan.
"Daddy lepas, apa yang Daddy lakukan, Daddy menyakiti Mommy!" tukas Malvin, yang menarik tangan Adam di lengan Najwa.
"Malvin cukup ! Dia bukan Mommy kamu!" teriak Adam, dan itu membuat Malvin membulatkan mata nya, sekali lagi, Adam telah melanggar janji nya dengan Malvin.
"Daddy jahat!" Malvin balas meneriaki Adam, dan langsung pergi meninggalkan kamar tersebut.
"Malvin!" panggil Najwa, Adam melepaskan tangan nya, Najwa pergi mengejar Malvin yang sudah berlari keluar menuju lobi. Di dalam ruangan, Adam segera mengambil foto yang terjatuh di lantai kamar itu, dan ia menatap foto Humaira dan diri nya saat sedang mengandung Malvin.
Di lobi, Najwa berusaha mengejar Malvin, dan beruntung ada Alvin yang membantu menangkap Malvin.
"Terimakasih Tuan, Alvin"
"Tidak perlu sungkan Bu"
"Sayang, kenapa berlari begitu, kalau jatuh bagaimana?" Najwa duduk di depan Malvin, dan membenarkan rambut Malvin yang saat ini sedang marah.
"Daddy jahat, Daddy memarahi kita berdua, Malvin tidak akan memaafkan Daddy!"
"Tidak sayang, Daddy tidak marah, Daddy hanya sedang mengingatkan kita saja, percaya sama Mommy, jangan marah lagi ya sayang" Najwa kembali membujuk Malvin, dan langsung memeluk Malvin dengan kasih sayang, disana masih ada Alvin yang menyaksikan dua orang yang sedang berpelukan, kasih sayang Najwa begitu tulus kepada Malvin.
Dari pintu lift, Adam melihat Najwa dan Malvin yang sedang berpelukan, pria itu tidak mendekat, melihat anak nya baik- baik saja, dia pun sedikit tenang.
"Pak.."
"Sssttt" Adam mengisyaratkan Alvin agar tidak bersuara, karena Adam tidak ingin, keberadaan nya di ketahui Malvin, yang saat ini masih marah dengan nya.
"Kita pulang ya" ajak Najwa, Malvin langsung nurut, Najwa mengendong Malvin, dan terlihat sekali Malvin begitu nyaman di dalam gendongan Najwa.
' Pak Adam beruntung memiliki istri sambung seperti Bu Najwa, beliau sangat baik, dan tulus terhadap Malvin' Alvin masih memperhatikan mereka yang keluar dari tempat itu.
"Alvin, kirim dokumen investasi ke ruangan saya"
"Baik Pak!"
Adam kembali ke ruangan nya, begitu juga dengan Alvin, segera pergi mengambil dokumen yang di minta oleh Adam.
Tiba di rumah, suasana ruang tampak sepi, Kinara sudah kembali pada suami nya, Melda juga sedang berkunjung ke sanak saudara. Dua Baby sitter Malvin telah di pecat, kini hanya ada Bibi Rosna yang sedang memasak di dapur.
Sebuah mobil memasuki halaman rumah Xavier, Najwa yang ingin menarik handle pintu berhenti saat mendengar suara mobil.
Seorang wanita keluar dari mobil bewarna merah, dan itu Melisa, sang mantan adik ipar Adam.
"Keponakan Tante yang tampan..." seru Melisa berjalan ke arah Malvin, penampilan Melisa begitu sexy, berbanding terbalik dengan Najwa yang sopan dan berpakaian muslimah.
" Tante, ngapain kesini? apa Tante begitu banyak waktu sempat datang kemari?" tanya Malvin, tidak heran lagi Melisa sudah terbiasa dengan pertanyaan ponakan nya yang pedas itu.
"Sayang, kok ngomong nya gitu, maaf ya mba" ucap Najwa dengan sopan, sembari memegang bahu Malvin.
"Mba ? emang aku mba mu, manggil nya kampungan banget!" ketus Melisa,
"Sayang, siapa ini ? baby sitter baru ya?" tanya Melisa, sedikit menunduk bicara dengan Malvin.
"Bukan, ini Mommy Malvin!" jawab Malvin dengan lantang, dan membuat Melisa terkejut, lalu menatap Najwa dengan tajam.
"Mommy? Mommy apa? Malvin jangan bercanda deh sama Tante, dia siapa?"
" Nyonya sudah pulang..." seru Bi Rosna yang baru saja keluar, dan melihat Melisa juga ada di sana.
"Oh, Non Melisa ada disini juga. Nyonya, kenal 'kan ini Non Melisa, adik nya Nyonya Humaira, Non Melisa kenal ' kan ini Nyonya Najwa, istri Tuan Adam " Bi Rosna sengaja memperkenalkan mereka berdua, agar tidak terjadi salah paham ke depan nya.
"Is- istri Mas Adam? bagaimana bisa?" tanya Melisa yang tak percaya, wanita ini terlihat seakan sangat mustahil bagi Najwa menikah dengan Adam.
"Ayo Mommy kita masuk" Malvin, langsung menarik tangan Najwa, dan Najwa tidak bisa menolak ia pun segera masuk ke dalam rumah.
Melisa yang baru mengetahui itu, dia tidak terima, ' seharusnya aku yang berada di dalam rumah ini bukan wanita kampung itu, benar- benar sial!' Melisa berbalik dan pergi meninggalkan rumah Xavier.
"Eh, Non Melisa enggak mampir dulu?" tanya Bi Rosna, Melisa tidak menjawab, dia segera masuk ke dalam mobil, dan pergi meninggalkan rumah tersebut.