Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu
sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.
tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Amanda menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya memulai ceritanya tentang kehidupan Sabrina yang kini telah berubah drastis.
"Sejak ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi dengan wanita yang hanya mengincar harta keluarga, Sabrina mulai terpuruk," ungkap Amanda dengan nada sedih.
Ia melanjutkan, "Ayahnya memang masih memberikan perhatian, tapi tak seperti dulu. Setiap hari, Sabrina selalu beradu mulut dengan ibu tirinya dan saudara tirinya. Padahal, dulu Sabrina adalah gadis yang ceria dan penuh semangat."
Wajah Amanda semakin muram saat mengingat betapa bahagianya Sabrina dulu. "Namun, sejak kepergian ibunya dan pernikahan ayahnya dengan wanita yang tidak tulus mencintai keluarga mereka, Sabrina berubah. Kini, ia menjadi pendiam dan sering mengurung diri dari teman temannya."
"Terlebih dulu ia hampir di lecehkan oleh kakak kelasnya yang sekarang menjadi om tirinya, Sabrina mulai membentengi diri dari dunia luar, sifatnya yang galak dan judes adalah cara dia agar tidak di sakiti dari luar" lanjut Amanda.
"Aku paham" ucap Reyhan.
"Tidurlah ini sudah malam" ucap Reyhan.
"Reyhan apa kau menyuakai Sabrina?" Tanya Amanda.
Reyhan terdiam mendengar pertanyaan itu, dirinya berpikir sebentar sebelum menjawabnya.
"Kau tahu bukan??, ini terlalu cepat untuku, aku yakin Sabrina tidak menyukaiku dan aku hanya sedang menikmati permainan yang Sabrina buat" jawab Reyhan.
"Darimana kau tahu bahwa Sabrina tak menyukaimu?" Tanya Amanda terkejut.
"Aku berpengalaman tentang wanita Amanda, entah apa tujuan Sabrina di balik ini semua, namun seperti yang aku katakan tadi, aku akan menikmati permainan ini, hitung hitung sebagai hiburan untuku saat aku sedang single"
"Apa kau tak marah pada Sabrina yang memaksamu menjadi kekasihnya apalagi di ingin kau menikah denganya"
"Dibanding marah bukankan akan lebih menyenangkan jika aku membuat permainan itu menjadi menarik, jika menjadi kekasih aku masih bisa, namun jika Sabrina menginginkanku menjadi suaminya itu bukan solusi yang bagus aku tidak ingin menikah dengan wanita yang tidak mencintaiku"
"Mengapa tidak kau ubah permainan itu"
"Maksudmu??
"Buatlah dia jatuh cinta padamu" ucap Amanda membuat Reyhan tersentak.
"Aku yakin seiring kalian bersama akan muncul perasaan suka diantara kalian, meski Sabrina sulit di taklukan aku yakin kau bisa Reyhan"
"Mengapa harus aku??
"Karna Sabrina memilihmu, Reyhan, cobalah dahulu buat dia nyaman lalu rebut hatinya"
***
Reyhan memikirkan Amanda tadi, dirinya merenungkan apakah ia harus melakukanya atau tidak.
Merasa pusing, Reyhan kembali masuk kekamar Sabrina, disana Amanda telah tidur, Reyhan memutuskan untuk merebahkan dirinya di sofa, tak sadar bahwa saat ini telah jam 3 pagi, untunglah besok wekend jadi tak perlu khawatir mengatasi rasa kantuk.
Sabrina terbangun ,sebelahnya ada Amanda yang masih tidur, matanya menatap langit langit kamarnya, memorinya berputar ke kejadian semalam membuat Sabrina menghela nafas beberapa kali, ia juga malu karna Reyhan melihatnya dalam keadaan menyedihkan.
Saat akan bangun ia terkejut mendapati Reyhan yang tertidur pulas di sofa, ternyata pria itu tidak pulang semalam. Sabrina di buat bingung entah harus bersikap seperti apa nanti di hadapan Reyhan.
Ia mendesah dengan keadaan, perlahan ia bangun untuk segera mandi, Sabrina sudah terbiasa bangun sangat oagi dan langsung mandi.
Ia menatap wajahnya di pantulan cermin, terdapat beberapa luka cakar dari Lisa, mengingat itu tangan Sabrina terkepal, ia tak terima menjadi korban amukan cemburu buta Lisa dan itu semua karna Brian, laki laki brengsek.
Setelah selesai Sabrina di buat terkejut karna saat membuka pintu Reyhan sudah berdiri di sana, dengan wajah ngatuk nya.
"Oh astaga" ucap Sabrina dengan terkejut.
"Aku kira kau kemana Sabrina, merasa lebih baik?" Tanya Reyhan dengan senyum.
"Ya aku baik baik saja, apa kau ingin memakai kamar mandi?, aku sudah selesai" ucap Sabrina.
"Alarmku baru saja berbunyi, dan saat aku membuka mata kau sudah tak berada di ranjang, aku kira kau pergi kemana" ucap Reyhan.
"Aku sudah biasa bangun dan langsung mandi sepagi ini"
"Ini weekend tak perlu sepagi ini juga tak apa" ucap Reyhan mengusap pipi Sabrina yang terkena bekas kuku.
"Apa masih perih??
"Sudah mulai mengering" jawab Sabrina.
"Sabrina dengarkan ucapanku" ucap Reyhan dengan serius.
"Ya??" Ucap Sabrina menatap Reyhan.
"Amanda menceritakan secara singkat tentang apa yang kau alami, aku hanya ingin bilang bahwa jika kau takut maka orang itu akan semakin menikmati ketakutanmu dan dia akan bertambah senang, maka yang harus kau lakukan adalah lawan rasa takutmu setiap kali bertemu denganya, jangan berikan dia ruang untuk menekanmu" ucap Reyhan dengan raut wajah seriusnya.
"Hadapi dia dengan keberanian, tatap matanya tunjukan bahwa kau bukan wanita lemah"
"Kau mengerti??" Tanya Reyhan karna Sabrina hanya diam, Reyhan paham saat ini Sabrina pasti sedang berperang dengan hati dan pikiranya.
"Aku percaya padamu, kau pasti bisa" ucap Reyhan menepuk nepuk kepala Sabrina dengan lembut.
"Terimakasih Reyhan" ucap Sabrina dengan tulus.
"Aku tidak mau ucapan terimakasih saja Sabrina" ucap Reyhan dengan senyum miringnya.
"Lalu??
"Give me morning kiss" ucap Reyhan memeluk pinggang Sabrina membuat wanita itu tersentak. Reyhan tetaplah Reyhan pria mesum yang pintar sekali mencuri kesempatan.
"Apa??!!
"Ayolah kiss me" ucap Reyhan menarik tubuh Sabrina untuk mendekat kearahnya.
Jantung Sabrina berdegup kencang saat jarak wajah di antara mereka sangat dekat.
"Baiklah" bisik Rina mengecup bibir Reyhan dengan singkat.
"Ck bukankah sudah aku bilang itu bukan ciuman Sabrina" ucap Reyhan dengan berdecak kesal.
Sabrina berusaha menjauh, namun sebelum ia berhasil melangkah, tangan Reyhan menariknya kembali. Dalam sekejap, bibir mereka bersentuhan. Reyhan, lelaki itu memang pandai membuat Sabrina terbuai dalam pelukannya. Terbukti saat ini, meskipun Sabrina sempat ingin menghindar, ia mulai menikmati ciuman hangat yang diberikan Reyhan.
Bersama Reyhan Sabrina dapat merasakan sesuatu yang belum pernah rasakan.
Pelan, Sabrina membalas ciuman Reyhan dengan lembut, seolah tak ingin melepaskan diri dari genggaman pria itu. Matanya terpejam, menyerahkan diri pada kecupan lembut yang diberikan Reyhan.
Tangan pria itu mulai beraksi, menyelinap masuk ke dalam bathrobe yang dikenakan Sabrina. Gairah keduanya semakin memanas, tak mampu lagi ditahan oleh kedua hati yang sedang tergoda.
Desahan Sabrina terdengar lembut, memanggil nama Reyhan. Pria itu tak ingin melepaskan Sabrina begitu saja, terpesona oleh kenikmatan yang mereka ciptakan bersama. Reyhan terus menggoda Sabrina, memperdalam ciuman mereka. Reyhan akan membuat Sabrina terpikat akan dirinya.
