ilyas nama seorang pemuda sederhana , tabib muda yang kelak akan menjadi raja disebuah negeri karena memenangkan sayembara, lalu karena tampan dan kesaktian nya dia terkenal sampai kerap menjadi idaman para gadis-gadis, khusus nya dikalangan bangsawan, mulai dari anak raja sampai rakyat jelata, dan karena itu pula terkadang yang menjadi konflik yang membuat perjalanan nya sebagai seorang prabu penuh dengan cobaan dan tantangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Brayen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perjalanan ilyas menuju desa menggala mas
"Kek, menurut ki ageng kakek adalah salah satu tabib yang sakti juga, tapi mengapa kakek tidak menggunakan keahlian kakek untuk mengobati pasien- pasien yang memilik penyakit keras, sehingga apabila ada yang sembuh maka nama kakek akan terkenal seperti nama ki ageng, dan kakek bisa menggunakan nama besar kakek untuk dihormati orang sebagi tabib sakti??. Tanya ilyas kepada kakeknya
"Memang sudah waktu nya kamu mengetahui rahasia ini nak, dimana usia mu yang sudah mulai dewasa , kamu harus sudah harus mengetahui jati dirimu dan asal usul mu.
saut biyung memecah pertanyaan ilyas kepada kakek ya.
"Asal usul aku, emang siapa sebenarnya kita biyung?. Tanya penasaran ilyas kepada biyungnya.
"Sewaktu biyung masih mengandung mu, biyung dan kakek lari menyelamatkan diri dari kepungan musuh. ayahmu dulu seorang temenggung yang jujur dan bijaksana, dia banyak dicintai rakyat desa nya sampai-sampai namanya terkenal harum dikalangan istana. Sang raja pun bangga kepada ayahmu. Karena berhasil menambah kecintaan rakyat kepada raja nya. Tapi karena rasa iri dan dengki orang-orang yang picik dan ambisi, maka ayah mu difitnah oleh temenggung- temenggung lain nya, yang mengotori dan mencoreng nama ayahmu, dengan alasan mengkudeta raja. Jelas biyung ilyas sambil menangis, mengingat masa kelam dulu.
"Dulu ayah seorang temenggung biyung?? Tanya penasaran ilyas. Temenggung dari kerajaan mana biyung,?? Apakah masih ada kerajaan ayah tersebut. Tanya penasaran lagi ilyas kepada biyung nya.
Karena tak kuasa menahan tangis maka biyung nya tak mampu melanjutkan cerita, biyung ilyas makin nangis terisak-isak mengingat kejadian masa lalunya dan kenangan ayah ilyas. Lalu kakek ilyas pub menjelaskan kepada ilyas:
"ayahmu dulu temenggung di negeri menggala mas, tapi sayang negeri itu sudah hancur pora -poranda dan carut marut, karena akibat perbuatan penguasa nya, keluarga raja pun dikudeta oleh temenggung- temenggung yang picik. Sampe negeri itu terpecah belah mengikuti temenggung masing-masing. Ada yang terpecah mengikuti negeri waru mas dan ada pula yang mengikuti negeri seberang. Ayah mu menjadi korban fitnah sehingga rumah mu dan biyung mu dulu dikepung oleh penghianat, dan ayahmu sampai terbunuh dan kami berhasil menyelamatkan diri. Kami semua selamat karena pengorbanan ayah mu. Jelas kakek lagi kepada ilyas
"dimana letak desa kita dulu kek, aku mau melihatnya, apakah masih ada peninggalan- peninggalan ayah disana. tanya ilyas lagi.
Desa itu berada diujung timur dari desa kita ini, mungkin butuh waktu 2 pekan untuk mencapai desa tersebut, itupun kalo kamu memakai kuda dengan berlari kencang, entahlah, semenjak kejadian itu kakek dan biyung mu tidak pernah kesana.
bila kamu mau, kamu bisa mengunjungi nya. Disana masih banyak orang- orang yang mengenal nama baik ayahmu, sebut saja dirimu anak dari temenggung herman suri. Pasti orang- orang akan menyambut baik mu apabila mereka masih ingat perbuatan ayahmu, ucap kakek kepada ilyas.
"Baik kek, mungkin 3 hari lagi. Ilyas akan berangkat kesana.sambil ilyas menyiapkan bekal dan keperluan yang akan dibawa, jawab ilyas.
"Satu lagi bila masih hidup, kau cari ki kemar disana, beliau adalah guru dari ayahmu terdahulu , beliau orang sakti, engkau bisa belajar ilmu kanuragan darinya.
tambah kakek mengingatkan ilyas
Sedangkan didalam istana sang raja kembali mengumpulkan pejabat- pejabat istana, menanyakan keberlangsungan sayembara yang sudah lebih sepekan tapi belum ada peserta yang mendaftarkan diri.
sang raja yang mulai khawatir, akan keselamatan putrinya pun mulai nampak gelisah dan kebingungan.
"Bagaimana ini apakah belum kalian sampaikan siar- siar sayembara ku. Ini titah raja tapi seperti tidak dipedulikan
, ucap sang raja
"wahay sang prabu, sayembara ini sangatlah sulit, hal yang wajar bila lama menunggu pesertanya karena tidak sembarang orang yang mampu melakukan nya, tenang prabu titah sayembara mu telah kami siar-siarkan sampai kepenjuru negeri. Kita hanya perlu bersabar prabu, ucap mersan menenangkan suasana hati sang raja .
"Tapi sampai kapan aku harus menunggu nya??, tanya sang prabu lagi
"Mohon maaf baginda prabu, sebaik nya kita laksanakan titah ini sampai waktu 3 bulan apa bila dalam waktu 3 bulan tidak ada peserta maka kita baru boleh merubah sayembara. Karena sesuai dengan peraturan nya kerjaan yang tidak bisa kita langgar, karena saya khawatir apabila kita melanggar maka dewata akan murka terhadap negeri kita, jawab mersan , mengingatkan sang prabu.
"Baikah aku ikuti ucapan mu, jawab sang raja
Tidak terasa waktu sudah berjalan 3 hari, ilyas pun sudah siap untuk melakukan perjalanan nya,semua perbekalan dan keperluan yang dibutuh sudah lengkap, ilyas pun, berpamitan kepada biyung dan kakek nya, karena memakan waktu yang lama sang biyung pun menangis melepas kepergian ilyas ke desa asalnya.
dan perjalanan ilyas pun dimulai.
Saat diperjalanan ilyas pun melawati banyak desa-desa, ilyas merasakan keprihatinan terhadap rakyat, sedang kan penguasa pada sibuk bersenang- senang dan memungut pajak yang tinggi., hanya saja ilyas tak mampu berbuat apa- apa selain iya belum memiliki kekuatan, dia juga masih memiliki tujuan yang terpenting ya itu sampai ketempat desa asal ayah nya.
Sambil diperjalanan ilyas banyak mengambil pembelajaran hidup, atas apa yang perlu ia lakukan saat jadi pemimpin, didalam benak nya tersirat pendapat, " ternyata setelah jadi pemimpin tugas kita tidak hanya duduk-duduk di istana, perlunya ada pengawasan dan pendekatan terhadap rakyat, agar tidak terjadinya korupsi, manipulasi, penindasan, dan macam lain nya.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, seminggu sudah terlewati. Perjalanan ilyas pun semakin dekat. Semakin jauh ilyas melangkah, semakin banyak pembelajaran hidup yang ilyas petik. Sampai ia teringat dengan nasehat kakek nya "air yang tergenang nampak keruh terlihat , sedangkan air yang mengalir nampak bening dan menyegarkan"
"Benar kata kakek dulu, semakin banyak nya keluar kita mencari pengalaman semakin jernih pikiran kita untuk mendapatkan pembelajaran, gumam nya dalam hati.
syukur lah aku sudah dibebaskan mengembara sehingga jalan pikiran ku terbuka, tidak seprti katak dalam tempurung, setidaknya ada pengalaman dan ilmu yang ku petik..
2 minggu pun berlalu akhir nya ilyas telah tiba di desa menggala mas. Disana ilyas langsung, bertanya kepada salah satu penduduk desa, ilyas melihat bapak-bapak yang se usia dengan kakek nya, dalam hatinya berkata " wah ini kayaknya pasti tau siapa ayah, karena usia nya sepantaran dengan kakek., " lalu ilyas berjalan mendekat untuk menghampiri sang kakek, yang terlihat sedang sibuk mengasah cangkulnya,
"permisii kek, mohon maaf sebelum nya, boleh kah saya menggangu waktu kakek sebentar,? Tanya ilyas kepada sang kakek.
"iyaa ada apa nak, jawab sang kakek.
Kek saya mau menanyakan rumah ayah saya, apakah kakek mengenal dimana bekas rumah temenggung herman suri, tanya ilyas kepada sang kakek.