KEPEDIHAN

KEPEDIHAN

EPS-01

Tak ada yang tau, seberapa sakitnya seorang monic ketika harus menjalani hidup se sederhana ini,

Bahkan untuk membeli baju pun harus banting tulang dulu, sungguh hidupnya begitu menyedihkan, tak pernah menyangka hidupnya hanya sebagai pemuas nafsu kekasihnya, Dan lebih parahnya lagi kekasihnya ternyata memiliki wanita lain, yang begitu di cintainya.

Sia sia selama ini dia mencintainya begitu tulus, bahkan rela memberikan kehormatannya demi kekasihnya yang bahkan tak mencintainya sama sekali, anggaplah dia bodoh karna rela memberi kesucinnya hanya karna sangat mencintainya, bahkan setiap temannya memperingati Monic, tapi sayang monic tak pernah percaya, entah dia bodoh apa bagaimana yang jelas cintanya menutup segala peringatan dari orang orang terdekatnya, mungkin perlakuan manisnya, cara memanjakannya, bisa menutupi setiap kebejatannya selama ini.

Setelah semuanya terbongkar haruskah dia bersyukur atau sedih, entahlah, yang jelas sekarang hatinya begitu hancur, sampai kedasarnya, selalu bertanya dalam dirinya, apa salahnya selama ini, apa dosa yang di perbuat selama ini, kenapa kekasihnya begitu tega berbicara se kejam itu, kenapa kenapa dan kenapa, dia tak pernah menuntut apapun dari kekasihnya entah itu barang mewah atau makan di tempat yang mahal sekali pun, karna dia sadar bahwa meraka berdua masih sama-sama mahasiswa Reno semester 6 sedangkan Monic semester 2

"Mah, kenapa mamah menangis, apa yang terjadi mah?" Tanya anak kecil yang baru pulang bermain bersama anak seusianya.

"Mamah gak papa sayang, anak tampan mamah sudah pulang? Bagaimana mainnya nak? Ada yang nakal gak sayang?" rententan pertanyaan dilayangkan oleh Monic pada sang putra.

"Tidak mah semuanya baik sama raka mah, dan ya ada anak baru tinggal di dekat rumah kita mah, tapi anaknya agak resek mah, tapi gak papa selama tidak nakal aja," Kata anak kecil itu dengan riangnya.

"Ayo sayang kita makan, ini sudah waktu makan siang nak," Dengan senyum manisnya monic mengajak anaknya makan, sambil bergandengan tangan menuju temap makan, yang sangat sederhana itu.

Tok tok tok...

Belum juga duduk ternyata ada yang mengetuk pintu, entah siapa yang bertamu di jam segini.

"Mah sepertinya ada yang mengetuk pintu," Ujar raka.

"Biarkan mamah yang buka sayang," Monic berjalan menuju pintu.

Ceklek, suara pintu di buka dari dalam oleh monic.

"Eh nek, ada yang bisa di bantu? mari nek silahkan masuk dulu, sekalian makan siang bersama kami nek, mumpung kami lagi makan siang," Ujar monic dengan lembutnya, disertai senyum ramahnya yang slalu menghiasi wajanya, meski tak seperti hatinya selama ini yang penuh kepedihan.

"Tidak perlu nduk, nenek kesini hanya untuk mengantarkan sayuran ini, kebetulan nenek habis panen," Kata nek timah dengan senangnya, karna beliau tau monic dengan anaknya tidak punya sanak saudara disini, nenek timah pun tidak tau dari mana asal mereka, nenek timah mengenal monic dalam keadaan membawa bayi berumur 3 bulan waktu itu, ketika di tanya di mana suaminya hanya kesenduan yang terlihat di wajahnya, sejak saat itu nenek timah tidak pernah bertanya lagi, karna tidak ingin membuat monic bersedih, entah suaminya meninggal atau meninggalkan nya nenek timah sudah tidak ingin tau lagi, yang jelas beliau hanya ingin membatu monic beserta anaknya.

"Terima kasih banyak nek, raka pasti suka semua ini nek, setiap nenek panen pasti memberi kami sayuran, semoga rejeki nenek lancar ya nek, maaf monic tidak bisa memberi apa-apa untuk nenek," Monic menunduk kepalanya dengan mata berkaca kaca, monic selalu bersyukur, dengan keadaan yang seperti ini masih ada orang baik yang begitu perhatian terhadap kehidupannya, di sekitar tempat tinggalnyapun orang orangnya begitu baik.

"Mah kenapa mamah lama sekali di luar mah, raka nunggu mamah di tempat makan mah, ada siapa mah?" bocah itu berjalan dengan tak sabar menyusul sang mamah karna menunggu sang mamah yang begitu lama membukakan pintu dan gak balik balik ke tempat mereka makan.

"Eh nenek,,," Bocah itu berlari sambil memeluk sang nenek yang sangat di sayanginya itu, meski bukan neneknya sendiri tapi raka begitu sayang dengan nenek timah, karna dari bayi bocah itu bersama sang nenek selama ini.

"Hoho cucuk nenek, bagaimana kabarnya nak? Tiga hari neneh pulang ke desa, sampai nenek begitu merindukan cucu nenek ini," ujar nenek timah dengan wajah bahgiannya.

Monic yang melihat itu begitu terharu, matanya berkaca kaca tak bisa di pungkiri, meski bukan nenek kandungnya tapi monic selalu bersyukur raka tidak pernah kekurangan kasih sayang dari seorang nenek, karna nenek timah sudah menjadi bagian dari kehidupa raka dan dirinya selama ini, Entah dalam keadaan susah atau pun senang, nenek timah slalu berada di dekatnya.

" Ya sudah nenek pulang dulu ya cucuk nenek, sudah terik ini, nenek belum pulang ke rumah, nenek langsung ke sini karna merindukan cucuk nenek yang satu ini," pamit nenek terhadap raka.

"Nenek bener gak mampir dulu nek?" tanya monic.

"Tidak nak nenek langsung pulang aja, nenek juga mau istirahat ini."

"Baiklah nek, hati hati ya nek, dan terima kasih banyak sayurnya nek," ujar monic sambil megang tangan putranya itu.

"Sama sama mon, nenek pulang dulu ya mon, assalamualaikum."

"Walaikumsalam nek," ujar monic dan raka putranya, mereka pun masuk lagi ke dalam untuk melanjutkan makan siangnya yang sempat tertunda.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

keren

2024-03-27

0

lelah sekali

lelah sekali

nyimak

2024-03-24

0

Anonymous

Anonymous

keren

2024-03-20

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 104 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!