NovelToon NovelToon
Bismillah, Aku Ingin Kau Menjadi Adik Maduku

Bismillah, Aku Ingin Kau Menjadi Adik Maduku

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

“Apa yang ingin kau katakan, Fe?” tanya Arina.
“Bismillah, aku ingin kau menjadi adik maduku, Rin. Aku mohon menikahlah dengan Mas Rafif,” pinta Felisa..
"Tidak, Fe. Aku tidak bisa!" tolak Arina.
"Aku tidak akan menikah lagi, Fe! Dengan siapa pun itu!" tolak Rafif.
Felisa ingin suaminya menikahi sahabatnya, yang tak lain adalah mantan kekasih suaminya. Namun, Rafif menolaknya. Apa pun keadaan Felisa sekarang, dia tidak mau menikah lagi, meskipun dengan mantan kekasih yang dulu sangat ia cintai.
Namun pada akhirnya, Rafif menyerah, dan dia bersedia menikahi Arina, mantan kekasihnya dulu yang tak lain sahabat Istrinya sekaligus Dokter yang menangani istrinya.
Rafii sudah memberikan semua cinta dan kasih sayangnya hanya untuk Felisa. Cinta itu tetap abadi untuk Felisa, meski pada akhirnya Felisa pergi untuk selamanya. Akankah Rafif bisa mencintai Arina, yang sudah rela mengabdikan dirinya untuk menjadi istrinya sekaligus ibu sambung dari anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11 : Tidur Bersama Madu

Arina menggenggam tangan Felisa. Dia tahu perasaan Felisa bagaimana saat ini. Mungkin Felisa cemburu atau merasakan perih, karena suaminya telah menyentuh perempuan lain. Arina merasakan apa yang saat ini Felisa rasakan.

“Ayo Fe tidur, aku boleh tidur di kamar kamu? Mungkin Rafif butuh sendiri. Kita juga lama gak ngobrol lama ya, Fe? Kamu tenang saja, aku memang sudah menjadi istri dari Rafif, tapi aku paham perasaan Rafif bagaimana. Jika Rafif memintku untuk melayani sebagai istrinya, akan aku lakukan. Jika tidak, aku tidak mempermasalahkannya. Rafif itu sangat mencintaimu, Jadi kamu jangan khawatir. Dia belum menyentuhku, Fe,” ucap Arina.

“Rin, apa kamu masih mencintai Rafif?” tanya Felisa.

“Tidak, Fe. Kami sama-sama sudah tidak saling mencintai. Aku mau seperti ini demi kamu, makanya kamu semangat sembuh, ya? Jangan begini, kasihan anakmu. Kita bareng-bareng berjuang untuk anak kamu ya, Fe? Untuk kamu juga,” ucap Arina.

“Rin, titip Mas Rafif sama anakku ya? Kalau suatu hari nanti aku kenapa-napa?”

Arina sangat kecewa dengan Felisa jika dia berkata seperti itu. Felisa yang Arina kenal bukan orang yang psimis. Dia dulu semangat dan optimis, akan tetapi sekarang Arina merasa Felisa selalu menyerah setelah mendengar vonis Dokter, bahwa sakitnya sulit untuk disembuhkan, bahkan nyawa adalah taruhannya.

“Felisa .... Jangan bicara seperti itu, jangan mendahului takdir ya, Fe? Aku tahu kamu mendapat vonis Dokter yang seperti itu, tapi kembali pada sang pemilik hidup, Fe. Allah yang menentukan semuanya. Jadi, kamu jangan bicara seperti itu ya, Fe? Aku dan tim Dokter lainnya akan berusaha semaksimal mungkin, Fe.”

Felisa mendesah lirih, tidak percaya dengan kata Arina jika usaha Arina dan Dokter lainnya akan bisa menyelamatkan nyawanya, akan bisa memperpanjang umurnya. Bukan Felisa mendahului takdir, tapi merasakan kondisi tubuhnya saja dia sudah tahu kalau tidak mungkin dia kuat sampai lama mendampingi Rafif.

“Apa bisa sakitku ini sembuh, Rin? Sedangkan di luar sana banyak yang sakit sepertiku tidak ada yang sembuh, Rin. Iya ada, itu pun satu banding seribu, Rin,” ucap Felisa.

“Istighfar, Fe! Jangan bicara seperti itu, kamu seolah meremehkan Tuhanmu, Fe! Kamu berdosa jika begitu!” ucap Arina tegas.

“Astaghfirullah haladzim,” ucap Felisa lirih, menyadari kalau dirinya makin lemah, tidak percaya akan kuasa dan kehendak Allah.

“Kalau kamu selalu khawatir besok masih bisa bernapas atau tidak, itu artinya kamu sedang meremehkan Sang Penciptamu, Fe! Jangan seperti lagi,” tutur Arina.

“Bagaimana aku tidak berpikir ke situ, Rin? Merasakan kondisiku saja sudah seperti ini?” ucap Felisa.

“Kamu harus optimis sembuh, Fe. Jangan pesimis. Ayo istirahat, ini sudah malam,” ajak Arina.

Felisa mengangguk, ia mengajak Arina tidur di kamarnya, mungkin Arina juga belum terbiasa tidur dengan laki-laki. Malam ini akhirnya Arina tidur di kamar Felisa. Menemani Felisa. Mau apa tidur di kamar pengantin? Hanya untuk melihat Rafif tidur saja, dan mengenang masa lalu saat bersama Rafif?

^^^

Tengah malam Rafif terbangun, seperti biasa, di sepertiga malam dia terbangun, dan menggunakan waktu sepertiga malamnya untuk bermunajat dengan sang Maha Agung.

Rafif melihat ke samping, tidak ada Arina tidur di sampingnya. Rafif beranjak ke kamar mandi, juga tidak ada Arina di dalam.

“Arina di mana?” tanya Rafif dalam hati.

Rafif keluar dari kamarnya, dia menuju ke kamar Felisa. Rafif membuka pintu kamar Felisa yang tidak terkunci. Rafif melihat dua perempuan yang tertidur bersama. Arina tidur di kamar Felisa. Mereka terlihat sangat lelap sekali.

“Kamu ternyata tidur di sini, Rin? Aku kira kamu pergi. Maafkan aku ya, Rin. Bukan maksudku menyakitimu dengan ucapanku tadi malam. Itu semua karena aku belum siap membagi hati dan lainnya untuk perempuan lain. Aku tidak tahu masih ada cinta untukmu atau tidak di hati ini. Jujur meninggalkanmu adalah hal terberat saat itu, Rin. Aku tidak tahu, kenapa Tuhan mempertemukan kita lagi dengan cara seperti ini, dan ternyata kamu adalah sahabat istriku,” ucap Rafif dalam hati.

Rafif melangkahkan kakinya untuk mendekati kedua istrinya, dia duduk di sebelah Felisa. Lalu mengusap kepalanya dan mencium kening Felisa. Ditatapnya dengan perasaan dalam, melihat Felisa yang semakin kurus, wajahnya tirus, dan terlihat sangat pucat. Hati Rafif teriris melihat keadaan Felisa yang setiap hari malah tidak ada kemajuan. Hanya perutnya yang terlihat buncit, karena ada Makhluk hidup mungil yang Allah titipkan di rahim Felisa. Hingga Felisa ingin bertahan, karena Makhluk hidup mungil itu sangat berarti baginya. Meskipun nyawa taruhannya.

“Kamu beruntung, memiliki sahabat yang sangat menyayangimu, Fe. Lihatlah, Arina begitu tulus menyayangimu,” batin Rafif. “Aku mencintaimu, Fe.”

Rafif beranjak dari duduknya, lalu dia bergantian duduk di sebelah Arina. Mereka sama-sama tertidur pulas, tidak ada yang terbangun, saat Rafif ke kamar.

“Rin, terima kasih sudah menuruti apa yang Felisa mau. Aku tahu kamu masih menyimpan cinta untukku, tapi maaf, cinta untukmu di hatiku sudah tidak ada lagi, Rin. Aku hanya bisa mencintai Felisa, Rin. Maafkan aku.” Rafif mengusap kepala Arina. Lalu menggenggam tangan Arina dan mencium tangannya.

Rafif keluar dari kamar mereka. Dia tidak membangunkan kedua istrinya. Biar saja nanti Rafif bangunkan saat mau salat subuh

^^^

Arina bangun terlebih dahulu saat mendengar Adzan Subuh. Arina menggerakkan tubuh Felisa, dia membangunkan Felisa dengan pelan.

“Fe, bangun, sudah subuh.”

Felisa menggeliat kan tubuhnya, lalu mengerjapkan matanya perlahan.

“Arina? Kok kamu?”

“Kenapa, Fe?” tanya Arina.

“Astaga, Rin ... Aku lupa. Kaget saja kamu ada di kamarku, aku lupa kalau semalam kamu tidur di sini,” ucap Felisa dengan memijit keningnya.

“Lupa ya? Biasanya Rafif yang di sini?”

“Mas Rafif, Rin? Jangan Rafif saja, dia kan suamimu juga?” tutur Felisa.

“Iya, Fe. Lupa, dulu aku manggilnya Rafif terus, jadi mungkin sudah biasa, meski sudah lama tidak pernah bertemu lagi,” ucap Arina.

“Jangan dibiasakan, tidak baik sama suami,” tutur Felisa.

“Iya, Fe ....”

“Ya sudah, ayo kita salat, aku coba lihat Mas Rafif sedang apa, kita salat berjamaah ya.”

“Iya, Fe,” jawab Arina.

Arina dan Felisa keluar dari kamar untuk mencari Rafif, tapi baru saja mereka keluar dari kamar Rafif sudah di depan kamar mereka.

“Kalian sudah bangun?” tanya Rafif.

“Iya, Mas,” jawab Felisa dan Arina.

“Ya sudah ayo salat berjamaah dulu,” ajak Rafif.

“Iya mas, kami siap-siap dulu, ambil air wudhu,” jawab Felisa.

Mereka salat subuh bersama. Rafif tidak menyangka sekarang dia memiliki dua makmum. Felisa dan Arina.

Felisa dan Arina bergantian mencium tangan Rafif. Rafif pun mengecup kening Arina dan Felisa secara bergantian seusai salat.

1
Irmha febyollah
KA novel nya di lanjut apa gak kak. kok udh lama gk update
Nety Dina Andriyani
bagus
Nety Dina Andriyani
lanjut kakakkkkk
afaj
woii jgn lama lama woi anak kalian nangis nungguin woh
Uswatul Khasana
lanjut
afaj
🥵🥵
afaj
iya marahin mak
afaj
🥹🥹🥹🥹
Diyah Pamungkas Sari
pisah aja dulu nikah sm yg mencintai tulus. jengkel aq klo prmpuan cm d jdikan pengasuh. apaan
اختی وحی
knp up lma bnget
uchee
💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼 buat up nyaa
afaj
iya takut kan lu wkkwkwkwkw
Irmha febyollah
kk kalo update jgn lama2.
Reny Dwiseptianingsih
kak up nya jangan lama lama donk..kan jadi penasaran jalan critanya😊
Uswatul Khasana
lanjut
Irmha febyollah
tinggal kan sajalah laki2 kek gtu. untuk apa nungguin nya. laki2 kurang bersyukur.
afaj
mla bgt ngelihatnya
uchee
next
afaj
knp ceitra yg atu g ada lg ya
afaj: ok mb tp nnt d lanjutkan kan mb ? hehe
afaj: ok mb tp nnt d lanjutkan kan mb ? hehe
total 3 replies
Uswatul Khasana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!