NovelToon NovelToon
Dunia Itu Sempit

Dunia Itu Sempit

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter Genius
Popularitas:42.8k
Nilai: 5
Nama Author: Windersone

Lima tahun lalu mereka menikah, lima tahun lalu mereka juga bercerai. Divi Taslim, pria itu tidak tahu ibunya telah menekan istrinya–Shanum Azizah meninggalkannya. Kepergian wanita itu meninggalkan luka di hati Divi.

Ternyata, dunia begitu sempit, mereka kembali bertemu setelah lima tahun lamanya. Bukan hanya sekedar bertemu, mereka partner kerja di salah satu rumah sakit.

Bagaimana ceritanya? Mari ke DIS!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windersone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayahnya Siapa?

💐💐💐

Shanum kembali bekerja di rumah sakit Garda Teaslime. Perawat yang dijumpainya setelah masuk ke gedung itu menyapa dan mempertanyakan kebenaran dari pengunduran diri yang didengar oleh mereka dari salah satu perawat yang tidak sengaja mendengar pembicaraan Shanum dan HRD kemarin.

“Kamu benar mau mengundurkan diri?” tanya Talita yang dijumpai Shanum di ruangan istirahat.

“Mengapa semua orang yang aku temui mempertanyakan hal yang sama? Tidak jadi,” ucap Shanum dengan kesal.

“Jelas mereka kaget dan penasaran. Kamu baru bekerja beberapa hari. Ada masalah apa?” Talita menunjukkan sisi ingin tahunya.

“Kepo. Lanjut kerja,” balas Shanum dan keluar dari ruangan istirahat.

Shanum mengabaikan kesibukan mereka yang masih penasaran dengan berita pengunduran dirinya, wanita itu memasuki beberapa kamar untuk memeriksa pasien yang dirawatnya. Setelah keluar dari kamar yang baru saja di masukinya, Shanum melihat Divi dengan kedua tangan pria itu berada di dalam saku jas, berdiri di hadapannya.

Mereka diam dengan mata saling menatap bersama tatapan sama-sama dingin. Shanum mengalihkan pandangan sambil melangkahkan kaki melewati keberadaan Divi, tetapi pria itu meraih tangan Shanum, menarik wanita itu memasuki ruangan laboratorium. Tubuh wanita itu disandarkan Divi ke dinding dan dikurung dengan kedua tangannya.

“Denis anak siapa?” tanya Divi.

“Dia putraku,” jawab Shanum dengan santai bersama pandangan ke lantai.

“Ayahnya siapa?” tanya Divi.

“Tidak ada hubungannya denganmu.” Ekspresinya masih sama.

“Saat kamu bercerai denganku, kamu hamil?” tanya Divi, lagi.

“Jangan sok tau,” ketus Shanum, masih berbicara dengan kepala tertunduk.

“Kamu tidak bisa berbohong padaku. Catatan kelahiran Denis sudah aku ketahui, kamu melahirkannya setelah tujuh bulan usai perceraian kita. Kamu juga berbohong kalau kamu punya suami.”

Perlahan Shanum mengangkat pandangan, mengarahkan mata menatap wajah Divi yang mengembangkan ekspresi marah, terlihat dari sorot mata pria itu yang melebar.

“Lima tahun lamanya, mengapa kamu menyembunyikan Denis dariku?” tanya Divi, tangan kanan pria itu mengepal dan menonjol dinding.

“Dia bukan anakmu.”

“Jangan berbohong lagi, Shanum …,” geram Divi, menahan amarah. “Dokter Zahra sudah memberitahuku kalau dia sudah membantumu sebagai bidannya melahirkan Denis saat di Bali. Perlu aku hubungi dan menyuruh Dokter Zahra ke sini?”

Shanum tidak bisa bersuara karena bingung. Wanita itu merendahkan tubuh, keluar dari kurungan tangan Divi, dan meninggalkan ruangan laboratorium itu dalam kebisuan.

Pria itu menurunkan kedua tangannya dari dinding sambil mengepalnya dengan erat dan menoleh ke belakang, memperhatikan pintu yang baru ditutup Shanum setelah keluar dari ruangan tersebut. Divi memejamkan mata, menenangkan perasaannya dengan air mata menetes di kedua pipinya.

***

Divi menerobos masuk ke rumah Shanum, pria itu mencari-cari Denis, ingin membawa anak itu bersamanya. Setelah memeriksa tiga kamar di rumah itu yang tidak berpenghuni, Divi ke dapur dan melihat Shanum tengah menyuapi Denis, mereka sedang makan malam.

Kedatangan Divi membuat senyuman di bibir Shanum yang ditunjukkan kepada Denis menghilang. Wanita itu berdiri dari posisi duduknya, menatap sang mantan suami menyambar anaknya dengan gendongan.

“Kamu mau bawa Denis ke mana?” tanya Shanum sambil menggenggam bahu kanan Divi menggunakan kedua tangannya.

“Dia putraku, aku berhak membawanya ke manapun.” Divi menarik bahunya dari Shanum dan melanjutkan kaki melangkah meninggalkan dapur.

“Kamu tidak bisa membawa Denis,” ucap Shanum sambil mengikuti Divi keluar dari rumah.

“Mama …!” panggil Denis sambil menangis.

Bocah itu ketakutan melihat pertengkaran mereka.

Divi diikuti Shanum sampai ke mobil pria itu yang terparkir di depan gerbang rumah.

“Jangan bawa Denis! Aku tidak punya siapa-siapa lagi,” ucap Shanum sambil menarik bahu Divi sebelum pintu mobil ditutup oleh pria itu setelah memasukkan Denis ke dalam mobil.

Divi menghadapkan tubuhnya ke arah Shanum.

“Bukankah kamu tidak akan kesepian selagi ada uang dalam hidupmu? Kamu mau berapa? Aku berikan,” ucap Divi, berniat menukar Denis dengan uang.

“Aku tidak butuh uangmu. Kamu tidak bisa membawa putraku. Hanya dia yang aku miliki,” ucap Shanum dengan wajah memelas.

“Kak!” panggil seseorang, mengundang pandangan Shanum menoleh ke kanan, menemukan wujud adik laki-lakinya yang sudah berusia 18 tahun berdiri beberapa meter di tepi jalan.

Pemuda dalam setelan kasual, berkaos polos warna hitam itu menghampiri mereka, berdiri di samping Shanum dengan senyuman. Mahen, pemuda itu adik satu-satu Shanum yang baru menyelesaikan sekolah menengah atas di Singapura dan berencana akan melanjutkan studinya di Indonesia.

“Kakak.” Mahen memeluk Shanum dalam kerinduan.

Mereka sudah lama tidak bertemu. Terakhir mereka bertemu dua tahun lalu, Shanum hanya sekedar berkunjung ke Singapura. Namun, uang tidak pernah telat dikirim Shanum setiap bulannya untuk biaya hidup adiknya itu.

“Kakak merindukanmu. Maaf, sibuknya bekerja membuat Kakak tidak memiliki waktu menjengukmu.”

“Aku bisa mengerti, Kak.”

“Tunggu, kenapa kamu tau kalau Kakak ada di sini? Kenapa tidak bilang kalau kamu kembali hari ini?” tanya Shanum, penasaran karena baru kali ini Mahen menginjak kaki di kota itu.

“Tadi Kak Kayl mengantarku, tapi dia baru saja pergi karena ada urusan mendadak. Kak sedang apa?” tanya Mahen dengan senyuman kepada Shanum.

Fokus wanita itu beralih kelasa Divi yang menyaksikan pertemuan mereka dalam diam dengan ekspresi kaget. Mahen menoleh ke samping, menatap wajah pria yang disadarinya ada, tetapi tidak ditatapnya karena fokusnya hanya kepada sang kakak.

“Kak Divi,” kata Mahen, kaget.

Divi melenyapkan raut wajah kagetnya dan menutup pintu mobil. Kemudian, pria itu beralih masuk dari pintu lain dari mobilnya, duduk di bangku pengemudi. Shanum menarik handle pintu mobil, membuka pintu mobil itu ketika Divi hendak menguncinya.

“Kamu tidak bisa membawa putraku.” Shanum menggendong Denis keluar dari mobil.

Bergegas Divi keluar dari mobil dan berlari mengikuti Shanum yang berlari kecil membawa Denis masuk. Tingkah mereka dicerna Mahen sampai menemukan titik jelas kalau mereka berdua tengah bertengkar.

“Denis juga putraku,” ucap Divi, menarik bahu Shanum di teras rumah dan mengambil alih Denis yang menangis ketakutan.

“Denis ketakutan. Jangan membuatnya takut dengan tingkahmu ini. Dia tidak bisa jauh dariku,” tutur Shanum dengan penuh harap Divi bisa mengalah.

“Dia juga putraku, aku juga ingin bersamanya,” balas Divi, terlihat keseriusannya ingin bersama Denis.

Mahen menghampiri mereka, mengambil Denis dari gendongan Shanum.

“Kalau mau merusak mental anak jangan begini. Kalian berdua membuatnya takut, ini bisa menyebabkan trauma baginya. Selesaikan masalah kalian berdua empat mata, jangan di hadapannya,” marah Mahen dan membawa Denis masuk.

Kedua orang tua anak itu diam, terlihat sadar dengan kesalahan mereka setelah bocah laki-laki yang dulu polos sudah bersuara. Kini anak itu tumbuh menjadi pria lebih dewasa meskipun usianya masih belasan.

Shanum memutar badan membelakangi Divi dengan kedua tangan mendarat di kedua pelipisnya, berusaha lebih tenang yang membuatnya sadar pertengkaran mereka berdampak buruk kepada Denis.

1
Yuli Purwati
lanjut....
Mariyam Iyam
lanjut
Mas Tista
Luar biasa
Bungatiem
sahnum seneng banget tabrakan dah
aca
namanya Denis apa. riza seh
Ig: Mywindersone: Denis, Kak ... salah tulis.
total 1 replies
S. M yanie
semangat kak
LISA
Siapa y dia
LISA
Apakah Divi mau kembali pd Shanum
LISA
Ceritanya menarik nih
LISA
Aq mampir Kak
Anita Jenius
5 like buatmu ya kak. semangat terus.
Ig: Mywindersone: Terima kasih.🥰
total 1 replies
Anonymous
👍🏼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!