NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.6
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Ansel tersenyum puas menatap layar komputernya yang menampilkan sesuatu. Tentang kebangkrutan yang akan menerjang perusahaan keluarga Martiuz.

Meski tak menyangkal bahwa itu adalah perusahaan milik keluarga mertuanya. Tapi, Ansel tetap merasa puas. Ia merasa dikhianati waktu itu. Dan Ansel tidak suka yang namanya penghianatan, sekalipun yang melakukannya adalah keluarganya sendiri.

Setelah selesai, Ansel berdiri dari duduknya. Tak lupa segelas es americano selalu berada di genggaman tangannya. Ia berjalan keluar ruangan, tangan kanannya memegang es americano sedangkan tangan yang lain dimasukkan ke dalam kantong celana.

Ia baru ingat besok adalah hari libur. Karena merasa semua masalah sudah beres, Ansel kepikiran untuk berlibur bersama sang istri.

"Tetap awasi mereka," ucap Ansel saat berpapasan dengan Michael.

"Baik, Tuan!" balas Michael. Ia menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

Ansel langsung kembali berjalan menuju lift.

****

Alisha sedang asik menyiram tanaman. Awalnya itu dikerjakan oleh pelayan, tapi karena Alisha tidak betah hanya menonton saja, jadilah dirinya yang menggantikan pelayan itu.

Lagi pula selama berada di mansion keluarganya, Alisha tidak pernah berleha-leha, jadi kalau disuruh berdiam diri Alisha tidak betah karena sudah terbiasa mengurus rumah. Sebab itu pula Alisha biasa saja saat beberapa pelayan menyuruhnya ini itu.

"Kau lebih cocok seperti ini dari pada menjadi istri Tuan Ansel," celetuk Bery sambil bersedekap dada memandang istri Tuannya. Ia berdiri tak jauh dari Alisha.

Alisha hanya menoleh sekilas. Hal itu membuat Bery semakin gencar mengata-ngatai Alisha.

"Lebih cocok lagi jika memakai pakaian pelayan juga. Kau tidak ingin mencobanya?" tawar Bery. Bibirnya menerbitkan senyum remeh.

"Aku sudah pernah melakukannya," balas Alisha benar adanya.

"Ohh, benarkah? Lalu kenapa sekarang kau ada di sini? Saran ku, lebih baik kau kembali pada jati dirimu yang asli," kata Bery masih terus menatap remeh sang Nona yang tidak ia akui.

"Lebih baik kau pergi dan lanjutkan tugasmu. Jika suamiku tau kau berperilaku seperti ini denganku, kau akan habis detik itu juga," balas Alisha yang masih enggan menatap pelayan itu.

Bery mendengus remeh, "Kau hanya bisa berlindung di bawah ketiak Tuan Ansel. Tanpanya, kau bukan siapa-siapa di sini!"

Alisha mengangguk, "Benar. Tanpanya aku bukan siapa-siapa. Tapi, aku tidak pernah berlindung di bawah ketiak suamiku. Kau ingin buktinya?"

Wajah Bery berubah kesal. "Kau—"

Byur!

Alisha langsung mengarahkan selang air yang ia gunakan untuk menyiram tanaman ke arah Bery. Wanita berpakaian pelayan itu langsung teriak dengan keras hingga mengundang para pekerja yang lain datang.

"Itu buktinya," ucap Alisha kemudian. Setelah itu ia kembali menyiram tanaman, seolah tidak terjadi apa-apa.

Bery menggeram kesal dengan wajah dan badannya yang basah kuyup. Ia melirik para teman-temannya yang sedang menahan tawa.

Karena merasa malu, Bery pergi dari sana. Istri Tuannya itu sangat keterlaluan kali ini. Dia sudah bisa melakukan hal kasar seperti itu. Ia akan membalasnya, lihat saja.

Sedangkan Alisha hanya tersenyum kecil melihat kepergian Bery. Wanita itu sendiri yang mencari gara-gara dengannya, jadi jangan salahkan dirinya.

Aku bahkan tidak menyangka bisa membuatnya seperti itu. Batin Alisha.

Jujur, Alisha belum terbiasa membalas perbuatan seseorang. Ya, meskipun tidak dengan melukai, tetap saja ia merasa tak nyaman. Namun, bagaimanapun juga, ia harus bertindak seperti itu untuk melindungi dirinya sendiri.

Setelah menyiram tanaman, Alisha kembali masuk ke dalam rumah. Langkah kakinya berjalan menuju kolam renang. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di kediaman Ansel, Alisha selalu penasaran dengan kolam renang itu. Ia bahkan tak pernah melihat Ansel berenang di sana.

Tangannya membuka pintu kaca yang tidak di kunci. Ia melangkah ke pinggiran kolam untuk melihat kedalaman kolam itu. Ternyata tidak terlalu dalam, sedang-sedang saja.

Meskipun tidak bisa berenang, Alisha ingin sekali belajar.

Perempuan memakai dress pink pastel itu berbalik hendak pergi dari sana, tapi naasnya kakinya tersandung kaki yang lain, hingga menyebabkan dirinya terjun ke kolam renang jika tidak ada yang menahan pinggangnya.

Entah dari mana datangnya Ansel dan langsung meraih pinggang Alisha lalu dipeluknya istri kecilnya itu.

"Ceroboh!" kata Ansel. Untung saja dia melihat Alisha yang berada di kolam renang, dan saat melihat kaki istrinya yang tersandung, ia segera berlari dan meraih pinggang Alisha. Jika terlambat sedikit saja, Alisha pasti sudah basah kuyup sekarang.

Alisha hanya diam di dalam pelukan suaminya. Ia masih syok, bahkan nafasnya memburu dan detak jantungnya sangat cepat.

"Jangan coba-coba masuk ke sini jika tidak bisa berenang," ucap Ansel memperingati istrinya.

Alisha tersadar mendengar ucapan Ansel. Ia mengangguk kaku, tangannya meremas kemeja yang dikenakan suaminya.

Ansel menggendong Alisha keluar dari ruangan kolam renang menuju kamar. Alisha hanya menurut saja, tangannya ia kalung kan di leher Ansel.

"Ini baru jam sebelas, kenapa sudah pulang?" tanya Alisha setelah Ansel menurunkannya di atas ranjang.

"Kau tidak suka jika aku pulang lebih awal?" Ansel balik bertanya. Ia melepas ikat pinggang serta kancing kemejanya. Karena dasinya sudah ia lepas saat berada di mobil tadi.

"Suka. Tapi, kenapa sudah pulang?"

"Tidak usah banyak tanya," balas Ansel. Ia melepas kemejanya, menyisakan kaos tanpa lengan berwarna putih, otot bisepnya tercetak jelas membuat Alisha ingin memegang dan memencetnya.

"Cepat masukkan pakaian mu ke dalam koper," titah Ansel pada Alisha. Seperti rencananya tadi, dia akan mengajak Alisha berlibur.

"Kenapa?" Alisha tertegun. "Kau mengusirku?" tanyanya lagi. Bahkan jantungnya kembali berdetak cepat. Takut jika Ansel benar-benar mengusirnya.

Ansel berdecak. Heran karena Alisha selalu negatif thinking.

"Memangnya apa alasanku mengusir mu dari sini?" tanya Ansel menatap datar istrinya. "Cepat. Setelah makan siang, kita berangkat."

"Kemana?" tanya Alisha. Dengan ragu ia beranjak dari duduknya dan membuka lemari untuk mengeluarkan pakaiannya.

Sedangkan Ansel mengambil koper lalu meletakkannya di samping Alisha.

"Tidak usah banyak-banyak. Kita piknik selama dua hari," ucapnya.

"Piknik?" Alisha menghentikan kegiatannya sebentar dan menatap suaminya yang sedang mengambil bajunya juga.

Ansel berdehem singkat sebagai jawaban.

Sorot mata yang tadinya redup kini terlihat berbinar. Alisha semakin semangat merapikan bajunya ke dalam koper. Ia jadi penasaran Ansel akan membawanya piknik ke mana.

Selama ini mereka tidak pernah piknik bersama. Terlebih Alisha yang memang tidak pernah piknik ke mana pun.

Melihat istrinya begitu antusias, bibir Ansel menerbitkan senyum tipis. Tak salah dia mengajak Alisha piknik. Hanya hal sederhana tapi bisa membuat Alisha senang.

"Apa kak Ansel tidak memiliki pekerjaan di kantor? Hingga tiba-tiba mengajakku piknik?" tanya Alisha sambil menutup resleting koper setelah semuanya selesai.

Bukannya fokus dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Alisha, Ansel malah fokus dengan panggilan yang gadis itu sematkan untuknya.

"Kak?" ulang Ansel.

Alisha menatapnya dengan lugu. "Kenapa? Kau tidak suka, ya?" Alisha tersenyum canggung.

"Kau melarang ku memanggilmu 'tuan' tapi, jika aku memanggil hanya nama rasanya tidak sopan," lanjut Alisha menjelaskan.

"Aku suka. Panggil aku dengan sebutan itu lagi," pinta Ansel. Ia berjalan mendekati istrinya yang berdiri di depan koper.

"Kak Ansel," ulang Alisha dengan senyum mengembang.

Karena merasa gemas, Ansel memeluk Alisha dengan erat hingga sulit bernafas.

***

1
Suparmin N
/Smile/
Ditri
Luar biasa
Rhenii RA
Perasaan kemarin pas masih hamil panggilannya “Daddy” ya kenapa sekarang jadi “Ayah”, panggilan “Daddy” lebij keren sih Thor☺️
Rhenii RA
Tailah. Udah dikasih tau panjang lebar masih aja planga plongo bukannya nurut sembunyi malah otak udang🦶🏾
Rhenii RA
Kenapa nggak langsung hubungi Asisten suaminya buat konfirmasi dulu main nyelonong aja padahal udah diwanti2 kalau ada musuh suaminya yang mengintai😩
Rhenii RA
Dungu. Udah diwanti2 masih aja ngeyel😪
nila
🫶❤️❤️❤️
Susanti Susanti
Luar biasa
PanPan❤️
bagus,ceritanya ringan dan mudah dipahami. semangat selalu kakak othor
George Lovink
Cerita enak ringan dibaca tapi sampai bab 17 kok masih tegang terus antara Ansel dan Alesha.Padahal judul mantap tapi belum ada tanda tanda yang roman disitu
George Lovink
Anda baru pertama nulis novel...nggak usah Jacob ( Ayah Ansel ) tulis saja biasa.Jacob ayahnya Ansel...gitu aja kan gampang kenapa mesti di pakai kurung segala.Kayak gimana dalam menulis ...tapi cerita kayaknya oke nie 👍
Bundanya Aqila
thor bikin alisha lembut sma ansel.. kasian ansel thooorrr
Fariza Cantya Ramadhani
aku langsung ngajak .. waktu Ansel bilang mau punya 5 anak
Fariza Cantya Ramadhani
senengnya punya mamer yg perhatian
Fariza Cantya Ramadhani
Ansel tipekel seperti suamiku .. yg mau turun kedapur walau seharian udah capek kerja /Heart/
Fariza Cantya Ramadhani
bukankan seorang ibu itu adalah malaikat tak bersayap .. dimana tempat anak bersandar ternyaman .. aku jg seorang ibu sakit rasanya /Frown/
Fariza Cantya Ramadhani
ada ya orang tua yg nyiksa anak sendiri .. apalagi ini adalah Darah dagingnya ... /Grimace//Grimace/
Fariza Cantya Ramadhani
Sebenarnya apa yg membuat keluarganya tidak menyukai Aliisya .. bukankah Aliisya anak kandung seperti apapun keadaanya harusnya ke2 orang tuanya menerima bukannya malah di sisihkan ... /Sob//Smug/
Astuti Murdilawati
ada apa....kok?
AlShamir Mir
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!