"Surat nikah mu akan aku tukar dengan sumsum tulang belakangku."
Demi menyelamatkan nama keluarganya, Charllote mengajukan syarat pernikahan sebagai penyelamat Sean Smith yang mengidap penyakit kanker darah, karena Charllote memiliki sumsum tulang yang cocok.
Akankah pernikahan itu akan menjadi cerita bahagia selalu dan selamanya atau sebaliknya, menjadi ajang saling menyakiti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KASINO
BAB 14
Telinga Sean semakin memanas ketika mendegar banyak pria lain memuji betapa cantik istrinya itu. Dan, banyak menarik perhatian pengusaha muda. Pada saat ini semakin banyak pria yang mengelilingi Charlotte seraya berkata, "Nona, bisakah aku meminta kartu nama-ny?"
"Ah iya tentu saja," jawab Charlotte seraya memberikan satu kartu namanya.
"Terima kasih Nona," jawab para Pria itu.
Perjamuan makan malam pun selesai, charlotte merasa lelah. Kakinya terasa sakit lagi, dia pun melepas sepatunya seraya duduk di kursi tunggu. Sambil sedikit memijat-mijat kakinya, "Hufh," ujarnya sembari menghela napas.
Pada saat ini seorang pria paruh baya mendekati Charlotte, "Apa kakimu terluka?" tanyanya.
Charlotte segera memakai sepatunya lagi, dengan tersenyum dia berkata, "sedikit."
Charlotte pun berdiri dan memperkenalkan dirinya, "Namaku Charlotte," ujarnya seraya memberikan jabat tangannya.
"Apa kau memiliki kartu nama?" tanya pria paruh baya itu seraya menerima jabat tangan Charlotte.
"Ah, ya tentu saja," ujar Charlotte seraya mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya kepada pria itu.
Pada saat ini Sean melewati Charlotte, dari dalam mobil dia melihat jika istrinya itu sedang berbincang dengan pria paruh baya, yang tidak dia kenal. Kebanyakan dia mengenali tamu-tamu yang hadir malam ini.
Katie juga melihat kepada kedua orang itu lalu dia berkata, "Apakah itu sugar daddy-nya?"
"Bukankah kau bilang dia datang sendiri ke sini?" tanya Katie berbalut provokasi untuk Sean.
Katie merasa kedudukannya semakin terancam, bertahun-tahun bersama Sean. Tapi pria itu enggan menyentuhnya. Dulu beralasan karena kesehatannya. Tapi, sekarang Sean sudah berangsur normal. Namun, masih enggan untuk menyentuhnya. Bahkan meski mereka sudah dalam satu kamar.
Selama ini Katie sangat sempurna memainkan perannya sebagai wanita baik-baik yang patuh. Selalu mendukung keputusan Sean, semua itu dia lakukan karena ingin menjelma menjadi sahabat pena Sean yang sesungguhnya. Bertahun-tahun secara diam-diam dia meniru tulisan tangan Charlotte. Sehingga ketika diuji oleh Sean, terlihatlah tulisan yang sama persis dengan tulisan tangan Charlotte.
Melakukan hal-hal kesukaan Sean, tanpa diberitahu oleh Sean. Dan ini semakin meyakinkan hati Sean jika Katie adalah sahabat penanya, karena katie melakukan semua yang tertulis di surat sean kepada Charlotte.
Sebelum Sean bertemu dengan Charlotte, maka Katie sudah mendoktrin pria itu dengan kebohongan-kebohonganta mengatakan jika dia ketakutan dengan seorang temannya yang begitu terobsesi dengan Sean. Karena temannya itu mengetahui tentang sahabat penanya, yang sering berkirim surat.
Sean pun waktu itu melarang agar Katie tidak terlalu dekat dengan Charlotte. Tanpa diketahui Charlotte, katie telah berbulan-bulan pergi lebih dulu menemui Sean. Dan pertemuan antara mereka bertiga waktu itu adalah salah satu karya Katie yang ingin memperlihatkan betapa terobsesinya Charlotte kepada Sean sampai mengejar mereka. Dan, membuktikan juga bahwa dia tidak sedang berbohong selama ini.
Melihat Charlotte yang begitu histeris. Maka sean pun percaya dengan doktrin perkataan Katie. Jika Charlotte benar-benar terobessi dengan dirinya. Apalagi ketika Charlotte menghancurkan surat-surat itu. Maka semakin yakinlah hati Sean tentang perkataan Katie. Sementara, Charlotte menghancurkan surat-surat itu. Karena berpikir jika Katie tidak akan tahu apa yang dia tulis untuk Sean.
Harapan Charlotte pupus, ketika Katie kecelakaan dan dinyatakan hilang sebagian ingatannya oleh dokter. Ketika itu keluarga Brown sudah mulai goyah, jadi dia pun memutuskan melupalan sahabat penanya itu. Tapi, siapa sangka dia memiliki tulang sumsum yang cocok untuk Sean Smith. Maka terpikirlah cara ini untuk menyelamatkan bisnis keluarganya. Memaksa Sean menikah dengannya, dengan pertukaran tulang sumsum darinya.
Wakktu terus berjalan, Keesokan harinya, charlotte berencana pergi ke butik Nyonya Grifin, ingin mengucapkan terima kasih. Dia membawakan sekotak kue coklat dan pergi lagi ke butik itu. Tapi, ketika sampai di sana, di hanya bisa tercengang ketika melihat tulisan tutup dan butik itu dalam keadaan kosong.
"Ke mana perginya Nyonya Grifin?" Pikirnya dengan sedikit kecewa.
Charlotte pun berpikir jika butik ini tutup karena sepi pengunjung. Lalu dia kembali berjalan sambil membawa kue coklat itu lagi. Melihat.ada seorang pengemis, maka dia memberikan kue itu untuk si pengemis.
Charlotte ingin merasakan sedikit liburan, menyegarkan diri. Jadi dia memutuskan untuk berjalan-jalan, cuci mata melihat barang-barang yang biasa dijadika oleh-oleh.
Charlotte teringat kucing milik Abraham lalu membelikan kalung kucing itu untuk diberikan kepada si putih milik Abraham.
Charlotte, membelikan beberapa barang untuk teman dekatnya itu, lalu dia melihat sesuatu yang pasti akan disukai oleh Sean. Tapi, dia meragu, berpikir sejenak pada akhirnya dia membelikan juga.
Charlotte beristirahat sebentar, sambil memakan roti sandwich isi daging. Baru saja menikmati ketenangan dengan beberapa gigitan roti sandwich, dia melihat David dengan santainya masuk ke dalam sebuah taksi.
"David," gumam pelan.
Dia langsung saja membuang roti sandwich nya,lalu berlari mengejar dan menaiki taksi, "Ikuti taksi itu!" Perintahnya.
Taksi itu pun melaju, membuntuti. David berhenti di depan kasino dan segera masuk ke dalamnya. Charlotte pun ikut turun. Lalu berdiri di depan kasino tersebut, "judi ... lagi, lagi judi," gumam marahnya dalam hati.
Dia pun juga ikut masuk ke dalam untuk mencari David, dia harus mengetahui siapa nama pembeli rumah milik ibunya itu. Juga bertanya tentang tuduhan Sean kepadanya, tentang hal wartawan di hotel waktu itu.
30 menit mencari akhirnya menemukan, Charlotte langsung saja memukul kepala David dengan tas yang berisi beberapa oleh-oleh, sehingga membuat David teriak kesakitan.
"Apa kau sudah gila?" tanya David dengan marah.
"Pencuri!" hardik marah Charlotte kepada adik tirinya.
Dengan kekuatan amarah angkara murka, Charlotte menarik kuat-kuat, menarik David keluar dari kasino. Lalu dia melemparkan tubuh ptia itu sampai tersungkur. Sambil bertelak pinggang dia juga mendaratkan kakinya di punggung David.
"Benar-benar tidak berguna!" ujar sarkas Charlotte.
"Sebaikanya hari ini kau menjelaskan semunya kepadaku, atau akan aku patahkan tulang-tulangmu," ancam Charlotte.
Kemarahan yang telah disimpan lama, akhirnya meledak juga, saat ini Charlotte seperti kerasukan dewa perang. David pun berkata, "Hei, tidak bisakah kita bicara baik-baik."
"Hah! Bicara baik-baik, apa kau ini masih punya otak untuk tahu apa itu 'baik-baik' ..."
"Apa kau tidak ingin tahu siapa yang membeli rumahmu?" tanya David.
Mendengar perkataan itu maka Charlotte pun sedikit melunak. Mereka lalu pergi berbicara di kafe yang ada di dekat kasino, "jangan buang waktuku, cepat katakan tanpa berbasa-basi."
"Hei, kenapa begitu pemarah!" Jawab David seraya menyesap kopinya.
"Kau ini benar-benar tak berguna," ujar Charlotte mengulang hardiknya lagi.
David meletakan gelasnya lalu berkata "Yang aku tahu dia seorang wanita, aku hanya berhubungan dengan pengacaranya saja."
"Apa kau tahu dia berasal dar mana?" tanya Cahrlotte lagi.
"Swiss," jawab David.
"Karena itulah aku ke sini, demi kesepakatan jual beli itu," jelas David lagi.
Charlotte mengeraskan rahangnya menahan marah lalu dia berkata lagi, "Berikan aku nomor pengacaranya?"
David pun memberikannha, Charlotte bertanya lagi, "Lalu apa hubunganmu dengan kejadian para wartawan di hotel?"
David mengernyitkan alisnya, "Bukankah kau yang memintaku untuk membawa wartawan ke sana, kau bahkan memgirimkan uang kepadaku dalam jumlah banyak."
"Kau ini benar-benar bodoh? Aku saja tidak tahu nomor ponselmu!" hardik marah Charlotte lagi.