NovelToon NovelToon
Pamit

Pamit

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cerai
Popularitas:606.8k
Nilai: 5
Nama Author: Wiji

Bagaimana perasaanmu jika jadi aku? Menjadi istri pegawai kantoran di sudut kota kecil, dengan penghasilan yang lumayan, namun kamu hanya di beri uang lima puluh ribu untuk satu minggu. Dengan kebutuhan dapur yang serba mahal dan tiga orang anak yang masih kecil.
Itulah yang aku jalani kini. Aku tak pernah protes apalagi meminta hal lebih dari suamiku. Aku menerima keadaan ini dengan hati yang lapang. Namun, semua berubah ketika aku menemukan sebuah benda yang entah milik siapa, tapi benda itu terdapat di tas kerja suamiku.
Benda itulah yang membuat hubungan rumah tangga kami tak sehat seperti dulu.
Mampukah aku bertahan dengan suamiku ketika keretakan di rumah tangga kami mulai nampak nyata?
Jika aku pergi, bisakah aku menghidupi ke tiga anakku?
Ikuti perjalanan rumah tangga ku di sini. .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Misi Rahasia

Benar dugaanku, taksi yang aku pesan sudah terparkir di pinggir jalan depan rumah. Aku mempercepat langkah.

"Pak, tunggu sebentar saya ambil tas dulu," ucapku pada sang supir yang entah dia mendengar atau tidak.

Aku berjalan terburu-buru, menyambar tas baru ku yang aku beli di Risa, memakai jam tangan yang branded pula. Di saat genting begini, aku sempatkan melihat diriku di cermin, menyemprot minyak wangi ke beberapa tempat, menyisir rambut halus ku dengan tangan. Ah sempuna, kini saatnya aku beraksi di depan calon mantan suami.

Aku mengenakan dress bermotif bunga kecil yang memenuhi pakaian. Dengan setengah lengan tertutup dan ikat pinggang kecil tak lupa aku sematkan di pinggang ku. Ah, bohong sekali si Rifki jika aku harus mengecilkan badan, badan ku masih bagus dan terlihat seksi jika aku mempercantik diri.

"Sesuai aplikasi ya, pak," ucapku seraya menutup pintu mobil.

Diam tak bergeming.

"Sesuai aplikasi ya, pak!" Aku mengulangi perkataan ku.

Tak mendapat jawaban lagi aku menepuk pelan pundak si supir. Betapa terkejutnya aku ketika mendapati di supir adalah Jaka.

"Mas Jaka lagi," kata ku lirih.

Aku sangat gugup dan sedikit salah tingkah ketika melihat Jaka yang menatapku tanpa berkedip. Aku melihat lagi penampilan ku, adakah yang salah? Apa aku terlihat kampungan?

"Bisa kita jalan sekarang?" tanyaku menutupi gugupku.

"Bi..bisa," jawabnya dengan sedikit gagap. "Anak-anak mana? Kok nggak diajak?" Jaka melempar pertanyaan, namun mobil masih di tempat.

"Aku titipkan ke teman. Ada keperluan yang harus aku selesaikan. Bisa kita jalan sekarang?" pintaku lagi.

"Ha? Emang kita belum jalan, ya. Maaf-maaf nggak sadar."

Aku hanya menanggapi dengan tertawa kecil. Lucu sekali Jaka ini, batinku geleng kepala pelan.

"Oh ya mas, nanti bisa tunggu aku nggak ya? Ini kan aku ke hotelnya hanya sebentar saja sih. Begitu urusan ku selesai, aku langsung balik. Kira-kira bisa nggak ya? Aku tambahin deh ongkosnya." Aku mencoba bernegosiasi dengan Jaka.

"Bisa. Asal nggak sampai tengah malam ya," tawarnya sembari tertawa kecil.

"Ah nggak kok. Janji nggak lama."

Aku kembali fokus pada ponselku, melihat-lihat barang dagangan dan juga membalas pesan Rifki yang mengatakan sudah mendapatkan rumah baru untukku.

Merasa terlalu lama dan tak telaten, aku putuskan untuk menelpon dirinya. Saat aku mendongak, tak sengaja aku menatap spion mobil dan memergoki Jaka sedang menatap ku. Aku jadi gugup kembali.

Ya gusti, udah kayak abg aja sih aku. Di lihat gitu doang udah gugup begini, udah tua dan calon janda juga.

"Halo, Rif, kamu lagi di rumahnya kan sekarang? Mana coba lihat!" kata ku melalui sambungan video call.

Aku melihat dengan seksama saat kamera mengarah ke segala arah, ke setiap sudut rumah dan bahkan atap pun tak lepas dari kamera Di hape Rifki.

"Gimana? Cocok nggak? Di depan juga halamannya cukup lah buat parkir dua mobil, di samping rumah juga kosong, bisa buat taman atau tempat bermain Anin."

"Banyak tetangga nggak di sana?"

"Ada, di sini padat penduduk. Kenapa? Mau yang nggak ada tetangga. Sana tinggal di hutan, atau beli rumah di gedongan, minta yang sederhana, pakai tanya lagi ada tetangga apa nggak."

"Hahaha. Ya nggak usah pakai urat kali ngomongnya," jawabku terkekeh.

"Ini deal nggak?"

"Iya, aku ambil. Habis ini aku transfer ya."

"Iya gampang. Mau kemana? Tumben cantik."

"Berisik. Udah ya, mau menjalankan misi rahasia aku. Jangan lupa kirim lokasinya."

"Iya bawel. Ya udah hati-hati ya, pundak gue masih nganggur kalau ntar butuh sandaran. Hahaha."

Baru saja hendak berucap, Rifki dengan cepat memutus sambungan teleponnya. Menjengkelkan sekali laki-laki ini, sama sekali tak berubah sejak dulu.

"Kita sudah sampai, Yu. Aku tunggu di sini ya." Perkataan Jaka membuyarkan fokus ku pada ponsel.

"Eh, udah sampai ya. Aku turun dulu ya, mas."

Aku memejamkan mata dan mengatur nafas sebelum aku menjumpai Anang dan Winda. Aku menata hati agar benar-benar kuat dan tegar. Harus, ini demi masa depan anak-anakku, kamu tak boleh terlihat lemah di depan mereka. Untuk lemah ku biar aku dan Allah yang tahu, mereka cukup tahu jika aku kuat.

"Yu, jangan lupa bismillah. Aku nggak tahu masalah mu apa, tapi sangat terlihat kalau apa yang sedang kamu jalani sangat berat."

"Terima kasih, mas."

Aku turun dari mobil setelah mendapat anggukan dari Jaka. Aku merasa laki-laki itu sangat peka pada orang di sekelilingnya. Sama seperti anakku, Alif.  Sangat jarang menemui pria seperti meraka.

Aku berjalan dengan anggun untuk menutupi kegugupan ku. Sangat tidak elok jika aku berpenampilan sempurna begini dan aku memperlihatkan bahwa aku sangat gugup.

"Permisi mbak, saya mau bertanya nomer kamar atas nama bapak Anang," tanyaku saat sampai di meja resepsionis.

"Maaf sekali mbak, kami tidak bisa memberikan informasi kepada sembarangan orang. Jadi saya konfirmasi dulu ke pihak terkait."

"Sebentar." Aku menunjukkan buku nikah yang sengaja aku bawa, aku yakin pasti akan ada kejadian ini. "Ini buku nikah saya dengan pak Anang, saya istrinya, apa harus konfirmasi dulu jika mau bertemu dengan suami sendiri?" tanyaku dengan wajah yang aku buat sebanyak-banyaknya elegan mungkin.

Wanita itu nampak meneliti dua buku berwarna beda itu.

"Baiklah mbak, saya akan cek nomer kamar suami mbak."

Aku menerima buku nikah ku dan aku kembalikan ke dalam tas. Aku tak sabar ingin memergoki mereka berada dalam ruangan yang sama tanpa ikatan.

Aku melangkah pergi setelah aku mengantongi nomer kamar Anang dan wanita penggoda itu. Sekali lagi, aku merapikan rambut dan dress yang sebenarnya baik-baik saja.

Begitu sampai di depan kamar yang aku cari, aku sangat gugup dan jantungku kembali menabuh dengan cepat dan keras.

Bismillahirrahmanirrahim.

Tok tok tok

Di detik berikutnya, pintu terbuka dengan perlahan. Begitu wajah Anang terlihat, aku mendorong pintu ke dalam agar terbuka dengan lebar. Mataku menatap tajam ke arah pria yang kini sudah telanjang dada. Ayolah, ini masih jam delapan malam dan mereka sudah mulai bersiap akan bercinta.

Anang masih terpaku di tempat, aku tak tak tahu apa yang dia pikirkan. Entah terpana dengan penampilan ku atau dia bingung bagaimana bisa aku di sini. Ah sudahlah, itu urusan dia.

"A.. Ayu bagaimana.. Bagaimana.."

Ah lama sekali aku menunggu dia untuk menyelesaikan kalimatnya.

"Tidak usah banyak bertanya." Mataku beralih pada wanita yang duduk di ranjang dengan ekspresi malu. Sudah persis seperti maling yang kepergok warga. Aku berjalan menghampirinya.

"Dasar wanita murahan kamu."

Aku sangat emosi dan amarahku benar-benar di puncak kepala. Aku melayangkan tangan hendak memberikan pukulan, namun tanganku di cekal oleh Anang.

1
Jessica
Luar biasa
UfyArie
50 ribu seminggu ini tahun berpa
meris dawati Sihombing
Hahhh, umur 25 dah jd Dokter spesialis?? yg bener???H suka2 mu lah thorrr
niken babyzie
kuliah fadil gak kelar2 yah thorrr
niken babyzie
nenek2 laknat
niken babyzie
campur racun sekalian
meris dawati Sihombing
Haluuuu, 1 minggu cuma 50 rebu
niken babyzie
judul novelnya cocok di beri judul.. ternyata aku baru sadar telah menikahi suami pelit
niken babyzie
mokondo
Ratnasihite
kocak nih alif udah tau suka sama suka😄😄
Ratnasihite
Luar biasa
yuyunn 2706
bodoh ayu,kasusin itu mantan mertua biar kapok
yuyunn 2706
kok ndridil anaknya,kan bs KB
Mastina Maria siregar
novelmu sukses bikin aku mewek Thor...
ceritanya sperti di dunianya nyata.
Mastina Maria siregar
dr awal baca sampe bab ini suka,,mewek trust,seolah olah saya yg mengalaminya.alurnya bagusjg penggunaan bahasanya.pokoknya suka,
Mastina Maria siregar
sperti di dunia nyata,sedih Thor...
Sulati Cus
jgn2 si jaga cosplay nya si rifki
Sulati Cus
😂😂😂 g mungkin lah jd Winda yg mau sm suami orang lah Wong yg bujang aja msh banyak
Sulati Cus
kyknya jodoh nih eh apa si jaka lg nyamar ???
Sulati Cus
mase keknya pgn di tabok bolak-balik nih, cantik jg perlu modal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!