Seorang Ratu yang dikenal bengis dan jahat mengalami kekalahan dimana suaminya sang Kaisar memutuskan untuk menceraikannya dan memengal kepalanya dengan tuduhan percobaan pembunuhan terhadap wanita lain milik sang Kaisar
Apalagi sang Kaisar sudah memiliki wanita lain dan memutuskan untuk menikahinya.
Membuat hati Ratu sangat hancur dan di hari eksekusinya dia memohon kepada Tuhan untuk mengubah nasibnya.
Dia tidak bisa meninggalkan putri kecilnya yang besar tanpa seorang ibu...
Apa Tuhan bisa mengabulkan doa dari sang Ratu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan Kaisar Abraxas
BRAK...
Sampai tiba-tiba saja pintu terbuka dan masuklah Puteri Maria yang berlari menuju ke arah ranjang.
Sedangkan Annelise yang melihatnya langsung menjauhkan diri dari Kaisar Abraxas dan berdiri menundukkan kepalanya. Kaisar Abraxas yang melihatnya diam-diam merasa kesal karena gagal mencium Annelise.
Tapi tidak lama Kaisar Abraxas tidak bisa menyembunyikan perasaan gembiranya melihat Puteri Maria kecilnya.
" Selamat pagi kesayangan ku." ucap Kaisar Abraxas sambil merentangkan kedua tangannya menyuruh Puteri Maria untuk memeluknya.
Puteri Maria tersenyum dan melemparkan tubuhnya ke dalam pelukan hangat Kaisar Abraxas satu-satunya keluarga yang di miliki.
Annelise yang melihatnya tersenyum seperti melihat pemandangan Kaisar Abraxas dan Sofia. Ia hanya diam menyaksikan sepasang ayah dan anak saling berpelukan kemudian pandangannya tidak sengaja melihat ke arah Kaisar Abraxas yang memperhatikannya juga sambil tersenyum.
" Terima kasih." ucap Kaisar Abraxas tanpa suara.
Ucapan Kaisar Abraxas membuat Annelise terkejut sebelum hanya menundukkan kepalanya tidak melihatnya lagi.
...****************...
Dua hari kemudian setelah kondisi Kaisar Abraxas sudah merasa baik dan memutuskan untuk kembali ke istana untuk menjalankan tugas negaranya.
Semua keluarga Count Von de Ramos berkumpul di luar rumah untuk mengantar kepergian Kaisar Abraxas.
" Terima kasih atas kunjungan anda, Yang Mulia. dan mohon jika kejadian yang tidak menyenangkan membuat anda terluka." ucap Count sambil menundukkan kepalanya merasa tidak enak karena membuat Kaisar Abraxas tidak aman di wilayahnya.
Kaisar Abraxas terdiam tapi pandangannya tertuju ke arah Annelise yang berdiri di belakang Countess. Menurut Kaisar Abraxas Annelise sangat cantik dengan gaun berwarna putih polos dan mahkota bunga membuat rambut cokelat keemasannya bersinar oleh matahari. Terlihat seperti seorang malaikat dengan tatapan polos nya.
" Tidak perlu merasa bersalah Count saya mengucapkan terima kasih karena telah menjamu kami dengan baik. Terutama Lady Annelise yang telah menjaga saya dan menjadi teman Puteri Maria. Jadi saya akan mengundang kalian sekeluarga untuk menghadiri acara ulang tahun saya seminggu lagi." ucap Kaisar Abraxas sebelum menunduk kepalanya sedikit kemudian dia masuk ke dalam kereta kuda bersama Puteri Maria.
Melihat kereta kuda yang membawa Kaisar Abraxas dan Puteri Maria sudah pergi Annelise hanya melihatnya sebelum memutuskan untuk kembali masuk ke dalam jika saja Count tidak mencegah nya.
" Anne." ucap Count memanggil Puteri bungsunya.
" Iya ayah apa ada sesuatu yang ingin anda bicarakan?" tanya Anne dengan sopan.
Count yang mendengar suara lembut Annelise membuatnya merasa senang sebab mulai perlahan sifat anaknya sudah mulai berubah tidak seperti dulu yang kekanak-kanakan.
" Ayah hanya ingin mengatakan bahwa anda membuat saya bangga. Karena telah memberikan pelayanan yang baik sampai Kaisar Abraxas memberikan kehormatan kepada kita untuk menyuruh datang ke pesta. Tidak semua orang yang bisa datang ke pesta beliau." ucap Count dengan menampilkan ekspresi bangga nya.
Annelise yang melihat senyum bangga dari ayahnya terkejut karena selama mengenalnya di kehidupan sebelumnya ia tidak pernah memberikan sesuatu yang membuat ayahnya bangga. Meskipun dia menikahi seorang Kaisar ketika itu ayahnya malah kecewa kepadanya karena pernikahan itu membuat hubungan Kaisar dan Puteri nya memburuk.
Tidak di ragukan lagi bahwa semua orang di kekaisaran termasuk ayahnya sangat menyukai Puteri Maria.
" Saya senang telah membuat ayah bahagia kalau begitu saya permisi terlebih dahulu ada pekerjaan yang harus di selesaikan." ucap Anne sambil membungkuk sebelum masuk ke dalam kastil.
Countine...
next story should be betteer...semangaaatzz