NovelToon NovelToon
Trapped In Forbidden Desire

Trapped In Forbidden Desire

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Mutzaquarius

Axeline tumbuh dengan perasaan yang tidak terelakkan pada kakak sepupunya sendiri, Keynan. Namun, kebersamaan mereka terputus saat Keynan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.

Lima tahun berlalu, tapi tidak membuat perasaan Axeline berubah. Tapi, saat Keynan kembali, ia bukan lagi sosok yang sama. Sikapnya dingin, seolah memberi jarak di antara mereka.

Namun, semua berubah saat sebuah insiden membuat mereka terjebak dalam hubungan yang tidak seharusnya terjadi.

Sikap Keynan membuat Axeline memilih untuk menjauh, dan menjaga jarak dengan Keynan. Terlebih saat tahu, Keynan mempunyai kekasih. Dia ingin melupakan segalanya, tanpa mencari tahu kebenarannya, tanpa menyadari fakta yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Axeline duduk di meja makan, mencoba menikmati kebersamaan dua keluarga besar yang saat ini tengah berkumpul. Namun, ada sesuatu yang terasa berbeda malam ini.

Keynan.

Pria itu terus menjaga jarak darinya, seolah mereka bukan lagi orang yang pernah begitu dekat. Bahkan selama makan malam, Keynan hampir tidak berbicara dengannya.

Axeline menggenggam sendoknya erat. Perasaan gelisah dan kecewa berbaur menjadi satu. Bahkan, ia sempat berfikir, apa dia melakukan kesalahan?

“Kau kenapa?” suara Axel tiba-tiba membuyarkan lamunannya.

Axeline tersentak. Seketika, perhatian semua orang tertuju padanya, seolah menuntut jawaban. Namun, ia hanya tersenyum canggung, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. “A-aku baik-baik saja,” ucapnya pelan, lalu menunduk, mengaduk-aduk makanannya tanpa berniat untuk memakannya.

Ia melirik sekilas ke arah Keynan, berharap setidaknya ada sedikit reaksi dari pria itu. Namun, Keynan tetap tenang, fokus pada makanannya seakan tidak ada yang terjadi.

"Daddy senang akhirnya kau pulang, Keynan. Dengan begitu, kau bisa membantu Daddy mengurus perusahaan,” ucapnya dengan nada penuh harapan.

Keynan tidak bereaksi banyak. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban tanpa ekspresi di wajahnya.

Namun, berbeda dengan Axeline. Dadanya terasa sesak, jantungnya berdetak lebih cepat. Jika Keynan mengurus perusahaan, itu artinya, mereka akan lebih sering bertemu, bukan?

Setelah makan malam yang terasa begitu canggung, semua orang mulai meninggalkan meja makan satu per satu dan berkumpul di ruang keluarga. Keynan juga bangkit tanpa mengucapkan sepatah kata pun, meninggalkan Axeline yang masih terpaku di tempatnya.

Axeline menatap punggungnya yang semakin menjauh, rasa sesak di dadanya semakin kuat. Kenapa Keynan berubah?

Ia ingin mengejarnya dan bertanya langsung, tapi langkahnya terasa berat. Ada ketakutan bahwa jawabannya mungkin lebih menyakitkan daripada diam yang Keynan lakukan saat ini.

“Kau tidak ingin bicara dengannya?” suara Axel menyadarkannya.

Axeline menoleh dan mendapati kakaknya yang menatapnya dengan tatapan penuh arti.

“Apa?” gumam Axeline, pura-pura tidak mengerti.

Axel mendengus pelan. “Jangan pura-pura bodoh. Jelas sekali kau ingin berbicara dengannya.”

Axeline terdiam. Kepalanya menunduk, jarinya menggenggam erat liontin setengah hati di lehernya.

"Kak, aku mau pulang," lirih Axeline.

Axel mengerutkan kening, menatap adiknya dengan penuh tanya. "Pulang? Kau yakin?" tanya Axel memastikan, tapi Axeline hanya mengangguk tanpa banyak bicara. Lalu, ia beranjak dari duduknya dan keluar begitu saja tanpa berpamitan dengan yang lainnya.

"Ck, dasar anak itu!" Axel menghela napas, lalu berpamitan pada keluarganya yang masih asyik berbincang di ruang keluarga. Setelahnya, ia segera menyusul Axeline yang sudah duduk diam di dalam mobil.

Axel melirik ke arah adiknya begitu masuk ke dalam mobil. "Kau baik-baik saja?" tanyanya.

"Iya. Aku hanya lelah saja," ucapnya pelan.

Axel tidak bertanya lagi. Ia hanya menyalakan mesin mobil dan menjalankan mobilnya, membawa mereka menjauh dari sana. Tanpa mereka sadari, sepasang mata mengintai dari balik jendela, memperhatikan kepergian mereka dalam diam.

Keesokan harinya, sudah menjadi rutinitas baru untuk Axeline untuk bangun lebih awal. Ini adalah hari kedua ia menjadi anak magang. Tapi, berbeda dari sebelumnya, ia sama sekali tidak bersemangat kali ini.

Bukan karena pekerjaannya yang berat. Tapi, karena ia akan lebih sering bertemu dengan Keynan di perusahaan. Bukankah, harusnya ia merasa senang?

Ya, itu jika Keynan tidak bersikap dingin padanya. Dia seolah tidak mengenal pria itu saat ini. Apakah kebersamaan mereka selama bertahun-tahun benar-benar tidak berarti? Apakah perpisahan lima tahun bisa menghapus segalanya?

Ya, itu bisa saja terjadi. Mungkin, Keynan mengalami banyak hal di sana. Dan yang jelas, pasti ada alasan di balik sikapnya yang berubah.

"Aku tidak boleh begini. Aku harus meminta penjelasan darinya," gumam Axeline pada dirinya sendiri.

Setelah selesai bersiap, ia buru-buru menuju ruang makan, tempat keluarganya sudah berkumpul. Dengan cepat, ia menggigit roti tawar dan meneguk susu buatan ibunya.

"Sayang, kenapa kau tergesa-gesa, hah?" tanya Keyra, memandang putrinya dengan heran.

"Aku takut terlambat, Mom." Axeline menaruh gelasnya di meja, lalu mencium pipi ayah dan ibunya bergantian.

"Aku berangkat dulu, ya!" ucapnya sebelum bergegas pergi, meninggalkan keluarganya yang masih duduk di meja makan.

Seperti biasa, Axeline berangkat menggunakan taksi. Dan tidak butuh waktu lama, Axeline sampai di NA Company.

Hari ini juga, ia harus menemui Keynan, tidak peduli apa pun yang terjadi. Saat ia turun dari taksi, matanya menangkap sosok yang baru saja tiba bersama asistennya. Tanpa berpikir panjang, Axeline buru-buru mengikuti mereka.

Tepat saat Keynan dan asistennya hendak masuk ke dalam lift khusus, Axeline menerobos masuk, berdiri di belakang pria itu dengan napas terengah-engah. Ia hanya bisa berharap tidak ada karyawan yang melihatnya.

Keynan tidak menunjukkan reaksi apa pun. Wajahnya tetap datar, seolah kehadiran Axeline sama sekali tidak berarti. Namun, Andrian, asistennya, justru memilih keluar dari lift tanpa berkata apa-apa. Ia tahu siapa Axeline, dan dia lebih memilih untuk tidak terlibat.

Lift mulai bergerak.

Keynan tetap sibuk dengan ponselnya, sementara Axeline menatapnya nanar, seolah mencari jawaban yang tidak kunjung datang.

Hingga akhirnya, ia tidak bisa menahan diri lagi. "Ada apa? Kenapa kau mendiamkan ku? Apa aku melakukan kesalahan?" tanyanya dengan suara bergetar.

Keynan tidak langsung menjawab. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku tepat saat pintu lift terbuka. Sebelum melangkah keluar, ia akhirnya berkata, "perhatikan sikapmu, Nona Axeline. Ingat! Ini di perusahaan." Tanpa menoleh sedikit pun, Keynan berjalan pergi begitu saja, meninggalkan Axeline yang masih terpaku di tempatnya.

Sakit.

Itu yang Axeline rasakan. Namun, Axeline tidak ingin menyerah. Ia bertekad akan menunggu sampai jam pulang tiba, dan berharap saat itu ia bisa berbicara lebih leluasa dengan Keynan.

...****************...

Waktu yang dinantikan pun datang. Setelah seharian bekerja membantu para seniornya, semua bersiap untuk pulang, mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah.

Namun, berbeda dengan Axeline yang justru merasa jantungnya berdebar semakin kencang.

Axeline menatap keluar jendela, di mana hari mulai gelap. Satu per satu lampu di kantor mulai dimatikan, menandakan bahwa hampir semua orang sudah pergi. Tapi, dia masih berdiri di sana, menunggu Keynan.

Namun, satu jam berlalu dan pria itu masih juga belum terlihat. "Apa dia lembur?" gumamnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat jam di layar sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Axeline segera mengirim pesan kepada kakaknya, memberi tahu bahwa ia akan pulang terlambat. Setelah itu, ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya.

"Lebih baik aku ke ruangannya saja." Axeline melangkah perlahan di lorong yang mulai gelap. Hampir semua ruangan telah dimatikan, meninggalkan suasana sunyi yang semakin membuatnya gugup. Ia menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri, tapi langkahnya terhenti saat melihat ruangan Keynan yang masih terang.

"Kali ini bukan jam kerja. Aku harap kau mau berbicara denganku dan menjelaskan semuanya, Kak," gumamnya.

Axeline mengangkat tangannya, meraih kenop pintu, lalu mendorongnya perlahan. Namun, begitu pintu terbuka, pemandangan di depannya membuatnya terkejut.

Di atas meja, terdapat sebotol minuman beralkohol yang hampir habis. Ruangan terasa sunyi, hanya ada cahaya lampu yang menerangi sudut-sudutnya.

Axeline melangkah masuk dengan ragu, mencari sosok Keynan. "Kenapa dia minum di kantor?"

Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, sebuah tangan tiba-tiba menariknya. Ia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke atas sofa.

"Apa yang kau lakukan?" Axeline menegang saat mendapati Keynan berdiri di hadapannya. Mata pria itu sedikit redup, napasnya tercium samar aroma alkohol.

"K-Kak Keynan? Ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini?" tanyanya, sedikit cemas.

"Bukankah sudah kukatakan untuk menjaga sikap, Axeline?"

Axeline mencoba duduk tegak, tapi Keynan masih berdiri di dekatnya, menatap dengan pandangan yang sulit ditebak.

"Kak, kau harus pulang. Aku akan mengantarmu," ucapnya lembut, mencoba meredakan situasi.Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Keynan mendorongnya hingga terlentang dan menindihnya. Tangan kekarnya mencekal tangan Axeline kesamping dan mencium bibirnya dengan rakus.

Axeline melebarkan kedua matanya. Dia mencoba melepaskan diri, tapi cengkeraman Keynan sangat kuat. "APA YANG KAU LAKUKAN, KAK?" teriak Axeline setelah ciuman mereka terlepas. Nafasnya memburu dengan mata yang menatap tajam Keynan.

Tapi, Keynan seolah kehilangan kendali. Dia mencekal kedua tangannya Axeline diatas kepala menggunakan satu tangan dan mengusap bibir gadis itu. "Kenapa kau berteriak, hm? Aku yakin kau juga menginginkan ini." Tanpa peringatan, Keynan kembali mencium Axeline. Kali ini lebih dalam dan menuntun, tanpa memberi celah untuk Axeline melawan, sehingga terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

1
+62 88
berapa episot lagi buat dia ga waras? 😒
Nar Sih
jdi laki,,yg tegas keynan jgn grgr ancaman dri agnes kmu jdi lembek ,
Miya Gelliant Troufella
sama-sama kak author. semangat lanjutt
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙨𝙠𝙞𝙥... 𝙠𝙧𝙣 𝙖𝙦 𝙜𝙠 𝙨𝙠... 𝙡𝙠𝙞 𝙡𝙤𝙣𝙜𝙤𝙧.... 𝙜𝙠 𝙠𝙚𝙟𝙖𝙢.... 𝙖𝙖 𝙮𝙜 𝙨𝙠
jaran goyang
𝙟𝙖𝙡𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙠𝙨𝙞
jaran goyang
𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙪 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙚𝙘𝙪𝙩
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙟𝙞𝙟𝙞𝙠 𝙡𝙞𝙖𝙩 𝙠𝙖𝙪... 𝙡𝙠𝙞 𝙡𝙚𝙢𝙤𝙩... 𝙜𝙠 𝙩𝙩𝙥 𝙨𝙢 𝙥𝙣𝙙𝙧𝙞𝙖𝙣
Fitri Yani
goblok lu Ken,cm karna vidio disebarkan kamu menyakiti hati perempuan blain, harusnya kamu cepetan jujur Ama orang tuamu biar si Agnes mati kutu misinya GX berhasil, ntar giliran axelin pergi jauh baru tahu rasa lo
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙨𝙠𝙞𝙥
Miya Gelliant Troufella
👍👍
Nar Sih
emang kmu itu pengecut keynan ,harus nya kmu jujur pada org tua mu juga org tua alin bukan marah,,ngk jls🤣🤣
+62 88
tingkat gila 10%
Nindyaputri Pangestika
pengecut
+62 88
😒 hoser
axm
ah percuma keynan ama agnes aja takut gak gentle ah ,siap2 menyesal aja keynan kl masih pengecut/Facepalm/
Nar Sih
semakin ngk ngerti dgn sikap keynan semakin ngk jls
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Dia itu, anu. Egois, Pengen enaknya sendiri /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
akhirnya xelin pergi eh ngak tau nya hamil ya kan..🤭🤭
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira: hahaha...boleh juga tu
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Kalau gagal, tinggal coba lagi/Facepalm/
total 4 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
pengen gigit keynan boleh ngak sih gerget banget aku tuh....
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Brakot aja, bunda/Determined/
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira: iya kan kk biar kapok dia ihh gerget nya aku
total 3 replies
+62 88
beneran al pengen keynan gila.. ☺️
+62 88: kaya ga ada ahlak 😭
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Gila, tapi kaya. Hmmm🤔🤔🤔
total 2 replies
Nar Sih
keseelllll🤣🤣dgn keynan yg nyebelin ...enk bnr mainin hti alin seperti pepatah udah manis sepah di buang ,dan lelaki yg seperti itu bagus nya di gantung saja /Sob/
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Eman, dia kaya, lho/Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!