NovelToon NovelToon
Menjerat Hati Perjaka Tua

Menjerat Hati Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rossy Dildara

Demi menuruti permintaan terakhir dari sang Ayah, Citra rela menikah dengan seorang pria matang berumur 35 tahun yang bernama Steven Prasetyo.

Dipaksa? Tentu tidak. Citra dengan ikhlas dan senang hati menerima pernikahan itu meski selisih mereka 16 tahun. Bahkan, dia sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengannya.

Namun, sebuah fakta mengejutkan saat Citra mengetahui sebuah rahasia tentang alasan Steven menikahinya. Mungkin itu juga sebabnya mengapa sikap Steven selalu dingin dan menjaga jarak selama ini.

Sesungguhnya dia kecewa, tetapi entah mengapa semangat untuk mendapatkan cinta dari pria dewasa itu tak pernah pudar. Malah makin membara. Citra bertekad akan membuat pria yang membuatnya berdebar setiap hari itu jatuh cinta padanya. Bila perlu sampai tergila-gila.

Akankah Citra berhasil menaklukkan hati Steven? Atau justru dia menyerah dan lebih memilih meninggalkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Dia Om Ganteng, suamiku

GPS yang terhubung pada ponselnya mengatakan jika gadis itu berada di restoran yang sama dengannya. Itulah sebabnya dia begitu panik sampai memutuskan untuk kabur ke toilet.

"Citra nggak boleh bertemu denganku saat bersama Mama. Ini berabe," gumam Steven.

Sementara itu di tempat yang sama. Apa yang dilihat pada ponsel Steven benar adanya. Saat ini Citra baru saja duduk bersama kedua temannya dan hendak memesan makanan. Bahkan meja mereka bersebelahan dengan mejanya Sindi.

Niatnya memang tadi ingin ke tempat karaoke, tetapi ngantrenya terlalu lama dan membuat mereka jenuh.

Tadi dia juga sempat pergi ke salon ingin mengganti warna rambutnya, namun pihak salon tak memperbolehkan sebab baru kemarin-kemarin dia baru mengecet rambut. Itu akan sangat merusak rambutnya nanti, dan pihak salon menyarankan untuk mewarnainya jika sudah 4 Minggu.

"Oh ya, Cit. Kok kamu tumben pakai perhiasan, sih?" Rosa meraih tangan Citra, lalu sedikit mengangkat ke arahnya. Dia suka sekali memperhatikan apa pun yang dipakai pada tubuh gadis itu, maka tak jarang jika dia selalu bertanya saat ada sesuatu yang baru dari Citra.

"Eh, ini seperti cincin nikah atau tunangan, ya? Cantik dan terlihat mahal," lanjut Lusi yang ikut memperhatikan. Sebuah cincin dengan berlian kecil di tengah melingkar dengan pas pada jari manis Citra. Dia sendiri tak menyangka jika ukurannya begitu pas bahkan sangat cocok untuknya.

"Ini memang cincin nikah," jawab Citra jujur.

Kedua temannya itu tampak melebarkan kedua bola matanya, namun tak berselang lama mereka terkekeh dan geleng-geleng kepala.

"Cincin nikah? Terus ngapain kamu beli, Cit?" tanya Rosa disertai nada ejekan. "Ada-ada saja."

"Ini bukan aku yang membelinya, tapi aku diberikan suamiku saat selesai ijab kabul."

"Lha, kamu halu, ya?" Lusi bergelak tawa dan kali ini lumayan nyaring. "Suami katamu? Orang kamu pacar saja nggak punya."

"Iya, nih. Citra aneh banget. Lagian kapan juga sih kamu nikahnya? Kok kami nggak diundang. Iya, nggak?" Lusi melayangkan pandangan pada Rosa, keduanya mengangguk dan tertawa.

"Nikahnya memang dadakan. Itu saat siangnya kita habis bertemu, lalu malamnya aku menikah."

"Terus, mana coba suamimu? Kasih unjuk foto pernikahanmu pada kita," pinta Rosa. Baik dia dan Lusi, mereka sama sekali tak ada yang percaya. Sebab terkadang Citra sendiri sering mengaku-ngaku menjadi istri atau pacar dari Oppa Korea dalam drama.

"Aku nggak sempat foto kemarin, karena bertepatan dengan Ayah meninggal. Tapi aku punya nomor hape suamiku. Aku akan video call dia sekarang." Citra langsung mengambil ponselnya di dalam tas, lalu mencoba menelepon Steven dengan sambungan via video call. Kedua temannya itu langsung menatap nama pada layar ponsel Citra, dan kembali mereka terkekeh.

"Apa ini, Cit? Kok nomor suamimu kamu beri nama 'Om Ganteng'? Apa kamu menikah dengan Om-om?" tanya Rosa penasaran, dia sampai menggeser kursinya hingga menempel pada kursi Citra demi ingin melihat wajah suami temannya.

"Iya, dia memang sudah Om-om. Tapi wajahnya seperti Oppa Korea, dia sangat ganteng dan ada lesung pipinya," jawab Citra dengan bangga. Kedua pipinya langsung merona.

"Ah masa sih, Cit? Aku jadi penasaran," lanjut Lusi. Awalnya mereka memang tak percaya, tetapi lama-lama penasaran juga.

Tetapi sayangnya panggilan itu tak dijawab sama sekali, padahal nomornya tersambung.

"Sepertinya Om Ganteng sedang sibuk, Guys. Lebih baik kita ...." Citra mengangkat wajahnya ke arah depan, seketika matanya membulat kala melihat seorang pria yang tengah berjalan dari kejauhan tampak terkejut menatapnya dengan mata yang juga membulat. "Om Ganteng!" teriak Citra.

Ya, dia melihat Steven. Teriakan Citra mampu membuat kedua temannya ikut mengangkat wajah. Juga dengan Sindi dan Fira, tetapi kedua perempuan itu melihat ke arahnya.

Melihat Steven berbalik badan dan berlari dengan kencang seolah menghindarinya, Citra pun segera berdiri lalu berlari mengejarnya.

Langkah Citra berhenti tepat di depan dua pintu toilet yakni toilet pria dan wanita. Tetapi sayangnya pria tampan itu sudah tak ada, menghilang begitu saja.

"Di mana Om Ganteng? Kok dia nggak ada?" Citra menoleh ke kanan dan kiri. Tetapi matanya langsung tertuju pada pintu toilet pria. "Apa mungkin Om Ganteng ada di dalam toilet? Tapi kenapa dia pergi saat melihatku, ya?"

Lengan kanan Citra terangkat, dia hendak mengetuk pintu toilet itu namun seketika tak jadi lantaran kedua temannya datang.

"Citra, kamu sedang apa?" tanya Lusi.

"Tadi kok kamu teriak Om Ganteng? Apa kamu melihat suamimu?" tanya Rosa. Mereka berdua tadi sempat melihat ke arah Steven, tetapi sayangnya pria itu sudah keburu berbalik badan.

"Iya, tadi aku melihat dia. Tapi orangnya lari ke sini."

"Masa dia lari, sih?" tanya Lusi dengan kening yang berkerut. "Kan kamu istrinya, masa dia lari saat bertemu denganmu?"

"Apa mungkin kamu salah orang kali?" tebak Rosa.

Citra menggeleng. "Nggak kok, aku yakin dia Om Ganteng suamiku."

Ting~

Terdengar bunyi notifikasi chat masuk pada ponsel Citra, segera dia pun membuka isi pesan yang ternyata dari Steven.

[Citra, kamu ada di mana? Ayok makan siang bersamaku. Aku ada di jalan ke arah apartemen.]

'Dijalan? Kok bisa? Bukannya tadi Om Ganteng ada disini?' Citra membatin keheranan. Dia sangat yakin jika tadi adalah Steven, tetapi untuk memastikannya lebih baik dia kembali menghubunginya.

Namun sayangnya, telepon itu tak kunjung diangkat sampai temannya menepuk pundak kirinya.

"Kamu kenapa, Cit? Ayok balik ke meja. Mungkin pesanan kita sudah sampai dan nanti keburu dingin," ajak Rosa seraya menarik lengan Citra. Sejujurnya masih berat meninggalkan toilet karena penasaran. Tetapi pada akhirnya dengan berat hati dia meninggalkannya.

Setelah langkah kaki Citra sudah tak terdengar dari telinga Steven yang tengah menempel pada pintu toilet, akhirnya pria itu bisa bernapas lega.

Namun, tidak bisa semudah itu dia keluar begitu saja. Apalagi jika nanti bertemu dengan Citra bertepatan saat dia bersama Sindi.

Apa yang akan dia katakan nanti? Tidak mungkin dia jujur. Steven mempunyai alasan tersendiri mengapa dia menutup rapat pernikahannya dengan Citra, hanya cukup keluarga Citra saja yang tahu. Tidak dengan keluarganya.

"Semoga saja Citra menurut padaku untuk pulang. Aku nggak bisa lama-lama terus berada di toilet. Nanti Mama curiga," gumam Steven. Kakinya bahkan sudah kesemutan lantaran berdiri terus.

Tiba-tiba terdengar suara ponselnya berdering. Ternyata dari Sindi dan itu membuat Steven makin gusar tak karuan.

"Steven? Kenapa kamu lama sekali ke toilet? Steak kamu keburu dingin itu," ucap Sindi dengan suara lantang. Tampaknya dia seperti marah.

"Aku sakit perut, Ma. Mama makan berdua saja dengan Fira, ya?" pinta Steven beralasan.

"Ah kamu ini." Sindi mendengus kesal lalu telepon itu langsung dimatikan begitu saja.

Hampir sudah sepuluh menit semenjak kepergian Citra dan teman-temannya. Dan akhirnya Steven mempunyai tekad untuk keluar dari toilet sambil membenarkan jas. Semoga saja dia tak akan mengalami kejadian seperti tadi lagi.

'Bismillah ....' Steven berjalan pelan menuju mejanya lagi sambil menoleh ke kanan dan kiri, mencari-cari keberadaan Citra.

1
Dedeh Herawati
mampir ach
Ariyani Ariyani
aku sllu like cuman jarang koment dd othor🙏💪💪💪
visi Sembiring
thor apa anak nissa dan tian bknnya diculik ya sama aulia ms mrk ga sadar juga?
IG: @rossy_dildara: Rahasia kak, nanti terungkap pas mereka dibuat judul baru🤭
total 1 replies
Nayosha
waah udh normal si Stev ternyata
Nayosha
hahaha pisang anaknya ternyataaaa...ngakak dech
Nayosha
mau liat CCTV ya
Nayosha
ih PD banget ya Fira
Nayosha
bener jgn di kasih izin Bu...tuman tuh si Fira...emang ga tau diri
Nayosha
beresin dulu SM Aulia nya Om...supaya aman
Ariyani Ariyani
ko tidak ada ya? mohon infonya 🙏🙏🙏
IG: @rossy_dildara: udah aku pindahin ke aplikasi GN' Kak
total 1 replies
Nayosha
enak aja Lo Fir mau rujuk sm Tian...halu dia
Nayosha
dasar Steven buka puasa nya langsung goyangin Citra kayanya
Nayosha
Fira ya
Nayosha
bagus dech ada kemajuan....tp abis di pukuli Tian jadi ngga Inget...ada yah am esia gitu...ada yg muncul Inget ada yg lupa LG sebagian
Nayosha
amnesia nya udh maju dikit kedepan kayanya ...udh Inget Citra waktu di culik si kumis Lelel soalnya
Nayosha
hahahaha. bagus jg KL di dunia nyata ada Burung seperti Kevin....buat ngasih pelajaran pelakor/Facepalm/
Nayosha
duel
Nayosha
Bikin Stev kelabakan aja LG Cit...ngumpet dl sm si kembar di rumah Om Tian...bisa di liat reaksi Steven gimana
Nayosha
Citra tau tuh Stev chatingan sm si Imel
Nayosha
tuh kan mana tahan Stev ga akan bisa lah....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!