Bukan Inginku

Pagi ini Reza sudah di ijinkan pulang, Reza hanya di pinta untuk istirahat satu malam saja karena melihat anggota tubuhnya yang kelelahan. Sekarang dia sudah bersiap keluar dari rumah sakit dengan Bagas di sampingnya

“ tuan Gunawan menyuruh mu pulang ke rumah “ ucap Bagas

“ antar saka aku ke apartemen “ ucap Reza

“ tapi “ ucapan Bagas terpotong

“ aku Cuma tidak mau melihat mama khawatir “ Kata Reza, lalu masuk ke dalam mobil

“ baiklah “ Bagas lalu memutar dan masuk ke dalam mobil

Sepanjang perjalanan Reza memikirkan siapa orang di balik penyerangan ini

“ apa kamu sudah menyelidikinya “ tanya Reza dengan tatapan yang masih melihat pemandangan kota yang padat

“ aku sedang mencari tahu “ jelas Bagas

“ apa dia orang yang sama dengan penyerangan ku di luar kota “ tanya Reza

“ maybe “Bagas kembali fokus pada setirnya

Rendi yang di beritahu kalau Reza terluka dan pulang hari ini langsung bersiap untuk menuju apartemen Reza. Dia tahu Reza pasti akan pulang ke sini agar tidak membuat sang mama khawatir

Dua puluh menit kemudian mobil Bagas sampai di apartemen, lalu keluar membukakan pintu untuk Reza. Mereka berdua berjalan dan melihat Rendi ada di tuang tunggu

“ bagaimana keadaan kamu bro “ melihat keadaan Reza yang terlihat ada memar di wajah dan perban di lengan atas

“ seperti yang kamu lihat, ayo ke atas “ ajak Reza

Mereka semu menuju lantai dimana Reza tinggal

Ting..

Pintu lift terbuka, Reza dan temannya segera masuk ke dalam unit apartemen Reza

“ mau minum apa ?” tanya Reza

“ kamu di sini saja. Biar aku ambilkan “ Bagas berjalan menuju dapur indra dan membuka lemari pendingin milik Reza

Bagas membuat tiga jus jeruk untuk mereka, dengan tambahan es batu supaya terasa segar

Trak..

Suara gelas yang beradu dengan meja kaca saat Bagas menyajikannya

“ ini minumannya “ ucap Bagas

“ Kamu sudah tau orang yang menyerangnya.?” Tanya Rendi

Reza menggelengkan kepalanya dan berkata

“ sedang kami selidiki “ ucap Reza

“ Aku masih kagum dengan Hana, dia berani menolong mu tanpa memikirkan akibatnya “ ucap Bagas tiba-tiba

“ Hana? Hana siapa? “ kata Rendi bingung

“ itu loh, Hana yang dulu pernah kita temui di pantai “ jelas Bagas mengingatkan Rendi

“ oh ya aku ingat, cewek manis yang menabrak kamu kan Za. Ya kan??” ucap Rendi setelah mengingatnya

“ hmm..” jawab Reza hanya bergumam

“ pantas sih, dia memang terlihat seperti wanita kuat. Aku rasa wanita seperti itu cocok dengan mu Za “ ucap Rendi, Reza hanya mengerutkan alisnya

“ ih,, mana ada. Dia tuh lebih cocok denganku “ tukas Bagas

“ Apa maksudmu ? “ tanya Reza pada Rendi

“ kamu butuh wanita seperti dia Za, banyak sekali wanita yang akan datang menginginkan mu. Kalau kamu bersama dia, dia pasti bisa mengatasi wanita – wanita ulat bulu itu “ Rendi menjelaskan

“ tapi aku tidak tertarik “ jawab Reza kemudian Reza pergi menuju kamarnya

“ hey,, mau kemana” teriak Bagas

“ ke kamar sebentar “ jawab Reza tanpa membalikkan badan

“ lihat lah, dia memang seperti itu jika membicarakan masalah pendamping” ucap bagas setelah melihat Reza masuk ke dalam kamar

“ mungkin dia masih menaruh hati pada wanita yang menghilang bersamaan dengan kejadian kejadian Maharani dulu “ pendapat Rendi bijak

“ tapi mau sampai kapan ?” Tanya Bagas lalu menyenderkan punggungnya ke sofa

Tak lama Reza keluar kembali dari kamarnya dan membawa sebuah tablet di tangannya.

Dia memberikan tablet itu pada Bagas dan Indra

“ Baca “ titahnya pada Bagas dan Rendi

Mereka membaca informasi yang di berada di tablet Reza, dan itu sangat detail. Di banding informasi yang Rendi dapatkan

“ Waw.. sekarang dimana tuan Agung Wiguna berada??” tanya Bagas setelah melihat informasi tersebut

“ apa dia masih hidup “ tanya Rendi ikut penasaran

“ entah lah” Reza mengedikkan bahunya

“ kabar terakhir yang aku dapat, mobil Rania terjatuh ke jurang dekat pantai. Tapi Rania tidak di temukan “ ucap Reza lalu menghela napas panjang

“ semakin rumit saja “ bagas sambil menggaruk kening

“ bagaimana rencana kita selanjutnya, mencari orang yang bernama Agung Wiguna atau fokus pada Rania saja “ tanya Rendi

“ aku rasa kita harus libatkan om Gunawan Za. Pasalnya kejadian ini di mulai dari penembakkan itu kan “ saran Bagas

“ siapa tahu dia mengetahui sesuatu. Aku yakin om Gunawan tidak mungkin tinggal diam selama ini setelah apa yang terjadi pada keluarganya “ ucap Bagas kembali

“ aku rasa tidak ada salahnya kita bertanya tentang informasi orang tadi pada om Gunawan “ Rendi setuju apa yang di katakan Bagas

Reza mulai memikirkan saran yang telah diberikan Bagas dan Rendi

“ baiklah, nanti aku tanyakan “ ucap Reza sambil mengangguk setuju

" ngomong- ngomong kenapa wajah mu begitu kusut bro " tanya Rendi pada Bagas

" paling juga masalah perempuan " ledek Reza

" hey bro sejak kapan kamu memikirkan perempuan. Bukannya masih ada cadangannya" ucap Rendi

" yang ini beda bro, menantang " jawab Bagas sambil mengangkat satu alisnya

" hah,, sama saja " ucap Rendi

" dari pada kalian masih sendiri saja. Hidup itu harus di nikmati kawan" ucap Bagas kemudian meminum jus buatannya

Reza dan Rendi hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkat temannya yang bangga dengan mempunyai banyak kekasih

Sementara seorang lelaki paruh baya sedang mengamuk,,

***Brak..brakk..brak***..

bunyi lemparan tersengan dari ruang kerjanya, rencana yang dia susun untuk menghabisi Reza ternyata gagal total

" sial " melempar apa saja yang di depannya

" kenapa susah sekali menghancurkan keluarga Gunawan " dia menjambak rambutnya dengan prustasi

" aku tidak boleh tinggal diam, dia harus merasakan apa saudaraku rasakan " ucapnya sambil bibir menyeringai

Pria paruh baya ini adalah Fadli, adik Bagus wiguna dari sang ayah. Usianya terpaut dua tahun dari Bagus. Karena sang ayah berselingkuh dengan ibunya Fadli

Meskipun beda ibu mereka sering bertemu ketika sudah menginjak sekolah menengah atas. Kebetulan Fadli menjadi adik kelas di sekolahnya

Bagus tidak membedakan antara Fadli dan Agung. mereka sering bermain bersama. Apalagi saat sang ayah bagus meninggal, Fadli sering kali menginap di rumah Arya Wiguna

Arya wiguna memperlakukan Fadli seperti anak sendiri. Dia tak segan memberikan sesuatu kepadanya sama seperti dengan apa yang di berikan Arya kepada anaknya

Tapi berbeda dengan ibu dari Bagus, dia tidak suka dengan keberadaan Fadli. Sebab dengan munculnya mereka. Rumah tangga dengan ayahnya Bagus jadi berantakan.

Untung dia bertemu dengan Arya Wiguna yang dengan rela menerima keadaanya bersama Bagus.

Mereka di tinggalkan oleh ayah Bagus setelah kelahiran Fadli. Maka dari itu ada rasa kesal setiap melihat Fadli

***Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys***,,

***dengan cara vote dan komen. maaf kalau belum sesuai dengan keinginan kalian***.

***Ikutin terus kelanjutan novel ini***

***terima kasih🙏🙏🙏***