NovelToon NovelToon
SECRETS

SECRETS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia / Trauma masa lalu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Sam Lee

Irene, seorang gadis cantik yang gampang disukai pria manapun, tak sengaja bertemu Axelle, pria sederhana yang cukup dihindari orang-orang, entah karna apa. Sikapnya yang dingin dan tak tersentuh, membuat Irene tak bisa menahan diri untuk tak mendekatinya.

Axelle yang tak pernah didekati siapapun, langsung memiliki pikiran bahwa gadis ini memiliki tujuan tertentu, seperti mempermainkannya. Axelle berusaha untuk menghindarinya jika bertemu, menjauhinya seolah dia serangga, mendorongnya menjauh seolah dia orang jahat. Namun anehnya, gadis ini tak sekalipun marah. Dia terus mendekat, seolah tak ada yang bisa didekati selain dirinya.

Akankah Irene berhasil meluluhkan Axelle? Atau malah Axelle yang berhasil mengusir Irene untuk menjauh darinya? Atau bahkan keduanya memutuskan untuk melakukannya bersama setelah apa yang mereka lalui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kidnapping

"Axelle, pelan-pelan, tangan gw sakit!!" Rengek Irene, tapi Axelle tak menghentikan langkahnya. "Axelle, gw mohon!!' Ujar gadis itu lagi, tapi sepertinya Axelle tak mendengarnya. "Axelle!!" Teriaknya, tak tahan.

Axelle terlihat kaget, lalu menoleh. "A-ada apa?"

"Tangan gw sakit, lepasin!!" Ujar Irene, nada bicara gadis itu melunak kala melihat mata Axelle memerah. "Ada apa? Kenapa loe gak mau ketemu bokap loe? Ada yang terjadi?"

"Gak ada, kita harus segera pergi dari sini. Gw harus nyari tempat aman buat loe, kita hampir kehabisan waktu."

"Maksud loe apa, sih?"

"Loe sadar gak sih, akhir-akhir ini mereka diem. Gw gak mau kecolongan lagi, kita harus pergi."

"Loe mau lari lagi?"

"Untuk sekarang, karna gw perlu ngelindungin loe."

"Sampe kapan, Al? Sampe kapan loe kayak gini terus? Loe gak mikirin gw yang cape lari terus bareng loe?"

"Terus mau loe gimana? Loe cewek, gak ada yang bisa loe lakuin sekarang. Gw harus lindungin loe, gimanapun caranya. Setelah itu baru gw bisa..."

"Loe gak bisa ngadepin mereka sendirian, Al. Loe harus minta bantuan yang lain, mereka mungkin berbahaya."

"Mereka cuman pengen gw sama mereka, itu gak masalah. Gw cuman gak mau ada yang terlibat sama gw, selama gw sama mereka. Loe harus balik ke Stuart, loe gak bisa disini terus. Ayo, gw antar loe ke Stuart."

"Terus apa? Loe mau gw sama Stuart setelah apa yang terjadi? Loe bahkan lebih percaya orang lain dibanding bokap loe sendiri, gw khawatir sama sikap loe ini."

"Gak usah sok tau, loe gak tau apa yang terjadi antara gw sama bokap gw." Ujar Axelle, kesal. "Naik, gw anter loe kesana."

"Gak mau, gw gak mau lari bareng loe lagi." Ujar Irene, keras kepala. "Gw capek, gw mau disini aja bareng bokap loe."

"Loe pikir, dia bakal mau lindungin loe? Dia aja berkhianat sama nyokap gw, gimana dia bisa ngelindungin loe?"

"Gw bisa jaga diri gw sendiri, tenang aja. Gw gak butuh loe, gw juga bisa ngadepin masalah gw sendiri." Ujar Irene, kesal.

"Terserah loe, yang jelas gw gak bertanggung jawab kalo loe bernasib sama kayak Bryan. Gw pergi, bye!!" Ujar Axelle, pria itu menyalakan motornya dan benar-benar meninggalkan Irene disana.

Irene terdiam, ia menghela nafas kesal. "Loe egois, tau gak? Ok, gw juga bisa pergi dari sini, tanpa bantuan loe!!" Ujar Irene, sebal.

Irene berjalan menuju halte terdekat, beruntungnya ia berada di kawasan perumahan elit, menemukan halte tidaklah susah. Tapi sayangnya, Irene tak memiliki sepeserpun uang, ponselnya juga berada dalam tas yang tak ia temukan di rumah itu.

"Ah, bagaimana cara aku pulang?"

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan Irene, membuat Irene kaget. Beberapa orang keluar dari sana, termasuk pria yang Irene kenal.

"Hai, Bae Joohyun, kita bertemu lagi."

"Ka-kau..."

***

Axelle menghela nafas kesal, ia benar-benar tak habis pikir dengan gadis itu. Bagaimana bisa ia bersikap seperti itu di saat nyawa adalah taruhannya? Sepertinya Axelle salah menilai gadis yang sebenarnya pendiam itu, Axelle benar-benar tak menyangka gadis itu cukup pemberani dan nekad karna ingin ditinggalkan di tempat seperti itu.

Axelle menghentikan motornya, sesaat ia teringat bahwa Irene tak memiliki apapun untuk bisa pulang ke rumahnya. Axelle melihat ke belakang, ia memutar matanya. Apa sebaiknya ia mengalah dan menjemput gadis itu? Atau tetap pada pendiriannya karna gadis itu sangat menyusahkan? Atau memilih untuk pergi tanpa memikirkan keselamatannya lagi?

Tapi gadis itu sudah terlibat dalam urusannya, ia tak bisa ditinggalkan begitu saja. Axelle benar-benar tak bisa meninggalkan Irene, gadis itu bisa saja dalam bahaya setiap saat. Axelle menghela nafas pelan, apa yang harus ia lakukan sekarang?

Axelle akhirnya memutuskan untuk putar arah, pria itu ingin menjemput Irene. Bukan karna ia membutuhkan gadis itu, tapi karna gadis itu tak bisa ia biarkan sendirian. Kalau saja bukan karna itu, Axelle takkan pernah mau berhubungan dengan gadis menyebalkan itu. Axelle juga tak mau berhubungan dengan gadis manapun, mereka terlalu lemah untuk ia bawa. Irene aja beberapa kali hampir membuatnya khawatir, apalagi gadis lain yang lebih lemah darinya. Ah, kenapa Axelle tak bisa berhenti memikirkan Irene?

Deg!!

Axelle terdiam, saat ia tak menemukan Irene yang tadi berdiri di sana. Axelle juga tak menemukan Irene di halte bus tadi, ia juga tak menemukan Irene di jalanan tadi. Harusnya kalau Irene ingin pergi, Irene akan berada di jalanan itu. Mungkinkah Irene kembali ke rumah ayahnya?

Ha, pikiran macam apa itu? Gengsi Irene cukup besar untuk kembali kesana, paling tidak dia akan jalan kaki untuk sampai ke rumahnya. Dia orang yang nekad, Axelle tau persis seperti apa gadis itu.

Axelle turun dari motornya, lalu menatap sekelilingnya. Ia mencari Irene sambil berjalan kembali ke rumah itu, walau sebenarnya enggan. Axelle menghela nafas, saat ia berada di depan rumah itu lagi. Harus ia akui, rumah ini begitu dirindukannya. Rumah yang memiliki kenangan indah bersama sang ibu, sekaligus kenangan terburuk karna harus kehilangan ibunya di saat ia masih sangat muda. Kalau saja pelakunya bukan sang ayah, Axelle mungkin masih bisa tinggal di sana.

Axelle menghalau pikiran-pikiran aneh itu, ia harus fokus mencari Irene. Gadis itu harus ia temukan untuk ia bawa pulang, kalau tidak, ia takkan bisa memaafkan dirinya sendiri kalau Irene dalam bahaya.

Axelle menghela nafas sekali lagi, sebelum pria itu masuk ke dalam rumah yang menjadi saksi bisu masa kecilnya itu. Semua orang tampak kaget melihatnya kembali, tapi Axelle tak peduli akan hal itu.

"Tn. Kang, di mana Irene?" Tanya Axelle, sesaat setelah ia melihat ayahnya itu berjalan keluar dari ruang makan tadi.

"Bukankah dia bersamamu?" Tanya balik Tn. Kang, membuat Axelle tersenyum sinis.

"Jangan sembunyikan dia hanya untuk bertemu denganku, sekarang di mana dia?"

"Papa benar-benar tak tau, Al, Papa kira dia bersamamu." Jawab Tn. Kang, kaget.

"Anda tak berbohong?"

Axelle menatap ayahnya, sepertinya dia benar-benar tak tau apa-apa. Lalu, Irene di mana? Dia... Gak mungkin, gak mungkin mereka menemukannya disini.

"Axelle, apa yang terjadi?"

Tiba-tiba ponsel pria itu berbunyi, ada panggilan dari John. Ia menerimanya, lalu terdiam sesaat. "Gw kesana bentar lagi, tungguin gw!!"

Tanpa pikir panjang, Axelle segera berlari dari sana, lagi-lagi meninggalkan Tn. Kang sendiri.

"Tolong ikuti dia, bawa bantuan kalau dibutuhkan."

"Baik, Tuan."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!