Zhang Wei akhirnya memulai petualangannya di Benua Tengah, tanah asing yang penuh misteri dan kekuatan tak terduga. Tanpa sekutu dan tanpa petunjuk, ia harus bertahan di lingkungan yang lebih berbahaya dari sebelumnya.
Dengan tekad membara untuk membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan, Zhang Wei harus menghadapi musuh-musuh yang jauh lebih kuat, mengungkap rahasia yang tersembunyi di benua ini, dan melewati berbagai ujian hidup dan mati.
Di tempat di mana hukum rimba adalah segalanya, hanya mereka yang benar-benar kuat yang bisa bertahan. Akankah Zhang Wei mampu menaklukkan Benua Tengah dan mencapai puncak dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menaklukkan Lembah Kabut Hitam
Kabut hitam pekat menyelimuti setiap sudut lembah ini, seakan memiliki nyawa sendiri. Udara dipenuhi aroma lembab dan samar-samar tercium bau logam, mungkin darah dari mereka yang pernah mencoba menantang tempat ini dan gagal. Zhang Wei berdiri di atas batu besar, matanya menelusuri pemandangan suram di depannya.
"Tempat ini masih sama seperti yang kuingat," suara Lian Xuhuan bergema dalam pikirannya, terdengar sedikit nostalgia.
Zhang Wei mengangguk pelan. Dengan gambaran yang diberikan oleh masternya, ia bisa memperkirakan bahaya yang menantinya. Lembah Kabut Hitam bukan sekadar zona terlarang biasa. Tempat ini memiliki sejarah panjang, bahkan jauh sebelum para sekte besar menguasai wilayah barat.
"Di balik kabut ini, ada sesuatu yang membuatnya tetap bertahan selama ribuan tahun," ujar Zhang Wei sambil mengamati bagaimana kabut seakan bergerak mengikuti setiap langkahnya.
"Inti kabutnya berasal dari formasi kuno. Tidak ada catatan tentang siapa yang menciptakannya, tapi yang jelas, hanya sedikit yang pernah masuk dan keluar hidup-hidup."
Zhang Wei tersenyum tipis. "Lalu, apakah aku akan menjadi pengecualian?"
Lian Xuhuan tertawa pelan. "Tentu saja. Dengan kekuatanmu sekarang, asalkan kau tidak bertindak gegabah, tidak ada yang bisa menghentikanmu."
Zhang Wei melangkah maju, membiarkan kabut menelan sosoknya. Begitu tubuhnya sepenuhnya masuk ke dalam kabut, suara dari dunia luar langsung menghilang. Sunyi. Bahkan detak jantungnya sendiri terasa lebih lambat.
Ia segera mengaktifkan kekuatan spiritualnya, membentuk lapisan pelindung di sekitar tubuhnya. Meskipun kabut ini tampaknya tidak berbahaya, Zhang Wei tahu lebih baik daripada percaya pada penampilannya yang menipu.
Setelah berjalan beberapa saat, ia mulai menyadari sesuatu. Setiap langkah yang diambilnya membawa perubahan pada lingkungan di sekitarnya. Tanah yang semula keras kini berubah menjadi lumpur. Udara yang dingin menjadi panas seperti terbakar. Dan yang paling aneh, bayangan hitam mulai bergerak di dalam kabut.
"Mereka sudah menyadari keberadaanmu," ujar Lian Xuhuan.
Zhang Wei berhenti. "Siapa mereka?"
"Para penjaga kabut. Mereka bukan makhluk hidup, tetapi roh yang terperangkap di sini selama ribuan tahun. Jika kau ingin mencapai pusat lembah, kau harus melewati mereka."
Zhang Wei menarik napas dalam-dalam. Seketika, bayangan-bayangan itu mulai mendekat. Wujud mereka samar, seolah terbuat dari kabut itu sendiri. Namun, begitu satu dari mereka muncul sepenuhnya, Zhang Wei bisa melihatnya dengan jelas.
Sebuah sosok humanoid tanpa wajah, dengan tangan panjang yang menyerupai cakar. Energinya terasa seperti kematian itu sendiri.
Tanpa membuang waktu, makhluk itu menerjang dengan kecepatan luar biasa. Zhang Wei mengangkat pedangnya, menangkis serangan pertama. Benturan itu menghasilkan suara mendesis, seakan kabut di sekelilingnya ikut merasakan dampaknya.
Makhluk itu mundur, tetapi tidak sendiri. Dari dalam kabut, lebih banyak sosok bermunculan. Puluhan, bahkan mungkin ratusan. Mereka semua bergerak serempak, mengelilingi Zhang Wei.
Zhang Wei menyipitkan mata. "Sepertinya ini akan memakan sedikit waktu."
Lian Xuhuan tertawa kecil. "Aku penasaran, bisakah kau mengalahkan mereka semua sebelum kabut ini benar-benar menelanimu?"
Zhang Wei hanya tersenyum. Lalu, ia bergerak.
Dalam sekejap, pedang abu-abu gelapnya berkelebat. Setiap tebasan menghasilkan gelombang energi yang merobek kabut dan menghancurkan makhluk-makhluk tanpa wajah itu. Namun, mereka terus bangkit, seakan tidak bisa benar-benar mati.
"Ini bukan pertempuran yang bisa kau menangkan hanya dengan menyerang," kata Lian Xuhuan.
Zhang Wei mengernyit. "Jadi, bagaimana cara mengalahkan mereka?"
"Mereka bukanlah musuh yang memiliki tubuh fisik. Kau harus menghancurkan akar dari keberadaan mereka—sumber energi yang membuat mereka tetap ada."
Zhang Wei berhenti sejenak, lalu menutup matanya.
Dalam kegelapan kabut, ia mulai merasakan aliran energi yang tidak terlihat sebelumnya. Di kejauhan, jauh di dalam lembah, ada sesuatu yang berdenyut perlahan, seperti jantung yang sedang berdetak.
"Di sana," gumamnya.
Tanpa ragu, ia melesat menuju sumber energi itu. Makhluk-makhluk kabut mencoba menghalanginya, tetapi kali ini Zhang Wei tidak memperlambat langkahnya. Ia mengabaikan mereka, membiarkan mereka meleset saat mencoba menangkapnya.
Beberapa saat kemudian, ia sampai di sebuah altar batu yang tertutup lapisan kabut tebal. Di atasnya, terdapat bola energi berwarna hitam pekat, memancarkan aura yang begitu kuat.
"Jadi ini intinya..."
Zhang Wei mengangkat pedangnya. Dengan satu ayunan penuh kekuatan, ia menebas bola energi itu.
Teriakan melengking menggema di seluruh lembah. Kabut mulai bergejolak, seperti ombak yang dipukul badai. Makhluk-makhluk tanpa wajah itu berhenti bergerak, tubuh mereka mulai larut ke dalam udara.
Dalam hitungan detik, semua yang ada di sekitar Zhang Wei menghilang. Yang tersisa hanyalah dirinya, berdiri di atas altar yang kini kosong.
Lian Xuhuan tertawa puas. "Bagus. Sekarang, mari kita lihat apa yang tersembunyi di balik tempat ini."
***
Jiang Taishang berdiri di aula utama sebuah paviliun yang berada dalam lingkungan pagoda api emas di Kota Xiquan. Tangannya terkepal erat, menahan gejolak emosi yang hampir meledak. Sorot matanya yang tajam menatap Li Hui, pria setengah baya yang kini berdiri dengan ekspresi penuh kecemasan di hadapannya.
"Li Hui," suara Jiang Taishang rendah, namun mengandung tekanan yang begitu besar. "Kau menyuruhku datang ke sini dengan pesan yang begitu mendesak. Aku meninggalkan urusan penting demi menemui pemuda itu. Dan sekarang kau mengatakan dia tidak ada?"
Li Hui menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya. "Presiden Jiang, saya juga tidak menyangka hal ini terjadi. Informasi saya mengatakan dia masih di Kota Xiquan, tetapi—"
Jiang Taishang melangkah maju, auranya yang mengerikan langsung memenuhi ruangan. "Tetapi apa?! Apa yang kau maksud dengan informasi? Apakah kau hanya menebak-nebak?!"
Dinding paviliun bergetar, udara di sekitarnya terasa seakan ditarik paksa oleh tekanan energi yang dilepaskan Jiang Taishang. Beberapa pelayan yang berada di luar ruangan langsung berlutut ketakutan, tidak berani mendekat.
"Saya… saya sudah mengerahkan orang-orang saya untuk mencari keberadaannya!" Li Hui buru-buru menjelaskan, tubuhnya sedikit gemetar di bawah tekanan yang begitu besar.
Jiang Taishang menghela napas panjang, berusaha menekan amarahnya yang hampir meluap sepenuhnya. "Kau tidak mengerti, Li Hui. Waktuku sangat berharga. Jika pemuda itu tidak ada di sini, maka pertemuan ini sia-sia."
Li Hui menggigit bibirnya. "Tapi… dia pasti akan kembali! Dia bukan orang biasa, dan saya yakin dia akan muncul dalam waktu dekat!"
Jiang Taishang mempersempit matanya. "Lebih baik kau memastikan itu. Jika tidak, maka aku tak akan segan-segan meminta ganti rugi atas waktuku yang terbuang."
Li Hui merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ia hanya bisa berharap Bai Chen benar-benar akan segera kembali, sebelum Jiang Taishang kehilangan kesabarannya sepenuhnya.
up
up
up
up
up
ditunggu story line berikutnya.
Bravo!
Muantebz