Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Andreas yang bernasib menyedihkan selama bersama keluarganya sendiri.
Setelah ibunya dan kakak pertamanya membawanya pulang ke rumahnya, alih-alih mendapat kasih sayang dari keluarganya, malah dia mendapat hinaan serta penindasan dari mereka.
Malah yang mendapat kasih sayang sepenuhnya adalah kakak angkatnya.
Akhir dari penindasan mereka berujung pada kematiannya yang tragis akibat diracun oleh kakak angkatnya.
Namun ternyata dia mempunyai kesempatan kedua untuk hidup. Maka dengan kehidupan keduanya itu dia gunakan sebaik-baiknya untuk balas dendam terhadap orang-orang yang menindasnya.
Nah, bagaimanakah kisah selengkapnya tentang kisah pemuda yang tertindas?
Silahkan ikuti terus novel PEMBALASAN PUTRA KANDUNG YANG TERTINDAS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PPKYT 013. Jazlyne Semakin Terpesona
Betapa girangnya hati Nyonya Monika mengetahui bahwa Andreas telah berada di kediaman keluarga Robert. Maka pagi ini dia menyuruh para maid tukang masak untuk memasak yang lezat, seolah untuk menyambut kedatangan Andreas.
Sudah lima atau enam hari baru lagi Andreas atau Andre datang ke rumah ini, namun Nyonya Monika merasa kalau Andre baru saja pergi dalam waktu yang begitu lama.
Maka tidak heran jika wanita paruh baya yang masih tampak cantik itu amat senang dibuatnya. Dia amat menyayangi Andre, tapi bukan berarti dia tidak menyayangi anak-anak kandungnya sendiri.
Bukan tanpa alasan dan bukan suatu hal yang berlebihan Nyonya Monika menyayangi seorang Andre yang kini berada di dalam jasad Andreas, sebagaimana dia menyayangi anak-anaknya.
Dia mengetahui lika-liku kehidupan seorang Andreas yang begitu menyedihkan. Mengetahui betapa keluarga kandung Andreas tidak memberikan kasih sayang yang layak kepada seorang Andreas.
Mengingat itu, betapa hati Nyonya Monika amat bersedih sekaligus prihatin.
Makanya, di kediaman keluarga Robert ini dia akan memberikan kasih sayang yang layak kepada Andreas. Menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri, menjadikan Andreas bagian dari keluarga Robert.
Bahkan dia amat berharap Andreas mau menjadi anaknya.
Sementara itu, suasana di pagi ini sepertinya begitu hangat penuh aroma bahagia. Mungkin karena kehadiran Andreas yang seperti membawa berkah di rumah yang asri itu.
Saat ini mereka semua; Pak Darian Robert, Nyonya Monika, Julian, Cornelia, Jazlyne, serta tentunya Andreas tengah berada di ruangan makan, tengah menikmati sarapan pagi dengan nikmat dan damai.
"Kamu harus makan yang banyak, sayang," celoteh Nyonya Monika sambil mengambilkan makanan buat Andre. "Tante khusus masak yang enak-enak pagi ini buat menyambut kedatanganmu kembali di rumah ini...."
"Jangan berlebihan begitu, Tante," kata Andre menanggapi. "Baru lima hari aku nggak ke sini, bukan berbulan-bulan. Biasa aja lah...."
"Ndre, baru lima hari aja kamu nggak ke sini mama udah berbuat lebay kayak gitu," kata Julian seperti menggerutu seraya menyiapkan makannya sendiri. "Gimana kalau kamu beneran nggak ke sini berbulan-bulan....?"
"Hush! Kamu jangan ngomong sembarangan gitu, Lian!" tegur Nyonya Monika seakan memarahi anak lelakinya. "Mulai sekarang Andre tinggal di rumah ini."
"Iya 'kan, sayang?"
Nyonya Monika benar-benar berharap Andreas tinggal bersama mereka dengan ucapannya itu. Dan memang wanita itu tidak pernah bosan membujuk Andreas untuk tinggal di kediaman keluarga Robert.
"Iya, Kak, tinggallah di sini ya!" Cornelia yang juga ikut andil dalam membujuk Andre agar tinggal bersama mereka, ikut bekerja sama dengan mamanya.
Lagi-lagi Andre cuma diam kalau disodorkan dengan ajakan seperti itu. Dia cuma menanggapinya dengan senyum. Memakan sarapannya yang telah disajikan oleh Nyonya Monika dengan tenang dan elegan.
"Pokoknya ke depannya tante akan menjamin makananmu, semuanya lezat dan bergizi," Nyonya Monika terus berceloteh sambil mulai menyajikan sarapannya, "agar badanmu tidak lagi kurus seperti sekarang ini."
"Tante tidak tahu selama lima hari ini, apa kamu menjaga pola makanmu atau gimana? Apa kamu makan apa tidak kah?" lanjut Nyonya Monika dengan mimik sedih. "Lihat saja badanmu semakin kurus begitu...."
"Kak, seharusnya kakak menjaga pola makan mulai sekarang," kata Cornelia bagai menyambung celotehan mamanya. "Apalagi sekarang 'kan udah nggak disibukkan lagi dengan kuliah."
"Kakak juga punya banyak duit," lanjutnya. "Nggak usah pelit lah dengan badan sendiri...."
"Ma, Nel, Andre berbuat kayak gitu, tentu dia punya alasan tersendiri," kata Julian bagai menyangga prasangka mama dan adiknya terhadap sikap Andreas yang menguruskan badannya. "Kalian 'kan sudah tahu."
"Iya, tapi...."
Cornelia tidak sempat melengkapi bicaranya lantaran Pak Darian langsung melontarkan kalimat teguran.
"Apa kalian tidak bisa membiarkan Andre menikmati sarapannya pagi ini sejenak dengan tenang?"
Ucapan itu tidak keras atau bernada bentakan. Cuma sedikit pelan tapi tenang tanpa luapan emosi atau kemarahan. Namun sukses membuat Cornelia diam, dan Julian tidak berminat lagi menyanggah ucapan adiknya.
"Oh maaf, sayang, kalau sikap tante membuatmu tidak nyaman," Nyonya Monika buru-buru meminta maaf seakan dia berbuat kesalahan pada Andre. "Soalnya, tante terlalu bersemangat atas kedatanganmu."
Padahal Andreas sama sekali tidak terganggu dengan perhatian yang disuguhkan wanita paruh baya itu. Bahkan membuatnya merasa hangat atas perhatian yang disuguhkan Nyonya Monika.
★☆★☆
"Kamu juga hendak mengatakan sesuatu pada Andre, Alin?" Pak Darian beralih memandang Jazlyne yang sepertinya dia tahu kalau sedari tadi gadis itu mencuri-curi pandang pada Andreas.
Jazlyne tidak lantas menyahuti pertanyaan Pak Darian. Lebih tepatnya, seperti dia tidak mendengar kalau pamannya berbicara padanya.
Dia masih sibuk menatap Andreas dengan ekor matanya. Dia masih tenggelam dalam meresapi rasa kagumnya pada Andreas yang memenuhi ruang hatinya. Penampilan Andreas pagi ini betul-betul membuatnya terpesona setelah berganti outfit.
Semalam saja, dengan penampilan Andre yang sedikit kumuh dan tampak culun, sudah membuatnya kagum akan ketampanan Andre.
Lah pagi ini Andreas tampil dengan style yang berbeda, begitu keren, aura ketampanannya benar-benar menguar secara penuh. Mana tidak membuat seorang Jazlyne Robert, gadis remaja kelas XII SMA terpesona kalau begitu.
Benar kata Cornelia, setelah melihat Andreas dengan penampilan yang amat keren abis seperti itu, pasti akan membuatnya terpesona.
Dia memang tidak mau memungkiri kata hatinya kalau seorang Jazlyne terpesona kepada Andreas pada pandangan pertama. Dan dia semakin terpesona setelah melihat penampilan Andreas yang berbeda seperti itu.
Keren abis! Menurutnya....
"Alin, kamu dengar paman bicara padamu?" Pak Darian langsung tersenyum simpul melihat tingkah aneh Jazlyne begitu memandang Andre.
"Eh, iya, eh, a-apa, Paman?" Jazlyne langsung gugup gelagapan dan salah tingkah begitu tahu kalau Pak Darian seperti memergokinya. "Pa-paman ngomong apa tadi?"
"Hi hi hi! Rupanya ada yang terpesona melihat kakak tersayangku pagi ini," goda Cornelia sambil tertawa cekikikan. "Sampai-sampai membuatnya salah tingkah begitu rupa...."
"Nely! Kamu ngomong apa?" Jazlyne langsung menggeram sambil memelototi Cornelia yang menggodanya. Rasa malu semakin kentara pada wajah cantiknya yang seketika bersemu merah.
"Aku nggak ngomong apa-apa kok," kilah Cornelia sambil masih tersenyum menggoda. "Cuma... ngomongin apa adanya, saja...."
"Aku nggak seperti yang kamu omongkan dan kamu bayangkan tahu!" lanjutnya dengan serampangan, tapi jelas kalau dia berbohong.
"Benarkah begitu?"
"Iya benar, memang kayak gitu...."
"Sudah, sudah! Kalian cepat makan!" Nyonya Monika langsung melerai. "Nanti terlambat ke sekolahnya."
Bibirnya berkata demikian seolah menegur kedua gadis remaja itu. Tapi bersamaan dengan itu dia tersenyum penuh arti melihat kondisi Jazlyne yang menahan malu sedemikian rupa.
Dia tahu kalau Jazlyne tadi curi-curi pandang pada Andreas yang membuat keponakan suaminya itu terpesona akan ketampanan Andreas. Sehingga ketika perbuatannya itu kepergok, membuat gadis remaja itu langsung gugup malu-malu.
Sementara dia juga sebenarnya heran melihat wajah Andreas yang semakin tampan kali ini. Tapi dia tidak mau terlalu memikirkannya.
Mungkin baru lagi dia melihat pemuda itu setelah lima hari tidak bertemu. Sehingga membuatnya sedikit pangling ketika kembali melihatnya sekarang.
Sedangkan Cornelia dan Jazlyne langsung menghentikan aksi tengkar mereka yang hampir jadi. Cornelia kembali fokus menyantap sarapannya, tapi dia masih senyum-senyum seraya sesekali melirik pada Jazlyne.
Jazlyne tertunduk semakin dalam setelah aksinya dipergoki oleh pamannya, seolah tidak sanggup memandang penghuni ruang makan ini, terutama tidak sanggup melirik pada Andreas lagi.
Rasa malu masih saja menguasai perasaannya di tengah dia menyantap sarapannya. Dia meruntuki dirinya yang berbuat bodoh secara terang-terangan seperti itu.
Rasanya dia kepingin cepat-cepat melahap sarapannya, lalu segera tinggalkan tempat ini.
Sementara Andreas cuma tersenyum kecil sambil melirik sebentar pada gadis remaja itu. Tanpa berpikir apa pun untuk menarik perhatian pada Jazlyne secara berlebihan.
Dia cuma berusaha mengganggap Jazlyne sebagai adik, sama seperti menganggap Cornelia sebagai adik. Itu saja, tidak ingin lebih, meski harus dia akui kalau Jazlyne memang cantik.
Dia sedikit tahu riwayat gadis yang baik hati serta berpembawaan lembut itu dari Julian semalam.
Jazlyne ternyata keponakan Pak Darian, tepatnya anak dari adik perempuan Pak Darian. Gadis yang baru tinggal di kediaman keluarga Robert 4 hari yang lalu ingin bersekolah di pusat kota ini, sekaligus kalau sudah tamat ingin berkuliah juga.
Sedangkan Julian seperti malas menanggapi tingkah Jazlyne di ruang makan ini. Dia tampak santai saja sambil terus menikmati sarapannya dengan elegan dan tenang.
★☆★☆★
Semoga berkenan....