Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 07
Berhubung hari minggu Rafi memilih untuk bersantai di rumah sambil memainkan permainan barunya. Apalagi peemainan yang paling menyenangkan bagi Rafi selain mengerjai Clara. Walaupun akhirnya dia di buat pusing karna Clara selalu menjawab ucapannya tapi Rafi merasa senang karna bisa membuat Clara kesal.
"Clara!" teriak Rafi sambil menuruni anak tangga.
"Ia, Tuan" ucap Clara berlari kecil dari halaman belakang.
"Dari mana saja kamu? dari tadi saya cari" ucap Rafi ketus lalu menghampaskan tubuhnya di sofa.
"Maaf, Tuan. Saya tadi sedang menjemur pakaian"
"Sekarang kamu buatkan minum untuk saya"
"Tapi pakaiannya belum selesai, Tuan"
"Ya, sudah kamu selesaikan"
"Tapi tuan bilang buatkan minum"
"Ya kerjakan dua dua"
"Memang tangan saya ada dua, Tuan. Tapi, tubuh saya hanya satu jadi tidak bisa mengerjakan dua pekerjaan yang berbeda sekaligus."
Mendengar ucapa Clara, Rafi nampak berpikir sejenak. Apa yang di katakan Clara benar apa adanya bagaimana dia bisa mengerjakan dua tugas sekaligus.
"Ya, sudah! Kamu buatkan saja minum buatku. Biarkan pakaian pelayan yang lain yang menyelesaikannya"
"Baik, Tuan" ucap Clara menunduk patuh lalu melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Maaf, Tuan! Mau di buatkan minuman apa?" ucap Clara kembali menghentikan langkahnya.
"Jus jeruk"
"Mau pakai gula, Tuan?"
"Boleh!"
"Tapi jika banyak minum gula biasa tidak baik buat kesehatan, Tuan"
"Kalau begitu tidak usah"
"Kalau tidak pakai gula maka jusnya akan asam, Tuan"
Mendengar pertanyaan Clara yang tiada hentinya Rafi langsung mengeluarkan tatapan elangnya sehingga membuat Clara diam tidak berkutik.
"Baik, Tuan! Akan saya buatkan jus jeruk sedikit gula" ucap Clara menunduk patuh lalu melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Tunggu!" ucap Rafi menghentikan langkah Clara.
"Ia, Tuan"
"Saya ingin teh saja. Tapi, buatkan saya cemilan" ucap Rafi sambil membaca koran tanpa melihat Clara.
"Cemilan apa, Tuan?"
"Apa saja! Yang penting enak"
"Ka..." belum selesai Clara mengucapkan kata katanya Rafi lebih dulu menatap tajam Clara hingga akhirnya Clara memilih untuk menghentikan ucapannya
"Baik, Tuan" ucap Clara memayunkan bibirnya lalu melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Paman!" segerombolan anak kecil yang begitu munggil dan lucu tiba tiba berlari ke arah Rafi.
"Hai Gibran, Aulya" ucap Rafi tersenyum manis.
"Kami tidak di sapa, Paman?" ucap Erlan, Sania dan Yuki.
"Hai Erlan, Yuki dan Sania yang imut" ucap Rafi menoel wajah gembul Erlan, Yuki dan Sania.
"Hai bro!" ucap para papa muda yang masih terlihat tampan dan mengoda menghampiri Rafi.
"Tumben para pawangnya tidak ikut? jadi ganti profesi ya" ucap Rafi melirik para putra putri sahabatnya yang sibuk bermain.
"Istri istri kami sedang pergi ke salon untuk merawat tubuh mereka. Lagian satu minggu penuh mereka mengurus anak anak kami. Jadi, sekarang waktunya mereka untuk menikmati hidup mereka tanpa ada ganguan" ucap Kinan duduk santai di sofa.
"Kami dengar kau mau tunangan. Wanita mana yang berhasil mencairkan hatimu yang sudah membeku?" ucap Wildan mengingat berita pertunangan Rafi.
"Tidak akan ada yang bertunangan. Aku tidak mencintainya bahkan aku akan membuatnya menderita sehingga dia mundur sendiri" ucap Rafi tersenyum sinis.
"Kau jangan seperti itu, Raf. Ingat umurmu sudah tua, bahkan kami semua sudah punya anak. Kasihan mama dan papamu yang ingin melihatmu menikah" ucap Ardiyan mengingat orang tua Rafi yang sangat ingin melihat Rafi menikah.
"Bagiku wanita itu semua sama saja. Mereka mendekatiku hanya menginginkan uangku" ucap Rafi.
"Kau jangan seperti itu, Raf! Istriku saja seorang wanita. Dia tidak seperti yang kau katakan, dia mencintaiku bahkan sangat sabar menghadapiku. Walaupun sedikit galak" ucap Rayyan tidak terima jika Rafi mengatakan semua wanita itu sama.
"Benar! Kami juga dulu sama sepertimu. Kami tidak pernah percaya dengan yang namanya cinta. Bahkan kami dulu tidak mau berhubungan serius dengan yang namanya wanita, apalagi memikirkan soal pernikahan. Tapi, kamu lihat sekarang" ucap Wildan.
"Permisi, Tuan. Ini teh dan juga cemilannya" ucap Clara membawa mampan yang berisi teh dan juga cemilan pesanan Rafi.
"Wah tante cantik sekali. Tante pacar Paman Rafi?" ucap Gibran menatap kagum kecantikan Clara.
"Em! bukan, Sayang. Tante hanya pelayan di sini" ucap Clara tersenyum manis.
"Aman Afi acal lya, Kak! Akak ndak oleh ambil" ucap Aulya tegas lalu naik keatas pangkuan Rafi.
Gibran Archazia Ardinata putra Zhia dan Rayyan yang sangat tampan dan imut. Dia juga sangat pintar bahkan di usianya yang masih enam tahun dia telah menguasai ilmu IT. Dia memiliki sifat yang sama persis dengan Zhia, berhati bersih dan juga sangat menyayangi keluarganya. Tapi, Gabriel sedikit pendiam dan tidak terlalu mau bergabung dengan dunia luar.
Aulya Putri Ardinata putri Zhia dan Rayyan yang sangat cantik dan juga imut. Wajah cantik dan imutnya bisa menghipnotis setiap orang yang melihatnya. Dia memiliki paras yang sangat canti seperti Zhia. Tapi, sifatnya sama persis seperti Rayyan yang tidak bisa melihat pria tampan.
"Sayang! Kamu kenapa sih mengikuti jejak papamu? Kamu seharusnya mengikuti jejak mamamu" ucap Kinan kesal melihat kelakuan Aulya yang centil.
"Aku juga sebagai papanya binggung. Kenapa putriku yang harus mengikuti jejakku" ucap Rayyan memijit keningnya kecil.
Sebagai seorang papa Rayyan takut jika putrinya akan terjerumus ke jalan yang salah. Rayyan tidak mau jika Aulya nantinya menjadi seperti wanita wanita mainannya saat masih menjadi seorang cassanova.
"Bukan kau saja, Ray. Aku juga takut jika putriku mengikuti jejakku. Andaikan waktu bisa di putar kembali maka aku tidak akan mau mempermainkan wanita" ucap Wildan yang juga menghawatirkan hal yang sama dengan Rayyan.
"Aku yakin mereka tidak akan seperti wanita lain. Karna mereka semua memiliki mama yang sangat hebat" ucap Clara membuka suara.
"Kamu benar! Mereka pasti bisa menjaga diri mereka. Karna mereka mempunyai mama yang tangguh dan juga hebat. Aku percaya dengan didikan istriku" ucap Kinan setuju.
"Pa, kami main di taman belakangnya. Lya ayo turun! Tidak baik kamu menepel seperti itu dengan paman Rafi" ucap Gabriel tidak suka jika adiknya menempel dengan pria dewasa.
"Akak! Kya ndak au. Lya au ama aman Afi" ucap Aulya memeluk Rafi.
"Kamu turun tidak? Jika tidak kakak akan bilang sama mama" ancam Gabriel.
"Ndak! Ia lya uyun" ucap Aulya langsung takut ketika mendengar nama mamanya.
"Aman, lya ain ulu ya. Ingat aman angan au ama ante itu" ucap Aulya menatap tidak suka kepada Clara.
"Ia, Sayang. Kamu main saja ya" ucap Rafi membelai lembut wajah Aulya.
"Lya ayo!" ucap Yuki dan Sania menarik tangan Aulya.
"Erlan ayo kita main bola" ucap Gabriel menarik tangan Erlan.
"Paman kami pinjam bolanya ya"
"Ia, Sayang. Kalian main saja sesuka hati kalian" ucap Rafi tersenyum manis.
Rafi memang sengaja membuat taman bermain di halaman belakang untuk putra putri para sahabatnya. Walaupun mereka sudah memiliki kesibukan masing masing tapi mereka masih menyempatkan diri untuk berkumpul seperti ini.
Bahkan setiap hari minggu Rayyan, Kinan, Wildan dan Ardiyan membawa putra putri mereka berkumpul bersama. Mereka membiarkan para istri mereka menghabiskan waktu mereka sehari penuh tanpa ada ganguan.
Bersambung.....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu