seorang wanita dari Negara Asia, memutuskan untuk berlibur ke Negara terpencil di bagian timur tengah, hanya untuk bisa melupakan Mantan pacarnya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Yang dia pikir hanya akan mendapatkan pengalaman baru, tapi ternyata malah menemukan pasangan hidupnya, seorang pria pemilik kafe.
Walau begitu, wanita dari Asia itu tidak mengetahui bahwa pria tersebut, merupakan seorang penerus atau Pangeran mahkota di negara itu.
bisa dikatakan, di buang batu jalanan, malah dapat pengganti batu zamrud di negara asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Tiffany menggandeng tangan Ashan, karena kini mereka sudah berada di depan rumah Tiffany yang sederhana. Ukuran rumah Tiffany sekitar 90 meter, bergaya modis, berwarna putih coklat. Penyatuan warna yang disukai Zahra, yaitu putih, dan warna coklat, yang disukai Damon.
Tiffany sengaja tidak memberitahukan kepada orang tuanya kalau ia sudah sampai dan kini berada di depan pintu rumah mereka, yang berwarna putih dan juga coklat itu. Tinggi pintu sama tingginya dengan tinggi Ashan.
"Selamat datang di rumahku yang sangat sederhana ini, Ashan," lirih Tiffany, sebelum mengetuk pintu. Ia sebagai pemilik rumah akan pertama kali menyambut Ashan.
"Benar, saya tidak menyangka rumah ini bisa melindungi dan menjaga wanita luar biasa, istriku dengan baik," ucap Ashan sambil membuang pandangannya ke kiri kanan atas dan bawah.
"Apa kamu tidak terbiasa masuk di gubukku ini?" tanya Tiffany ragu-ragu.
Sontak Ashan langsung memeluk pinggang ramping Tiffany dan mendekatkannya ke tubuhnya. "Hey... Bukan itu maksud saya, sayang. Saya hanya kagum dengan tempat ini, karena ada kamu di sini," ucap Ashan dengan suara berat miliknya, mencoba merayu Tiffany dengan cara mendekatkan puncak kepalanya ke kepala Tiffany.
"Aaaah, jangan lakukan hal konyol itu di depan pintu, aku malu," ketus Tiffany sambil mendorong dada bidang Ashan untuk sedikit menjauh darinya.
"Haha, baiklah. Apa sekarang kita sudah bisa masuk?" "Hm!" [Tok Tok Tok] Bunyi suara pintu yang diketuk tiga kali oleh Tiffany.
Semua orang yang sedang tegang menunggu kedatangan Tiffany dan Ashan di ruang tamu. Sontak kaget, dan berdiri dari sofa mereka dengan cepat. Kedua mata mereka terbuka lebar, dan mereka serempak bergegas mengecek keluar bersama-sama.
Zahra lah yang membuka pintu, pelan-pelan pintu mulai terbuka lebar. Wajah Tiffany dan Ashan kini sudah terlihat jelas di hadapan mereka semua.
"Ibuuu...," seru Tiffany langsung berlari memeluk tubuh Zahra dan juga Damon. Melihat putri mereka yang sudah hampir 3 bulan tidak pulang, mereka berdua langsung memeluk Tiffany dengan eratnya, melepas kerinduan mereka.
Tapi itu tidak lama karena Damon dan Zahra takut jika Ashan menunggu lama. "Salam kami, Pangeran_"
"_Tidak-tidak, saya akan berdosa jika ayah mertua memberikan saya hormat. Anggaplah saja saya sebagai anak kalian. Tidak pantas orang tua memberi hormat kepada anaknya," potong Ashan saat Damon dan semua di sana berencana memberi hormat.
Mereka belajar cara memberi hormat kepada keluarga bangsawan dari YouTube.
"Astagaaa Zahra, tidak sia-sia putrimu melajang lama, karena sekarang dia mendapatkan pria tampan nan kaya luar biasa... Aku iri denganmu, sayang," bisik Teona merasa gregetan dengan kelemahan Ashan.
"IYAAA PUTRAKU INI BEGITU TAMPAN!" teriak Zahra berniat hanya ingin membalas ucapan Teona, tapi karena terlalu bersemangat, ia malah berteriak.
"Iih, Ibu, kenapa sih? Tiffany kan jadi malu," kesalnya.
"Hehe, maafkan Ibu. Mari masuk, kalian pasti sudah lapar." Senyuman di bibir Ashan tidak pernah memudar. Ia merasa senang bisa berkumpul dengan keluarga Tiffany.
Sementara Ashan digandeng masuk ke dalam oleh Zahra dan Teona, Zahra di tangan kanan, dan Teona di tangan kiri, meninggalkan Tiffany dari belakang.
"Oh, ayolah, dia pria ku. Apa kalian tidak takut suami kalian marah?" kesal Tiffany lagi.
"Suami kita akan paham..." seru Zahra dan Teona secara bersamaan. Damon dan Bara yang mendengar hal itu, hanya bisa tersenyum pahit dan menggeleng-gelengkan kepala, sambil mengikuti mereka dari belakang.
"Aku akui, pria mu itu, ketampanannya melebihi model internasional," lirih Alfero yang kini sudah berjalan pelan di samping Tiffany.
"Yaa tentu saja. Aku dengar dua ulat itu akan menikah besok ya?" tanya Tiffany soal Ray, mantan pacarnya, dan Tania, mantan sahabatnya.
"Iya, mereka menikah karena Tania ketahuan hamil. Apa kamu akan pergi?" "Aah... Ya iyalah! Aku mau pamer cowok baru!" seru Tiffany, menunjukkan senyuman jahatnya ke Alfero, membuat Alfero merinding di atas tubuhnya.
"Kok bisa seorang pangeran menyukai anak ini... Hah, seleranya sungguh aneh," bisik Alfero sambil tersenyum menyedihkan.
...----------------...
Usai makan malam, keluarga besar Tiffany beserta Ashan kembali berkumpul di ruang tamu. Damon duduk bersama Bara, sedangkan Zahra, Teona, dan Tiffany duduk di seberangnya. Mereka semua menghadap ke Ashan yang duduk di samping kanan dan kiri mereka. Untuk Alfero, ia duduk bersilang kaki di bawah menghadap lurus ke arah Ashan.
"Apa kamu yakin ingin menikahi putri kami?" tanya Damon dengan wajah serius.
"Ayaah, bukankah pertanyaan ini bisa Ayah tanyakan besok saja? Berikan waktu untuk Ashan beristirahat dulu," lirih Tiffany merasa tidak enak dengan Ashan.
"Benar! Kami setuju," sambung Zahra dan Teona serempak lagi.
"Tidak apa, sayang. Tapi sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih atas makanan lezat yang baru saya rasakan. Saya sering makan makanan yang mahal, tapi entah mengapa makanan masakan Ibu Zahra yang paling enak," puji Ashan kepada Zahra.
"Ehm! Jangan lupa... aku juga ikut masak, loh!" ucap Teona yang juga ingin dipuji.
"Haha, benar. Maafkan saya, masakan Ibu Zahra dan Ibu Teona masakan paling terbaik di dunia," ucap Ashan dengan wajah dan nada suaranya sama-sama dilembutkan.
"Dan... Tuan, saya sangat serius dengan putri mu. Saya sudah menyiapkan mahar. Nona Tiffany merupakan wanita yang sangat saya cintai. Negara, istana, dan harta saya tidak seberapa nilainya dengan dirinya. Saya rela turun tahta jika Tuan menginginkan suami dari orang biasa," ucap Ashan dengan wibawa pangeran yang ia miliki.
"Ya ya, Pangeran tidak perlu turun tahta hanya untuk bisa mendapatkan putri saya yang ceroboh ini. Saya tahu daya tarik putri saya sangat luar biasa, sehingga bisa membuat seorang Pangeran Mahkota tergila-gila," ucap Damon dengan penuh kebanggaan. Lantas, ia dilirik tajam oleh Tiffany karena ia sadar ayahnya mulai menyombongkan dirinya lagi. Sedangkan Ashan yang mendengarnya hanya bisa tersenyum dan mengangguk setuju.
"Saya dan istri saya merasa sangat terhormat bisa menikahkan putri kami dengan Pangeran dari kerajaan besar. Kami berdua merestui kalian," ucap Damon. Raut wajahnya terlihat bahagia bercampur sedih saat mengatakan hal itu. Begitu juga dengan Zahra, yang air matanya tidak sekuat Damon, ia menangis sejadi-jadinya padahal Tiffany belum juga melaksanakan pernikahan.
Tiffany yang berada di sampingnya hanya bisa memeluk Zahra, mencoba menenangkannya. Suasana sedih bercampur bahagia mulai menyelimuti rumah kecil itu. Mereka semua tidak akan menyangka bahwa hari yang mereka nantikan akan terjadi.
Ashan yang paham akan suasana tersebut menunggu beberapa menit sebelum ia mengeluarkan cincin lamarannya kepada Tiffany. Ia juga sempat membisikkan ke sepupu Tiffany, yaitu Alfero, untuk bisa mengabadikan momen lamaran tersebut dengan mengambil beberapa gaMbar. Alfero sangat bersemangat karena itu baru pertama kalinya ia bisa berbicara dengan seorang anak bangsawan yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya. Dengan semangat, ia menjawab, "Oke!"
...*******BERSAMBUNG*********...
mana tau ntar dapat permata ya bibi...
😆😆😆😆
semoga disegerakan ya Ashan...
aku aja deh Fannyny...biar akrab gtu
niat hati mau melecehkan Tiffany...
justru mereka berdua yang dilecehkan...
semoga juga ratu,dan ibumu di penggal pemberontak...
biar aman istana mu
kan memank begitu status kalian Fany...
Ashan sudah memintamu pada keluarga mu di telpon tempo hari...
jangan kasi peluang untuk mereka mengganggu Tiffany...
apalagi Cindy untuk mendekati mu...
jadi ingat pelakor aku kk 😆😆😆🙏🙏🙏
lanjut up lagi thor