NovelToon NovelToon
Suamiku Calon Mertuaku

Suamiku Calon Mertuaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rodiah Karpiah

Ini kisah Riana , gadis muda yang memiliki kekasih bernama Nathan . Dan mereka sudah menjalin hubungan cukup lama , dan ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan .
Namun kejadian tak terduga pun terjadi , Riana memelihat Nathan sedang bermesraan dengan teman masa kecilnya sendiri. Riana yang marah pun memutuskan untuk pergi ke salah satu klub yang ada di kotanya .Naasnya ada salah satu pengunjung yang tertarik hanya dengan melihat Riana dan memberikannya obat perangsang dalam minumannya .
Dan Riana yang tidak tahu apa-apa pun meminum minuman itu dan membuatnya hilang kendali atas tubuhnya. Dan saat laki - laki tadi yang memasukan obat akan beraksi , tiba-tiba ada seorang pria dewasa yang menolongnya. Namun sayangnya obat yang di kasi memiliki dosis yang tinggi sehingga harus membuat Riana dan laki - laki yang menolongnya itu terkena imbasnya .
Dan saat sudah sadar , betapa terkejutnya Riana saat tahu kalau laki-laki yang menidurinya adalah calon ayah mertuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiah Karpiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Lima

Rendra masih sulit menerima situasi ini, tetapi melihat keseriusan Bagaskara membuatnya sedikit mempertimbangkan kembali. Namun, di dalam hatinya masih ada penolakan yang belum bisa ia hilangkan begitu saja.

"Bapam bisa bicara begitu mudahnya," ujar Rendra dengan nada datar. "Tapi, tanggung jawab bukan cuma soal menikahi Rania. Bapak juga harus bisa membuatnya bahagia, bukan hanya karena keadaan memaksa." Ucapnya lagi , dan Bagaskara yang mendengarnya pun menganggukan kepalanya.

" Anda juga bisa panggil saya dengan nama saja , mau bagaimana pun anda akan menjadi kakak ipar saya ! " Ucap Bagaskara sambil menatap Rendra dengan tenang.

" Baiklah , biar adil kita saling memanggil nama saja . Bagaimana? " Tanya Rendra sambil menatap Bagaskara yang kini menganggukan kepalanya.

"Saya akan menjawab perkataan anda tadi , saya paham. Saya mungkin bukan pilihan terbaik untuk Rania, tapi saya ingin memastikan dia dan anak kami mendapatkan kehidupan yang layak." Ucap Bagaskara tanpa keraguan sedikitpun.

Pak Rudi yang mendengar itu pun menghela napas panjang. Ia tahu sulit bagi Rendra untuk menerima semua ini, tapi ia juga tak ingin keadaan semakin buruk. "Sudahlah, Ren. Kita lihat saja bagaimana Bagaskara membuktikan dirinya," katanya, mencoba menenangkan anak laki-lakinya itu.

Di dalam kamar, Rania mendengar semua percakapan itu dengan hati yang berdebar. Ia merasa sedikit lega mengetahui bahwa meskipun kakaknya masih ragu, setidaknya tidak ada pertengkaran besar. Ia menggenggam tangan Mbak Yuni lebih erat.

"Mbak, aku takut kalau Kak Rendra tetap nggak bisa menerima ini," bisiknya pada kakak iparnya itu.

Mbak Yuni yang mendengar itu pun tersenyum lembut. "Kasih waktu, Ran. Kakak kamu itu cuma butuh waktu buat mencerna semuanya." Ucapnya sambil mengelus lengan Rania , dan Rania yang mendengar itu pun tersenyum. Rania berdoa kalau perkataan kakak iparnya itu benar , ia tidak ingin masalah ini menghantui keluarganya.

Tak lama kemudian, Bu Ani mengetuk pintu kamar dan masuk. "Rania, Bagaskara nanyain seserahan apa yang kamu mau," katanya lembut pada anak perempuannya itu.

Rania yang mendengar perkataan ibunya itu pun terdiam sesaat. Ia tidak pernah membayangkan pernikahannya akan terjadi seperti ini—tanpa cinta, dan yang paling tidak dibayangkannya adalah ia harus menikah dengan orang yang seharusnya menjadi ayah mertuanya. Namun, jika ini jalan yang harus ia tempuh, ia ingin setidaknya ada sesuatu yang membuatnya merasa sedikit dihargai. Tapi , rasanya tidak enak kalau ia meminta sesuatu yang mewah atau apapun itu.

"Apa saja yang sederhana saja, Bu," jawabnya akhirnya. "Aku nggak mau merepotkan siapa pun." Ucap Rania yang sudah yakin dengan apa yang ia mau untuk seserahannya.

Bu Ani tersenyum, meski matanya masih menyiratkan kesedihan. "Baik, Nak. Yang penting kamu ikhlas menjalaninya." Ucap Bu Ani sambil mengelus rambut putrinya itu , ia tahu kalau anak perempuannya ini menekan semua apa yang ia inginkan untuk pernikahannya. Namun ,ia juga tidak enak meminta Bagaskara memberikan apa yang Rania impikan , mengingat pernikahan mereka yang didasari oleh tanggung jawab.

Sementara itu di ruang tamu, Bagaskara menatap Pak Rudi dan Rendra.

"Saya akan mengurus semuanya secepat mungkin, Pak. Saya tidak ingin menunda lebih lama." Ucap Bagaskara sambil menatap calon ayah mertuanya dan kakak iparnya itu.

Rendra yang mendengar itu pun mengangguk kecil, meski hatinya masih berat. "Baiklah. Tapi ingat, satu kesalahan saja, aku sendiri yang akan membawa Rania pulang," ujarnya tegas.

Bagaskara tersenyum tipis. "Saya tidak akan mengecewakan kalian." Ucapnya dengan tegas. Pak Rudi pun menganggukkan kepalanya , saat ini ia cukup puas dengan sikap yang ditunjukkan oleh Bagaskara.

Tak lama terdengar suara pintu yang terbuka, ketiga etiga-laki itu pun menoleh kearah Bu Ani yang baru saja keluar dari kamar Rania . Bagaskara sempat berpikir kalau yang keluar itu Rania , namun ia harus kecewa karena bukan Rania yang keluar.

" Ibu sudah bertanya pada Rania tentang seserahan apa yang ia mau , dan Rania bilang kalau ia mau yang sederhana saja . Dia tidak mau merepotkan siapa pun! " Ucap Bu Ani menyampaikan apa yang anak perempuannya itu katakan.

" Tapi , Bu . Saya tidak ingin memberikan seserahan yang sederhana untuk Rania ! Mau bagaimana pun ini adalah pernikahan pertama Rania, saya tidak ingin dia menyesal nantinya ! " Ucap Bagaskara setelah mendengar perkataan Rania yang disampaikan oleh ibunya itu.

" Dan kedatangan saya kesini juga ingin meminta izin kalian untuk mengizinkan saya membawa Rania, mencari seserahan pernikahan kami ! " Ucap Bagaskara melanjutkan perkataannya , dan ia memandang pak Rudi tanpa takut sekali pun.

" Jika kamu ingin memberikan seserahan yang layak untuk Rania kamu bisa membelinya sendiri , tanpa melibatkan Rania! " Ucap pak Rudi sambil menatap Bagaskara.

" Memang , memang saya bisa membelinya sendiri . Namun , saya takut apa yang saya berikan tidak sesuai yang diinginkan oleh Rania. Dan kalau kalian khawatir dengan mengizinkan Rania pergi sendiri , dan kalau ibu senggang ibu bisa ikut menemani ! " Ucap Bagaskara lagi sambil menatap semua orang yang berada di ruangan ini.

" Baiklah , ibu akan menemani Rania mencari seserahannya ! " Ucap pak Rudi yang akhirnya mengizinkan Bagaskara membawa Rania untuk mencari seserahannya sendiri.

" Terimakasih , Pak. Kalau begitu saya akan kembali lagi besok ! " Ucap Bagaskara sambil bangkit dari duduknya , dan Bu Ani yang melihat itu buru-buru bicara.

" Kamu nggak mau ikut makan malam bersama di sini ? " Tanya Bu Ani pada calon menantunya itu.

" Nggak usah Bu , terimakasih ! Masih ada yang harus saya selesaikan . " Ucap Bagaskara yang tidak enak menolak ajakan calon mertuanya itu.

" Baiklah , hati-hati di jalan ! " Ucap pak Rudi lagi , secara halus pak Rudi mengusir Bagaskara untuk segera pergi. Dan mendengar hal itu pun membuat Bagaskara tersenyum tipis dan berjalan keluar rumah , pak Rudi dan Rendra mengantarkan kepergiannya .

Karena memang tadi Rendra tidak melihat mobil apa yang dibawa oleh Bagaskara, kini ia bisa melihat dengan jelas mobil apa yang di bawa oleh Bagaskara. Mobil Rolls-Royce La Rose Noire Droptail terparkir di pekarangan orang tuanya , Rendra tahu kalau harga mobil yang ditumpangi oleh Bagaskara saat ini tidak murah . Kalau tidak salah harganya lebih dari US$30 juta atau sekitar Rp466,5 miliar kalau dirupiahkan.

Bagaskara pun membunyikan klaksonnya sebelum pergi meninggalkan pekarangan rumah pak Rudi itu , dan setelah itu mobil yang dikendarai Bagaskara pun hilang di persimpangan jalan.

" Ternyata orang yang ngehamilin Rania kaya banget ya Pak ! " Ucap Rendra sambil menatap ke depan.

" Biasa saja ! " Ucap pak Rudi menjawab perkataan dari anak laki-lakinya itu.

" Itu mobil termahal di dunia loh , pak . Perusahaannya hanya membuat empat buah aja di Dunia ! " Ucap Rendra lagi , dan pak Rudi yang mendengarnya pun menatap kearah anak laki-lakinya itu.

" Nanti bapak beliin ! " Ucap pak Rudi sambil melangkah masuk kedalam rumah, dan Rendra yang mendengar perkataan bapaknya itu pun terkejut.

" Beneran , Pak ? " Tanya Rendra sambil mengikuti bapaknya itu.

" Iya , yang versi mainannya tapi ! " Ucap pak Rudi lagi sambil tertawa karena melihat anak laki-lakinya yang kesal itu. Dan Rendra pun berjalan mendului bapaknya , sementara itu Kenan yang melihat ayahnya yang marah pun menggelengkan kepalanya .

" Ayah kayak anak kecil ! " Ucap Kenan dengan cukup kencang , dan itu pun mampu membuat pak Rudi tertawa semakin kencang.

.

.

Bersambung....

1
Krh15
seru novelnya , wajib dibaca 🤩
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rodiah
Selamat menikmati cerita aku 🤗🥰

Dimohon untuk tidak menjadi silent reader ya , aku menunggu keritik dan saran dari kalian 🤭🤗😍
Satsuki Kitaoji
Got me hooked, dari awal sampe akhir!
Yoi Lindra
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Desi Natalia
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!